Anda di halaman 1dari 204

KELOMPOK 2

DIKSI
(PILIHAN KATA)

Pendidikan bahasa Indonesia UPI PGSD 2022


Anggota kelompok 2

Adilla Dzakiroh Ariq Tiara Fajriyah Sonia Amanda.P.


(2102444) (2102482) (2102486) (2102572)
PENGERTIAN DIKSI

Diksi atau pilihan kata merupakan kegiatan


untuk memilih kata secara tepat dan sesuai
dalam mengungkapkan maksud dan tujuan
kepada penyimak atau pembaca baik secara
lisan maupun tulisan. Ketepatan dan
kesesuaian sangat penting dalam rangka
mengekspersikan maksud dan tujuan.

Menurut Enre (1988: 101) diksi atau pilihan


kata adalah penggunaan kata-kata secara
tepat untuk mewakili pikiran dan perasaan
yang ingin dinyatakan dalam pola suatu
kalimat.
SYARAT-SYARAT DIKSI

A Kata yang maknanya hampir F Menggunakan kata umum dan kata


bersinonim bisa dibedakan dengan khusus secara cermat.
teliti dan benar.
G Menggunakan kata-kata idiomatik
Makna konotasi dan denotasi dapat
B berdasarkan susunan (pasangan)
dibedakan dengan cermat.
yang benar
Dapat membedakan makna kata
C Menggunakan imbuhan asing (jika
yang mirip ejaannya secara cermat. H
diperlukan) harus memahami
Menggunakan kata abstrak dan maknanya secara tepat.
D
konkret secara cermat.
I Tidak menafsirkan makna kata secara
E Menggunakan dengan cermat kata subjektif berdasarkan pendapat sendiri,
bersinonim. jika pemahaman belum dapat dipastikan,
pemakai kata harus menemukan makna
yang tepat dalam kamus.
KATA DENOTATIF DAN KONOTATIF

Makna denotatif adalah makna yang menunjukkan


adanya hubungan konsep dengan kenyataan. Makna ini Makna konotatif atau asosiatif muncul akibat asosiasi
merupakan makna yang lugas, makna yang apa perasaan atau pengalaman kita terhadap apa yang
adanya. diucapkan atau apa yang didengar.

Denotatif juga adalah konsep dasar yang didukung Konotatif adalah suatu jenis makna kata yang
oleh suatu kata (makna itu menunjuk pada konsep, mengandung arti tambahan, imajinasi atau nilai rasa
referen, atau ide). Denotatif juga merupakan batasan tertentu. Konotasi merupakan kesan-kesan dan
kamus atau definisi utama suatu kata, sebagai lawan biasanya bersifat emosional yang ditimbulkan oleh
dari pada konotasi atau makna yang ada kaitannya sebuah kata di samping batasan kamus atau definisi
dengan itu. Denotasi mengacu pada makna yang utamanya. Konotasi mengacu pada makna kias atau
sebenarnya. makna bukan sebenarnya.

Contoh makna denotasi: Contoh makna konotasi:


1. Lapangan itu luasnya 200 meter persegi. 1. Lapangan itu luas sekali.
2. Ada tiga ribu orang yang menghadiri pertemuan itu. 2. Banyak sekali orang yang menghadiri pertemuan itu.
KATA UMUM Berdasarkan ruang lingkupnya, semakin luas ruang lingkup
suatu kata semakin umum sifatnya, sebaliknya semakin
KATA KHUSUS sempit ruang lingkupnya semakin khusus sifatnya. Kata-kata
umum termasuk kata yang mempunyai hubungan luas,
sedangkan kata-kata khusus mempunyai hubungan sempit,
terbatas, bahkan khusus atau unik.

Semakin umum suatu kata, semakin besar kemungkinan


terjadi salah paham atau perbedaan tafsiran. Sebaliknya,
semakin khusus suatu kata maka semakin sempit ruang
lingkupnya dan semakin sedikit kemungkinan terjadi salah
paham. Dengan kata lain, semakin khusus makna kata yang
dipakai, pilihan kata semakin tepat.
KATA UMUM DAN KATA KHUSUS

Kata umum adalah kata yang ruang


lingkup maknanya mencakup hal-hal
yang umum dan menyangkut aspek-
aspek yang lebih luas. Contohnya, kata
minuman. Cakupan makna minuman
meliputi jus, sirup, susu, teh, dan kopi.
Selain itu, kata runcing juga merupakan Kata khusus adalah kata yang ruang
kata umum karena dapat digunakan lingkup maknanya mencakup hal-hal
untuk menyebut sifat semua benda yang yang sempit atau hanya meliputi aspek-
makin keujung makin kecil dan tajam. aspek tertentu. Contohnya, kata jus lebih
sempit cakupan maknanya dari pada
minuman. Selain itu, kata mancung juga
merupakan kata khusus karena hanya
digunakan secara khusus untuk hidung
yang runcing.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penempatan hubungan
Contoh Kata kata umum dan kata khusus yaitu :
Umum dan Kata umum cakupannya lebih luas dan lebih abstrak.
Kata Khusus
Sementara itu, kata khusus lebih sempit dan konkret.
Hubungan antara kata umum dan kata khusus. bersifat
relatif. Suatu kata pada satu sisi berposisi sebagai
hipernim, tetapi bila dikaitkan dengan kata yang diatasnya
berposisi sebagai hiponim.

NO KATA UMUM KATA KHUSUS

1 Membawa Memikul, menggendong, menggondol, menjinjing

2 Buah Mangga, jeruk, nanas, sawo, apel, dsb

3 Ikan Mas, tongkol, gurame, mujair, dsb

4 Isu Gosip, kabar angin, desas-desus

5 Bunga Dahlia, tulip, mawar, anggrek, dsb


KATA Kata konkret (nyata) atau the concrete word adalah kata yang kongkrit dan
khusus, bukan kata yang abstrak dan bersifat umum (Tarigan, 2011: 32). Kata
KONKRET konkret merupakan kata yang dapat ditangkap dengan indra dan berhubungan
erat dengan imaji (Siswanto, 2008: 119).
Contoh kata konkret:
Baju
Kaka memakai baju bermotif bunga dipadukan dengan jaket berwarna

KATA
hitam

ABSTRAK Dalam KBBI abstrak ialah tidak berwujud dan tidak berbentuk. Sedangkan
pengertian umum, kata abstrak ialah kata yang mempunyai acuan berupa
pengertian atau teori konsep. Di mana di dalamnya abstrak harus ada
pemahaman dan pengetahuan karena karakteristiknya yang tidak berbentuk.
Kata abstrak digunakan untuk mengungkapkan gagasan rumit.
Contoh kata abstrak:
Semangat
Semangat tim sepakbola dari kesebelasan Inggris patut ditiru saat
mengalahkan Belanda.
PEMBENTUKAN KATA

Terdapat dua cara pembentukan kata, yaitu dari dalam dan luar
bahasa Indonesia. Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kosakata
baru dengan dasar kata yang sudah ada
Contohnya seperti:
Tata: Tata buku, tata bahasa
Daya: Daya tahan, daya pukul
Hari: Hari jadi, hari besar

Dari luar bahasa Indonesia terbentuk kata baru melalui unsur


serapan. Bentuk-bentuk serapan itu ada empat macam.
1. Mengambil kata yang sudah sesuai dengan ejaan bahasa
Indonesia. Yang termasuk kata-kata itu ialah:
Bank,
2. Mengambil kata dan menyesuaikan kata itu dengan ejaan bahasa
Indonesia. Yang termasuk kata-kata itu ialah.
Subject subjek
3. Menerjemhkan dan memadankan istillah-istilah asing ke dalam
bahasa Indonesia. Yang tergolong ke dalam bentuk ini ialah:
Starting point titik tolak
4. Mengambil istilah yang tetap seperti aslinya karena sifat
keuniversalannya. Yang termasuk golongan ini ialah:
De facto
Kesalahan
Pembentukan
dan Pemilihan
Kata
# 2 PENANGGALAN
# 1 PENANGGALAN AWALAN ME-
AWALAN BER-

Di bawah ini diperlihatkan bentuk yang salah Di bawah ini dapat dilihat bentuk
dan bentuk yang benar: salah dan benar dalam
-Polisi periksa pengelola kafe yang langgar pemakaiannya:
aturan PPKM. (Salah) -Sampai jumpa lagi. (Salah)
-Polisi memeriksa pengelola kafe yang -Sampai berjumpa lagi. (Benar)
melanggar aturan PPKM. (Benar)

# 4 PENYENGAUAN
# 3 PELULUHAN BUNYI /C/
KATA DASAR
Kita sering menemukan penggunaan
Di bawah ini diperlihatkan bentuk kata misalnya, nyopet, ngantuk, nulis, nolak,
salah dan bentuk benar, yaitu: dan nyari. Dalam bahasa Indonesia baku
-Ibu sedang menyuci piring. (Salah) tulis, kita harus menggunakan kata-kata
-Ibu sedang mencuci piring. (Benar) mencopet, mengantuk, menulis, menolak,
dan mencari.
#5 #6
KESALAHAN AWALAN BUNYI /S/, /T/, /K/,
KE- DAN AKHIRAN -IR /P/ YANG TIDAK
LULUH
Kata yang seharusnya berawalan
Kata dasar yang bunyi awalnya /s/,
ter- sering diberi berawalan ke-, dan /k/, /p/, atau /t/, sering tidak luluh jika
yang seharusnya berakhiran -asi atau mendapat awalan me- atau pe-.
-isasi, menjadi berakhiran -ir. Padahal, menurut kaidah baku bunyi-
bunyi itu harus lebur menjadi bunyi
Contoh: Kebawa seharusnya terbawa, sengau.
ketawa seharusnya tertawa, dan
koordinir seharusnya koordinasi. Contoh: mensuplai, mentaati, dan
mempidanakan seharusnya
menyuplai, menaati, memidanakan.
# 7 PEMAKAIAN KATA DEPAN DI, KE, # 8 PADANAN YANG
DARI, BAGI, PADA, DARIPADA TIDAK SERASI

Dalam pemakaian sehari-hari, Contoh:


-Karena Andi tidak mau belajar
pemakaian di, ke, dari, bagi, dan
sehingga Andi tidak bisa menjawab soal
daripada sering dipertukarkan. Contoh:
ujiannya. (Salah)
-Budi lebih cerdas dari Vina. (Salah)
-Karena Andi tidak mau belajar, Andi
-Budi lebih cerdas daripada Vina.
tidak bisa menjawab soal ujiannya.
(Benar) (Benar)

# 9 PENGGUNAAN KATA YANG HEMAT # 10 PEMAKAIAN AKRONIMI

Berikut ini daftar kata yang sering digunakan Pemakaian akronimi dan singkatan dalam
tidak hemat itu, yaitu: bahasa Indonesia kadang-kadang tidak
1. Dari sejak
teratur. Oleh sebab itu, pemakaian akronim
2. Demi untuk
3. Adalah merupakan dan singkatan sedapat mungkin dihindari
4. Seperti... dan sebagainya karena menimbulkan berbagai tafsiran
5. Misalnya... dan lain-lain terhadap akronim/singkatan itu.
6. Antara lain ... dan seterusnya
# 11 # 12
BENTUK JAMAK DALAM ANALOGI
BAHASA INDONESIA
Dalam pemakaian sehari-hari kadang-kadang Di dalam dunia olahraga terdapat
orang salah menggunakan bentuk jamak dalam istilah petinju. Kata petinju berkorelasi
bahasa Indonesia sehingga terjadi bentuk yang rancu dengan kata bertinju. Kata petinju
atau kacau. Bentuk jamak dalam bahasa Indonesia
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
berarti orang yang (biasa) bertinju,
bukan orang yang (biasa) meninju.
1) Bentuk jamak dengan melakukan pengulangan kata Jika dilakukan demikian, akan tercipta
yang bersangkutan seperti: Meja-meja
bentukan seperti berikut ini:
2) Bentuk jamak dengan menambah kata bilangan
seperti: Beberapa meja
3) Bentuk jamak dengan menambah kata bantu •Petinju ‘orang yang bertinju’
jamak seperti para tamu. •Pesenam ‘orang yang bersenam’
4) Bentuk jamak dengan menggunakan kata ganti
orang seperti: Mereka, kita, kami, dan kalian. •Pesilat ‘orang yang bersilat’
PENGGUNAAN UNGKAPAN IDIOM

Ungkapan idiomatik merupakan konstruksi yang khas


pada suatu bahasa yang salah satu unsurnya tidak bisa
dihilangkan atau diganti. Ungkapan idiomatik
merupakan kata-kata yang mempunyai sifat idiom yang
tidak terkena kaidah ekonomi bahasa. Ungkapan yang
bersifat idiomatik terdiri atas dua atau tiga kata yang
dapat memperkuat diksi di dalam tulisan. Beberapa
contoh pemakaian ungkapan idiomatik adalah sebagai
berikut:

Menteri Dalam Negeri bertemu Jokowi. (Salah)


Menteri Dalam Negeri bertemu dengan Presiden
Jokowi. (Benar)
Terimakasih

Apakah ada pertanyaan ?


