Anda di halaman 1dari 17

DIKSI ATAU PILIHAN KATA

Kelompok 5 :
1. Amalia Putri
2. Ayut Dia Syahputri
3. Chyntia Marisa Br.Surbakti
4. Shafi ra Elzahra
Latar Belakang
Agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien,
pemahaman penggunaan diksi atau pemilihan kata
dirasakan sangat penting, terutama untuk menghindari
kesalapahaman dalam berkomunikasi. Dengan
demikian, kata-kata yang digunakan untuk
berkomunikasi harus dipahami dalam konteks alinea
dan wacana. Kata sebagai unsur bahasa, tidak dapat
dipergunakan dengan sewenang-wenang. Akan tetapi,
kata-kata tersebut harus digunakan dengan mengikuti
kaidah-kaidah yang benar.
Diksi atau Pilihan Kata
Diksi adalah pilihan kata. Pilihan kata merupakan satu
unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-
mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari.
Dalam memilih kata yang setepat- setepatnya untuk
menyatakan suatu maksud
Pengertian tersirat dalam sebuah kata itu mengandung
makna bahwa tiap kata mengungkapkan sebuah gagasan
atau sebuah ide. (Gorys Keraf, Hal. 21)
Makna Kata
Kata mengandung dua aspek yaitu aspek bentuk atau
ekpresi dan aspek sisi makna, Bentuk atau ekspresi
yaitu dengan mendengar atau degan melihat,
Sedangkan sisi makna adalah yang menimbulkan
reaksi dalam pikiran pendengar atau pembaca karena
rangsanganaspek bentuk tadi. (Gorys Keraf, Hal. 25)
Contoh
“Maling!”
Keterangan:
Pada waktu orang berteriak “Maling!” timbul reaksi
dalam pikiran kita bahwa ada seseorang telah berusaha
untuk mencuri barang atau milik orang lain. Sedangkan
makna atau isi adalah reaksi yang timbul pada orang
yang mendengar.
Macam-Macam Makna
A.Makna Denotatif
 Makna denotatif adalah kata yang tidak
mengandung makna atau perasaan tambahan. (Gorys
Keraf, 2009 Hal. 27)
 Contoh:
1. Rumah itu luasnya 250 meter persegi
2. Ada seratus orang yang mengikuti lomba itu.
3. makan
B. Makna Konotatif
 Konotasi atau makna konotatif disebut juga dengan
makna konotasional, makna emotif , atau makna
evaluatif. Makna konotatif sebagian terjadi Krena
pembicara ingin menimbulkan perasaan setuju - tidak
setuju, senang - tidak senang, (Gorys Keraf, 2009- Hal.
29)
Contoh:
1. meluap hadirin yang mengikuti pertemuan itu.
2. Megawati dan Susilo Bambang Yudoyono Berebut
kursi Presiden.
Konteks Linguistis Dan Nonlinguistis
A. Konteks Nonlinguistis
Konteks nonlinguistis mencakup dua hal, yaitu
hubungan antara kata dan barang atau hal,dan
hubungan antara bahasa dan masyarakat atau disebut
juga konteks sosial.
Contoh seperti istri kawan saya dan bini kawan saya:
buaya darat itu telah melahap semua harta benda saya,
kami mohon maaf dan kami mohon ampun, semuanya
dilakukan berdasarkan konteks sosial atau situasi yang
dihadapi. (Gorys Keraf, 2009 Hal.32)
B.Konteks Linguistis
konteks linguistis adalah hubungan antara unsur bahasa
yang satu dengan unsur bahasa yang lain. Konteks
linguistis mencakup hubungan antara kata dengan kata
dalam frasa atau kalimat. Dalam konteks ini, perlu
dikemukakan suatu pengertian yang disebut kolokasi.
kolokasi (collocation) adalah lingkungan leksikal di mana
sebuah kata dapat muncul. Misalnya, kata gelap
berkolokasi dengan kata malam, dan tidak pernah
berkolokasi dengan kata baik atau jahat; dengan
demikian kita dapat memperoleh konstruksi malam gelap
. Kata Umum dan Khusus
kata yang ancuannya lebih luas Kata disebut kata
umum, seperti kata ikan, sedangkan kata yang lebih
ancuannya lebih khusus disebut kata khusus seperti
gurame,lele,nila. kata umum disebut superordinat, kata
khusus disebut hiponim.
. Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada
asasnya mempunyai makna yang sama, tetapi
bentuknya berlainan. Kesinoniman kata ketidaklah
mutlak, hanya ada kesamaan dan kemiripan.
Pembentukan Kata

