Anda di halaman 1dari 46

Paragraf

MKU BAHASA INDONESIA


Paragraf adalah sekumpulan kalimat yang tersusun
secara logis dan runtun (sistematis), yang
memungkinkan suatu gagasan pokok dapat
dikomunikasikan kepada pembaca secara efektif.
Paragraf merupakan satuan terkecil sebuah
karangan. Isinya membentuk satuan pikiran atau
gagasan sebagai bagian dari pesan yang
disampaikan penulis dalam karangannya.
Fungsi Paragraf: mengembangkan tema.

2
Paragraf adalah bagian dari bab
sebuah karangan yang mengandung
ide pokok dan penulisannya dimulai
dengan garis baru.
Paragraf yang baik memuat dua bagian
penting berikut:
1. Kalimat Utama
2. Kalimat Penjelas
 Terdapat gagasan yang
menarik
 Antar kalimat saling berkaitan
 Mengandung satu gagasan

utama dan beberapa pikiran


penjelas
• Kesatuan Paragraf
Kalimat yang membentuk suatu
paragraf harus ditata secara cermat,
agar tidak ada satupun kalimat yang
tidak sesuai dengan gagasan pokok
paragraf.
• Kepaduan Paragraf
Hal ini dapat diamati dari
penyusunan kalimat secara logis.
1. Klimaks dan Anti Klimaks
2. Sudut Pandangan /Point of View
3. Proses
4. Perbandingan dan Pertentangan
5. Analogi
6. Contoh
7. Kausal
8. Umum-Khusus /Khusus-Umum
9. Klasifikasi
10. Definisi Luas

6
• Memberikan contoh/fakta
Gagasan yang disampaikan dalam
kalimat topik digambarkan dengan
contoh, agar jelas dan menarik.
• Memberikan Alasan
Gagasan yang disampaikan dalam
kalimat topik dijelaskan
menggunakan alasan yang logis, agar
dapat meyakinkan pembaca.
1) Kesatuan Paragraf
Dalam sebuah paragraf hanya memiliki satu gagasan
utama. Gagasan utama itu dijelaskan oleh gagasan-
gagasan penjelas. Kalimat-kalimat yang membentuk
paragraf ditata sedemikian rupa, sehingga tidak ada
satu pun kalimat yang menyimpang dari ide pokok.
Perhatikan paragraf di bawah ini.
Jateng sukses. Kata ini meluncur gembira dari pelatih
regu jateng setelah selesai pertandingan final Kejurnas
Tinju Amatir, Minggu malam, di Gedung olah raga
Jateng, Semarang. Pernyataan itu dianggap wajar
karena apa yang diimpi-impikan selama ini dapat
terwujud, yaitu satu medali emas, satu medali perak,
dan satu medali perunggu. Hal itu ditambah lagi oleh
pilihan tinju terbaik yang jatuh ke tangan Jateng. Hasil
yang diperoleh itu adalah prestasi paling tinggi yang
pernah diraih oleh Jateng dalam arena seperti itu.
2). Koherensi/kepaduan=hubungan antara
kalimat dengan kalimat.
Kepaduan dalam kalimat dapat dibangun
dengan memperhatikan :
1. Unsur-unsur kebahasan :
a. repetisi
b. kata ganti
c. kata transisi (ungkapan penghubung)

9
 Repetisi : pengulangan kata-kata yang
dianggap cukup penting atau menjadi topik
pembahasan.
 Kata ganti : kata yang dipakai untuk
menggantikan subyek pembicaraan.
Macam-macam kata ganti :
a. kata ganti orang pertama (I) : aku, saya,
ku,
b. kata ganti orang kedua (II) : kamu, mu,
kamu
sekalian,
c. kata ganti orang ketiga (III) : Anda, Dia,
Beliau,
mereka, nya.

10
 Ungkapan pengait paragraf dapat pula ditandai oleh
kata ganti, baik kata ganti orang maupun kata ganti
yang lain. Perhatikan paragraf di bawah ini!
“Galuh, Hilmi, dan Andri adalah teman sekolah
saya sejak SMA hingga perguruan tinggi. Mereka
kini telah menyandang gelar Doktor dari sebuah
universitas negeri di Bandung. Mereka
merencanakan mendirikan sebuah universitas
swasta. Mereka menghubungi saya dan mengajak
bekerja sama, yaitu saya diminta menyediakan
tempatnya karena kebetulan saya memiliki tanah
yang luas dan strategis. Saya menyetujui
permintaan mereka”.
 Kata mereka dipakai sebagai pengganti kata Galuh,
Hilmi, dan Andri agar nama orang tidak disebutkan
berkali-kali dalam satu paragraf. Penyebutan nama
orang dalam satu paragraf dapat menimbulkan
kebosanan serta menghilangkan keutuhan paragraf.
 Kata transisi: kata yang berada
di antara kata ganti dan kata repetisi.
Macam-macam kata transisi :
a. berhubungan dengan pertambahan;
b. berhubungan dengan pertentangan;
c. berhubungan dengan perbandingan;
d. berhubungan dengan akibat
e. berhubungan dengan tujuan;
f. berhubungan dengan waktu;
g. berhubungan dengan tempat.