KELOMPOK 3

EJAAN BAHASA
INDONESIA
ANGGOTA KELOMPOK

Annisa Shafa Fauziyah Della Rosa Intan Indriyani Uswatun Hasanah


2102606 2102684 2102709 2102647
Pengertian dan Fungsi Ejaan
Ejaan adalah segala peraturan yang melambangkan bunyi ujaran,
menghubungkan dan memisahkan lambang-lambang yang
sederhananya ejaan meliputi aturan penulisan huruf, penulisan kata,
penulisan unsur serapan, dan penulisan tanda baca dan memiliki fungsi
sebagai berikut:

1. Landasan pembakuan tata bahasa;


2. Landasan pembakuan kosa katadan peristilahan;
3. Penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa
Indonesia.
Sejarah dan Ruang Lingkup
Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)
Dalam perkembangan sejarahnya,
bahasa Indonesia telah menggunakan
beberapa ejaan yang mana terus
menerus disempurnakan mulai dari Ejaan
Ophuisen, Ejaan Suwandi, Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) hingga Ejaan
bahasa Indonesia (EBI) yang kita
gunakan sekarang ini, yang mana
meliputi:
1. PEMAKAIAN HURUF
A. Huruf Abjad
Huruf abjad yang dipakai dalam ejaan bahasa
Indonesia terdiri atas 26 huruf, yaitu: A, B, C, D, E, F, G,
H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, Y, X dan Z.
B. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa
Indonesia, yaitu: A, E, I, O, U.
C. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa
Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m,
n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
D. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat
diftong yang dilambangkan dengan gabungan 2
huruf vokal, yaitu: ai, au, ei dan oi.
E. Gabungan Huruf Konsonan
Gabungan huruf konsonan yaitu kh, ng, ny, dan sy
yang mana masing-masing melambangkan satu
bunyi konsonan.
F. Huruf Kapital
Huruf kapital atau huruf besar banyak digunakan
dalam ejaan bahasa Indonesia, antara lain
sebagai berikut:
1.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
2.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk
julukan.
- Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
merupakan nama jenis atau satuan ukuran.
- Huruf kapital tidak dipakai sebagai untuk menuliskan huruf pertama kata
yang bermakna 'anak dari', seperti bin,binti, boru, dan van, atau huruf
pertama kata tugas.
3.Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
4.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab
suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
5. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
unsur nama gelar kehormatan, keturunan,
keagamaan, atau akademik yang diikuti nama
orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti
nama orang.
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
nama unsur gelar kehormatan, keturunan,
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
keagamaan, profesi serta nama jabatan dan
unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti
kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan.
nama orang atau yang dipakai sebagai
Selamat datang, Yang Mulia.
pengganti nama orang tertentu, nama instansi
atau nama tempat.
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru

7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama


nama bangsa, suku bangsa dan bahasa.
bangsa Indonesia
suku Dani
8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama, bulan, hari dan hari besar atau hari
raya.
tahun Hijriyah tarikh Masehi
bulan Agustus bulan Maulid
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
Konferensi Asia Afrika
Perang Dunia II

9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.


Jakarta
Bukit Barisan
Gang Kelinci

10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata dalam nama negara, lembaga,
badan, organisasi atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang dan untuk.
Republik Indonesia
Perserikatan Bangsa-Bangsa
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata di dalam judul buku, karangan,
artikel, makalah, nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan,
yang dan untuk.
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan.

12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat atau
sapaan.
S.H. sarjana hukum
M. Hum. magister humaniora

13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan,
seperti bapak ibu kakak adik dan paman serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam
penyapaan atau pengacuan.
"Kapan Bapak berangkat?" tanya Hasan.
Dendi bertanya, "Itu apa, Bu?"
g. Huruf Miring
1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah atau nama surat kabar
yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.
Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan.

2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau menghaluskan huruf, bagian kata, kata atau
kelompok kata dalam kalimat.
Huruf terakhir kata abad adalah d.
Dia tidak diantar tetapi mengantar.

3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau
bahasa asing.
Nama ilmiah buah manggis ialah dari sini Garcinia mangostana.
Ungkapan bhinneka tunggal Ika dijadikan semboyan negara Indonesia
h. Huruf Tebal
1. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring.
Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan tidak terdapat dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang
disempurnakan.

2. Huruf tebal dapat dipakai dalam laporan atau karya ilmiah digunakan untuk menuliskan judul
buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang/ simbol, daftar pustaka, indeks, dan
lampiran.
Judul:
EJAAN BAHASA INDONESIA
Bab :
BAB I: PENDAHULUAN
BAB II: DASAR TEORI
BAB III: METODE PENELITIAN
BAB IV: PEMBAHASAN
BAB V: PENUTUP
2.2.2 Penulisan Kata
a. Kata Dasar
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Kantor pajak penuh sesak.
Saya pergi ke sekolah.

b. Kata Berimbuhan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran serta gabungan
awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk
dasarnya. (1). Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf awal
berjalan kapital atau singkatan yang berupa huruf kapital
mempermudah dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
non-Indonesia
2. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang pro-Barat
mengikutinya.
(2). Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang mengacu
adibusana
pada nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal
infrastruktur
kapital.
purnawirawan Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

(3). Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu


kepada nama atau sifat Tuhan, kecuali kata esa, ditulis
serangkai.
Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita
Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.
c. Bentuk Ulang d. Gabungan Kata
Bentuk ulang ditulis dengan 1. Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata
menggunakan tanda hubung (-) di majemuk, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah.
antara unsur-unsurnya. Orang tua
2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah
Anak-anak pengertian ditulis dengan menumbuhkan tanda hubung
Buku-buku (-) di antara unsur-unsurnya.
Anak-istri pejabat
3. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap
ditulis terpisah jika mendapat awalan atau akhiran.
Bertupuk tangan
4. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran
sekaligus ditulis serangkai.
Dilipatkan
5. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai.
Acapkali
e. Pemenggalan Kata
1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.

Jika di tengah kata terdapat Jika ditengah kata dasar terdapat


Huruf diftong ai, au, ei
huruf vocal yang berurutan, huruf konsonan (termasuk gabungan
dan ou tidak dipenggal.
pemenggalannya dilakukan huruf konsonan) di antara dua huruf
di antara kedua huruf vocal vocal, pemenggalannya dilakukan
Pan-dai
itu. sebelum huruf kon-sonan itu.
Au-la
Bu-ah De-ngan
Ma-in Mu-ta-khir

Jika ditengah kata dasar terdapat Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan
dua huruf konsonan yang berurutan, atau lebih masing-masing melambangkan satu bunyi,
pemenggalannya dilakukan di pemenggalannya dilaku di antara huruf konsonan yang
antara kedua huruf konsonan itu. pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Ap-ril Ul-tra
Makh-luk Ben-trok
2. Pemenggalan kata turunan 4. Nama orang yang terdiri atas dua
sedapat-dapatnya dilakukan di unsur atau lebih pada akhr baris
antara bentuk dasar dan unsur dipenggal di antara unsur-unsurnya,
pembentuknya. misalnya:
Ber-jalan Lagu-Indonesia Raya digubah oleh
Mem-bantu Wage Rudolf Supratman

3. Jika sebuah kata terdiri atas dua 5. Singkatan nama diri dan gelar yang
unsur atau lebih dan salah satu terdiri atas dua huruf atau lebih tidak
unsurnya itu dapat bergabung dipenggal.
dengan unsur lain, pemenggalannya Ia bekerja di DLLAJR. (benar)
dilakukan di antara unsur-unsur itu. Ia bekerja di DLL-AJR. (salah)
Tiap unsur gabungan itu dipenggal
seperti pada kata dasar.
biodata bio-data bi-o-da-ta
f. Kata Depan h. e.Singkatan dan Akronim
Kata depan seperti di, ke, dan dari, ditulis 1. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau
terpisah dari kata yang mengikutinya. pangkat diikuti dengan tanda titik pada setiap unsur
di mana ia sekarang? serangkai itu. Misalnya:
Abdul Haris Nasution = A.H. Nasution

g. Partikel 2. Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata


1. Partikel lah, -kah dan -tah ditulis serangkai nama lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,
dangan kata yang mendahuluinya. lembaga pendidikan, badan atau organisasi, serta nama
siapakah gerangan dia? dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda
titik. Misalnya:
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang Negara Kesatuan Republik Indonesia = NKRI
mendahuluinya. Partikel pun yang merupakan
kata penghubung ditulis serangkai. Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang
apa pun permasalahan yang muncul dia bukan nama diri ditulis dengan huruf kapital tanpa
dapat mengatasinya.
tanda titik. Misalnya:
Perseroan Terbatas = PT
3. Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau
Sekolah Dasar = SD
‘mulai’ ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Harga kain itu Rp50.000,00 per satu.
Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau Lambang kimia, singkatan satuan ukuran,
3 lebih diikuti dengan tanda titik 5 takaran, timbangan, dan mata uang tidak
Contoh : diikuti oleh tanda titik.
yth. = yang terhormat Misalnya :
dll. = dan lain-lain Cu = kuprum
dsb. = dan sebagainya km = kilometer
kVa = kilovolt-ampere
Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim Akronim nama diri yang terdiri atas huruf
4 dipakai dalam surat menyurat masing-masing 6 awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital
diikuti oleh tanda titik tanpa tanda titik.
Contohnya : Misalnya :
s.d = sampai dengan UPI = Universitas Pendidikan Indonesia
a.n = atas nama BIN = Badan Intelijen Negara
d.a = dengan alamat PASI = Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
7. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan
suku kata atau gabungan suku kata ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya:
iptek = ilmu pengetahuan dan teknologi puskesmas = pusat kesehatan
masyarakat
rudal = peluru kendali

i. Angka dan Bilangan


3. Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat
Angka Arab atau angka Romawi lazim dipakai sebagai
ditulis sebagian dengan huruf supaya lebih mudah
lambing bilangan atau nomor.
dibaca.
1. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan
4. Angka dipakai untuk menyatakan (a) ukuran
satu atau dua kata ditulis dengan huruf.
panjang, berat, luas, isi, dan waktu serta
2. a. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf
(b) nilai uang.
b. Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat
5. Angka dipakai untuk menomori alamat, seperti
dinyatakan dengan satu atau dua kata, susunan
jalan, rumah, apartemen, atau kamar.
kalimatnya diubah.
6. Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab
suci.

7. Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan dengan Bilangan Utuh


j. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya
dan Bilangan Pecahan
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang
8. Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut. mengikutinya, sedangkan
abad XX –ku, -mu dan, -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
abad ke-20 Contoh :
abad kedua puluh Motor itu telah kubeli.
Buku cerita itu boleh kaubaca.
9. Penulisan angka yang mendapat akhiran –an Bajuku, bajumu, dan bajunya tersimpan rapih di lemari.

10. Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus dilakukan k. Kata Sandang si dan sang
dalam peraturan perundang-undangan, akta, dan kuitansi.
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya :
11. Penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan diikuti
Barang itu dikirim oleh si penjual kepada si pengirim . Pelayan itu
huruf.
melayani sang Baginda Raja dengan sangat baik.
12. Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis
dengan huruf.
TERIMAKASIH
Karangan Ilmiah dan
Tata Tulis Ilmiah
KELOMPOK 7

Alya Az Zahra Aziza Nur Laili Najwa Rika Faradina Risma Wulandari
2103512 2103387 2103487 2103498
Karangan
Ilmiah
Karya tulis ilmiah adalah tulisan
Pengertian yang didasari oleh hasil
Karya tulis pengamatan, peninjauan, penelitian
dalam bidang ilmu tertentu yang
ilmiah ditulis secara sistematis ke dalam
bahasa yang benar. Karya tulis
yang tidak mengandung penelitian
dalam bidang ilmu tertentu tidak
dapat dikategorikan sebagai karya
tulis ilmiah
Jenis-jenis Karya Tulis Ilmiah
1. Makalah 2. Laporan Penelitian
Makalah merupakan jenis karya ilmiah
yang menyajikan suatu masalah Laporan adalah bentuk karya tulis
berdasarkan kenyataan yang ada di ilmiah yang menyajikan fakta mengenai
suatu peristiwa atau kegiatan.
lapangan secara empiris- objektif. Laporan penelitian digunakan dalam
Jenis rangka memenuhi tugas setelah
Berdasarkan jumlah halaman dilakukan penelitian lapangan dan
- makalah pendek penelitian berdasarkan riset pustaka.
- makalah panjang Tujuan dari laporan penelitian adalah
berdasarkan jenis penalaran menyampaikan sebuah kenyataan
- makalah deduktif objektif di bidang tertentu.
- makalah induktif
- makalah campuran
ri p s i
er j a 4. Sk
Ke r t a s K
3 . Skripsi merupakan bentuk
Kertas kerja disusun dalam pertanggungjawaban berupa
hubungannya dengan laporan sebuah karya tulis ilmiah sebagai
kegiatan yang telah dilakukan oleh syarat untuk memeroleh gelar
penulisnya. Laporan kerja berkenaan sarjana. Skripsi merupakan
dengan kegiatan Kuliah Kerja Nyata bukti seorang mahasiswa telah
(KKN), kerja laboratorium, Praktik memahami teori tertentu
Pengalaman Lapangan (PPL), dan selama masa perkuliahan dan
sebagainya. menerapkannya dalam sebuah
penelitian.
5. Tesis
6. Disertasi
Tesis merupakan karya tulis ilmiah
mahasiswa untuk menyelesaikan jenjang Disertasi merupakan karya tulis ilmiah
studi S2 (pasca sarjana) yang sifatnya mahasiswa untuk meraih gelar
lebih mendalam dibandingkan dengan Doktor/Dr yang mengemukakan suatu
skripsi. Karakteristik penulisan tesis dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis
adalah 1) fokus kajiannya membahas isu berdasarkan data dan fakta yang
dalam bidang ilmu tertentu, 2) pengujian sahih (valid) dengan analisis yang
empiris terhadap posisi teoritis dari terperinci. Disertasi ini berisi suatu
bidang ilmu tertentu, 3) menggunakan temuan penulis sendiri yang berupa
data primer sebagai data utama dan temuan orisinal.
dapat ditunjang data sekunder
7. Karya Tulis Ilmiah Populer
Karya tulis ilmiah populer berupa artikel
yang kerap dimunculkan pada media massa 8. Buku
seperti surat kabar, makalah dan tabloid.
Karya tulis ilmiah populer ini menggunakan Buku teks, buku diktat, dan buku modul
bahasa yang segar karena berhadapan masuk dalam ragam karya tulis ilmiah.
dengan pembaca yang beragam. Namun Buku ini digunakan untuk menunjang
demikian, opini dan artikel tetap kegiatan pendidikan di dalam ruangan atau
menggunakan kaidah penulisan ilmiah. buku panduan sebuah kegiatan tertentu.
Standar aspek penting dalam buku atau
diktat adalah materi yang ditulis lengkap,
mudah dimengerti dan dipahami yang
membacanya.
Syarat-syarat
karangan ilmiah
Komunikatif Bersifat Bernalar
Denotatif Karya ilmiah disusun dengan
Gunakan bahasa efektif Dalam penyusunan karya
logika dan nalar sebagai salah
dengan tetap mematuhi ilmiah harus menggunakan
satu syarat karangan ilmiah.
kaidah penulisan ilmiah kata yang bersifat denotatif.
Sehingga akan membantu
agar mudah dipahami Hal ini untuk mempermudah
pembaca menangkap makna
pembaca dalam memahami
dari karya ilmiah yang sudah
isi karya ilmiah yang ditulis.
dibuat.
Landasan Teori Relevan dengan Bertanggung
Kuat Ilmu Tertentu Jawab
Karangan ilmiah harus memiliki
Karya ilmiah juga harus Karya ilmiah yang dibuat haruslah
landasan teori karena tidak dibuat bisa dipertanggungjawabkan. Untuk
dengan asal dan tanpa teori yang
relevan dengan ilmu tertentu.
itu, dalam proses pembuatannya,
mendasarinya. Selain itu, hasil Sehingga harus mengkaitkan gunakan kaidah penelitian yang
dari penelitian atau pengamatan ilmu yang dipelajari dengan sistematis dan menggunakan
juga harus dikorelasikan dengan sumber yang terpercaya metodologi penelitian yang tepat,
teori yang sudah ada. serta hindari melakukan plagiarisme
Sistematika
karangan ilmiah
Bagian Pendahuluan Pembahasan
Pembuka Menguraikan perlunya dilakukan Berisi uraian dan penjelasan

