Anda di halaman 1dari 14

Diksi atau Pilihan Kata

Oleh : Drs. M. Choirur Rofiq, M.Pd


Bahan Kuliah Bahasa Indonesia
Pangertian

Memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Kata yang tepat akan membantu seseorang
dengan tepat apa yang ingin disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Pemilihan kata juga
harus sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata-kata itu.

1. Kata bermakna Denotatif dan Konotatif


Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Denotatif adalah
pengertian yang dikandung sebuah kata secara obyektif. Sering disebut makna konseptual
Contoh:
Kata makan bermakna memasukkan sesuatu ke dalam mulut ( kita bersama-sama makan
nasi yang sudah basi itu, tetapi aku tidak sakit perut seperti dia)

Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap
social, sikap pribadi dan criteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna
konseptual
Contoh :
Kamar kecil bermakna jamban ( saya akan ke kamar kecil dulu sebelum acara itu
dimulai )

Makna konotatif sifatnya lebih profesional dan operasional dari pada makna denotatif.
Makna denotatif adalah makna yang umum. Makna konotatif adalah makna yang
dikaitkan dengan suatu kondisi dan situasi tertentu
Contoh Lain :
Dia adalah wanita cantik
Dia adalah wanita manis
Dengan muka masam dia membantingi tulang-tulang di atas meja itu
Dia membanting tulang agar keluarganya tidak mati kelaparan
Tulang kepala yang keras itu saja sampai pecah
Saya paling benci dengan anak yang keras kepala itu

2. Kata umum dan kata khusus


Kata yang acuannya lebih luas disebut kata umum , sedangkan kata yang acuannya lebih
kusus disebut kata khusus
Contoh :
Kata bunga adalah kata umum sedangkan melati, flamboyan, cempaka adalah kata
khusus
3. Kata konkret dan abstrak
Kata yang acuannya lebih mudah diserap oleh pancaindra disebut kata konkret
Contoh :
meja, rumah, mobil, cantik, hangat, wangi, suara

kata yang acuannya tidak mudah ditangkap pancaindra disebut abtrak


Contoh :
Ide, gagasan, kesibukan, keinginan, angan-angan, kehendak, perdamaian dll.

Dalam karangan sebaiknya kita tidak sering-sering menggunakan kata abstrak, karena
karangan itu dapat menjadi samar dan tidak cermat

4. Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama ,
tetapi bentuknya berlainan. Kesinonimn kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau
kemiripan.
Sinonim ini dipergunakan untuk mengalih-alihkanpemakaian kata pada tempat-tempat
tertentu sehingga kalimat itu tidak membosankan. Dalam pemakaiannya bentuk-bentuk
kata yang bersinonim akan menghidupkan bahasa seseorang dan mengkonkritkan bahasa
seseorang sehingga kejelasan komunikasi akan terwujud. Dalam hal ini pemakai bahasa
dapat memilih bentuk kata mana yang paling tepat untuk dipergunakan sesuai dengan
kebutuhan dan situasi yang dihadapinya.

Contoh :
Kata cerdas tidak persis sama dengan kata cerdik
Mati, mangkat, wafat, meninggal
Agung, besar, raya,
Cahaya, sinar
Ilmu, pengetahuan,
Penelitian, penyelidikan

5. Pembentukan kata
Ada dua cara dalam pembentukn kata yaitu dari dalam dan dari luar bahasa Indonesia.
Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kosa kata baru dengan dasar kata yang sudah ada,
sedangkan dari luar melalui unsure serapan.
a. Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kata baru
Tata daya serba
Tata baku daya tahan serba putih
Tata bahasa daya pukul serba plastic
Tata rias daya tarik serba kuat

Hari tutup lepas


Hari sial tutup tahun lepas tangan
Hari jadi tutup buku lepas pantai
Hari besar tutup usia lepas landas

b. Dari luar bahasa Indonesia melalui pungutan kata


Bank wisata
Kredit santai
Valuta nyeri
Televise candak kulak
Kata pungut disebut kata serapan. Ada yang tanpa duubah ada yang diubah
Ada empat cara :
1. Sudah sesuai dengan ejaan
Bank, opname, golf
2. Mengambil dan menyesuaikan dengan ejaan
Subject subjek
Apotheek apotek
Standard standar
University universitas
3. Menerjemahkan dan memadankan istilah asing ke BI
Starting poin titik tolak
Meet the press jumpa pers
Up to date mutakhir
Hearing dengar pendapat
4. Mengambil seperti aslinya
De facto, status quo, cum laude, ad hoc

