Anda di halaman 1dari 11

NAMA : FAUSTINA MENU PEKA

TINGKAT : 2A

TUGAS : BAHASA INDONESIA (LKM PARAGRAF)

1. Salah satu criteria/syarat paragraph yang baik adalah kesatuan. Jelaskan apa yang
dimaksud dengan kesatuan paragraph! Berikan minimal dua contoh paragraph!
Jawab:
Kesatuan paragraph adalah: tiap paragraph hanya mengandung satu pokok
pikiran yang diwujudkan dalam kalimat utama. Kalimat utama yang diletakka di
awal paragraph biasa kita sebut dengan paragraph deduktif, sedangkan kalimat
utama yang diletakka di akhir paragraph biasa kita sebut dengan paragraph
induktif.
Contoh paragraph deduktif:
PBB menetapkan 12 Agustus sebagai hari Remaja Internasional. Pencetus
gagasan in ialah para menteri sedunia yang menangani masalah remaja di
Portugal 1998. Tujuannya guna memicu kesadaran remaja untuk memahami
masalah social budaya, lingkungan hidup, pendidikan dan kenakalan remaja.
Contoh paragraph induktif :
Kalau ditanya rencana masa depan, banyak remaja menjawab asal-asalan.
Mereka tidak punya greget dalam menatap masa depan, mereka sebagai air,
mengikuti aliran tanpa berperan mengarahkan air itu, tanpa berperan
mengarahkan air itu.tanpa motivasi, tanpa perencanaan yang jelas. Mereka yang
pesimis, harapan masa depannya pun rendah.

2. Jelaskan bilamana sebuah paragraph menunjukan tidak adanya kesatuan? Berikan


beberapa contoh pararaf sekaligus penjelasannya!
Jawab:
Sebuah paragraf harus memiliki kesatuan. Sebuah paragraf dikatakan
memiliki kesatuan jika semua kalimat pendukung hanya mendukung satu gagasan
tunggal. Jika ada kalimat pendukung yang tidak berkaitan dengan topik, maka
kalimat itu disebut kalimat sumbang dan paragraf tidak memiliki kesatuan.
Contoh :
 Kalimat topic
(1)Ardiansyah, temanku, sangat menyenangkan
 Kalimat Pendukung
Ia sering mangajak kami datang ke rumahnya dan bermain games terbaru
di playstation miliknya. Ia pun sering mentraktir kami makan bakso atau
membelikan kami tiket pertandingan bulu tangkis di Senayan. Ia tidak segan
menjenguk salah seorang teman yang sakit atau memberi bantuan kepada teman
yang membutuhkan pertolongan.
 Kalimat Penyimpul
Ardiansyah memang salah seorang teman yang sangat menyenangkan yang aku
kenal.
Semua kalimat di atas berisi tentang uraian bagaimana sangat menyenangkannya
Ardiansyah. Apabila ada satu kalimat yang, misalnya, menjelaskan bagaimana
wajah Ardiansyah terlihat atau hobi Ardiansyah, maka kalimat itu tidak
mendukung kesatuan dalam paragraf. Tentu saja, kalimat seperti itu tidak
menjelaskan bagaimana Ardiansyah sangat menyenangkan.