Umumnya terdiri dari: penelitian terhadap suatu mengenai teori yang menjadi

1. Sampul masalah, perumusan masalah landasan penelitian yang

2. Halaman judul yang mempertanyakan suatu dilakukan, kerangka pemikiran

3. Halaman pengesahan fenomena, pembatasan masalah, yang disertai dengan berbagai

4. Kata pengantar serta tujuan dilakukannya argumentasi keilmuan serta

5. Daftar isi penelitian. Umumnya terdiri dari: hipotesis. Berisi:

6. Abstrak 1. Latar belakang masalah 1. Pembahasan teori


2. Perumusan masalah 2. Kerangka pemikiran dan
3. Pembahasan/pembatasan argumentasi keilmuan
masalah 3. Pengajuan hipotesis
4. Tujuan penelitian
Metodologi Hasil
Penelitian Penelitian
Mencakup uraian dan penjelasan Selalu menyertakan bagan penunjang
mengenai metode yang yang terdiri atas unsur-unsur seperti:
digunakan dalam penelitian. 1. Daftar pustaka
2. Lampiran-lampiran
3. Daftar tabel
Dimana hendaknya ditulis dan disusun
berdasarkan aturan baku dengan
mengacu pada standar internasional
Penutup Bagian
Penunjang
Berisi simpulan dan saran. Yang mana Berisi uraian dan penjelasan tentang
simpulan adalah proposisi atau kalimat hasil dari proses penelitian yang telah
yang disampaikan, yang disarikan dari dilakukan. Hasil penelitian dapat
beberapa premis atau ide pemikiran disajikan dalam berbagai bentuk seperti
dengan mengacu pada aturan-aturan tabulasi data, analisis dan evaluasi
yang berlaku. Sementara itu, saran terhadap data yang disajikan,
merupakan sebuah solusi yang pembahasan hasil analisis dengan
dimaksudkan untuk menyelesaikan menerapkan metode perbandingan,
permasalahan yang dihadapi. Saran persamaan, grafik, gambar dan tabel.
yang dikemukakan hendaknya bersifat
membangun, mendidik, obyektif, dan
sesuai dengan topik yang dibahas.
Tata Tulis
Ilmiah
Plagiarisme
Kata plagiarisme sesungguhnya berasal dari sebuah kata dari
bahasa Latin plagiarius, yang artinya seseorang yang menculik
anak atau budak orang lain. Istilah ini kemudian mulai
mengemuka dan umum dipakai untuk menggambarkan apa
yang kadang-kadang disebut sebagai “pencurian karya sastra”
sekitar tahun 1600-an (Weber-Wulff,2014). Pemerintah
Indonesia sendiri melalui Permendiknas No. 17 tahun 2010
mendefinisikan plagiat sebagai perbuatan secara sengaja atau
tidak sengaja dalam memperolehatau mencoba memperoleh
kredit atau nilai untuk suatu karyailmiah, dengan mengutip
sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain
yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber
secara tepat dan memadai
Klasifikasi plagiarisme akademik menurut Chowdary and
Brattachaya (2018) :

a) Plagiarisme copy-paste/klon secara disengaja: a) Plagiarisme ide: Ide atau solusi dipinjam dari
menyalin karya lain dan mempresentasikan seolah-olah sumber lain dan diklaim dalam makalah penelitian
karya sendiri dengan atau tanpa mengakui sumber sebagai milik sendiri.
aslinya. b) Plagiarisme sendiri/self plagiarisme: Seorang
b) Plagiarisme kutipan, dapat terjadi pada dua cara penulis menggunakan karyanya sendiri yang
yaitu: sebelumnya telah diterbitkan sebagai makalah
· Parafrase sederhana, mengacu pada penggunaan ide lain, penelitian baru untuk publikasi.
kata-kata atau karya, dan menyajikannya dengan cara c) 404 Error/plagiarisme dengan sumber tidak
yang berbeda dengan mengganti kata-kata, mengubah valid: Penulis mengutip beberapa referensi tetapi
konstruksi kalimat dan pengubahan gaya tata bahasa. sumber tidak valid.
· Paragraf mosaik/hibrida/tambal sulam, yaitu bentuk
d) Retweet plagiarisme: Penulis mengutip
plagiarisme tekstual yang umum terjadi dan menyajikannya
referensi dari sumber yang tepat tetapi/
dengan cara yang berbeda atau mengubah struktur dan
presentasinya sangat mirip di tempat kata konten
pola kalimat. Penggunaan sinonim dan dengan perbedaan
asli, baik kalimat struktur dan/atau penggunaan tata
tata bahasa yang berbeda gaya tanpa mengutip sumber.
bahasa.
alasan mengapa seseorang melakukan plagiasi

1) Kurangnya pemahaman tentang konsep plagiasi.


2) Manajemen waktu dan tuntutan deadline.
3) Kultur atau budaya akademik sekitar terkait plagiasi.
4) Nilai-nilai personal seseorang: ketakutan akan kegagalan.
5) Kemajuan teknologi dan kesempatan yang semakin mudah
untuk melakukan plagiasi.
6) Overload pekerjaan.
7) Rendahnya kegiatan deteksi plagiasi karya ilmiah.
8) Rendahnya perhatian terhadap HAKI dan Hak Cipta.
9) Hal teknis terkait penulisan naskah ilmiah seperti: rendahnya
kemampuan menulis, kreativitas, dan kepercayaan diri
Cara meminimalkan plagiasi karya ilmiah
1)Membaca petunjuk penulisan dan publikasi dengan benar.
2)Tidak lupa mencantumkan sumber asli pemilik ide dan teks walaupun telah diparafrasekan.
3)Sumber yang digunakan jelas.
4)Sebelum memparafrase sebaiknya memahami dahulu ide, sehingga dapat mmenyusun dengan
kata-kata sendiri.
5)Menggunakan sumber dan referensi yang akurat.
6)Membagi sebuah hasil penelitian yang kompleks menjadi beberapa bagian penulisan.
7)Berhati-hati terhadap data yang telah dipublikasikan sebelumnya, setidaknya memberikan
informasi kepada editor adalah hal yang dapat dilakukan.
8)Memahami plagiasi secara dalam dan mencari informasi lanjut terkait hak cipta.
Sistem Kutipan
Pengertian Kutipan
Secara umum, pengertian kutipan adalah merupakan kalimat pinjaman dari
seorang pengarang, penulis terdahulu, atau seorang tokoh terkenal yang
terdapat atau dimuat di dalam buku, surat kabar, majalah, dan lain sebagainya.
Sementara itu, pengertian dari kutipan juga dapat diartikan sebagai pengulangan
suatu kalimat terkenal yang ditandai dengan tanda kutip. Fungsinya pun sama
dengan daftar pustaka, yaitu untuk menjaga etika akademis dan menghormati
pemilik karya yang dikutip.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian kutipan adalah
pengambilalihan satu kalimat atau lebih dari sebuah karya tulisan lain yang
dijadikan tujuan ilustrasi untuk memperkuat atau memperkokoh argumen yang
terdapat di dalam tulisan itu sendiri.
Manfaat penulisan kutipan Tujuan ditulisnya kutipan
Kutipan bermanfaat untuk dapat Kutipan ditulis sebagai landasan teori
membuktikan kebenaran dari sebuah dari karya ilmiah atau suatu karangan.
pernyataan yang dibuat oleh penulis. Kutipan ditulis sebagai penguat argumen
Kutipan dibuat untuk dapat memperlihatkan atau pendapat penulis.
kepada pembaca mengenai materi dan teori Kutipan ditulis sebagai penjelasan dari
yang digunakan oleh penulis. suatu uraian terhadap materi atau teori
Kutipan bermanfaat untuk dapat mengkaji yang sudah diambil.
interpretasi penulis terhadap suatu bahan Kutipan bisa dijadikan sebagai bahan
atau teori kutipan yang digunakan. bukti untuk dapat menunjang teori atau
Kutipan bermanfaat untuk dapat materi yang diangkat.
menunjukkan bagian atau aspek di dalam
topik yang dibahas.
Jenis-jenis Kutipan
Kutipan Langsung Kutipan Tidak Langsung
Pengertian kutipan langsung merupakan Pengertian kutipan tidak langsung merupakan
suatu penggunaan kutipan yang dilakukan penggunaan kutipan yang dilakukan oleh
oleh penulis dengan cara menulis kembali penulis dengan cara mengambil pendapat, ide,
pendapat, pikiran, ide, atau gagasan orang atau gagasan orang lain dan kemudian
lain yang sama persis dengan aslinya. Bisa disampaikan dalam sebuah karya tulis dengan
kalimat penulis itu sendiri. Artinya, penulis
juga dikatakan bahwa penulis menggunakan tidak menulis persis dengan tulisan yang ia
teknik salin tempel atau copy paste tanpa kutip, tetapi hanya merangkum dan
mengubah kalimat asli. merangkai kalimat berdasarkan referensi
Jenis-Jenis Kutipan Langsung yang digunakan.
Kutipan Langsung Panjang
Kutipan Langsung Pendek
Pokok-pokok daftar pustaka berserta aturan penulisannya :
Nama pengarang, ditulis secara lengkap dan dibalikkan
penulisannya.
Judul buku termasuk judul tambahannya.
Data publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit,
cetakan ke-, nomor jilid, tebal (jumlah halaman) buku.
Disusun secara alfabetis berdasarkan nama pengarang.
Asosiasi atau lembaga yang mengeluarkan aturan penulisan
daftar pustaka dan memiliki cukup banyak pengikut.
MLA (Modern Language Association)
APA (American Phychology Association)
Harvard
1. Penulisan Kutipan
Kutipan ditulis dengan menggunakan “dua tanda petik” jika merupakan kutipan
langsung atau dikutip dari penulisnya dan kurang dari tiga baris. Jika kutipan itu
diambil dari kutipan maka kutipan tersebut ditulis dengan menggunakan ‘satu tanda
petik’.
Kalimat yang dikutip langsung terdiri dari empat baris atau lebih maka kutipan ditulis
tanpa tanda kutip dan diketik dengan jarak satu spasi. Baris pertama ditik menjorok
sama dengan kalimat pertama pada awal paragrap. Baris kedua dari kutipan itu
ditulis menjorok sama dengan baris pertama. Kutipan langsung tidak lebih dari ¼
halaman.