Dalam menggunakan kata pada situasi resmi kita perlu memerhatikan ukuran

a. Kata yang lazim dipakai dalam bahasa tutur setempat dihindari


Contoh :
Nongkrong
Bisa dipakai kalau sudah milik umum seperti
Ganyang, anjangsana, lugas, kelola, heboh, pamrih, santai
b. Kata yang mengandung rasa hendaknya dipakai secara cermat
Contoh :
Tunanetra buta
Tunarungu tuli
Tunawicara bisu
c. Kata yang tidak lazim tetapi tetapi dipakai masyarakat
Konon,puspa, bayu, lascar, didaulat
Di bawah akan dibicarakan beberapa penerapan pilihan kata. Sebuah kata dikatakan baik
kalau tepat arti dan tepat tempatnya, saksama dalam pengungkapan, lazim, dan sesuai
dengan kaidah ejaan.
Beberapa contoh pemakaian kata di bawah ini dapat dilihat.
a) Kata raya tidak dapat disamakan dengan kata besar, agung. Kata-kata itu tidak selalu
dapat dipertukarkan. Contoh : masjid raya, rumah besar, hakim agung.
b) Kata masing-masing dan tiap-tiap tidak sama dalam pemakaiannya.
Kata tiap-tiap harus diikuti oleh kata benda, sedangkan kata masing-masing tidak
boleh diikuti oleh kata benda.
Contoh yang benar:
a) Tiap-tiap kelompok terdiri atas tiga puluh orang
b) Berbagai gedung bertingkat di Jakarta memiliki gaya arsitektur masing-masing.
c) Masing-masing mengemukakan keberatanya.
d) Para pemimpin negara Anya.PEC yang hadir di Jakarta masing-masing dijaga
ketat oleh pengawal kepersidenan Indonesia
c) Pemakaian kata dan lain-lain harus dipertimbangkan secara cewrmat. Kata dan lain-
lain sama kedudukanya dengan seperti, antara lain, misalnya.
Misalnya:

Bentuk yang salah

Dalam ruang itu kita dapat menemukan barang-barang seperti meja, buku, bangku,
dan lain-lai
Bentuk yang benar
a) Dalam ruang itu kita dapat menemukan meja, buku, bangku, dan lain-lain.
b) Dalam ruang itu kita dapat menemukan barang-barang seperti meja, buku, dan
bangku
d) Pemakaian kata pukul dan jam harus di lakukan secara tepat. Kata pukul
menunjukkan waktu, sedangkan kata jam menunjukkan jangka waktu.

Misalnya:

Seminar tentang kardiologi yang di selenggarakan oleh Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia berlangsung selama 4 jam, yaitu dari jam 8.00 s.d. 12.00.
(Salah)

Seminar tentang kardiologi yang di selenggarakan oleh Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia berlangsung selama 4 jam, yaitu dari pukul 8.00 s.d. pukul
12.00. (Benar)

e) kata sesuatu dan suatu harus dipakai secara tepat. Kata sesuatu tidak di ikuti oleh kata
benda, sedangkan kata suatu harus di ikuti oleh kata ben da.
Contoh:

a) Ia mencara sesuatu.
b) Pada suatu waktu ia datang dengan wajah berseri-seri.
f) kata dari dan daripada tidak sama pemakaianya. Kata dari di pakai untuk
menunjukan asal sesuatu, baik bahan maupun arah.

Contoh:

a) Ia mendapat tugas dari atasanya.


b) Cincin itu terbuat dari emas.
g) Kata daripada berfungsi membandingkan. Contoh :
a) Duduk lebih daripada berdiri
b) Indonesia lebih luas daripada Malaysia.
ata di mana tidak dapat dipakai dalam kalimat pernyataan. Kata di mana tersebut
harus diubah menjadi yang, bahwa, tempat dan sebagainya.