3. Criteria/syarat lain dari paragraph yang baik adalah kepaduan. Jelaskan apa yang
dimaksud dengan kepaduan paragraph! Berikan minimal dua contoh paragraph yang
padu!
Jawab:
aduan/ kohesi dalam paragraf adalah keterikatan antarunsur dalam struktur
sintaksis atau struktur wacana yg ditandai antara
lainPenggunaan konjungsi,Pengulangan kata/ repetisi,Penggunaan kata ganti
(pronomina)Penggunaan hiponim(1)    Penyebab kebakaran hutan di Indonesia
ada dua, yaitu cuaca dan ulah manusia. (2) Penyebab yang pertama adalah cuaca
panas di Indonesia. (3) Sinar matahari yang panas di Indonesia apabila mengenai
objek yang terang, misalnya kaca, yang kemudian tembus mengenai daun-daun
kering di hutan bisa menimbulkan api dan kebakaran. (5) Penyebab pertama ini
biasanya tidak terlalu sering dan parah dampaknya. (6) Namun, penyebab yang
kedua, yaitu ulah manusia, biasanya menimbulkan dampak yang sangat parah
karena intensitasnya yang sangat sering. (7) Selain itu, pelakunya pun tidak
sedikit dari perseorangan sampai perusahaan.(8) Mereka kebanyakan ingin
memperoleh lahan untuk berkebun dengan cara mudah dan murah sehingga
melakukan pembakaran hutan secara liar.
Contoh:
o Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi  adalah  kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa,
antarklausa, dan antarkalimat(KBBI). Konjungsi yang berkenaan dengan
kepaduan paragraf adalah konjungsi antarkalimat. Konjungsi
antarkalimat merupakan konjungsi (kata hubung) yang menghubungkan
satu kalimat dengan kalimat lain (sebelumnya).
Konjungsi yang termasuk dalam golongan ini adalah namun, akan tetapi,
oleh karena itu, oleh sebab itu, akibatnya, selain itu, di samping itu, jadi,
dsb. Konjungsi-konjungsi tersebut dalam penulisan selalu berada di awal
kalimat karena memang fungsinya penghubung antarkalimat.Contoh
dalam paragraf tersebut“(5) Penyebab pertama ini biasanya tidak terlalu
sering dan parah dampaknya. (6) Namun, penyebab yang kedua, yaitu
ulah manusia, biasanya menimbulkan dampak yang sangat parah karena
intensitasnya yang sangat sering. (7) Selain itu, pelakunya pun tidak
sedikit dari perseorangan sampai perusahaan.”
o Kata Ganti/ pronomina
Kata ganti/ pronomina adalah kata yg dipakai untuk mengganti orang
atau benda. Kata ganti terbagi atas kata ganti umum, penunjuk, dan
orang.
a.     Kata ganti umum : ini, itu
b.    Kata ganti penunjuk       : sini, situ
c.     Kata ganti orang/ persona
Pertama            : aku, saya, kami, kita
Kedua               : kamu, kau, engkau, kalian
Ketiga               : dia, ia, mereka.

4. Guna membangun paragraph yang padu digunakan pemarkah/penanda atau sering disebut
pengait paragraph tersebut disertai contoh penggunaanya dalam paagraf!
Jawab:

 Pengait berupa Konjungsi Intrakalimat

Konjungsi intrakalimat pada kalimat-kalimat sebuah paragraf dapat menandai atau


mengaitkan hubungan-hubungan berikut ini.
a.      Hubungan aditif (penjumlahan): dan, bersama, serta.
b.      Hubungan adversatif (pertentangan): tetapi, tapi, melainkan .
c.      Hubungan alternatif (pemilihan): atau, ataukah.
d.      Hubungan sebab: sebab, karena, lantaran, gara-gara.
e.      Hubungan akibat: hasilnya, akibatnya, akibat.
f.       Hubungan tujuan: untuk, demi, agar, biar, supaya.
g.      Hubungan syarat: asalkan, jika, kalau, jikalau.
h.      Hubungan waktu: sejak, sedari, ketika, sewaktu, waktu, saat, tatkala, selagi,
selama,seraya, setelah, sesudah, seusai, begitu, hingga.
i.        Hubungan konsesif: sungguhpun, biarpun, meskipun, walaupun, sekalipun, kendatipun,
betapapun.
j.        Hubungan cara: tanpa, dengan.
k.      Hubungan kenyataan: bahwa.
l.        Hubungan alat: dengan, tidak dengan, memakai, menggunakan, mengenakan,
memerantikan.
m.    Hubungan ekuatif (perbandingan positif, perbandingan menyamakan): sebanyak, seluas,
selebar, sekaya.
n.      Hubungan komparatif (perbandingan negatif, perbandingan membedakan): lebih dari,
kurang dari, lebih sedikit daripada, lebih banyak daripada.
o.      Hubungan hasil: sampai, sehingga, maka, sampai-sampai.
p.      Hubungan atributif restriktif (hubungan): yang.
q.      Hubungan atributif tak restriktif (hubungar menerangkan tidak
mewatasi) : yang (biasanya diawali dengan tanda koma).
r.        Hubungan andaian: andaikata, seandainya, andaikan, kalau saja, jika saja, jikalau, jika,
bilamana, apabila, dalam hal, jangan-jangan, kalau-kalau.
s.       Hubungan optatif (harapan): mudah-mudahan, moga-moga, semoga, agar.