2. Penulisan Sumber Kutipan


a. Sumber Kutipan Mendahului Kutipan Langsung
Contoh
Sebagaimana dikemukakan oleh Syamsuddin (2011, hlm. 1) bahwa “menulis
adalah salah satu jenis keterampilan berbahasa yang dimiliki dan digunakan oleh
manusia sebagai alat komunikasi tidak langsung antara mereka.”
b. Sumber Kutipan Setelah Kutipan
Contoh
”Menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kompetensi berbahasa paling akhir
dikuasai pembelajaran bahasa setelah kompetensi mendengarkan, berbicara, dan
membaca” (Nurgiyantoro, 2010, hlm. 422).
c. Sumber Kutipan Merujuk Sumber lain
Contoh
Skinner (Brown, 2007, hlm. 9) mengemukakan bahwa “pembelajaran adalah proses
pengondisian ke arah perilaku spontan yang dicapai melalui program pelatihan dengan
imbalan dan hukuman”.

d. Penulis Dua Orang atau Lebih


Jika penulis terdiri atas dua orang maka nama keluarga kedua penulis tersebut harus
disebutkan. Misalnya, Mustika & Azis ( 2008, hlm. 20 ). Kalau penulisnya lebih dari dua
orang maka yang disebutkan nama keluarga dari penulis pertama dan diikuti oleh dkk.
Misalnya McClelland dkk. (1960, hlm. 35)

e. Penulis Berbeda dan Sumber Berbeda


Jika masalah dibahas oleh beberapa orang dalam sumber yang berbeda maka cara
penulisan sumber kutipan itu adalah sebagai berikut.
Contoh
Beberapa studi tentang berpikir kritis membuktikan bahwa membaca dan menulis
merupakan cara yang paling ampuh dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis
(Moore & Parker, 1995; Chaffee, dkk. 2002; Emilia, 2005).
f. Penulis Sama Karya Berbeda
Jika sumber kutipan itu adalah beberapa karya tulis dari penulis yang sama
pada tahun yang sama maka cara penulisannya adalah dengan menambah
huruf a, b, dan seterusnya pada tahun terbitan.
Contoh : (Suharyanto, 1998a, 1998b, 199bc)

kutipan g. Penulis Sama Sumber Berbeda


Menurut Halliday ada dua konteks yang berpengaruh terhadap penggunaan
bahasa, yaitu (1) konteks situasi, yang terdiri atas field, mode atau channel of
communication (misalnya bahasa lisan atau tulisan), dan tenor (siapa
penulis/pembicara kepada siapa); dan (2) konteks budaya yang direalisasikan
dalam jenis teks (1985a, b, c).

h. Tanpa Nama
Jika sumber kutipan itu tanpa nama maka penulisanya adalah:
(t.n. 2015, hlm. 20)
Daftar pustaka

Daftar pustaka sama halnya dengan kutipan, yaitu pagar-pagar yang akan menjaga
seorang penulis agar tidak terpeleset dalam tindakan plagiarisme. Dengan menuliskan
aneka sumber pustaka yang digunakan dalam sebuah tulisan, itu berarti telah mengakui
bahwa sumber-sumber itulah yang menjadi acuan dalam tulisan, bahwa ada beberapa
gagasan atau pemikiran orang lain yang dipinjam dalam tulisan yang sedang digarap.
Atas dasar itulah, daftar pustaka memiliki beberapa fungsi dalam sebuah karya tulis.

Fungsi daftar pustaka :


Melihat kembali kepada sumber aslinya.
Mengetahui apakah sumber yang dikutip memiliki pertalian dengan isi
pembahasan
Memperluas horizon pengetahuan dengan berbagai macam referensi.
Menjaga etika akademis untuk menghormati pemilik karya yang
dikutip
1. Awali entri dengan nama penulis.
Cara Menulis 2. Masukkan tahun penerbitan dalam tanda kurung
Daftar 3. Cantumkan judul buku dalam teks miring.
4. Sebutkan edisi buku jika perlu.
Pustaka dari
5. Cantumkan nama editor atau penerjemah jika tersedia
Buku dengan
6. Akhiri entri dengan lokasi dan nama penerbit.
Gaya APA 7. Cantumkan informasi tambahan jika perlu.
Mengutip Artikel atau Bab dari Buku yang Diredaksi
1. Awali dengan penulis artikel atau bab yang dikutip
2. Cantumkan tahun penerbitan dalam tanda kurung.
3. Tulis judul bab.
4. Masukkan informasi mengenai buku atau volume yang
Tips memuat artikel atau bab.
Dalam daftar referensi, entri yang
memiliki panjang lebih dari satu baris 5. Sebutkan nomor halaman yang memuat bab atau artikel
harus ditikkan dengan paragraf
gantung (hanging indentation). Ini yang dikutip.
artinya baris kedua pada entri harus
menjorok ke tengah sejauh lima 6. Akhiri entri dengan lokasi dan nama penerbit.
spasi.
Thank You!
Artikel Jurnal
Ilmiah
Mata Kuliah
Pendidikan Bahasa Indonesia
Anggota
Kelompok 10

Agnes Juwita S Maria Ester Lyne S Sri Mulyani Tringke Aleda G


2103973 2109599 2103901 2109601
PENGERTIAN ARTIKEL JURNAL ILMIAH

Artikel jurnal ilmiah termasuk tulisan ilmiah populer. Disebut tulisan ilmiah
populer karena tema yang dibahas adalah masalah aktual dan disajikan dalam
bahasa yang mudah dicerna oleh pembaca.

Jurnal diartikan sebagai sarana komunikasi untuk melaporkan sebuah peristiwa


atau gagasan kepada publik secara berkala, biasanya dalam bentuk makalah
(Asep Syamsul M. Romli, 2008:12). Adapula yang mengatakan bahwa jurnal ialah
salah satu bentuk media massa cetak yang khusus memuat artikel ilmiah suatu
bidang ilmu, (Wahyu Wibowo, 2008: vii). Jurnal biasanya diterbitkan untuk
kalangan akademik dan berkala (mingguan, bulanan, triwulanan, tahunan atau
tidak teratur untuk rentang waktu tak terbatas).
PENGERTIAN ARTIKEL JURNAL ILMIAH

Menurut Haris Sumadiria, artikel adalah tulisan lepas berisi opini seseorang yang
mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya aktual dan atau
kontroversial dengan tujuan memberitahu (informatif) dan meyakinkan (persuasif
argumentatif), atau menghibur khalayak pembaca (rekreatif) (Paryati, 2008:140)

Bahdin Nur Tanjung dan Ardial, (2009: 7), memaknai artikel jurnal ilmiah adalah
karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku kumpulan artikel
yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah
yang telah disepakati atau ditetapkan. Artikel ilmiah dapat diangkat dari hasil
penelitian lapangan, hasil pemikiran dan kajian pustaka, atau hasil
pengembangan proyek.
CIRI-CIRI UMUM ARTIKEL JURNAL ILMIAH

Menurut Bahdin Nur Tanjung dan Ardial, (2009: 141-43), artikel


memiliki ciri-ciri seagai berikut:

1. Artikel ditulis berdasarkan pandangan dari penulis (views).


Misal, tema artikel sama, tetapi point of view berbeda.
2. Artikel merupakan karya intelektual, berarti penulis maupun
pembaca dalam memahami artikel harus dengan pemikiran.
3. Artikel berisi ungkapan masalah dan memberikan problem
solving.
4. Isinya singkat, padat, dan tuntas.
5. Artikel harus merupakan gagasan baru.
CIRI-CIRI UMUM ARTIKEL JURNAL ILMIAH

Menurut Bahdin Nur Tanjung dan Ardial, (2009: 141-43), artikel


memiliki ciri-ciri seagai berikut:

6. Bahasanya sederhana, jelas, hidup, menarik, segar, populer, dan


komunikatif.
7. Artikel merupakan buah pikiran yang orisinil alias asli, bukan
jiplakan.
8. Menyangkut kepentingan publik seperti pendidikan, ekonomi,
politik, sosial, budaya, hukum dan sebagainya.
9. Nama penulis harus dicantumkan, karena artikel adalah karya
individual
TUJUAN UMUM PENULISAN ARTIKEL JURNAL ILMIAH

Penulisan artikel, biasanya bertujuan untuk


menawarkan pemecahan masalah, mendidik,
menghibur dan memengaruhi pembaca Bahdin
Nur Tanjung dan Ardial, (2009: 144). Tujuan
utama penulisan artikel jurnal ilmiah adalah
untuk menciptakan kompetensi menulis di
kalangan pendidik.
RUANG LINGKUP ARTIKEL JURNAL ILMIAH

A. Gaya Penulisan, menurut (Wahyu Wibowo, 2008: 70)


1. Kelengkapan unsur kalimat, terdiri dari subjek, predikat, dan objek.
2. Pararelisme, artinya kalimat itu harus selaras.
3. Menghindari ambiguitas.
4. Menghindari bahasa kiasan.
5. Menghindari kalimat yang terlalu kompleks, agar kalimat bermakna lugas.
6. Menghindari kalimat penunjuk diri.
7. Menyusun paragraf yang memiliki kepaduan dan kesatuan (koheren dan
kohesi)
8. Dalam penulisan artikel ilmiah, masalah ejaan harus diperhatikan
sungguh-sungguh.
RUANG LINGKUP ARTIKEL JURNAL ILMIAH

B. Komponen Artikel Jurnal Ilmiah


Judul
Melalui judul, pembaca dapat mengetahui secara cepat ruang lingkup, kajian,
objek formal, objek material, dan bahkan masalah yang diangkat dalam
penulisan.
Nama Penulis
Nama penulis artikel ilmiah hanya disertai lembaga tempatnya bekerja, yang
tujuan utamnya adalah keperluan korespondensi
Abstrak
Abstrak merupakan intisari isi artikel yang menginformasikan latar belakang,
metode yang digunakan, dan hasil penelitian.
RUANG LINGKUP ARTIKEL JURNAL ILMIAH

B. Komponen Artikel Jurnal Ilmiah


Tubuh artikel jurnal ilmiah menurut Wahyu Wibowo (2008: 113). tersusun
dari:
Pendahuluan
Materi inti
Metode
Hasil penelitian
Pembahasan hasil penelitian
Penutup, simpulan, dan saran
Daftar pustaka
SYARAT ARTIKEL JURNAL ILMIAH

Menurut Paryati, (2008:144-46)

Teknikal, seorang penulis artikel dapat mampu mengoperasikan


peralatan kerja.
Mental, artinya ketika kita menulis artikel, kita harus memiliki
mental yang kuat, jiwa yang tegar, tekad yang bulat
Senang membaca (Reading habit)
Intelektual, artinya bahwa sebagai penulis artikel harus memiliki
kemampuan berpikir kritis, logis, cermat, bervisi akademis,
sistematis serta analitis, dengan didukung oleh referensi yang
relevan, aktual dan representatif.
Sosiokultur, artinya bahwa seorang penulis penting melakukan
kontak sosial dan mampu beradaptasi terhadap lingkungan
sosialnya
JENIS-JENIS ARTIKEL JURNAL ILMIAH
1. Artikel Hasil Penelitian (Research Article)

Adalah artikel yang diterbitkan dalam jurnal-jurnal


ilmiah (journals) yang berisi pelaksanaan dan hasil
penelitian. pemuatan artikel jenis ini bertujuan untuk
membuka wacana diskusi dan kemungkinan penelitian
baru, sekaligus untuk mengetahui apakah teori-teori
atau pandangan-pandangan yang terkait dengan
masalah yang diteliti layak untuk tetap diikuti atau
harus ditinjau kembali.
Format Artikel Hasil Penelitian

1. Judul
2. Nama dan Keterangan penulis,
3. Abstrak (Abstrack)
4. Pendahuluan (Introduction)
5. Kata Kunci (Keywords)
6. Metode (Method)
7. Hasil (Result)
8. Pembahasan (Discussion)
9. Simpulan dan Saran
10. Daftar Rujukan atau Daftar Pustaka
2. Artikel Non-penelitian atau Artikel Tinjauan (review papers)

Adalah artikel ilmiah yang disusun berdasarkan telaah pustaka


atau kajian teori. Artikel ini sering juga dikatakan artikel hasil
pemikiran (konseptual) karena penulis menuangkan pikiran
(gagasan) tentang suatu hal, yang pengembangannya mengikuti
kaidah-kaidah berpikir ilmiah (logis, kritis, objektif, dan
sistematik).

Menurut Noguci sebagaimana dikuti Kalijernih (2010), fokus


penulisan artikel tinjauan, berisi sajian tentang pandangan
sejarah dari bidang tertentu, mendeskripsikan pengetahuan
mutakhir tentang bidang tertentu, mengusulkan sebuah
model atau teori untuk menjelaskan data atau mengundang
perhatian terhadap isu-isu dalam sebuah bidang tertentu.
Format Artikel Non-penelitian

1. Judul
2. Nama Penulis
3. Abstrak
4. Kata Kunci
5. Pendahuluan
6. Bagian Inti
7. Penutup atau Simpulan
8. Daftar Rujukan
3. Telaah Buku (Books Review)

Merupakan tinjauan analitik dan kritis sebuah buku yang baru


diterbitkan (1-3 tahun). Telaah dimaksudkan untuk
memberikan gambaran ringkas bagi calon pembaca buku yang
bersangkutan. Hal yang perlu diperhatikan dalam menelaah
buku adalah penelaah buku harus bersifat objektif falam
mengulas kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan
buku yang ditelaahnya secara proposional.
Format Telaah Buku

1. Bagian Pendahuluan, memuat data buku meliputi judul buku,


nama penulis, penerbit, cetakan dan tahun terbit, serta
keterangan tebal dan jumlah halaman.
2. Bagian Pengenalan, berisi pengantar pengenalan kepada
pembaca berupa informasi tentang isi buku yang diikuti oleh
ikhtisar singkat dari isi buku yang sedang di review.
3. Bagian Penilaian, yaitu upaya melakukan evaluasi terhadap isi
buku secara komprehensif, disertai dengan penjelasan tentang
kelebihan dan kekurangan buku tersebut.
4. Bagian Akhir, memuat sejumlah kesimpulan serta rekomendasi
buku tersebut kepada orang lain tentang buku tersebut.
4. Obrituari (Orbituary)

adalah artikel yang mengulas berita kematian


seorang tokoh ilmuwan yang disertai biografi
singkat tokoh tersebut. Tujuan pemuatan
orbituari adalah untuk memberikan
penghormatan kepada ilmuwan yang
bersangkutan atas jasa-jasa semasa hidupnya
di dalam pengembangan bidang ilmu yang
ditekuninya.
Format Obrituari

Unsur-unsur yang terdapat dalam artikel orbituari, yaitu :


1. Memuat biografi singkat hidup tokoh yang baru saja meninggal
2. Memuat karier akademik dengan memuat sejumlah karya-karya
yang menonjol di bidangnya disertai dengan cuplikan-cuplikan
dari karyanya yang dipandang memberikan kontribusi besar di
bidangnya.
3. Memuat sejumlah penghargaan akademik yang diperoleh disertai
komentar-komentar sahabat atau kolega dalam bidangnya.
4. Untuk melengkapi data si tokoh, biasanya juga disertai riwayat
pendidikan dan sejumlah penghargaan yang diterimanya.
SISTEMATIKA ARTIKEL JURNAL ILMIAH