6. KESALAHAN PEMBENTUKAN DAN PEMILIHAN KATA

Pada bagian berikut akan di perlihatkan kesalahan pembentukan kata, yang sering kita
temukan, baik dalam bahasa lisan maupun dalam bahasa tulis. Setelh di perlihatkan
bentuk yang salah, diperlihatkan pula bentuk yang benar, yang merupakan perbaikanya.

a. Penanggalan awalan meng-


Penanggalan awalan meng- pad judul berita dalam surat kabar diperbolehkan.
Namun, dalam teks beritanya awalan meng- harus eksplisit. Dibawah ini
diperlihatkan bentuk yang salah dan bentuk yang benar.
diperbolehkan. Namun, dalam teks beritanya awalan meng- harus eksplisit.
Dibawah ini diperlihatkan bentuk yang salah dan bentuk yang benar.
1) Amerika Serikat lucurkan pesawat bolak-balik Columbia. (Salah)
a) Amerika Serikat meluncurkan pesawat bolak-balik Columbia. (Benar)
2) Jaksa agung, Hendarma Supardji, periksa manta presiden Soeharto. (Salah)
a) Jaksa Agung, Hendraman Supandji, memeriksa mantan presiden Soeharto.
(Benar)

Carilah sepuluh buah contoh lainya!

b. Penggalan awalan ber-


Kata-kata yang berawalan ber- sering menanggalkan awalan ber-. Padahal, awalan
ber- harus dieksplisitkan secara jelas. Di bawah ini dapat dilihat bentuk salah dan
benar dalam pemakaianya.
1) Sampai jumpa lagi. (Salah)
1 a) Sampai berjumpa lagi. (Benar)

2 Pendapat saya beda dengan pendapatnya. (Salah)

2 a) Pendapat saya berbeda dengan pendapatnya. (Benar)

3) Kalau Saudara tidak keberatan, saya akan meminta saran Saudara tentang
proposal penelitian. (Salah)

3 a) Kalau Saudara tidak berkebaratan, saya akan meminta saran Saudara tentang
penyusunan proposal penelitian. (Benar)

Carilah sepuluh buah contoh lainnya!

c. Puluhan bunyi /c/

ksts dasar yang diawal bunyi /c/ sering menjadi luluhmapabila mendapat awalan
meng-. Padahal, sesungguhnya bunyi /c/ tidak luluh apabila mendapat awalan meng-.

Di bawah ini diperlihatkan bentuk salh dan bentuk benar.

1) Wakidi sedang mencuci mobil. (Salah).


1 a) Wakidi sedang mencuci mobil. (Benar).
2) Eka lebih menyintai Boby daripada menyintai Roy. (Salah).

2 a) Eka lebih mencintai Boby daripada mencintai Ror. (Benar).

Carilah sepuluh buah contoh lainnya!

d. Penyengauan Kata Dasar

ada lagi gejala penyengauan binyi awal kata dasar. Penyengauan kata dasar ini
sebenarnya adalah ragam lisan yang dipakai dalam ragam tulis. Akhirnya,
pencampuradukan antara ragam lisan dan ragam tulis menimbulkan suatu bentuk kata
yang salah dalam pemakaian. Kita sering menemukan penggunaan kata-kata,
mandang, ngail, ngantuk, nabrak, nanam, nulis, nyubit, ngepung, nolak, ngebut,
nyuap, dan nyari. Dalam bahasa Indonesia baku tulis, kita harus menggunakan kata-
kata memandang, mengail, mengantuk, menabrak, menanam, menulis, mencubit,
menolak, mencabut, menyuap, dan mencari.

Buatlah contoh-contoh kalimat dengan menggunakan kata di atas!


e. Bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang menimbulkan meng-/peng

Kata dasar yang berbunyi awalnya /s/, /k/, /p/, atau /t/ sering tidak luluh jika
mendapat awaln meng- atau peng-. Padahal, menurut kaidah baku bunyi-bunyi itu
harus lebur menjadi bunyi sengau. Di bawah ini dibedakan bentuk salah atau benar
dan bentuk benar dalam pemakaian sehari-hari.

1) Eksistensi Indonesia sebagai Negara pensuplai minyak sebaiknya dipertahankan.