 Pengait berupa Konjungsi Antarkalimat


   Konjungsi antarkalimat harus secara tegas dibedakan dari konjungsi
intrakalimat. Di dalam konjungsi intrakalimat terdapat konjungsi koordinatif dan
konjungsi subordinatif seperti yang sudah dijelaskan terperinci pada bagian di
depan tadi. Konjungsi intrakalimat beroperasi di dalam tataran kalimat itu.
Berbeda dengan semuanya itu, konjungsi antarkalimat beroperasi pada tataran
yang berada di luar kalimat itu sendiri.
   Dengan demikian, harus dikatakan bahwa yang dihubungkan arau dikaitkan
itu adalah ide atau pikiran yang berada di dalam kalimat itu dengan ide atau
pikiran yang berada di luar kalimat tersebut. Konjungsi tersebut
menghubungkan antara ide yang ada dalam sebuah kalimat dan ide yang berada
di dalam kalimat yang lain, konjungsi demikian itu disebut sebagai konjungsi
antarkalimat.
   Adapun konjungsi antarkalimat yang mengemban hubungan-hubungan makna
tertentu tersebut adalah sebagai berikut: ‘biarpun demikian’, ‘biarpun begitu’,
‘sekalipun demikian’, ‘sekalipun begitu’, ‘walaupun demikian’, ‘walaupun
begitu’, ‘meskipun demikian’, ‘meskipun begitu’, ‘sungguhpun demikian’,
'sungguhpun begitu’, ‘kemudian’, 'sesudah itu’, ‘setelah itu’, ‘selanjutnya’,
‘tambahan pula’, ‘lagi pula’, ’selain itu’, ‘seba1iknya’, 'sesungguhnya’,
‘bahwasanya’, ‘malahan’, ‘malah’, ‘bahkan’,’akan tetapi’, ‘namun’, ‘kecuali
itu’, ‘dengan demikian’, ‘oleh karena itu’, ‘oleh sebab itu’, ‘sebelum itu’.
  Lebih lanjut dapat ditegaskan bahwa konjungsi-konjungsi yang disebutkan di
depan itu dapat menandai hubungan-hubungan makan berikut ini.
a. Hubungan makna pertentangan dengan yang dinyatakan pada kalimat
sebelumnya: biarpun begitu, biarpun demikian, sekalipun demikian, sekalipun begitu,
walaupundemikian, walaupunbegitu, meskipun demikian, sungguhpun begitu,
sungguhpundemikian, sungguhpun begitu, namun, akan tetapi.
b. Hubungan makna kelanjutan dari kalimat yang dinyatakan pada kalimat
sebelumnya: kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya.
c.         Hubungan makna bahwa terdapat peristiwa, hal, keadaan di luar dari
yang dinyatakan sebelumnya: tambahan pula, lagi pula, selain itu.
d.        Hubungan makna kebalikan dari yang dinyatakan pada kalimat
sebelumnya: sebaliknya, berbeda dari itu, kebalikannya.
e.         Hubungan makna kenyataan yang sesungguhnya: sesungguhnya,
bahwasanya, sebenarnya.
f.          Hubungan makna yang menguatkan keadaan yang disampaikan
sebelumnya: malah, malahan, bahkan.
g.         Hubungan makna yang menyatakan keeksklusifan dan
keinklusifan: kecuali itu.
h.         Hubungan makna yang menyatakan konsekuensi: dengan demikian.
i.           Hubungan makna yang menyatakan kejadian yang mendahului hal yang
dinyatakan sebelumnya : sebelum itu.
  Pengait berupa Konjungsi Korelatif
    Konjungsi korelatif terdiri atas dua unsur yang dipakai berpasangan. Bentuk
berpasangan demikian itu bersifat idiomatis, jadi tidak bisa dimodifikasi
denganbegitu saja. Adapun contoh konjungsi korelatif tersebut adalah sebagai
berikut: antara...dan, dari...hingga, dari...sampai dengan, dari...sampai ke,
dari...sampai, dari....ke, baik...maupun, tidak hanya...tetapi juga, bukan
hanya...melainkan juga, demihian....sehingga, sedemikian rupa...sehinga,
apakah...atau, entah...entah, jangankan...pun.