Artikel Jurnal Ilmiah biasanya dibuat


dengan format: judul, nama penulis,
abstrak, kata kunci, pendahuluan,
bagian inti atau pembahasan,
penutup, dan daftar pustaka
JUDUL

·Judul artikel hendaknya informatif, lengkap, dan tidak


terlalu panjang atau terlalu pendek (5-14 kata)
·Judul artikel memuat kata kunci dari variabel kajian
atau fenomena yang menggambarkan masalah utama
yang diteliti
·Judul utama ditulis menggunakan huruf kapital (besar
semua)
·Anak judul (jika ada) ditulis dengan menggunakan
huruf kapital pada setiap awal kata.
·Judul diposisikan di tengah-atas halaman
·Judul diposisikan berjarak 4 spasi antara posisi judul
dan teks di bawahnya.
NAMA PENULIS

·Nama penulis artikel ditulis tanpa didahului atau diikuti oleh


gelar akademik atau gelar lain.
·Di sebelah bawah nama penulis dicantumkan identitas
berupa: alamat/e-mail korespondensi penulis, nama dan
alamat lembaga/tempat kerja penulis.
·Identitas penulis dapat juga dicantumkan sebagai catatan kaki
(footnote) pada halaman pertama.
·Artikel yang penulisnya lebih dari dua orang nama ketua dan
anggota tim peneliti dicantumkan di sebelah bawah judul.
ABSTRAK

·Abstrak berisi pernyataan ringkas dan padat tentang ide-ide yang paling
penting.
·Menurut Paltridge dan Starfield yang dikutip dalam Pedoman Penulisan KTI
UPI, 2019 abstrak biasanya memuat
1) informasi umum mengenai penelitian yang dilakukan,
2) tujuan penelitian,
3) alasan dilaksanakannya penelitian,
4) metode penelitian yang digunakan, dan
5) temuan penelitian.
·Panjang abstrak biasanya ditulis tidak lebih dari 250 kata dan ditulis dalam satu
paragraf, dan berspasi 1. Dengan margin kiri kanan dibuat menjorok ke dalam
KATA KUNCI

·Kata kunci adalah sejumlah istilah pokok yang


menggambarkan lingkup kajian utama tulisan
·Kata kunci berupa kata tunggal atau gabungan kata.
·Jumlah kata kunci sekitar 3-5 istilah/suku kata.
PENDAHULUAN

Pada artikel hasil penelitian biasanya paling sedikit memuat


empat gagasan, yaitu:
(a) latar belakang penelitian,
(b) masalah dan wawasan rencana pemecahan masalah,
(c) rumusan tujuan penelitian, dan
(d) harapan tentang manfaat hasil penelitian.
PENDAHULUAN

Pendahuluan ditulis dibawah penulisan abstrak.


Pendahuluan mengintegrasikan
·Ringkasan isi latar belakang/konteks penelitian,
·Rumusan masalah/fokus penelitian,
·Tujuan dan manfaat penelitian,
·Ruang lingkup, dan
·Kajian pustaka.
METODE

·Metode menyajikan secara ringkas tentang bagaimana


penelitian dilakukan.
·Uraian disajikan dalam beberapa paragraf tanpa subbagian
·Isinya menyangkut teknik pengumpulan data, subjek/sampel,
instrumen pengumpulan data, sumber data, dan teknik analisis
data.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Menyajikan hasil-hasil analisis data dan hasil
pengujian hipotesis yang bertujuan di antaranya
untuk:
(a) menjawab masalah penelitian atau menunjukkan
bagaimana tujuan itu dicapai,
(b) menafsirkan temuan-temuan,
(c) mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam
kumpulan pengetahuan yang telah mapan, dan
(d) menyusun teori baru atau memodifikasi teori
yang ada.
KESIMPULAN DAN SARAN

·Kesimpulan adalah jawaban dari fokus atau rumusan masalah.


Kesimpulan disajikan dalam bentuk esai, bukan dalam bentuk
numerikal.
·Saran berisi prediksi dan antisipasi terhadap temuan.
·Saran bisa mengacu pada tindakan praktis, atau
pengembangan teoretis, dan penelitian lanjutan.
·Bagian saran bisa berdiri sendiri. Bagian kesimpulan dan saran
dapat pula disebut bagian penutup.
DAFTAR RUJUKAN/DAFTAR PUSTAKA

·Daftar rujukan harus lengkap dan sesuai dengan


referensi yang disajikan dalam batang tubuh artikel
ilmiah.
·Biasanya menggunakan sistem APA
TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA
IAIN Madura. (2020). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Pamekasan: Institut
Agama Islam Negeri Madura.

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI 2019.


Suryoputro, Gunawan. Sugeng Riadi. Ali Sya'ban. (2012). Menulis Artikel
Untuk Jurnal Ilmiah. Jakarta Selatan: Uhamka Press.

Ruswadi, A. (2019). Paduan Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah. [online]. Diakses


pada 5 April 2022 dari http://digilib.uinsgd.ac.id/29523/1/2-
Buku%20Panduan%20PENULISAN%20ARTIKEL%20JURNAL%20ILMIAH.p
df
Pendidikan Bahasa Indonesia

Makalah
Oleh Kelompok 8
Anggota Kelompok 8

Anisa Banowati Rivana Al Dea Amelia Ailsa Salsabila D


2103755 2103608 2103522 2103757
Pengertian
Makalah
Pengertian Makalah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), makalah adalah tulisan resmi
tentang suatu pokok yang dimaksudkan
untuk dibacakan di muka umum dalam
suatu persidangan dan yang sering disusun
untuk diterbitkan.
Menurut Panuti Sudjiman, makalah
ialah karangan prosa, bukan cerita
rekaan yang membicarakan pokok
tertentu. Yang biasanya makalah
dimuat di majalah atau koran, tetapi
makalah dapat juga merupakan sebuah
buku antologi.
Sedangkan menurut Buku
Bahasa Indonesia di
Perguruan Tinggi, makalah
adalah hasil dari riset
lapangan atau riset pustaka.
Jenis-jenis
Makalah
Jenis-Jenis Makalah
1. Makalah Ilmiah
Makalah ilmiah merupakan sebuah makalah yang membahas suatu permasalahan
dari hasil studi ilmiah. Isi dari makalah jenis ini tidak boleh semata-mata
berdasarkan pendapat atau opini yang bersifat subjektif.
2. Makalah Kerja
Makalah jenis ini diperoleh dari hasil sebuah penelitian. Berbeda dengan
makalah ilmiah, makalah kerja memungkinkan si penulis untuk memberikan
opini yang bersifat subjektif dari permasalahan yang dibahas.

3. Makalah Kajian
Makalah kajian merupakan sebuah makalah yang isinya merupakan cara-
cara pemecahan suatu masalah yang sifatnya kontroversial.
4. Makalah Posisi
Makalah posisi adalah makalah yang penyusunannya dilakukan
atas permintaan suatu pihak, di mana fungsi dari makalah jenis ini
adalah sebagai alternatif pemecahan suatu permasalahan yang
ada.

5. Makalah Analisis
Sesuai namanya, makalah jenis ini berisi berbagai analisis suatu
permasalahan yang sifatnya objektif dan empiris.

6. Makalah Tanggapan
Makalah jenis ini merupakan yang paling sering di dapatkan oleh
siswa/mahasiswa sebagai tugas dari guru/dosen. Isi dari makalah
ini merupakan tanggapan/reaksi penulis terhadap suatu
permasalahan yang sedang terjadi.
Syarat-Syarat
Makalah
1. Makalah diketik di atas kertas HVS 70-80 gram dengan
ukuran A4.
2. Penulisan menggunakan jenis huruf Times New Roman
ukuran 12pt.
3. Batas tepi kiri dan atas 4 cm, sedangkan tepi kanan dan
bawah 3 cm.
4. Nomor-nomor halaman sebelum Bab I ditulis
menggunakan angka Romawi kecil (i, ii, iii, iv, v, dst) di bawah
halaman bagian tengah. Halaman i dimulai pada Kata
Pengantar.
5. Nomor halaman Bab I dimulai dengan angka Arab
(1,2,3,4,5, dst) pada sisi kanan atas. Pada halaman baru
penomoran diletakkan pada bagian bawah di tengah.
6. Setiap pergantian paragraf ditandai dengan tanda pengetikan
menjorok ke dalam teks sebanyak enam ketukan atau satu tab pada
komputer.
7. Penomoran pada pergantian bab dapat dilakukan dengan dua cara:
Penggunaan penomoran dalam makalah haruslah konsisten apakah
memakai cara pertama atau kedua. Pencampuradukan akan
mengacaukan sistematika penomoran. Pada penomoran pertama
adanya kemungkinan penomoran yang sama pada bab yang sama.
Kemudian pada penomoran cara yang kedua tidak akan terjadi
kesamaan nomor tetapi akan mengambil ruang pada teks.
Sistematika
Makalah
SISTEMATIKA MAKALAH
1. Lembar judul
Terletak di bagian paling awal atau bisa disebut sebagai muka sebuah
makalah. Keberadaan lembar judul penting karena mengundang
penilaian pembaca. Dalam lembar judul terdapat kelengkapan sebagai
berikut:
Judul makalah
Jenis Karya Tulis Ilmiah
Tujuan Penyusunan Makalah
Identitas Penulis
Logo
Lembaga Penulis
Nama kota dan Tahun Penulisan

2. Halaman judul
3. Kata pengantar
Fungsinya untuk mengantarkan isi makalah yang telah disajikan. Kata
pengantar berisi: (1) ungkapan rasa syukur penulis; (2) Identitas
makalah atau judul dan tujuan penulisan pada lembar judul; (3)
uraian singkat isi makalah; (4) ucapan terima kasih; (5) harapan
penulis; (6) tempat, tanggal, dan nama penulis.

4. Daftar isi
Berisi informasi materi apa saja yang terdapat pada makalah tersebut dan
nomor halaman.

5. Daftar gambar/tabel/lampiran (jika ada)


6. Daftar Lambang atau singkatan (jika ada)
Bab 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah
Masalah
Penyusunan latar belakang Sebuah rumusan yang
masalah didasari oleh biasanya disusun dalam
dorongan penulis dalam bentuk pertanyaan. Semua isi
membahas sebuah masalah. dari makalah dan penjelasan
Dorongan tersebut diuraikan dari masalah yang ditemukan
ke dalam bagian terdapat pada bagian
pendahuluan berkenaan perumusan masalah. Untuk
dengan topik pembahasan. itu, perlu adanya perumusan
masalah yang jelas.
Bab 1 PENDAHULUAN

C. Tujuan D. Manfaat
Penulisan Makalah Penulisan Makalah
Pada bagian ini menjelaskan Bagian manfaat penelitian
tujuan untuk menjawab apa merupakan faedah dari hasil
yang sudah dirumuskan pada penelitian. Faedah ini terkait
bagian perumusan masalah. langsung dengan temuan
Jadi, bagian tujuan penulisan yang berhasil diperoleh dari
berkorelasi ketat dengan sebuah kegiatan penelitian.
bagian sebelumnya, yaitu
bagian perumusan masalah.
Bab 2 PEMBAHASAN

A. Tinjauan/Kajian Teoritis B. Pembahasan


Tujuan adanya tinjauan pustaka dalam Bagian pembahasan merupakan bagian
penulisan ilmiah adalah menjelaskan inti dari sebuah tulisan karya ilmiah.
berbagai pemikiran pada bidang
Bagian pembahasan berisi pendapat
keilmuan tertentu. Adanya tinjauan
dari penulis karya ilmiah berkenaan
pemikiran ini memberikan informasi
dengan kajian yang ia lakukan
kepada pembaca mengenai teori-teori
utama berkenaan dengan kajian
berdasarkan rumusan masalah yang
tertentu. Tinjauan pustaka memberikan ada.
kerangka pemikiran pada kajian yang
akan dijabarkan pada karya ilmiah
tersebut.
Bab 3 PENUTUP

A. Simpulan B. Saran
Simpulan tulisan karya ilmiah berisi Saran dari sebuah penelitian berupa
temuan dari sebuah proses penelitian. perlunya tindak lanjut dari hasil penelitian
Temuan ini berkaitan dengan pertanyaan yang telah dilakukan. Saran bisa berkaitan
yang dirumuskan diawal. Simpulan dengan perlunya penelitian lanjutan dari
menyatakan hasil akhir dari sebuah objek yang sama dengan masalah yang
penelitian melalui serangkaian prosedur. berbeda.
Daftar Pustaka
Berisi informasi segala data yang disebutkan di dalam
keseluruhan tulisan. Fungsi adanya daftar pustaka dalam
menyusun informasi berbagai data yang digunakan dalam
penulisan makalah.

Lampiran
TERIMA KASIH
Pendidikan Bahasa Indonesia

PENULISAN SINGKATAN DAN


AKRONIM, PENULISAN ANGKA
BILANGAN SERTA PENULISAN
TANDA BACA

KELOMPOK 4
KELOMPOK 4

Vema Nuralvianti Givani Nurhayati Putri


2103041 2102710

Dinda Rizki Febriani Billy Bimantoro


2102829 2103032
PENULISAN SINGKATAN DAN
AKRONIM
A. Singkatan
Singkatan adalah hasil dari pemendekan yang berupa huruf atau
gabungan huruf, baik yang dieja huruf maupun yang tidak dieja.
Macam-macam singkatan beserta contohnya:

1. Nama orang, gelar, sapaan, 2. Huruf awal setiap kata nama


jabatan, dan pangkat. lembaga.