(Salah)
1 a) Eksistensi Indonesia sebagai Negara penyuplai minyak sebaiknya dipertahankan.
(Benar)

2) Bangsa Indonesia mampu mengkikis habis paham komunis sampai ke akar-


akarnya. (Salah)
2 a) Bangsa Indonesia mampu mengikis paham komunis sampai ke akar-akarnya.
(Benar)

3) Semua warga Negara harus mentaati peraturan yang berlaku. (Salah)


3 a) Semua warga Negara harus menaati peraturan yang berlaku. (Benar)

Carilah sepuluh buah cintoh lainnya!

Kaidah peluluhan bunyi s,k,p dan t tidak berlaku pada kata-kata yang dibentuk
dengan gugus konsonan. Kata traktor apabila diberi berawlan meng-, kata ini akan
menjadi mentraktor bukan menraktor. Kata proklamasi apabila diberi awalan meng-,
kata itu akan menjadi memproklamasikan.

f. Awalan ke- yang Keliru

Pada kenyataan sehari-hari, kata-kata yang seharusnya beawalan ter- sering


diberu berawalan ke-. Hal itu disebabkan oleh kekurangcermatan dalam memilih
awalan yang tepat. Umumnya, kesalahan itu dipengaruhi oleh bahara daerah

(Jawa/Sunda). Di bawah ini dipaparkan bentuk salah dan bentuk benar dalam
pemakaian awalan.

1. Pengendara sepeda motor itu meninggal karena ketabrak oleh metro mini. (salah)

1 a) pengendara motor itu meninggal karena tertabrak oleh metro mini. (benar)

2. Dompet saya tidak kebawa karena waktu berangkat, saya tergesa-gesa. (salah)
2 a) dompet saya tidak terbawa karena waktu berangkat, saya tergesa-gesa.
(benar)

3. Mengapa kamu ketawa terus ? (salah)

3 a) mengap[a kamu tertawa terus ? (benar)

Carilah sepuluh buah contoh lainnya!

Perlu diketahui bahwa awalan ke- hanya dapat menempel pada kata bilangan.
Selain di depan kata bilangan, awalan ke- tidak dapat dipakai. Pengecualian terdapat
pada kata kekasih, kehendak, dan ketua. Oleh sebab itu, kata ketawa, kecantol,
keseleo, kebawa, ketabrak bukanlah bentuk baku dalam bahasa Indonesia. Bentuk
yang benar adalah kedua, ketiga, keempat, kesepuluh, keseribu, dan seterusnya.

g. pemakaian akhiran –ir.

Pemekaian akhiran –ir sangat produktif dalam penggunaan bahasa Indonesia


sehari-hari. Padahal, dalam bahasa Indonesia baku, untuk padanan akhiran –ir adalah
–asi atau –isasi. Di bawah ini diungkapkan bentuk yang salah dan bentuk yang benar.

1) Saya sanggup mengkoordinir kegiatan itu. (salah)

1 a) saya sanggup mengkoordinasi kegiatan itu. (benar)

2) Soekarno-Hatta memproklamirkan Negara Republik Indonesia. (salah)

2 a) soekarno-Hatta memproklamasikan Negara Republik Indonesia. (benar)

Kata lainnya seperti

Akomodir akomodasi

Intimidir intimidasi

Legalisir legelisasi

Lokalisir lokalisasi

Realisir realisasi

Carialh sepuluh buah contoh lainnya!

Perlu diperhatikan, akhiran –asi atau –isasi pada kata lelenisasi, turinisasi,
noenisasi, radionisasi, pompanisasi, dan koranisasi merupkan bentuk yang salah
karena kata dasrnya bukan kata serapan dari bahasa asing. Kata-kata itu harus
diungkapkan menjadi usaha peternak lele, usaha penanam turi, usaha pemasangan
neon, gerakan memasyarakatkan radio, gerakan pemasangan pompa, dan usaha
memasyarakatkan Koran.

Buatlah kalimat dengan kata-kata itu!

h. padanan yang tidak serasi.