  Pengait berupa Preposisi


       Preposisi atau kata depan dapat dikatakan sebagai kelas kata dalam sebuah
bahasa yang sifatnya tertutup. Dikatakan tertutup karena jumlahnya terbatas dan
tidak berkembang seperti kelas-kelas kata yang lainnya. Berbeda dengan
konjungsi yang lazimnya diikuti oleh klausa, preposisi atau kata depan selalu
diikuti oleh kata atau frasa. Preposisi atau kata depan itu juga menandai
hubungan makna antara kata atau frasa yang mengikutinya, dengan kara atau
frasa lain yang ada di dalam kalimat itu.
       Dengan demikian, hubungan makna demikian itu perlu pula dicermati dan
diperhatikan dalam kerangka penyusunan paragraf yang efektif ini.
       Berikut ini hubungan-hubungan makna yang dinyatakan oleh proporsi atau
kata depan.
a.         Hubungan makna keberadaan: di, pada, di dalam, di atas, di tengah, di
bawah, di luar, di sebelah, di samping.
b.         Hubungan makna asal: dari, dari dalam, dari luar, dari atas, dari bawah,
dari samping, dari belakang, dari muka.
c.         Hubungan makna arah: ke, menuju, ke daram, ke luar, ke samping, ke
atas, ke muka, kepada.
d.        Hubungan makna alat: dengan, tanpa dengan.
e.         Hubungan makna kepesertaan: dengan, bersama.
f.          Hubungan makna cara: secara, dengan,
g.         Hubungan makna peruntukan: untuk, bagi, demi.
h.         Hubungan makna sebab atau alasan: karena, sebab.
i.           Hubungan makna perbandingan: daripada, ketimbang.
j.           Hubungan makna pelaku perbuatan atau agentif: oleh.
k.         Hubungan makna batas: hingga, sampai.
l.           Hubungan makna perihwalan: tentang, mengenai, perihal, ihwal.

5. Criteria/syarat lain dari paragraph yang baik adalah kelengkapan dan keruntutan. Jelaskan
apa yang dimaksud dengan kelengkapan paragraph, dan keruntutan paragraph! Berikan
contoh paragraph disertai penjelasannya!
Jawab:
KELENGKAPAN PARAGRAF Kelengkapan ditandai dengan ketuntasan
informasi yang diperoleh pembaca setelah selesai membaca sebuah paragraf.
Informasi yang disampaikan tidak menggantung.Sebuah paragraf dikatakan
lengkap apabila di dalamnya terdapat kalimat-kalimat penjelas secara lengkap
untuk menunjuk pokok pikiran atau kalimat topik. Ciri-ciri kalimat penjelas, yakni
berisi penjelasan berupa rincian, keterangan, contoh, dan lain-lain. Kalimat penjelas
juga sering memerlukan bantuan kata penghubung.
Contoh:
 Gagasan utama / ide pokok:
Gagasan utama / ide pokok / gagasan pokok adalah suatu hal yang
menjadi pokok atau inti dari permasalahan yang tertuang pada kalimat
utama pada sebuah paragraf. Gagasan utama juga merupakan inti masalah
yang ingin disampaikan oleh penulis terhadap pembaca.

 Kalimat Utama

Kalimat utama adalah sebuah kalimat yang memuat gagasan utama di dalamnya
dan merupakan inti permasalahan yang dibahas pada paragraf.

  Kalimat Penjelas

Kalimat penjelas ialah kalimat yang berperan sebagai pendukung gagasan utama
pada kalimat utama. Kalimat penjelas biasanya berisikan rincian, uraian, dan juga
fakta yang menguatkan ide atau gagasan utama pada paragraph.
Keruntutan adalah penyusunan urutan gagasan, konsep, pemikiran, dan lain-lain
dalam karangan. Keruntutan dapat dilakukan dengan beberapa cara:

