Memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Kata yang tepat akan membantu seseorang
dengan tepat apa yang ingin disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Pemilihan kata juga
harus sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata-kata itu.
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap
social, sikap pribadi dan criteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna
konseptual
Contoh :
Kamar kecil bermakna jamban ( saya akan ke kamar kecil dulu sebelum acara itu
dimulai )
Makna konotatif sifatnya lebih profesional dan operasional dari pada makna denotatif.
Makna denotatif adalah makna yang umum. Makna konotatif adalah makna yang
dikaitkan dengan suatu kondisi dan situasi tertentu
Contoh Lain :
Dia adalah wanita cantik
Dia adalah wanita manis
Dengan muka masam dia membantingi tulang-tulang di atas meja itu
Dia membanting tulang agar keluarganya tidak mati kelaparan
Tulang kepala yang keras itu saja sampai pecah
Saya paling benci dengan anak yang keras kepala itu
Dalam karangan sebaiknya kita tidak sering-sering menggunakan kata abstrak, karena
karangan itu dapat menjadi samar dan tidak cermat
4. Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama ,
tetapi bentuknya berlainan. Kesinonimn kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau
kemiripan.
Sinonim ini dipergunakan untuk mengalih-alihkanpemakaian kata pada tempat-tempat
tertentu sehingga kalimat itu tidak membosankan. Dalam pemakaiannya bentuk-bentuk
kata yang bersinonim akan menghidupkan bahasa seseorang dan mengkonkritkan bahasa
seseorang sehingga kejelasan komunikasi akan terwujud. Dalam hal ini pemakai bahasa
dapat memilih bentuk kata mana yang paling tepat untuk dipergunakan sesuai dengan
kebutuhan dan situasi yang dihadapinya.
Contoh :
Kata cerdas tidak persis sama dengan kata cerdik
Mati, mangkat, wafat, meninggal
Agung, besar, raya,
Cahaya, sinar
Ilmu, pengetahuan,
Penelitian, penyelidikan
5. Pembentukan kata
Ada dua cara dalam pembentukn kata yaitu dari dalam dan dari luar bahasa Indonesia.
Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kosa kata baru dengan dasar kata yang sudah ada,
sedangkan dari luar melalui unsure serapan.
a. Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kata baru
Tata daya serba
Tata baku daya tahan serba putih
Tata bahasa daya pukul serba plastic
Tata rias daya tarik serba kuat
Dalam menggunakan kata pada situasi resmi kita perlu memerhatikan ukuran
Dalam ruang itu kita dapat menemukan barang-barang seperti meja, buku, bangku,
dan lain-lai
Bentuk yang benar
a) Dalam ruang itu kita dapat menemukan meja, buku, bangku, dan lain-lain.
b) Dalam ruang itu kita dapat menemukan barang-barang seperti meja, buku, dan
bangku
d) Pemakaian kata pukul dan jam harus di lakukan secara tepat. Kata pukul
menunjukkan waktu, sedangkan kata jam menunjukkan jangka waktu.
Misalnya:
e) kata sesuatu dan suatu harus dipakai secara tepat. Kata sesuatu tidak di ikuti oleh kata
benda, sedangkan kata suatu harus di ikuti oleh kata ben da.
Contoh:
a) Ia mencara sesuatu.
b) Pada suatu waktu ia datang dengan wajah berseri-seri.
f) kata dari dan daripada tidak sama pemakaianya. Kata dari di pakai untuk
menunjukan asal sesuatu, baik bahan maupun arah.
Contoh:
Pada bagian berikut akan di perlihatkan kesalahan pembentukan kata, yang sering kita
temukan, baik dalam bahasa lisan maupun dalam bahasa tulis. Setelh di perlihatkan
bentuk yang salah, diperlihatkan pula bentuk yang benar, yang merupakan perbaikanya.
3) Kalau Saudara tidak keberatan, saya akan meminta saran Saudara tentang
proposal penelitian. (Salah)
3 a) Kalau Saudara tidak berkebaratan, saya akan meminta saran Saudara tentang
penyusunan proposal penelitian. (Benar)
ksts dasar yang diawal bunyi /c/ sering menjadi luluhmapabila mendapat awalan
meng-. Padahal, sesungguhnya bunyi /c/ tidak luluh apabila mendapat awalan meng-.
ada lagi gejala penyengauan binyi awal kata dasar. Penyengauan kata dasar ini
sebenarnya adalah ragam lisan yang dipakai dalam ragam tulis. Akhirnya,
pencampuradukan antara ragam lisan dan ragam tulis menimbulkan suatu bentuk kata
yang salah dalam pemakaian. Kita sering menemukan penggunaan kata-kata,
mandang, ngail, ngantuk, nabrak, nanam, nulis, nyubit, ngepung, nolak, ngebut,
nyuap, dan nyari. Dalam bahasa Indonesia baku tulis, kita harus menggunakan kata-
kata memandang, mengail, mengantuk, menabrak, menanam, menulis, mencubit,
menolak, mencabut, menyuap, dan mencari.