12
Beberapa ungkapan penghubung antarkalimat yang
dapat digunakan adalah sebagai berikut:
a) Hubungan tambahan: lebih lagi, selanjutnya, di
samping itu, tambahan pula, berikutnya, lalu,
demikian pula, lagi pula, begitu juga, bahkan.
b) Hubungan pertentangan: namun, bagaimana pun,
akan tetapi,
sebaliknya, wa-laupun demikian, meskipun begitu,
lain halnya.
c) Hubungan perbandingan: sama dengan itu, dalam
hal demikian,
sehubungan dengan itu.
d) Hubungan akibat: jadi, oleh sebab itu, akibatnya,
maka, oleh karena itu.
e) Hubungan tujuan: untuk itu, untuk maksud itu.
f) Hubungan waktu: sementara itu, segera setelah itu,
beberapa saat kemudian.
g) Hubungan tempat: berdekatan dengan itu.
Paragraf di bawah ini merupakan contoh yang
memperlihatkan pemakaian ungkapan
pengait Antar kalimat yang berupa ungkapan
penghubung transisi.
Semua isi alam ini makhluk, artinya ciptaan Tuhan.
Ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan paling
berkuasa di dunia ini adalah manusia. Bahkan dikatakan
bahwa manusia itu wakil Tuhan di dunia. Manusia
diizinkan oleh Tuhan memanfaatkan semua isi alam ini
untuk keperluan hidupnya. Akan tetapi, tidak diizinkan
menyakiti, menyiksa, dan menyia-nyiakan makhluk
hidup yang lainnya.
Dengan dipasangnya pengait antar kalimat
bahkan dan akan tetapi dalam paragraf
tersebut, kepaduan paragraf terasa sekali.
3. Perincian dan urutan isi paragraf :
a. urutan waktu
b. urutan logis
c. urutan ruang
d. urutan proses
e. sudut pandangan/ point of view

4. Kelengkapan : paragraf dikatakan lengkap,


jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang
cukup untuk menunjang kejelasan kalimat
topik/ kalimat utama

15
Perang adalah sebuah misteri. Orang-
orang yang terjun ke medan juang adalah
mereka yang rela untuk mati. Namun
demikian mereka tentu tidak mau mati
konyol. …..
MACAM-MACAM PARAGRAF
1. Menurut posisi kalimat topik
a. paragraf deduktif
b. paragraf induktif
c. paragraf deduktif–induktif
d. paragraf perbandingan
e. paragraf analogi
f. paragraf perincian
g. paragraf definisi

17
2. Berdasarkan sifat isinya:
 Paragraf Deskripsi
Merupakan pemaparan atau penggambaran secara jelas dan
terperinci seolah pembaca melihatnya sendiri.
 Paragraf Eksposisi
Merupakan paragraf yang bertujuan menjelaskan maksud dan tujuan
penulis.
 Paragraf Argumentasi
Digunakan untuk memberikan pernyataan yang disertai paparan
alasan.
 Paragraf Persuasi
Merupakan paragraf yang berisi ajakan kepada seseorang dengan
memberikan
alasan yang meyakinkan.
 Paragraf Narasi
Merupakan rangkaian peristiwa yang terjalin menjadi sebuah alur
cerita.

18
a. Kalimat utama atau kalimat topik: adalah
kalimat dalam paragraf yang mengandung
pikiran utama.
b. Kalimat penjelas : adalah kalimat yang
mengungkapkan pikiran-pikiran penjelas.
a. Paragraf deduktif
Paragraf dengan kalimat utama di awal,
kemudian diikuti oleh kalimat penjelas.