Singkatan nama orang, gelar, sapaan, Singkatan terdiri dari huruf awal setiap
jabatan, dan pangkat yang diikuti kata nama lembaga pemerintah,
dengan tanda titik pada setiap unsur lembaga pendidikan, atau lembaga
singkatan: lainnya. Singkatan ini harus ditulis
dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
A.H. Nasution = Abdul Haris
Nasution UPI = Universitas Pendidikan
H. Hamid = Haji Hamid Indonesia
W.R. Supratman = Wage Rudolf PBB = Perserikatan Bangsa-
Supratman Bangsa
MPR = Majelis Permusyawaratan
Rakyat
3 Huruf awal setiap kata

Singkatan terdiri atas huruf awal


setiap kata tapi bukan nama diri.
Ditulis dengan huruf kapital tanpa
titik:

SD = Sekolah Dasar 5 Lambang.


SIM = Surat Izin Mengemudi
NIP = Nomor Induk Pegawai Singkatan berupa lambang kimia,
singkatan satuan ukuran, takaran,
4 Singkatan yang terdiri dari dua timbangan, dan mata uang tidak diikuti
atau kata lebih dengan tanda tanda titik.
titik.
Misalnya:
Singkatan yang terdiri dari tiga
huruf atau lebih dan diikuti dengan cm = sentimeter
tanda titik. Contohnya: kg = kilogram
Rp = rupiah
a.n. = atas nama
d.a. = dengan alamat
yth. = yang terhormat
B. Akronim

Akronim adalah bagian dari abreviasi, proses


pemendekan kata yang diambil dari tiap kata maupun
suku kata sehingga menjadi suatu kata yang bisa
dibaca. Fungsi akronim ada dua yakni sebagai
penyingkat nama dan sebagai media humor.. Selain itu
akronim juga memiliki fungsi sebagai media humor
atau semboyan. Jadi akronim dipakai dalam bahasa
sehari-hari dan pergaulan.
Berikut adalah Akronim nama diri
macam-macam Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal dan setiap kata ditulis dengan
huruf kapital tanpa tanda titik. Misalnya:
akronim beserta BIG = Badan Informasi Geospasial
contohnya: BIN = Badan Intelijen Negara
PASI = Persatuan Atletik Seluruh Indonesia

Nama diri yang berupa gabungan suku


Berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata
ditulis dengan huruf awal kapital. Contohnya:
Bulog = Badan Urusan Logistik
Bappenas = Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Kejagung = Kejaksaan Agung Republik Indonesia

Gabungan huruf awal dan suku kata


Akronim yang terdiri dari bukan nama diri, berupa gabungan huruf awal dan suku kata
atau gabungan suku kata ditulis dengan huruf kecil. Misalnya:
iptek = ilmu pengetahuan dan teknologi
pemilu = pemilihan umum
puskesmas = pusat kesehatan masyarakat
PENULISAN ANGKA DAN
BILANGAN
A. Penulisan Angka dan Bilangan
Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan
Angka merupakan lambang bilangan, sedangkan dengan satu atau dua kata.
bilangan dapat dinyatakan dengan angka atau 1
kata. Penggunaan dan penulisannya juga ditulis dengan huruf, kecuali jika dipakai secara
berurutan seperti dalam perincian. Misalnya:
tergantung konteks kalimatnya. beberapa aturan
penulisan angka dan bilangan dalam kalimat. Mereka menonton drama itu sampai tiga
Berikut penjelasannya kali.
Di antara 72 anggota yang hadir, 52
orang setuju, 15 orang tidak setuju, dan 5
orang abstain.

Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan


2
huruf.
Misalnya:
Lima puluh siswa teladan mendapat
beasiswa dari pemerintah daerah.
Tiga pemenang sayembara itu diundang ke
Jakarta.
Penulisan Angka dan Bilangan

Apabila bilangan pada Angka yang menunjukkan


bilangan besar dapat Angka dipakai Angka dipakai untuk
awal kalimat tidak
dapat dinyatakan ditulis sebagian dengan untuk menyatakan menomori alamat,
dengan satu atau dua huruf supaya lebih mudah ukuran panjang, seperti jalan, rumah,
kata, susunan dibaca. apartemen, atau
Misalnya:
berat, luas, isi,
kalimatnya diubah. kamar.
Dia mendapatkan waktu, dan nilai
bantuan 250 juta uang. Misalnya:
Misalnya:
Panitia
rupiah untuk
Misalnya: Jalan Tanah
mengembangkan Abang I No. 15
mengundang 250 usahanya. 0,5 sentimeter
orang peserta. Perusahaan itu baru 4 hektare atau Jalan
Di lemari itu saja mendapat Tanah Abang
tersimpan 25 pinjaman 550 miliar I/15
naskah kuno. rupiah. .
7. Angka dipakai untuk menomori bagian 9. Penulisan bilangan tingkat dapat
karangan atau ayat kitab suci. Misalnya: dilakukan dengan cara berikut. Misalnya:
Bab X, Pasal 5, halaman 252 abad XX
Surah Yasin: 9 abad ke-20
abad kedua puluh
8. Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan 10. Penulisan angka yang mendapat akhiran
sebagai berikut. -an dilakukan dengan cara berikut.
Bilangan Utuh Misalnya: dua belas (12), Misalnya:
tiga puluh (30), lima ribu (5.000) lima lembar uang 1.000-an (lima lembar
Bilangan Pecahan Misalnya: setengah
uang seribuan)
atau seperdua (½),seperenam belas (⅟16),

tiga perempat (¾), dua persepuluh (² ₁₀),
tahun 1950-an (tahun seribu sembilan
ratus lima puluhan)
tiga dua-pertiga (3⅔) satu persen (1%)
11. Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus dilakukan dalam
peraturan perundang-undangan, akta, dan kuitansi.
Misalnya:
Telah diterima uang sebanyak Rp2.950.000,00 (dua juta sembilan
ratus
lima puluh ribu rupiah) untuk pembayaran satu unit televisi.

12. Penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan diikuti


huruf dilakukan seperti berikut.
Misalnya:
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50
(sembilan ratus ribu lima ratus rupiah lima puluh sen).

13. Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis


dengan huruf.
Misalnya:
Rajaampat
Tigaraksa
PENULISAN TANDA BACA
1. Tanda baca titik (.)
Tanda baca titik memiliki beberapa fungsi yaitu : 5. Berperan dalam penulisan sumber resensi
Contoh:
1. Penanda berakhirnya kalimat Ali, Muhammad. 1994. Lenyapnya Sang Pencerah. Malang: Generasi
Contoh kalimatnya: Edan Media.
6. Memperjelas jumlah
Tanggal 17 Agustus adalah hari kemerdekaan Indonesia.
Contohya:
Raiz melakukan teknik menulis buku buku berdasarkan
Desa itu berpenduduk 13.500 orang.
pengalaman pahitnya.
Namun ada pengecualian jika angka tersebut tidak menunjukkan jumlah
2. Tanda dalam penulisan bagan, ikhtisar, atau daftar seperti:
Contohnya: Pegawai dalam kantor itu sebagian besar lahir pada tahun 1988.
1.1 Isi Karangan Nomor handphone Bapak Sutejo adalah 081234567890.
1.2 Ilustrasi 7. Tidak boleh digunakan pada akhir judul
3. Pemisah angka jam, menit, dan detik Tanda titik tidak digunakan pada akhir judul yang merupakan kepala
Contoh penggunaan titik dalam pemisah angka jam, menit, karangan atau kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
dan detik: Contohnya:
Acara Kunjungan Presiden Joko Widodo
Pukul 21.25.07 (Pukul 21 lewat 25 menit 7 detik)
Bentuk dan Kebudayaan (Bab I UUD 1945)
Pukul 13.45.45 (Pukul 13 lewat 45 menit 45 detik)
8. Tidak boleh digunakan pada kepala surat
4. Menunjukkan jangka waktu Tanda titik tidak digunakan di belakang alamat pengirim, dan tanggal surat,
Contohnya: atau nama dan alamat penerima surat. Contohnya:
3.45.12 (3 jam, 45 menit, 12 detik) - Jalan Pramuka
0.14.26 (14 menit, 26 detik) Cirebon
25 Februari 2022
2. Tanda baca koma (,)
4. Di belakang kata penghubung antar kalimat.
Contohnya:
. . . . jadi, kita sebaiknya pergi secepatnya.
1. Digunakan diantara unsur-unsur. . . . . maka dari itu, wajib hukumnya untuk
Contohnya: mandi besar.
Shinta membeli garam, gula, penyedap rasa,
dan cuka di warung sebelah.
Indra, Indri, dan Indro adalah anak kembar 5. Pemisah partikel.
tiga. Contohnya:
Wow, ternyata kacamata itu sangat canggih!
2. Perbandingan kalimat. Oh, aku kira kamu makan batu.
Contohnya:
Pertunjukkan itu sungguh menarik, tetapi
membahayakan penonton disekitarnya. 6. Memisahkan petikan langsung
Contohnya:
Kata Paman, “Jangan menengok ke belakang
3. Memisahkan anak dan induk kalimat. ketika berjalan di tengahkuburan”
Contohnya: “Astagfirullah,” Sahut Bu Fatima, “Saya tidak
Karena sudah bekerja, dia akan lupa percaya apa yang saya dengar.”
dengan kampusnya.
7. Di identitas yang ditulis berurutan. 11. Pada kalimat bertingkat.
Contohnya: Contohnya:
Berkas ini harap dialamatkan kepada Dekan Semua siswa, baik laki-laki maupun yang
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut perempuan,diberi hukuman untuk berlari
Pertanian Bogor, Jalan Raya Darmaga, Bogor. setengan lapangan sebanyak 5 kali.

8. Penulisan daftar pustaka 12. Menghindari salah bacaTanda koma


Contohnya: Contohnya:
Frick, Heinz.2008. Pedoman Karya Ilmiah. Dalam pembinaan dan pengembangan
Yogyakarta: Penerbit Kanisius bahasa, kita memerlukan sikap yang
bersungguh.
9. Penulisan gelar.
Contohnya:
13. Tidak digunakan untuk memisahkan petikan
B. Sasikirana, S.H. langsung.
Contohnya:
10. Penulisan bilangan.
“Mengapa dia melakukannya?” tanya
Contohnya:
Zainudin.
84,5 m
Rp 10,49
3. Tanda Titik Koma (;)

Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan


bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara..
Contohnya:
Malam makin larut; pekerjaan belum selesai
juga.

Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti


kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang
setara di dalam kalimat majemuk.
Contohnya:
Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; Ibu
sibuk memasak di dapur; Adik menghapal
nama-nama pahlawan nasional.
4. Tanda Titik Dua(:)
1. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau 3. Titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah
ungkapan yang memerlukan pemerian. kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contohnya: Contohnya:
Ketua : Moch. Achyar Ayah: "Budi, sinikamu!"
Sekretaris : Tati Suryati Budi: (datangmenghampiri) "Ada apa, Pak?"
Ayah: "Tolongambilkansepatuhitam yang di
atas lemari!"
2. Tanda titik dua dipakai diantara jilid atau
nomor dan halaman, 4. Titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan
Contohnya: lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.
Surah Yasin:9 Contohnya:
Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Pak Andi mempunyai tiga orang anak: Hasan, Husin,
Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit. dan Husen.
Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga:
kursi, meja, dan lemari.
5. Tanda Hubung (-)

1. Tanda hubung menyambung 2. Tanda hubung 3. Tanda hubung


suku-suku kata dasar atau kata menyambung unsur-unsur menyambung huruf dari kata
berimbuhan yang terpisah oleh kata ulang. yang dieja satu-satu dan
pergantian baris. Contohnya: bagian-bagian tanggal.
Contohnya: Anak-anak, kupu-kupu, Contohnya:
Kemarin ibu me-masak berulang-ulang p-a-n-i-t-i-a
ayam goreng 17-08-1945

4. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan


kata dengan kata berikutnya atau sebelumnya 5. Tanda hubung dipakai untuk
yang dimulai dengan huruf kapital, kata/huruf merangkaikan unsure bahasa Indonesia
dengan angka, angka dengan kata/huruf. dengan unsure bahasa asing. Contohnya:
Contohnya: di-smash,
se-Indonesia, se-Jabodetabek, mem-PHK- pen-tackle-an
kan, sinar-X, peringkat ke-2,S-1, tahun 50-an
6. Tanda Pisah (—)

01 02 03
Tanda pisah membatasi Tanda pisah menegaskan Tanda pisah dipakai di
penyisipan kata atau kalimat adanya keterangana posisi atau antara dua bilangan atau
yang member penjelasan di keterangan yang lain sehingga kata dengan arti sampai
luar bangun kalimat. kalimat menjadi lebih jelas. dengan' atau 'sampaike'

Contohnya: Contohnya: Contohnya:


Kemerdekaan bangsa itu—saya Rangkaian temuan ini—evolusi, 2004—2009
yakin akan tercapai- teori kenisbian, dan kini juga tanggal 1—10 mei 2007
diperjuangkan oleh bangsa itu pembelahan atom—telah Jakarta—Bandung
sendiri. mengubah konsep sikita tentang
alam semesta
7. Tanda Tanya (?)

1. Tanda tanya dipakai pada 2. Tanda Tanya dipakai di dalam


akhir kalimat tanya. kurung untuk menyatakan bagian
Contohnya: kalimat yang disangsikan
Kapan ia berangkat? kebenarannya.
Contohnya:
Saudara tahu, bukan?
Ia dilahirkan pada tahun 1983 (?).
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah
(?) hilang.
8. Tanda Seru (!)

1. Tanda seru dipakai pada 2. Tanda seru dipakai pada akhir


akhir kalimat perintah. ungkapan atau pernyataan yang
menggambarkan kesungguhan,
Contohnya: ketidak percayaan, ketakjuban,
Bersihkan kamar itu sekarang ataupun rasa emosi yang kuat.
juga!
Contohnya:
Jangan berisik!
Alangkah seramnya peristiwa itu!
Indah sekali pemandangan alam ini!
Merdeka!
Ada Pertanyaan??