1. Urutan proses dengan bilangan

2. Urutan proses tanpa bilangan

3. Tahapan

4. Skala prioritas

5. Pengembangan

6. Strata atau tingkatan komunikasi yang paling efektif

7. Hubungan antar proposisi (pernyataan yang dapat diuji kebenarannya)

6. Sebutkan dan jelaskan jenis paragraph berdasarkan fungsinya! Berikan contoh paragraph
disertai penjelasannya!
Jawab:

 Paragraf Pembuka
Jenis alinea ini terletak di awal sebuah tulisan, entah itu dalam subbab atau bab
buku, maupun di awal sebuah karangan.
Contoh paragraf pembuka :
“Besok internet mendatangi desa kita. Internet membuat kita menyaksikan
dunia. Internet juga dapat menyampaikan surat ke sahabat kita di pulau seberang,
bahkan hingga ke negara tetangga.” Itulah bunyi iklan layanan masyarakat yang
dapat disaksikan lewat televisi. Bayangkan, melalui internet kita dapat
mengakses kabar terkini dari seluruh penjuru dunia. Kita pun bisa mengetahui
keadaan roket yang tengah diuji di angkasa luar.
Dengan suatu blog, kita dapat menjadi penulis dengan memposting tulisan
karya kita. Bahkan, kita pun dapat berbincang sambil menatap sahabat pena yang
berada di Australia melalui web camera. Dengan hanya duduk di depan
komputer, kita dapat menggunakan fasilitas chatting, browsing, gaming, atau
surfing.
 

 Paragraf Pengembang
Merupakan alinea yang berfungsi untuk mengembangkan topik pembicaraan
dalam suatu tulisan.
Contoh:
Perbandingan dan pertentangan
Lakukan investasi di pasar modal dapat dimisalkan sebagaimana nelayan yang
memancing di laut. keduanya sama memiliki beresiko baik itu resiko kecil
maupun besar. Apabila berinvestasi di pasar modal dengan cuma memakai sedikit
modal, maka gain atau keuntungan yang didapatkan akan sedikit. Begitupun
dengan nelayan, apabila cuma mempunyai modal sedikit, didalam artian cuma
memiliki perahu kecil serta peralatan seadanya, maka hasil tangkapan yang
didapat juga tak lagi sejumlah hasil tangkapan kapal besar. Ini dikarenakan oleh
adanya keterbatasan perlengkapan, nelayan tidak dapat melaut jauh dari bibir
pantai. Perihal inipun berlaku didunia investasi pasar modal.

 Paragraf Peralihan
Paragraf yang menjadi jembatan bagi dua paragraf utama, baik itu paragraf
pembuka dengan pengembang maupun antara pengembang dan penutup
Contoh:

 Paragraf Penutup
Alinea ini terletak di akhir tulisan, baik tulisan di sebuah subbab, bab, maupun
penghujung sebuah karangan.
Contoh:
Dari pemaparan di atas, kita bisa simpulkan bahwa sampah elektronik adalah
sampah yang sulit diurai layaknya sampah plastik. Salah satu alternatif mengelola
sampah ini adalah di daur ulang menjadi barang yang berguna. Hal ini perlu
dilakukan karena sampah ini tidak bisa dibuang ke tempat sampah. Jika dibuang
ke tempat sampah, maka pencemaran lingkungan pun pasti akan terjadi.

7. Sebutkan dan jelaskan jenis paragraph berdasarkan pola pengembangannya! Berikan


contoh paragraph disertai penjelasannya!
Jawab:
1) Generalisasi
Merupakan paragraf yang memiliki pola khusus ke umum atau umum ke
khusus. Pola khusus ke umum merupakan pola yang berisi pernyataan-
pernyataan khusus yang kemudian disimpulkan dalam satu pernyataan
umum. Sementara itu, pola umum ke khusus merupakan pola yang diawali
satu kalimat pernyataan umum yang kemudian dijelaskan secara rinci
dengan menggunakan kalimat-kalimat khusus. Adapun kalimat-kalimat
khusus pada jenis paragraf ini harus berisikan fakta atau data yang akurat.
Kedua pola pada paragraf generalisasi tersebut  juga bisa ditemukan
pada paragraf induktif dan paragraf deduktif.
Contoh:
Keluarga merupakan sekolah pertama bagi anak-anaknya. Sebab, dari
rumahlah anak-anak bisa belajar banyak hal, seperti berbicara, berjalan,
merapikan mainan, dan sebagainya. Selain itu, prinsip-prinsip kehidupan
juga bisa ditanamkan lewat pendidikan keluarga, entah dalam bentuk
nasehat maupun dengan bentuk teladan orangtua.