Karena pemakaian bahasa kurang cermat memilih padanan kata yang serasi, yang
muncul dalam pembicaraan sehari-hari adalah padanan yang tidak sepadan atau tidak
serasi. Hal itu terjadi karena dua kaidah bahasa bersilang, atau bergabung dalam
sebuah kalimat. Di bawah ini dipaparkan bentuk salah dan bentuk benar, terutama
dalam memakai ungkapan penghubung intrakalimat.

1) Karena modal di bank terbatas sehingga tidak semua pengusaha lemah mendapatkan
kredit. (salah)

1 a) karena modal di bank terbatas, tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
(benar)

1 b) modal di bank terbatas, sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
(benar)

2) Apabila pada hari itu saya berhalangan hadir, maka rapat akan dipimpin oleh Sdr.
Daud. (salah)

2 a) Apabila pada hari itu saya berhalangan hadir, rapat akan dipimpin oleh Sdr.Daud.
(benar)

2 b) Pada hari itu saya berhalangan hadir, maka rapat akan dipimpin oleh Sdr. Daud
(benar)

3) Walaupun malam tadi bertugas siskamling, tetapi ia masuk kantor juga seperti biasa.
(salah)

3 a) Walaupun malam tadi bertugas siskamling, ia masuk kantor juga seperti biasa.
(benar)

3 b) Malam tadi ia bertugas siskamling, tetapi ia masuk kantor juga seperti biasa. (benar)

Bentuk-bentuk di atas adalah bentuk yang menggabungkan kata karena dan maka, dan
kata walaupun dan tetapi. Penggunaan dua kata itu dalam sebuah kalimat tidak
diperlukan.

Bentuk-bentuk lainnya yang merupakan padanan yang tidak serasi adalah disebabkan
karena, dan lain sebagainya, karena. . . . maka, untuk . . .maka, meskipun . . . tetapi,
kalau . . .maka, dan sebagainya.
Bentuk yang baku untuk mengganti padanan itu adalah disebabkan oleh, dan lain-lain,
atau dan sebagainya; karena/untuk/kalau saja tanpa diikuti maka, atau maka saja tanpa
didahului oleh karena/untuk/kalau; meskipun; meskipun saja tanpa disusul tetapi atau
tetapi saja tanpa didahului meskipun.

Buatlah kalimat dengan menggunakan kaidah-kaidah itu

i. Pemakaian Kata Depan di, ke, dari, bagi, pada, daripada, dan terhadap

Dalam pemakaian sehari-hari, pemakaian di, ke, dari, bagi, dan daripada sering
dipertukarkan. Di bawah ini dipaparkan bentuk benar dan bentuk salah dalam
pemakaian kata depan.

1) Putusan daripada pemerintah itu melegakan hati rakyat. (salah)

1 a) Putusan pemerintah itu melegakan hati rakyat. (benar)

2) Meja ini terbuat daripada kayu. (salah)

2 a) Meja ini terbuat dari kayu. (benar)

3) Neny lebih cerdas dari Vina (salah)

3 a) Neny lebih cerdas daripada Vina. (benar)

4) Sepeda motornya dititipkan di saya selama ia sedang belajar. (salah)

4 a) Sepeda motornya dititipkan pada saya selama ia sedang belajar. (benar)

5) Saya tiba ke Bank Indonesia tepat pukul 8.00 (salah)

5 a) Saya tiba di Bank Indonesia tepat pukul 8.00. (benar)

j. Pemakaian Akronim (Singkatan)

Kita membedakan istilah “singkatan” dengan “bentuk singkat”. Yang dimaksud


dengan singkatan ialah hasil menyingkat atau memendekkan beberapa huruf atau
gabungan huruf seperti PLO, UI, DPR, KPP, KY, MK, MA, KBK, dan KTSP. Yang
dimaksud dengan bentuk singkat ialah kontraksi bentuk kata sebagaimana dipakai
dalam ucapan cepat seperti lab (labolatorium), memo(memorandum),
demo(demontrasi) dan lain-lain. Pemakaian akronim dan singkatan dalam bahasa
Indonesia kadang-kadang tidak teratur. Singkatan IBF mempunyai dua makna, yaitu
Internasional Boxing Federation dan Internasional Badminton Federation. Oleh
sebab itu, pemakaian akronim dan singkatan sedapat mungkin dihindari karena
menimbulkan berbagai tafsiran terhadap akronim atau singkatan itu. Singkatan yang
dapat dipakai adalah singkatan yang umum dan maknanyatelah mantap. Walaupun
demikian, agar tidak terjadi kekeliruan kalau hendak dipergunakan bentuk akronim
atau singkatan dalam suatu artikel atau ma Kalah serta sejenis dengan itu, akronim
atau singkatan itu lebih baik didahului oleh bentuk lengkapnya.