Kata dasar yang berbunyi awalnya /s/, /k/, /p/, atau /t/ sering tidak luluh jika
mendapat awaln meng- atau peng-. Padahal, menurut kaidah baku bunyi-bunyi itu
harus lebur menjadi bunyi sengau. Di bawah ini dibedakan bentuk salah atau benar
dan bentuk benar dalam pemakaian sehari-hari.
Kaidah peluluhan bunyi s,k,p dan t tidak berlaku pada kata-kata yang dibentuk
dengan gugus konsonan. Kata traktor apabila diberi berawlan meng-, kata ini akan
menjadi mentraktor bukan menraktor. Kata proklamasi apabila diberi awalan meng-,
kata itu akan menjadi memproklamasikan.
(Jawa/Sunda). Di bawah ini dipaparkan bentuk salah dan bentuk benar dalam
pemakaian awalan.
1. Pengendara sepeda motor itu meninggal karena ketabrak oleh metro mini. (salah)
1 a) pengendara motor itu meninggal karena tertabrak oleh metro mini. (benar)
2. Dompet saya tidak kebawa karena waktu berangkat, saya tergesa-gesa. (salah)
2 a) dompet saya tidak terbawa karena waktu berangkat, saya tergesa-gesa.
(benar)
Perlu diketahui bahwa awalan ke- hanya dapat menempel pada kata bilangan.
Selain di depan kata bilangan, awalan ke- tidak dapat dipakai. Pengecualian terdapat
pada kata kekasih, kehendak, dan ketua. Oleh sebab itu, kata ketawa, kecantol,
keseleo, kebawa, ketabrak bukanlah bentuk baku dalam bahasa Indonesia. Bentuk
yang benar adalah kedua, ketiga, keempat, kesepuluh, keseribu, dan seterusnya.
Akomodir akomodasi
Intimidir intimidasi
Legalisir legelisasi
Lokalisir lokalisasi
Realisir realisasi
Perlu diperhatikan, akhiran –asi atau –isasi pada kata lelenisasi, turinisasi,
noenisasi, radionisasi, pompanisasi, dan koranisasi merupkan bentuk yang salah
karena kata dasrnya bukan kata serapan dari bahasa asing. Kata-kata itu harus
diungkapkan menjadi usaha peternak lele, usaha penanam turi, usaha pemasangan
neon, gerakan memasyarakatkan radio, gerakan pemasangan pompa, dan usaha
memasyarakatkan Koran.
Karena pemakaian bahasa kurang cermat memilih padanan kata yang serasi, yang
muncul dalam pembicaraan sehari-hari adalah padanan yang tidak sepadan atau tidak
serasi. Hal itu terjadi karena dua kaidah bahasa bersilang, atau bergabung dalam
sebuah kalimat. Di bawah ini dipaparkan bentuk salah dan bentuk benar, terutama
dalam memakai ungkapan penghubung intrakalimat.
1) Karena modal di bank terbatas sehingga tidak semua pengusaha lemah mendapatkan
kredit. (salah)
1 a) karena modal di bank terbatas, tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
(benar)
1 b) modal di bank terbatas, sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
(benar)
2) Apabila pada hari itu saya berhalangan hadir, maka rapat akan dipimpin oleh Sdr.
Daud. (salah)
2 a) Apabila pada hari itu saya berhalangan hadir, rapat akan dipimpin oleh Sdr.Daud.
(benar)
2 b) Pada hari itu saya berhalangan hadir, maka rapat akan dipimpin oleh Sdr. Daud
(benar)
3) Walaupun malam tadi bertugas siskamling, tetapi ia masuk kantor juga seperti biasa.
(salah)
3 a) Walaupun malam tadi bertugas siskamling, ia masuk kantor juga seperti biasa.
(benar)
3 b) Malam tadi ia bertugas siskamling, tetapi ia masuk kantor juga seperti biasa. (benar)
Bentuk-bentuk di atas adalah bentuk yang menggabungkan kata karena dan maka, dan
kata walaupun dan tetapi. Penggunaan dua kata itu dalam sebuah kalimat tidak
diperlukan.
Bentuk-bentuk lainnya yang merupakan padanan yang tidak serasi adalah disebabkan
karena, dan lain sebagainya, karena. . . . maka, untuk . . .maka, meskipun . . . tetapi,
kalau . . .maka, dan sebagainya.