KP
KU KP
KP
1. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif merupakan paragraf yang dimulai dengan inti
uraian yang kemudian diikuti penjelasan. Dengan kata
lain, pikiran utamanya diletakkan di awal kemudian diikuti pikiran
penjelas. Contoh:
“Akibat krisis ekonomi, harga sebagian bahan pokok
bergerak naik. Beras yang setahun lalu berharga Rp1.500,00/liter
kini menjadi Rp 2000,00. Gula pasir yang semula Rp 3.000,00/kg
melonjak menjadi Rp 4.500,00/kg. Minyak kelapa yang dulu Rp
2.000,00/kg kini berubah menjadi Rp 4.500,00/kg. Demikian juga
bahan makanan pokok yang lain. Semua naik hampir mencapai
100%”
b. Paragraf induktif:
kalimat utama terletak di akhir paragraf
setelah kalimat-kalimat penjelas.

KP

KP KU

KP
2. Paragraf Induktif
Paragraf dengan pola induktif merupakan kebalikan
dari deduktif, yaitu keterangan atau pikiran penjelas
diletakkan di awal kemudian diakhiri dengan inti
uraian atau pikiran utama.

Contoh:
“Dalam kehidupan bermasyarakat, apa yang
dibutuhkan seseorang belum tentu sama dengan apa
yang dibutuhkan orang lain. Di samping itu, suatu
kebutuhan yang bisa dicapai oleh seseorang belum
tentu bisa dicapai orang lain. Dengan demikian,
dari waktu ke waktu kenyataan seperti itu akan selalu
ada. Sehingga kemungkinan terjadinya konflik akibat
perbedaan tersebut akan selalu ada.”
Pola pengembangan paragraf
a. umum---------khusus
b. Khusus…….umum
c. Sebab---------akibat
d. Akibat -------sebab
3. Paragraf Campuran
Paragraf campuran atau deduktif-induktif
dimulai dengan inti uraian (pikiran utama), diikuti
penjelasan (pikiran penjelas), dan diakhiri dengan
penegasan atau pengulangan inti uraian.
Contoh:
“Semua manusia pasti akan mati. Para penguasa yang
disebut kaisar, sultan, raja, atau presiden meskipun
hidup dengan fasilitas yang serbamelimpah, mereka
mati juga. Begitu pula para ahli bela diri yang setiap
hari memperkekar otot-otot tubuhnya dengan
macam-macam pelatihan dan menu makanan yang
lengkap, akhirnya mati. Orang-orang suci mulai dari
para nabi sampai kyai yang doanya selalu atau
hampir dikabulkan Tuhan, tetapi doa untuk tidak
mati tidak pernah terkabul. Jadi, manusia di dunia ini
tidak ada yang bisa hidup abadi”.
a. Umum ---------- khusus
Kalimat utama ditulis pada awal
paragraf, kemudian diikuti oleh kalimat-
kalimat penjelas.

khusus
umum khusus
khusus
Semua isi alam ini ciptaan Tuhan.
Ciptaan Tuhan yang paling berkuasa di
dunia ini adalah manusia, yang diizinkan
memanfaatkan alam ini sebaik-baiknya.
Akan tetapi, tidak diizinkan menyiksa,
mengabaikan, me-………., dan seterusnya.
b. Khusus --------- umum
Kalimat-kalimat penjelas mendahului
kalimat utama.

khusus
khusus umum
khusus
Sudah beberapa kali kebijaksanaan itu
dipertanyakan bahkan hendak dipreteli
dan diubah. Namun demikian, setiap usaha
tersebut selalu gagal. Betapapun usaha
tersebut disiapkan dengan cara yang teliti
dan matang, semua dapat digagalkan.
Bukti yang lalu meyakinkan kita bahwa
kebijaksanaan itu benar dan tak dapat
dipreteli dan diubah.
c. Sebab ---------akibat
Lebih dahulu dikemukakan fakta yang
menjadi sebab terjadinya sesuatu,
kemudian diikuti oleh rincian-rincian
sebagai akibatnya.

akibat
Sebab akibat
akibat
Krisis minyak bumi menambah
parahnya inflasi. Dalam waktu singkat
minyak bumi naik empat kali lipat. Ongkos
produksi pun naik karena pabrik banyak
menggunakan minyak.Tentu saja harga
barang-barang pun semakin tinggi.

sebab1 akibat1
sebab2 akibat2
Sebab3 Akibat3
sebab4
d. Akibat—sebab
Kebalikan sebab akibat. Akibat sebuah
peristiwa merupakan sebuah pikiran utama
sedang sebab sebagai pikiran penjelas.