k. penggunaan kesimpulan, keputusan, penalaran, dan pemukiman

kata-kata kesimpulan bersaing pemakaiannya dengan kata simpulan; kata


keputusan bersaing pemakaiannya dengan kata putusan; kata pemukiman bersaing
dengan permukiman; kata penalaran bersaing dengan kata pernalaran. Lalu,
bentukan yang manakah yang sebenarnya paling tepat? Apakah yang tepat
kesimpulan dan yang salah simpulan, ataukah sebaliknya. Apakah yang tepat
keputusan dan salah putusan, atau sebaliknya. Mana yang benar penalaran; kata
pemukiman atau permukiman?

Pembentukan kata dalam bahasa Indonesia sebenarnya mengikuti pola yang rapi
dan konsisten. Kalau kita perhatikan dengan seksama, bentukan-bentukan kata itu
memiliki hubungan antara yang satu dan yang lain. Dengan kata lain, terdapat
korelasi di antara berbagai bentukan tersebut. Perhatikanlah, misalnya verba yang
berlawanan meng- dapat dibentuk menjadi nomina yang bermakna ‘proses’ yang
berhimbuhan –an. Perhatikanlah keteraturan pembentukan kata berikut.

Verba dasar Verba aktif Pelaku Proses Hasil atau yang di

Anut menganut penganut penganutan anutan

Tulis, menulis, penulis, penulisan, tulisan

Pilih, memilih, pemilih, pemilihan, pilihan

Bawa, membawa, pembawa, pembawaan, bawaan

Pakai, memakai, pemakai, pemakaian, pakaian

Pukul memukul, pemukul, pemukulan, pukulan

Putus, memutuskan, pemutus, pemutusan, putusan

Simpul, menyimpulkan, penyimpul, penyimpulan, simpulan

ringkas, meringkas, peringkas, peringkasan, ringkasan

capai, mencapai, pencapai, pencapaian, capaian

layan, melayani, pelayan, pelayanan , layanan

mukim, memukimkan, pemukim pemukiman mukiman


jangkau, menjangkau penjangkau penjangkauan jangkauan

Ada lagi pembentukan kata yang mengikuti pola berikut .

Verba Dasar Verba Aktif Pelaku Hal

Tani, Bertani, petani, pertanian

Tinju, bertinju, petinju, pertinjuan

Silat, bersilat, pesilat, persilatan

Mukim, bermukim, pemukim, pemukiman

Gulat, bergulat, pegulat, pergulatan

Kelompok kata di bawah ini mengikuti cara yang lain .

Satu, bersatu, mempersatukan, pemersatu, persatuan

Solek, besolek, mempersolek, pemersolek, pemersolekan

Oleh beroleh memperoleh pemeroleh peroleh

Silakan anda mencari lagi kelompok kata yang memiliki pola pembentuk tertentu.

Berdasarkan kaidah di atas, bentukan-bentukan tersebut dipandang kurang konsisten.

1. Karya ilmiah harus mengandung bab pendahuluan, analisis, dan kesimpulan. (salah)
1 a) karya ilmiah harus mengandung bab, pendahuluan, analisis, dan simpulan.
(benar)
2 Sesuai dengan keputusan pemerintah, bea masuk barang mewah dinaikkan menjadi
20%. (salah)

2 a) Sesuai dengan putusan pemerintah, bea masuk barang mewah dinaikkan menjadi
20%. (Benar)
3) Petugas Puskesmas di sana kurang memberikan pelayanan yang memuaskan. (Salah)

3a) Petugas Puskesmas di sana kurang memberikan layanan yang memuaskan. (Benar)

4) Paman saya sudah membeli rumah di pemukiman Puri Giri Indah. (Salah)

4a) Paman saya sudah membeli rumah di permukiman Puri Giri Indah. (Benar)

Carilah lima buah contoh yang lain!

l. Penggunaan Kata yang Hemat

Salah satuciri pemakaian yang efektif adalah pemakaian bahasa yang hemat kata,
tetapi padat isi. Namun, dalam komunikasi sehari-hari sering dijumpai pemakaian
kata yang tidak hemat (boros). Berikut ini daftar kata yang sering digunakan tidak
hemat itu.