Ada dua cara pembentukan kata, yaitu dari dalam dan dari luar
bahasa Indonesia
Contoh :
Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kata baru dengan
memanfaatkan kosakata yang sudah ada misalnya
Tata daya serba
Tata buku daya tahan serba putih
Dari luar bahasa Indonesia terbentuk kata-kata punggutan
kata, baik daerah maupun bahasa asing misalnya
Asing Daerah
Bank wisata
. Kesalahan pembentukan dan pemilihan kata
Penanggalan awalan meng-
Contohnya:
Jaksa Agung, Basyrif arief, periksa Arthalyta Suryani. (salah)
Jaksa Agung, Basyrif Arief, memeriksa Arthalyta Suryani. (Benar)
 
Penanggalan Awalan ber-
. Contohnya:
Sampai jumpa lagi (salah)
Sampai berjumpa lagi (Benar)
 
 peluluan bunyi /c/
Contohnya:
Wasilan sedang menyuci mobil (salah)
Wasilan sedang mencuci mobil (benar)
penyengauan kata dasar
penyengauan kata dasar ini adalah ragam lisan yang dipakai dalam
ragam tulis.
bunyi /s/,/k/,/p/, dan /t/ yang berimbuhan meng-/peng-
. Contohnya:
Semua warga Negara harus mentaati peraturan yang berlaku. (salah)
Semua warganegara harus menaati peraturan yang berlaku. (benar)
awalan ke- yang keliru
Contohnya:
Mengapa kamu ketawa terus? (salah)
Mengapa kamu tertawa terus? (benar)
pemakaian akhiran –ir
. Contohnya:
Saya sanggup mengkoordinir kegiatan itu. (salah)
Saya sanggup mengoordinasi kegiatan itu. (benar)
padanan yang tidak serasi
karena pemakai bahasa kurangcermat memilih padanan kata
yang serasi, yang muncul dalam pembicaraan sehari-hari adalah
padanan yang tidak sepadan atau tidak serasi
Penggunaan kata yang hemat
Salah satu ciri pemakaian bahasa yang efektif adalah pemakaian bahasa
yang hemat kata, tetapi padat isi. Namun, dalam komunikasi sehari hari
sering dijumpai pemakaian kata yang tidak hemat (boros) .
Boroshemat
1. sejak dari sejak atau dari
2. agar supaya agar atau supaya
 
Analogi
Di dalam dunia olahraga terdapat istilah petinju. Kata petinju berkorelasi
dengan kata bertinju. Kata petinju berarti ‘orang yang bertinju’ bukan
‘orang yang (biasa) meninju’
 
bentuk jamak dalam bahasa Indonesia
Dalam pemakaian sehari-hari kadang-kadang orang salah
menggunakan bentuk jamak dalam bahasa Indonesia sehingga terjadi
dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Bentuk jamak dengan melakukan yang bersangkutan,seperti
Kuda-kuda
Bentuk jamak dengan menambah kata bilangan, seperti
Semua buku
Bentuk jamak dengan menambah kata bantu jamak,seperti
Para tamu
Bentuk jamak dengan menggunakan kata ganti orang, seperti
Mereka kami
Penggunaan dimana, yang mana, hal mana.
Ungkapan idiomatik adalah konstruksi yang khas
pada suatu bahasa yang salah satu unsurnya tidak dapat
dihilangkan atau diganti. Contoh
Menteri Dalam Negeri bertemu Presiden SBY (salah)
Menteri Dalam Negeri bertemu dengan Presiden SBY
(benar)

Anda mungkin juga menyukai