sebab

akibat sebab
sebab
Hari ini ia terpaksa tidak masuk
sekolah. Sudah beberapa hari ibunya sakit.
Ayahnya yang dinanti-nantikan
kedatangannya dari Jakarta belum tiba
juga. Adik-adiknya masih kecil dan tidak
ada yang menjaga.
d. Paragraf Perbandingan
Pikiran utama dijelaskan dengan
membandingkan dua hal, persamaan
dan perbedaannya.
Contoh
“Kedua orang itu selain memiliki
persamaan, juga memiliki perbedaan.
Aminah dan Hindun sama sama
menyukai olah raga bulu tangkis. Juga
mereka sama menyukai piknik ke pantai
atau menonton film humor. Namun,
dalam memilih warna pakaian mereka
berbeda. Aminah lebih menyukai warna
merah, sedangkan Hindun menyukai
warna biru”.
e. Paragraf Analogi
Pikiran utama dijelaskan dengan mengibaratkan atau
mengumpamakan dengan sesuatu yang memiliki
kesamaan sifat.

Contoh
“Kehidupan manusia ibarat roda yang sedang berputar,
kadang berada di atas kadang-kadang di bawah. Suatu
waktu mungkin juga roda itu meluncur cepat tanpa
goncangan sebab melaju di jalan tol. Pada waktu yang
lain roda itu penuh goncangan karena berjalan melalui
batu-batu dan lubang-lubang yang dalam. Adakalanya
roda itu harus mendaki tanjakan yang sangat tajam,
namun tidak jarang juga harus meluncuri turunan yang
licin”.
f. Paragraf Perincian

Pikiran utama dijelaskan dengan memberikan uraian


secara rinci.
Contoh
“Alat indra adalah alat yang dimiliki manusia untuk
mengenal sesuatu. Alat tersebut ada lima: mata,
telinga, hidung, lidah, dan kulit. Mata berfungsi untuk
mengenal rupa atau warna, telinga untuk mengenal
suara, hidung untuk mengenal bau-bauan, lidah untuk
mengenal rasa, dan kulit untuk mengenal halus atau
kasarnya sesuatu”.
g. Paragraf Definisi
Sebuah istilah atau pengertian yang terkandung dalam
pikiran utama memerlukan penjelasan yang definitif.
Paragraf yang mengandung uraian demikian disebut
paragraf definitisi.
Contoh
“Etika mengkaji tindak-tanduk manusia yang
dilakukan secara sadar, sengaja, dan bebas. Sadar
artinya dalam keadaan jaga, tidak sedang mengigau,
pingsan, atau lupa. Sengaja berarti direncanakan,
bukan secara kebetulan. Bebas maksudnya dalam
keadaan boleh memilih antara dilakukan atau tidak.
Semua perilaku itu kemudian dinilai baik buruknya
menurut norma yang berlaku dalam masyarakat.
Dengan demikian, dapat didefinisikan bahwa etika
adalah ilmu yang mempelajari tindak-tanduk manusia
yang dilakukan secara sadar, sengaja, dan bebas
untuk dinilai baik buruknya menurut norma yang
berlaku dalam suatu masyarakat”.
2. Berdasarkan sifat isinya:
 Paragraf Deskripsi
Merupakan pemaparan atau penggambaran secara jelas dan
terperinci seolah pembaca melihatnya sendiri.
 Paragraf Eksposisi
Merupakan paragraf yang bertujuan menjelaskan maksud dan tujuan
penulis.
 Paragraf Argumentasi
Digunakan untuk memberikan pernyataan yang disertai paparan
alasan.
 Paragraf Persuasi
Merupakan paragraf yang berisi ajakan kepada seseorang dengan
memberikan alasan yang meyakinkan.
 Paragraf Narasi
Merupakan rangkaian peristiwa yang terjalin menjadi sebuah alur
cerita.

38
Paragraf Deskripsi:

Setiap hari Minggu di Jalan Setiabudi


kendaraan tampak bergerak pelan-pelan seperti
siput-siput kelelahan. Seluruh kendaraan yang
berderet puluhan meter sama menanti dan
bergerak pelan dengan sabar. Kendaraan-
kendaraan dari depan pun tidak berjalan cepat
karena menjaga keseimbangan jalan. Jalan itu
penuh pagi ini.
Paragraf Eksposisi:

Nilai-nilai sosial dan moral mempunyai


pengaruh yang kuat terhadap pertumbuhan
individu seseorang. Memang, nilai-nilai
sosial dan moral ini seolah-olah bekerja
membina seseorang mulai masa kanak-kanak
sampai dewasa. Setapak demi setapak
seseorang diperkenalkan dengan nilai-nilai
sosial dan moral lingkungannya.
Paragraf Argumentasi:

Perhatikan tulisan di bawah ini.