Bentuk yang baku untuk mengganti padanan itu adalah disebabkan oleh, dan lain-lain,
atau dan sebagainya; karena/untuk/kalau saja tanpa diikuti maka, atau maka saja tanpa
didahului oleh karena/untuk/kalau; meskipun; meskipun saja tanpa disusul tetapi atau
tetapi saja tanpa didahului meskipun.
i. Pemakaian Kata Depan di, ke, dari, bagi, pada, daripada, dan terhadap
Dalam pemakaian sehari-hari, pemakaian di, ke, dari, bagi, dan daripada sering
dipertukarkan. Di bawah ini dipaparkan bentuk benar dan bentuk salah dalam
pemakaian kata depan.
Pembentukan kata dalam bahasa Indonesia sebenarnya mengikuti pola yang rapi
dan konsisten. Kalau kita perhatikan dengan seksama, bentukan-bentukan kata itu
memiliki hubungan antara yang satu dan yang lain. Dengan kata lain, terdapat
korelasi di antara berbagai bentukan tersebut. Perhatikanlah, misalnya verba yang
berlawanan meng- dapat dibentuk menjadi nomina yang bermakna ‘proses’ yang
berhimbuhan –an. Perhatikanlah keteraturan pembentukan kata berikut.
Silakan anda mencari lagi kelompok kata yang memiliki pola pembentuk tertentu.
1. Karya ilmiah harus mengandung bab pendahuluan, analisis, dan kesimpulan. (salah)
1 a) karya ilmiah harus mengandung bab, pendahuluan, analisis, dan simpulan.
(benar)
2 Sesuai dengan keputusan pemerintah, bea masuk barang mewah dinaikkan menjadi
20%. (salah)
2 a) Sesuai dengan putusan pemerintah, bea masuk barang mewah dinaikkan menjadi
20%. (Benar)
3) Petugas Puskesmas di sana kurang memberikan pelayanan yang memuaskan. (Salah)
3a) Petugas Puskesmas di sana kurang memberikan layanan yang memuaskan. (Benar)
4) Paman saya sudah membeli rumah di pemukiman Puri Giri Indah. (Salah)
4a) Paman saya sudah membeli rumah di permukiman Puri Giri Indah. (Benar)
Salah satuciri pemakaian yang efektif adalah pemakaian bahasa yang hemat kata,
tetapi padat isi. Namun, dalam komunikasi sehari-hari sering dijumpai pemakaian
kata yang tidak hemat (boros). Berikut ini daftar kata yang sering digunakan tidak
hemat itu.
Boros Hemat
1) Apabila suatu reservoar masih mempunyai cadangan minyak, maka diperlukan tenaga
dorong bantuan untuk memproduksi minyak lebih besar. (Boros, Salah)
1a) Apabila suatu reservoar masih mempunyai cadangan minyak, diperlukan tenaga
dorong bantuan untuk memproduksi minyak lebih besar. (Hemat, Benar)
2) Untuk mengeksplorasi dan meneksploitasi minyak dan gas bumi di mana sebagai
sumber devisa Negara diperlukan tenaga ahli yang terampil di bidang geologi dan
perminyakan. (Salah)
2a. Untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi minyak dan gas bumi yang merupakan
sumber devisa negara diperlukan tenaga ahli yang terampil di bidang geologi dan
perminyakan. (Benar)
3) Karena sumber sembur alam mempunyai tekanan yang tinggi sehingga mampu
mengalirkan fluida reservoar kepermukaan. (Boros, Salah)
3a) Karena sumber minyak sembur alam mempunyai tekanan yang tinggi, sembur alam
tersebut mampu mengalirkan fluida reservoir kepermukaan. (Hemat, Benar)
4) Namun demikian, pada saat ini banyak dilakukan sistem pengeboran daripada
penumbukan karena sistem pengeboran itu cepat menghasilkan, efektif, dan hemat
biaya. (Boros, Salah)
4a) Namun, pada saat ini banyak dilakukan sistem pengeboran daripada penumbukan
karena sistem pengeboran itu cepat menghasilkan, efektif, dan hemat biaya. (Hemat,
Benar)
5) Karburator adalah bagian mesin motor tempat dimana gas bahan bakar minyak
bercampur dengan udara. (Boros, Salah)
5a) Karburator adalah bagian mesin motor tempat gas bahan bakar minyak bercampur
dengan udara. (Hemat, Benar)
6) Perkembangan teknik mobil akhir-akhir ini sangat pesat sekali. (Boros, Salah)
6a) Perkembangan teknik mobil akhir-akhir ini sangat pesat. (Hemat, Benar)