SEKIAN DAN
TERIMA KASIH
KELOMPOK 1
PERKEMBANGAN DAN
RAGAM BAHASA INDONESIA
Anggota Kelompok

Annisa Dea Febrina Faizal Trinanda Suvy


Haniifah Irawan Danuarta Kresanie
2102371 2101931 2102181 2102214
Perkembangan
Bahasa
Indonesia
Bahasa merupakan sistem
lambang bunyi ujaran yang
digunakan oleh masyarakat
untuk berkomunikasi dalam
melakukan aktivitas sehari-hari

Bahasa Indonesia adalah


bahasa resmi dan juga
menjadi bahasa persatuan
bangsa Indonesia.
Pada mulanya, bahasa Indonesia berasal
dari bahasa Melayu yang digunakan sebagai
bahasa perantara (lingua franca). Bahasa
melayu kuno sudah digunakan pada masa
Kerajaan Sriwijaya sebagai bahasa
kebudayaan, bahasa perhubungan, dan
bahasa perdagangan. Hal ini diperkuat
dengan ditemukannya prasasti kuno yang
bertuliskan bahasa Melayu
Perkembangan bahasa Indonesia

Peresmian bahasa Kongres Bahasa


Indonesia pada tanggal Indonesia I
28 Oktober 1928 (25-27 Juni 1938, Solo)

Penetapan bahasa Indonesia Kongres Bahasa Indonesia II


sebagai bahasa negara pada (28 Oktober - 2 November
tanggal 18 Agustus 1945 1954, Medan

Penggunaan ejaan Kongres Bahasa


republik pada tanggal Indonesia III
19 Maret 1947 (4 November 1978, Jakarta)
Perkembangan bahasa Indonesia

Kongres Bahasa Indonesia


Kongres Bahasa Indonesia IV
VII
(21-26 November 1983, Jakarta)
(26-30 Oktober 1998, Jakarta)

Kongres Bahasa Indonesia V Kongres Bahasa Indonesia


(28 Oktober-3 November 1988, VIII
Jakarta) (14-17 Oktober 2003, Jakarta)

Kongres Bahasa Indonesia VI Kongres Bahasa Indonesia IX


(28 Oktober-2 November 1993, (28 Oktober-1 November 2008,
Jakarta) Jakarta)
Perkembangan bahasa Indonesia

Kongres Bahasa Indonesia X


(28-31 Oktober 2013, Jakarta)

Kongres Bahasa Indonesia XI


(28-31 Oktober 2018, Jakarta)
Bahasa Indonesia Dewasa Ini

Perkembangan bahasa Indonesia saat ini semakin baik, dan


juga semakin diminati oleh masyarakat Internasional.
Bahkan bahasa Indonesia menjadi bahan pembelajaran di
beberapa negara asing. Terdapat beberapa bukti bahasa
Indonesia diminati di dunia Internasional: Bahasa
Indonesia sangat diminati oleh dunia internasional, bahasa
Indonesia digunakan sebagai mata pelajaran pilihan di
beberapa negara, bahasa Indonesia termasuk dalam 10
besar bahasa dengan penutur terbanyak, bahasa
Indonesia digunakan sebagai bahasa resmi di beberapa
negara Asia Tenggara, pusat studi bahasa Indonesia
tersebar di seluruh dunia, dan lainnya
Namun semakin berkembangnya zaman, saat ini
masyarakat Indonesia sudah banyak mencampur
bahasa Indonesia dengan bahasa asing dalam
berbahasa sehari-hari. Pemakaian bahasa dan
budaya asing dirasa lebih keren dan dapat diterima
dalam pergaulan.

Sebagai warga negara Indonesia yang baik, kita


harus menjaga dan mencintai bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia harus dikembangkan dengan
baik, karena bahasa Indonesia merupakan salah
satu identitas bangsa Indonesia
Pengertian Ragam Bahasa
Ragam bahasa menurut Bachman (1999)
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian
yang berbeda-beda sesuai dengan topik yang dibahas,
menurut hubungan pembicara, kawan berbicara. orang yang
dibicarakan, dan menurut medium pembicara.

Ragam bahasa menurut Dendy Sugono (1999)


Berkaitan dengan penggunaan bahasa Indonesia, muncul dua
masalah utama, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan
tidak baku. Dalam situasi resmi. seperti di sekolah, di kantor,
atau di pertemuan resmi bahasa bakur digunakan. Sebaliknya,
dalam situasi informal, seperti di rumah, di taman, atau di
pasar, kita tidak diharuskan menggunakan bahasa baku.
Penyebab Ragam Bahasa

Faktor Budaya Faktor Sejarah Faktor Perbedaan Demografis


Setiap daerah memiliki dataran yang berbeda-beda,
Setiap daerah Setiap daerah seperti daerah pesisir, pegunungan yang biasanya
memiliki budaya memiliki kebiasaan cenderung menggunakan bahasa yang singkat, jelas
yang berbeda atau (adat) dan bahasa dan dengan intonasi volume suara yang besar dan
volume tinggi. Berbeda dengan daerah pemukiman
tempat tinggal yang leluhur terpisah dan padat penduduk yang menggunakan bahasa lisan
berbeda. seperti di berbeda antara yang panjang karena kedekatannya satu sama lain
Jawa dan Papua satu daerah dengan intonasi volume suara yang kecil.
serta beberapa Selain faktor tersebut, ragam bahasa juga terjadi
dengan daerah karena perkembangan bahasa zaman, selain
wilayah lain di lainnya. perbedaan cara penyampaiannya atau dialek
Indonesia. bahasanya.
Ragam Bahasa Lisan dan Ragam Tulis

Ragam Lisan adalah suatu ragam bahasa


yang dihasilkan oleh alat ucap.

Ragam tulis adalah bahasa yang


dihaslikan dengan memanfaatkan tulisan
dengan huruf sebagai unsur dasarnya.
Perbandingan ini didasarkan atas perbedaan penggunaan
bentuk kata, kosakata,dan struktur kalimat.

a) Ragam Lisan
1. Penggunaan bentuk kata
Anak itu nyuri mainan di toko.
2. Penggunaan kata
Setiap hari saya selalu ngasih dia uang.
3. Penggunaan strukturkalimat
Tugas itu sudah dikedosenkan.

b) Ragam Tulis
1. Penggunaan bentuk kata
Anak itu mencuri mainandi toko.
2. Penggunaan kata
Setiap hari saya yang selalu memberi dia uang.
3. Penggunaan strukturkalimat
Tugas itu sudah diserahkan kepada dosen.
RAGAM BAHASA BAKU DAN TIDAK BAKU

bahasa baku dapat didefinisikan sebagai bentuk bahasa


yang telah dikodifikasikan, diterima oleh dan berfungsi
sebagai model untuk masyarakat pada umumnya.

Ragam bahasa tidak baku adalah salah satu ragam


bahasa Indonesia yang tidak dikodifikasi, tidak diterima
dan tidak dijadikan model masyarakat luas.
Karakteristik kata baku
1. stabilitas dinamis, yang dalam bentuk kaidah dan
peraturan tetap. Baku tidak dapat diubah kapan saja/setiap
saat. Bahasa baku itu mantap yang berarti sesuai dengan
aturan bahasa

2. Kecendikiaannya, perwujudan dalam kalimat, paragraf,


dan unit bahasa lainnya yang lebih besar mengekspresikan
alasan atau pemikiran yang masuk akal dan tidak
menghasilkan kesan ganda dan memberikan informasi yang
jelas.

3. Seragam, pada dasarnya proses berbasis pembakuan


adalah proses yang menyeragamkan bahasa. Dengan kata
lain, standardisasi bahasa adalah pencarian untuk
keseragaman.
Karakteristik kata tidak baku

Umumnya digunakan
Dipengaruhi dengan
dalam bahasa sehari-
perkembangan
hari.
zaman.

Dipengaruhi bahasa
Bentuknya dapat
daerah dan bahasa
berubah-ubah.
asing tertentu.
Contoh bahasa baku dan tidak baku

Bahasa baku
Rita pergi ke apotek untuk
membeli obat flu
Atlet renang kelas 6A bernama
Farhan Bahasa tidak
baku
Rita pergi ke apotik untuk
membeli obat flu
Atlit renang kelas 6A
bernama Farhan
RAGAM BAHASA SOSIAL DAN FUNGSIONAL

Ragam sosial yaitu ragam bahasa yang sebagian norma


dan kaidahnya didasarkan atas kesepakatan bersama
dalam lingkungan sosial yang lebih kecil dalam
masyarakat.

Ragam fungsional (profesional) adalah ragam bahasa


yang dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan
kerja, atau kegiatan tertentu lainnya.
Bahasa yang baik dan benar

Pada 2019, Presiden mengeluarkan Perpres Nomor 63


Tahun 2019 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia. Pada
Pasal 2 ayat (1) Perpres tersebut, tertulis bahwa
“Penggunaan Bahasa Indonesia harus memenuhi kriteria
Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar”.
Pengertian bahasa yang baik pada suatu kata atau
kalimat menyangkut pada pilihan kata. Bahasa yang
baik berkaitan erat dengan ragam. Berdasarkan situasi
komunikasi secara umum, terdapat dua ragam bahasa:
formal dan nonformal.
Penggunaan bahasa yang baik sesuai dengan
sasaran kepada siapa bahasa tersebut di sampaikan.
Hal ini harus disesuaikan dengan unsur umur, agama,
status sosial, lingkungan sosial, dan sudut pandang
khalayak sasaran kita. Dengan kata lain, bahasa yang
kita gunakan sesuai dengan lawan bicara, sehingga
tidak menimbulkan kesalah-pahaman ketika
berkomunikasi.
Pengertian benar pada suatu kata atau suatu kalimat
adalah pandangan yang diarahkan dari segi kaidah
bahasa. Bahasa yang benar adalah bahasa yang
mematuhi kaidah atau aturan. Bahasa yang benar
berkaitan dengan aspek kaidah, yaitu peraturan bahasa
(tata bahasa, pilihan kata, tanda baca, dan ejaan).
Bahasa yang benar mengacu pada kaidah penulisan dan
pengucapan Bahasa Indonesia seperti yang telah
ditetapkan pada kamus besar Bahasa Indonesia, dan
terdapat pula di EYD (Ejaan Yang Disempurnakan).
Ciri bahasa yang baik dan benar
Penggunaan kaidah tata bahasa normatf, yakni dengan
penerapan pola kalimat yang baku.Contoh kalimat: acara itu
sedang kami ikuti dan bukan acara itu kami sedang ikuti.

Penggunaan kata-kata baku. Contoh: "cantik sekali" bukan


"cantik banget"; "uang" bukan "duit"; serta "tidak semudah itu"
bukan "nggak segampang itu".

Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis. Ejaan yang kini


berlaku dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang
disempurnakan (EYD). Bahasa baku harus mengikuti aturan ini.
Ciri bahasa yang baik dan benar
Penggunaan kalimat secara efektif. Di luar pendapat umum
yang mengatakan bahwa bahasa Indonesia itu bertele-tele,
bahasa baku sebenarnya mengharuskan komunikasi efektif:
pesan pembicara atau penulis harus diterima oleh
pendengar atau pembaca persis sesuai maksud aslinya.

Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan. Meskipun hingga


saat ini belum ada lafal baku yang sudah ditetapkan, secara
umum dapat dikatakan bahwa lafal baku adalah lafal yang
bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau bahasa daerah.
Contoh: "kamu" bukan "kamyu"; /habis/ bukan /abis/; /kali/
bukan /keles/; /kalau/ bukan /kalo/; /tidak/ bukan /gak/.
Terima Kasih
PARAGRAF ATAU
ALINEA
DISUSUN DAN DIPRESENTASIKAN
OLEH
KELOMPOK 6
Anggota Kelompok

Mochammad Aqil Ratna Khoerunisa


2103291 2103309
Anggia Dwi Ningtyas Putri Nur Hasanah
2103386 2103344
PENGERTIAN
PARAGRAF
Paragraf merupakan sebuah kumpulan dari kalimat-
kalimat yang berisi tentang satu ide pokok atau gagasan
utama. Sebuah paragraf yang baik akan memberikan
bantuan pembaca serta penulis dalam membuat artikel
yang baik serta memperbaikinya.

