Anda di halaman 1dari 2

Kata dan Diksi

1. Kata
A. Pengertian Kata
Kata, dalam ilmu kebahasaan, diartikan sebagai unit terkecil bahasa yang memiliki
komposisi tertentu dan dapat diujarkan sebagai bentuk bebas, serta dapat berdiri sendiri.
Kata merupakan unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan merupakan perwujudan
dari kesatuan perasaan ataupun pikiran, yang dapat digunakan dalam berbahasa
(berkomunikasi) serta memiliki suatu makna tertentu.
Setiap kata haruslah mengandung sebuah makna, gagasan, dan ide. Hal ini bermaksud
bahwa kata dapat digunakan sebagai sarana komunikasi untuk menyampaikan gagasan dan
ide kepada orang lain. Setiap kata memiliki “jiwa” yang dengan “jiwa” tersebut dapat
menggerakkan orang lain. Dengan demikian, peran kata yang paling penting adalah
membantu memperlancar terjadinya komunikasi, baik lisan maupun tulisan. Komunikasi
yang terjalin baik adalah komunikasi yang berjalan secara dua arah: kita memahami apa
yang disampaikan orang lain dan orang lain memahami apa yang kita sampaikan.
Begitu pentingnya kata dalam menyampaikan gagasan dan ide lewat tulisan dan
ucapan, maka dapatlah dimengerti bahwa semakin banyak kata yang dikuasai seseorang,
maka semakin banyak pula gagasan dan ide yang dikuasainya dan yang sanggup
diungkapkannya. Seseorang yang banyak kosa katanya akan mudah memahami maksud
yang disampaikan oleh orang lain dalam berkomunikasi.
B. Arti Kata
Ada dua macam arti kata:
1). Arti Leksikal; yakni arti kata yang sesuai dengan apa yang kita jumpai dalam kamus.
Contoh : Ayah membuat kursi dari bambu. (kursi berarti tempat duduk)
2). Arti Gramatikal; yakni arti kata yang berkaitan dengan susunan atau struktur kalimat.
Contoh : Para politikus saling berebut kursi setiap pemilu (kursi berarti jabatan)
C. Makna Kata
Kata sebagai sebuah perbendaharaan bahasa mengandung dua aspek, yaitu: bentuk
atau ekspresi dan isi makna atau referen. Bentuk atau ekspresi adalah sesuatu yang dapat
diserap oleh pancaindera dengan melihat atau mendengar. Sedangkan isi makna atau
referen adalah hal yang menimbulkan rekasi dalam pikiran pembaca atau pendengar tadi.
Reaksi yang timbul dari pembaca atau pendengar tadi dapat berupa pengertian atau
pemahaman dan tindakan, atau gabungan keduanya.
Sehingga dengan demikian, makna kata dapat didefinisikan sebagai hubungan antara
bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya (referen-nya). Misalnya, kata rumah,
adalah bentuk atau ekspresi. Sedangkan barang yang diwakili dari kata rumah adalah
“bangunan beratap, berdinding, berpintu, berjendela yang ditinggali manusia.” Barang
yang diwakili ini yang disebut referen. Nah, hubungan antara bentuk dan referen itulah
ynag diebut makna atau referensi.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa seseorang dikatakan mengetahui makna
kata jika seseorang tersebut mampu mengetahui kedua aspek kata: bentuk dan referen.
Seseorang yang hanya mengetahui bentuk kata tapi tak mengerti referen-nya maka
dikatakan tidak faham barangnya. Sebaliknya, seseorang yang mengetahui referen
(barangnya) tapi tak mengetahui bentuk katanya berarti tidak mengetahui katanya.
Secara umum, makana kata ada dua, yaitu:
1). Makna denotatif; yakni makna kata yang merujuk langsung pada makna dasarnya
yang tidak mengandung makna atau perasaan-perasaan tambahan. Penulisan
bahasa Ilmiah cenderung menggunakan kata atau makan yang bersifa denotatif,
karena langsung menunjuk kepada fakta atau maksud khusus yang tertentu.
Contoh: Kami melihat gadis-gadis cantik berjalan di tepi jalan.
2). Makna konotatif; yakni makna yang mengandung arti tambahan, perasaan tertentu
atau nilai rasa tertentu di samping makna dasar yang umum.
Contoh: Kami melihat dara-dara cantik berjalan di tepi jalan.

2. Diksi
Diksi berarti sebagai pilihan kata. Istilah diksi digunakan tidak hanya untuk
menyatakan kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan,
tetapi juga meliputi persoalan ungkapan-ungkapan, gaya bahasa, dan ungkapan yang
memiliki karakteristik serta bernilai artistik/seni tinggi. Dengan demikian, diksi berisi
kesanggupan suatu kata atau frasa untuk untuk menimbulkan imajinasi yang tepat pada
pendengan atau pembacanya.
Terdapat dua kecenderungan dalam perihal pemilihan kata-kata (diksi).
Kecenderungan pertama, terdapat seseorang yang sulit mengungkapkan maksudnya karena
miskin kata dan variasi bahasanya. Sementara di sisi lain, terdapat seseorang yang sangat
boros dan mewah dalam menggunakan perbendaharaan kata sedangkan miskin isi dan
makna yang dimaksud. Dengan demikian, pemilihan kata-kata yang tepat dan penguasaan
kosa kata amat penting dalam berkomunikasi baik lewat tulisan dan lisan.
Ada tiga hal pokok berkaitan dengan diksi, (1) diksi berkaitan dengan pengertian kata-
kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana mengelompokkan
kata-kata yang sesuai, ungkapan-ungkapan yang tepat, serta gaya bahasa mana yang cocok
dengan suatu situasi tertentu, (2) diksi merupakan kemampuan untuk membedakan secara
tepat rasa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan menemukan untuk memilih
kata, gaya bahasa, dan ungkapan yang sesuai dengan situasi dan kondisi pendengar, (3)
diksi ditentukan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata dan perbendaharaan kata.
Sebagai contoh, misalnya kata meneliti, memiliki makna yang sama dengan kata
menyelidiki, mengamati, dan menyidik. Meski kata-kata tersebut memiliki kesamaan arti,
namun penggunaannya berbeda dalam situasi tertentu. Contoh lain, misalnya kata
meninggal. Kata yang memiliki arti yang sama adalah wafat, mati, tewas.

Referensi:

Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pusaka Utama, 1983.

Prihantini, Ainia, S.Hum. Master Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Penerbit B First. 2015.

Suaedi. Penulisan Ilmiah. Bogor: Penerbit IPB Press. 2015.

Anda mungkin juga menyukai