Boros Hemat

1. Sejak dari sejak atau hari


2. Agar supaya agar atau supaya
3. Demi untuk demi atau untuk
4. Adalah merupakan adalah atau merupakan
5. Seperti.. dan sebagainya seperti atau dan
sebagainya
6. Misalnya.. dan lain-lain misalnya atau dan lain-
lain
7. Antara lain.. dan seterusnya antara lain atau dan
seterusnya
8. Tujuan daripada pembangunan tunuan pembangunan
9. Mendiskripsikan tentang hambatan mendiskripsikan hambatan
10. Sebagai factor-faktor sebagai factor
11. Daftar nama-nama peserta daftar nama peserta
12. Mengadakan penelitian meneliti
13. Dalam rangka untuk mencapai tujuan untuk mencapai tujuan
14. Berikhtiar dan berusaha untuk berusaha mengawasi
memberikan pengawasan
15. Mempunyai pendirian berpendirian
16. Melakukan penyiksaan menyiksa
17. Menyatakan persetujuan menyetujui
18. Apabila…, maka Apabila..., tanpa kata
penghubung maka
19. Walaupun…, namun Walaupun…, tanpa kata
namun
20. Berdasarkan…, maka Berdasarakan.., tanpa maka
21. Karena.. sehingga atau tanpa karena ..sehingga Karena.. tanpa sehingga,
22. Namun demikian, Walaupun demikian Namun, tanpa demikian
23. Sangat.. sekali sangat tanpa sekali, atau
sekali tanpa sangat
Mari kita lihat perbandingan pemakaian kata yang boros dan hemat berikut.

1) Apabila suatu reservoar masih mempunyai cadangan minyak, maka diperlukan tenaga
dorong bantuan untuk memproduksi minyak lebih besar. (Boros, Salah)
1a) Apabila suatu reservoar masih mempunyai cadangan minyak, diperlukan tenaga
dorong bantuan untuk memproduksi minyak lebih besar. (Hemat, Benar)

2) Untuk mengeksplorasi dan meneksploitasi minyak dan gas bumi di mana sebagai
sumber devisa Negara diperlukan tenaga ahli yang terampil di bidang geologi dan
perminyakan. (Salah)
2a. Untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi minyak dan gas bumi yang merupakan
sumber devisa negara diperlukan tenaga ahli yang terampil di bidang geologi dan
perminyakan. (Benar)

3) Karena sumber sembur alam mempunyai tekanan yang tinggi sehingga mampu
mengalirkan fluida reservoar kepermukaan. (Boros, Salah)

3a) Karena sumber minyak sembur alam mempunyai tekanan yang tinggi, sembur alam
tersebut mampu mengalirkan fluida reservoir kepermukaan. (Hemat, Benar)

4) Namun demikian, pada saat ini banyak dilakukan sistem pengeboran daripada
penumbukan karena sistem pengeboran itu cepat menghasilkan, efektif, dan hemat
biaya. (Boros, Salah)

4a) Namun, pada saat ini banyak dilakukan sistem pengeboran daripada penumbukan
karena sistem pengeboran itu cepat menghasilkan, efektif, dan hemat biaya. (Hemat,
Benar)

5) Karburator adalah bagian mesin motor tempat dimana gas bahan bakar minyak
bercampur dengan udara. (Boros, Salah)

5a) Karburator adalah bagian mesin motor tempat gas bahan bakar minyak bercampur
dengan udara. (Hemat, Benar)

6) Perkembangan teknik mobil akhir-akhir ini sangat pesat sekali. (Boros, Salah)

6a) Perkembangan teknik mobil akhir-akhir ini sangat pesat. (Hemat, Benar)

Anda mungkin juga menyukai