Kematian akibat kanker paru


terjadi karena kebiasaan
merokok bisa mencapai 80-90%.
Selain itu, merokok juga dapat
menyebabkan berkurangnya
ketajaman mata. Setiap tahun
kira-kira tiga juta orang akan
mati akibat keracunan asap
rokok. Jumlah itu akan
meningkat sampai sepuluh juta.
Persuasi:
Persuasi adalah karangan yang bertujuan meyakinkan
pembaca agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis.
Perhatikan tulisan berikut ini.
(contoh Paragraf Persuasi)
Dari Bank Umum Nasional inilah produk unik
yang menguntungkan Anda. Kapan pun dan ke
mana saja Anda ingin bepergian, Bunawisata siap
menguruskan visa, paspor, uang saku, asuransi
jiwa 24 jam secara cuma-cuma dan keperluan
Anda yang lainnya. Anda terima beres. Sementara
simpanan Anda di Bunawisata terus berbunga.
Bunawisata menerima simpanan dalam mata uang
rupiah dan U$ dolar dengan bunga 7,1% dan 8,5%.
Dapatkan segera keterangan selengkapnya pada
Bank Umum Nasional terdekat di kota Anda. Untuk
kemudahan Anda melakukan perjalanan wisata,
bisnis, atau perjalanan lainnya, mulai hari ini
manfaatkanlah Bunawisata.
Paragraf Narasi:

Aku duduk dekat kaki penjaga itu. Ia terus


bergumul dalam lempung tidurnya. Barangkali ia sedang
mimpi berburu, atau mimpi jadi orang berkuasa.Waktu
kusentuh kakinya, ia tidak berkutik. Begitu dahsyat ia
membiarkan dirinya kosong. Aku jadi berani. Aku
menghampiri pintu, lalu kukuakkan. Terdengar jerit yang
pedih meloncati kesunyian. Aku menarik nafas, takut kalau-
kalau ada yang memergoki.
PT Genting Pazola pada awal tahun 2004 ini
semakin sulit mendapatkan konsumen. Produknya
mulai berkurang, karyawan semakin banyak yang
pindah kerja, dan beberapa karyawan mengeluh gaji
yang tidak pernah naik, padahal harga barang
konsumsi terus melambung. Hal ini bisa dimaklumi
oleh pimpinan perusahaan dan sebagian besar
karyawan. Bahkan, dokumen yang menyatakan bahwa
pajak perusahaan yang belum dibayar pun sudah
mulai usang, peralatan teknis sudah ketinggalan
teknologi, dan kreativitas baru karyawan yang
mendukung kinerja bisnis sudah mongering. Direksi
dan seluruh karyawan berkesimpulan sama, PT
Genting Pazola telah bangkrut.
Jalan Kasablanka selalu padat. Pada pukul 05.30,
jalan itu mulai dipadati oleh kendaraan sepeda motor,
mobil pribadi, dan kendaraan umum. Kendaraan tersebut
sebagian besar dari arah Pondok kopi melintas ke arah
Jalan Jenderal Sudirman. Para pengendara diantaranya
pedagang yang akan berjualan di Pasar Tanah Abang,
pemakai jalan yang menghindari three in one, karyawan
yang bekerja di Tangerang atau ke tempat lain yang
searah, dan siswa sekolah yang berupaya menghindari
kemacetan. Pada pukul 07.00 s.d. 10.00, jalan itu dipadati
oleh mahasiswa dan karyawan yang akan bekerja, orang
yang akan berjualan atau berbelanja. Pada pukul 11.00
s.d. pukul 15.00 jalan itu tidak begitu padat. Namun,
pukul 15.00 s.d. 21.00 kendaraan ke arah Pondok Kopi
kembali memadati jalan tersebut.
Selain merinci corak keragaman paradigma
sosiologi, Ritzer mengemukakan alasan perlunya
paradigma yang lebih bersifat terintegrasi dalam
sosiologi. Meski ada alasan untuk
mempertahankan paradigma yang ada, dirasakan
adanya kebutuhan paradigma yang makin
terintegrasi. Ritzer berharap adanya
keanekaragaman yang lebih besar melalui sebuah
pengembangan paradigma baru yang terintegrasi
untuk melengkapi paradigma yang ada, dan tidak
dimaksudkan untuk menciptakan posisi
hegemoni baru. Paradigma yang lebih bersifat
terintegrasi diperlukan kehadirannya dalam
sosiologi modern.

Anda mungkin juga menyukai