Tanpa adanya sebuah keteraturan dalam menyampaikan


ide atau gagasan dalam paragraf sebuah artikel atau karya
tulis akan membuat tulisan yang anda buat tidak terasa dan
akan membingungkan pembaca dan bahkan penulisnya
untuk tetap mengembangkan artikelnya.
SYARAT-SYARAT
PARAGRAF
Kesatuan Kepaduan Ketuntasan
Paragraf Paragraf Paragraf

Sebuah paragraf Paragraf dikatakan padu Ketuntasan paragraf


dikatakan mempunyai apabila kalimat-kalimat adalah kesempurnaan
kesatuan jika seluruh di dalam paragraf paragraf. Dalam
kalimat dalam paragraf tersebut berhubungan membangun ketuntasan
hanya membicarakan logis. Hubungan pikiran paragraf dilakukan
satu ide pokok, satu topik dalam paragraf tersebut dengan melakukan
atau masalah. membentuk kejelasan klasifikasi dan
struktur. pembahasan tuntas.
Konsistensi Sudut Pandang Keruntutan
dalam Paragraf Paragraf

Maksud konsistensi sudut pandang dalam Keruntutan gagasan adalah


paragraf adalah penyertaan penulis dalam penyusunan urutan gagasan dalam
karangan harus konsisten pada seluruh karya tulis ilmiah. Ide-ide disusun
paragraf. Konsistensi ini menyangkut sedemikian rupa sehingga terasa
pada penyebutan diri penulis sebagai saya mengalir dari satu kalimat ke
maupun tatkala menceritakan orang lain kalimat lainnya di dalam kesatuan
denngan sebutan ia atau dia. sebuah paragraf.
JENIS-JENIS
PARAGRAF
Jenis Paragraf Berdasarkan Fungsinya
1. Paragraf Pembuka, paragraf ini bertujuan mengutarakan suatu aspek
pokok pembicaraan dalam karangan. Sebagai bagian awal sebuah
karangan, paragraf pembuka ini umumnya fungsinya adalah untuk
menghantar pokok pembicara, menarik minat pembaca

2. Paragraf Pengembang/isi, bertujuan mengembangkan pokok


pembicaraan suatu karangan yang sebelumnya telah dirumuskan dalam
alinea pembuka. Paragraf ini didalam karangan dapat difungsikan untuk,
mengemukakan inti persoalan atau menguraikan gagasan pokok

3. Paragraf Penutup, paragraf ini berisi simpulan dari seluruh karangan.


Dalam bagian penutup selain memberi isyarat akhir sebuah tulisan, juga
harus memberi tekanan pada gagasan utama dalam tulisan tersebut.
Paragraf Paragraf deduktif yaitu jenis paragraf yang gagasan utamanya berada
di awal. Jenis paragraf ini bersifat deduksi yang gagasannya
Berdasarkan berkembang dari umum ke khusus. Kalimat utama paragraf deduktif
berada di awal paragraf, sedangkan kalimat penjelas berada tepat
Posisi setelah kalimat utamanya

Kalimat Paragraf Induktif, gagasan utama paragraf induktif berada di akhir


kalimat. Jenis paragraf induktif selalu akan diawali dengan penyebutan
Utamanya peristiwa khusus atau penjelasan yang berfungsi untuk mendukung
gagasan utama ,barulah diakhiri dengan pokok pembicaraan.

Paragraf Campuran (deduktif-induktif) adalah paragraf yang gagasan utamanya terdapat pada
bagian awal dan akhir paragraf. Paragraf campuran diawali dengan pernyataan umum lalu
diikuti kalimat khusus sebagai penjelas. Kemudian di akhir paragraf terdapat pernyataan umum
lagi sebagai pengulangan dari gagasan utama

Paragraf Ineratif adalah jenis paragraf yang menampilkan gagasan utamanya di tengah
paragraf. Jenis paragraf ini memiliki pola khusus-umum-khusus atau kalimat penjelas-
kalimat utama-kalimat penjelas.
Paragraf Berdasarkan Isinya
01 Paragraf Persuasif, adalah isi paragraf 04 Paragraf Deskriptif, adalah paragraf yang
yang mempromosikan sesuatu dengan melukiskan atau menggambarkan sesuatu
cara mempengaruhi atau mengajak dengan bahasa. Tujuan paragraf ini
pembaca. adalah agar pembaca memperoleh
gambaran yang jelas mengenai suatu
02 Paragraf Argumentasi, adalah isi objek baik manusia atau benda
paragraf membahas satu masalah dengan
bukti-bukti alasan atau fakta yang 05 Paragraf Eksposisi, adalah paragraf yang
mendukung memaparkan sesuatu fakta atau kenyataan
kejadian tertentu, yang biasanya berisi
penjelasan. Paragraf ini lazim menjabarkan
03 Paragraf Naratif, adalah isi paragraf
menuturkan peristiwa atau keadaan hasil penelitian atau pengetahuan yang
dalam bentuk data atau cerita dimiliki penulisnya,
STRUKTUR
PARAGRAF
Kalimat topik
Paragraf terbentuk dari
kalimat topik yang
kemudian dikembangkan Kalimat pengembang
oleh kalimat penjelas atau langsung
kalimat pengembang

Kalimat pengembang tak


langsung
Beberapa struktur paragraf yang
dapat dibentuk
Struktur 1 Struktur 2

KPL KPL KPT


KT KT
KPL KPL KPT

Paragraf dengan kalimat topik di awal juga bisa juga disebut paragraf deduktif

*KT = Kalimat Topik


KPL = Kalimat Pengembang Langsung
KPT = Kalimat Pengembang Tak Langsung
Beberapa struktur paragraf yang
dapat dibentuk
Struktur 3 Struktur 4

KPL KPT KPL


KT KT
KPL KPT KPL

Paragraf dengan kalimat topik di akhir juga bisa juga disebut paragraf induktif

*KT = Kalimat Topik


KPL = Kalimat Pengembang Langsung
KPT = Kalimat Pengembang Tak Langsung
PENGEMBANGAN
PARAGRAF
Pengembangan
paragraf berdasarkan
teknik
Secara ilmiah Secara logis
Pengembangan secara ilmiah dilakukan dengan Pengembangan paragraf secara logis maksudnya adalah
menjelaskan pikiran utama dengan urutan ruang atau pengembangan paragraf yang menggunakan pola pikir
urutan waktu. Dengan pengembangan ini, penulis tertentu. Pengembangan paragraf secara logis dapat
menjelaskan satu pikiran gagasan dari satu titik ke titik dikelompokkan menjadi dua, yaitu klimaks-anti klimaks,
lainnya. Pengembangan dengan urutan ruang bisa dan umum-khusus.
dilakukan dengan menjelaskan ruang dari yang paling
dekat hingga yang paling jauh atau sebaliknya.
Pengembangan dengan urutan waktu bisa dimulai dari
yang paling awal hingga akhir atau sebaliknya.
Klimaks-Anti klimaks
Klimaks-anti klimaks dibagi menjadi dua, yang pertama klimaks, dan yang kedua
antiklimaks.
Pengembangan paragraf secara klimaks dilakukan dengan cara menyajikan
gagasan gagasan yang berupa rincian yang dianggap sebagai gagasan
bawahan, kemudian diakhiri dengan gagasan yang paling tinggi kedudukannya
atau kepentingannya.
Pengembangan paragraf secara anti klimaks dilakukan dengan terlebih dulu
gagasan yang dianggap paling tinggi kedudukannya atau kepentingannya, baru
diikuti dengan gagasan-gagasan yang berupa rincian yang dianggap sebagai
gagasan bawahan, gagasan yang dianggap kurang penting atau rendah
kedudukannya.
Umum-Khusus
Pengembangan paragraf berdasarkan kriteria umum-khusus, dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu paragraf yang dikembangkan dengan cara umum ke khusus, dan
khusus ke umum.
Paragraf yang dikembangkan secara umum ke khusus berupa paragraf yang
dimulai dengan gagasan umum yang biasanya merupakan gagasan utama,
kemudian diikuti dengan gagasan khusus sebagai gagasan penjelas atau
rincian. Paragraf yang dikembangkan dengan cara umum ke khusus ini biasa
disebut dengan paragraf deduktif.
Paragraf yang dikembangkan secara khusus ke umum berupa paragraf yang
dimulai dengan gagasan khusus sebagai gagasan penjelas atau rincian,
kemudian diikuti dengan gagasan umum yang biasanya merupakan gagasan
utama. Paragraf yang dikembangkan dengan cara khusus ke umum ini biasa
disebut dengan paragraf induktif.
Pengembangan paragraf
berdasarkan isi
Pengembangan paragraf dengan cara Pengembangan paragraf dengan sebab
perbandingan. akibat (kausalitas).
Membandingkan atau mempertentangkan guna Dilakukan dengan menyajikan sebab
memperjelas suatu paparan. Berupa penyajian sebagai gagasan pokok/utama lalu diikuti
persamaan dan perbedaan antara dua hal, yang akibatnya sebagai gagasan penjelas, atau
dipertentangkan adalah dua hal yang memiliki sebaliknya.
tingkat yang sama, dan keduanya memiliki
persamaan dan perbedaan.

Pengembangan paragraf dengan cara pemberian. Pengembangan paragraf dengan cara


Contoh contoh disajikan sebagai gagasan penjelas klasifikasi.
untuk mendukung atau memperjelas gagasan umum. Cara klasifikasi biasanya dilakukan dengan
Gagasan umum dapat diletakkan pada awal penyajian gagasan pokok/utama kemudian
paragraf atau di akhir paragraf bergantung pada diikuti dengan gagasan penjelas secara
gaya yang dikehendaki oleh penulis. rinci. Gagasan penjelas merupakan
klasifikasi dari gagasan utamanya.
Terima kasih!
LAPORAN
PENELITIAN
Pendidikan Bahasa Indonesia

Kelompok 9 kelas 2B PGSD


Halaman 2

ANGGOTA KELOMPOK

Athifah Fauziyyah Erin Nurhaliza Ina Mutmainah Nataline Sesaria


Carmenette
Halaman 5

PENGERTIAN LAPORAN PENELITIAN


Laporan penelitian adalah suatu dokumen
tertulis tentang hasil pelaksanaan suatu
penelitian yang dibuat secara jelas, disusun
menurut metode penulisan dan sistematika
tertentu dengan bahasa yang lugas.
Halaman 6

MENURUT PARA AHLI


Kerlinger
Menurutnya, laporan penelitian adalah proses menemuan yang dinilai mempunyai karakteristik yang
sistematik, empiris, terkontrol, dan juga berlandasakan pada teori dan hipotesis yang dajukan.
Bahdin (2005)
Menurutnya, definisi laporan penelitian ialah suatu bentuk karya tulis yang isinya berupa paparan
tentang suatu proses dan hasil kegiatan penelitan
Daeseunike (2016)
Arti laporan penelitian adalah media yang mengkomunikasikan antara peneliti dengan masyarakat,
sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan berkepentingan penelitian yang dilakukannya.
Putri (2015)
Laporan penelitian atau report adalah suatu bentuk peninggalan tertulis secara ilmiah dari
penelitian yang dilaksanakan atau dilakukannya.
SYARAT-SYARAT
LAPORAN
PENELITIAN
abc

Syarat-Syarat
Laporan Penelitian? Dengan melihat syarat-syarat laporan tersebut maka
penyusun laporan perlu memiliki persyaratan-persyaratan
sebagai berikut: (1) harus menguasai masalah yang
Laporan Penelitian harus bersifat Objektif dan dilaporkan; (2) harus mempunyai minat kesanggupan,
objektif, teliti, analisitis, kooperatif dan ``open-minded”; (3)
tidak subjektif.
harus menggunakan bahasa tertulis yang baik; (4) dapat
Isinya adalah semua fakta dan tidak ada opini.
menggunakan kata dan istilah yang sederhana, jelas dan
Semua hal yang dicantumkan harus hal yang mudah dimengerti.
benar-benar terjadi pada saat penelitian dan
tidak di rekayasa.
Penulisan laporan harus sesuai urutannya
(Sistematis).
Selain itu, syarat penulisan laporan penelitian juga
Laporan harus jelas dan cermat. diantaranya penulis laporan harus tahu kepada siapa laporan
Laporan harus lengkap. ditulis, penulis harus menyadari bahwa pembaca tidak
mengikuti proses penelitian, penulis harus menyadari
perbedaan latar belakang, serta laporan harus jelas dan
dapat meyakinkan pembaca.
SYARAT FORMAT LAPORAN PENELITIAN
SENDIRI DIANTARANYA:

1) Laporan dituntut untuk bisa dibuat dengan bahasa yang dapat dicerna oleh
publik. Peneliti harus jelas dalam memutuskan untuk siapa penelitian ini
diciptakan; (2) Selanjutnya, laporan penelitian lebih baik jika mencantumkan
jenis metode penelitian yang digunakan sehingga penguji dan pembaca bisa
mengetes keabsahan penelitian yang dilakukan. Pada tahap ini penelitian akan
bersifat terbuka dan bisa mendapatkan masukan, saran dan kritik yang nantinya
bisa untuk bahan pengujian ulang. Bila laporan penelitian tidak bersifat terbuka
(transparan), penelitian sering diasumsikan tidak ilmiah.
Halaman 4

SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN PENELITIAN


Secara umum sistematika penulisan laporan penelitian berisi:
1. Abstrak, yaitu berisi rangkuman singkat tentang isi laporan penelitian secara
umum
2. Kata Pengantar yaitu berisi kalimat pembuka tentang tema laporan, ucapan syukur
dan terima kasih penulis.
3. Daftar Isi yaitu berisi daftar judul bab dan sub bab laporan
4. Daftar Grafik/ Tabel/ Gambar yaitu berisi daftar nama grafik, tabel atau gambar
yang ada di laporan
5. BAB I PENDAHULUAN terdiri dari Latar Belakang Penelitian, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Halaman 7

6. BAB II TINJAUAN PUSTAKA yaitu berisi teori-teori yang berkaitan dengan tema
penelitian
7. BAB III METODE PENELITIAN terdiri dari Lokasi Penelitian, Variabel Penelitian,
Populasi dan Sampel, Teknik Pengumpulan Data, dan Instrumen Penelitian
8. BAB IV PEMBAHASAN yaitu berisi tentang pembahasan rumusan masalah yang
sudah dicantumkan di Bab I
9. BAB V PENUTUP terdiri dari Kesimpulan dan Saran
10. Daftar Pustaka yaitu berisi rujukan buku atau artikel yang dikutip di laporan).
Halaman 8

JENIS-JENIS
Berdasarkan struktur kepenulisan

Laporan Penelitian Formal Laporan Penelitian Non-Formal


Halaman 9

BERDASARKAN
BENTUK
KEPENULISAN
1. Formulir
2. Memorandum
3. Surat
4. Naskah
5. Buku
Halaman 10

BERDASARKAN TUJUAN KEPENULISAN

Laporan panjang dan singkat

Laporan internal dan eksternal

Laporan vertikal dan lateral

Laporan berkala
Halaman 11

TERIMA KASIH!
Sekian presentasi dari kami,
apakah ada pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai