Kelas : Eki - 6F
Tujuan tunggal yang dpunyai oleh bank sentral (BI) yaitu bertujuan untuk mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah yang tercermin dari laju inflasi dan perkembangan nilai
tukar rupiah terhadap mata uang asing. Instrumen yang dipakai untuk mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah tersebut dapat disebut dengan tugas dari Bank Indonesia
sebagai bank sentral.
Peran yang dipunyai oleh bank sentral (BI) yaitu mencapai dan memelihara kestabilan
nilai rupiah yang tercermin dari laju inflasi dan perkembangan nilai tukar rupiah terhadap
mata uang asing. Instrumen yang dipakai untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah tersebut dapat disebut dengan tugas dari Bank Indonesia sebagai bank sentra
Operasi pasar terbuka adalah salah satu kebijakan yang diambil bank sentral untuk
mengurangi atau menambah jumlah uang beredar. Kebijakan ini dilakukan dengan cara
menjual Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau membeli surat berharga di pasar modal.
2. Kebijakan Diskonto
Diskonto adalah pemerintah mengurangi atau menambah jumlah uang beredar dengan
cara mengubah diskonto bank umum. Jika bank sentral memperhitungkan jumlah uang
beredar telah melebihi kebutuhan (gejala inflasi), bank sentral mengeluarkan keputusan untuk
menaikkan suku bunga. Dengan menaikkan suku bunga akan merangsang keinginan orang
untuk menabung.
Bank sentral dapat juga memengaruhi jumlah uang beredar dengan berbagai
pengumuman, pidato, dan edaran yang ditujukan pada bank umum dan pelaku moneter
lainnya. Isi pengumuman, pidato, dan edaran dapat berupa ajakan atau larangan untuk
menahan pinjaman tabungan atau pun melepaskan pinjaman.
Saat awal merdeka, Indonesia mengalami inflasi (kenaikan harga barang) yang sangat tinggi
karena kondisi mata uang tidak terkendali. Salah satu faktor penyebabnya yaitu belum adanya
mata uang tunggal yang berlaku. Saat itu, terdapat tiga mata uang yang dipakai, sehingga
menyebabkan jumlah uang beredar menjadi banyak dan akhirnya terjadi inflasi.
Beberapa kebijakan moneter diterapkan untuk menanggulangi krisis ini, di antaranya dengan
melakukan kegiatan diplomasi beras ke India dan membentuk planning board untuk
penanggulangan inflasi. Selain itu, diterbitkan pula ORI (Oeang Republik Indonesia) agar
hanya ada satu mata uang resmi, dan penetapan Kasimo Plan sebagai upaya swasembada
pangan.
Pada masa ini, ekonomi diserahkan kepada rakyat yang belum lama merdeka dan masih
lemah ekonominya. Usaha-usaha kecil banyak yang mati karena tidak mampu bersaing.
Upaya yang diambil untuk menanggulanginya antara lain: penetapan Gunting Syafruddin
untuk memotong nilai uang NICA dan de Javasche Bank menjadi setengahnya saja yang
berlaku.
Pada saat itu pecahan Rp5 ke atas digunting menjadi dua bagian. Guntingan bagian kiri
berlaku sebagai alat pembayaran yang sah dengan nilai setengah dari nilai semula, sedangkan
bagian kanan tidak berlaku sebagai alat pembayaran. Selain itu pemerintah juga melakukan
Nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia, dan penetapan sistem ekonomi Ali
Baba untuk membangun kerjasama antara pengusaha asing dan pengusaha lokal.