2) Klasifikasi
Paragraf klasifikasi merupakan paragraf yang polanya berisi
pengelompokkan, pembagian, ataupun penggolongan dari suatu topik
yang dibahas dalam paragraf.
Contoh:
Berdasarkan pola pengembangannya, paragraf atau alinea dibagi menjadi
beberapa jenis, yaitu paragraf generalisasi, klasifikasi, definisi luas, dan
sebagainya. Sementara itu, jenis-jenis paragraf berdasarkan
fungsinya terbagi atas empat jenis, yaitu: paragraf pembuka, paragraf
pengembangan, paragraf pengalihan, dan paragraf penutup.

3) Analogi
Merupakan paragraf yang berisi perumpamaan antara satu unsur dengan
unsur lainnya. Permupamaan digunakan agar pembaca lebih mengerti
maksud dari paragraf yang hendak disampaikan
Contoh:
Melestarikan hutan sama seperti melestarikan rumah kita. Sebab, hutan
merupakan tempat tinggal para hewan seperti halnya rumah yang
merupakan tempat tinggal kita. Jika rumah kita dirusak atau
disalahgunakan, kita selaku pemilik tentu akan marah dan mengamuk.
Begitu pun juga para hewan saat hutannya dirusak atau dialihfungsikan
menjadi tempat yang tidak semestinya. Oleh karena itu, kita harus bisa
merawat dan melestarikan hutan selayaknya kita merawat rumah kita
sendiri.

4) Paragraf Contoh
Merupakan alinea yang polanya berupa contoh-contoh yang berfungsi
untuk memperkuat gagasan yang hendak disampaikan. Sebisa mungkin,
contoh-contoh yang diberikan merupakan hal-hal yang dekat dengan
keseharian pembaca.
Contoh:
Koran-koran bekas ternyata bisa dikreasikan menjadi kerajinan
tangan. Misalnya saja tempat pensil. Koran-koran bekas tersebut mesti
dibuat dahulu menjadi bubur kertas, lalu kemudian ditempelkan ke gelas
bekas atau pun paralon bekas. Setelah itu, tempat pensil tersebut dijemur
lalu kemudian dicat. JIka ingin lebih indah dan menarik, tempat
pensil dari kertas koran tersebut bisa diberi hiasan apapun sesuai dengan
selera.

8. Sebutkan dan jelaskan teknik pengembangan paragraph! Berikan contoh paragraph


disertai penjelasannya!
Jawab:

 Secara Alamiah
Pengembangan paragraf dengan pola ini didasarkan pada urutan ruang dan
waktu. Urutan ruang merupakan urutan yang akan membawa pembaca
dari satu titik ke titik berikutnya dalam suatu ruang. Adapun urutan waktu
adalah urutan yang menggambarkan urutan terjadinya peristiwa,
perbuatan, atau tindakan.

 Klimaks dan Antiklimaks


Paragraf klimaks dan antiklimaks adalah paragraf yang berusaha
memperjelas paparannya dengan didasarkan pada posisi tertentu suatu
rangkaian merupakan posisi yang tertinggi. Bila posisi yang tertinggi
ditempatkan di bagian akhir disebut klimaks. Sebaliknya, bila penulis
menulis rangkaian dengan posisi paling tinggi (menonjol) dan makin lama
makin tidak menonjol disebut antiklimaks.

 Perbandingan dan Pertentangan


Paragraf perbandingan dan pertentangan adalah paragraf yang berusaha
memperjelas paparannya dengan jalan membandingkan dan
mempertentangkan hal-hal yang dibicarakan.

 Contoh-contoh

Dalam mengembangkan paragraf dengna teknik ini, penulis menggunakan


contoh-contoh konkrit sehingga pembaca dapat dengan mudah memahaminya.

 Definisi Luas
Dalam pengembangan paragraf dengan teknik ini, penulis menggunakan kalimat-
kalimat pengembang untuk memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah
istilah atau suatu hal melalui penjelasan-penjelasan yang bersifat definisi.

 Teknik Klasifikasi

Dalam pengembangan paragraf  dengan teknik ini, penulis mengelompokkan hal-


hal yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu.

 Sebab-Akibat

Pengembangan paragraf juga dapat menggunakan pola sebab-akibat sebagai


dasar. Dalam hal ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama,
sedang akibat sebagai perincian pengembangannya. Tetapi, dapat juga
dibalik, akibat sebagai gagasan utama, sedangkan sebab dijadikan perinciannya.

Anda mungkin juga menyukai