2
Paragraf adalah bagian dari bab
sebuah karangan yang mengandung
ide pokok dan penulisannya dimulai
dengan garis baru.
Paragraf yang baik memuat dua bagian
penting berikut:
1. Kalimat Utama
2. Kalimat Penjelas
Terdapat gagasan yang
menarik
Antar kalimat saling berkaitan
Mengandung satu gagasan
6
• Memberikan contoh/fakta
Gagasan yang disampaikan dalam
kalimat topik digambarkan dengan
contoh, agar jelas dan menarik.
• Memberikan Alasan
Gagasan yang disampaikan dalam
kalimat topik dijelaskan
menggunakan alasan yang logis, agar
dapat meyakinkan pembaca.
1) Kesatuan Paragraf
Dalam sebuah paragraf hanya memiliki satu gagasan
utama. Gagasan utama itu dijelaskan oleh gagasan-
gagasan penjelas. Kalimat-kalimat yang membentuk
paragraf ditata sedemikian rupa, sehingga tidak ada
satu pun kalimat yang menyimpang dari ide pokok.
Perhatikan paragraf di bawah ini.
Jateng sukses. Kata ini meluncur gembira dari pelatih
regu jateng setelah selesai pertandingan final Kejurnas
Tinju Amatir, Minggu malam, di Gedung olah raga
Jateng, Semarang. Pernyataan itu dianggap wajar
karena apa yang diimpi-impikan selama ini dapat
terwujud, yaitu satu medali emas, satu medali perak,
dan satu medali perunggu. Hal itu ditambah lagi oleh
pilihan tinju terbaik yang jatuh ke tangan Jateng. Hasil
yang diperoleh itu adalah prestasi paling tinggi yang
pernah diraih oleh Jateng dalam arena seperti itu.
2). Koherensi/kepaduan=hubungan antara
kalimat dengan kalimat.
Kepaduan dalam kalimat dapat dibangun
dengan memperhatikan :
1. Unsur-unsur kebahasan :
a. repetisi
b. kata ganti
c. kata transisi (ungkapan penghubung)
9
Repetisi : pengulangan kata-kata yang
dianggap cukup penting atau menjadi topik
pembahasan.
Kata ganti : kata yang dipakai untuk
menggantikan subyek pembicaraan.
Macam-macam kata ganti :
a. kata ganti orang pertama (I) : aku, saya,
ku,
b. kata ganti orang kedua (II) : kamu, mu,
kamu
sekalian,
c. kata ganti orang ketiga (III) : Anda, Dia,
Beliau,
mereka, nya.
10
Ungkapan pengait paragraf dapat pula ditandai oleh
kata ganti, baik kata ganti orang maupun kata ganti
yang lain. Perhatikan paragraf di bawah ini!
“Galuh, Hilmi, dan Andri adalah teman sekolah
saya sejak SMA hingga perguruan tinggi. Mereka
kini telah menyandang gelar Doktor dari sebuah
universitas negeri di Bandung. Mereka
merencanakan mendirikan sebuah universitas
swasta. Mereka menghubungi saya dan mengajak
bekerja sama, yaitu saya diminta menyediakan
tempatnya karena kebetulan saya memiliki tanah
yang luas dan strategis. Saya menyetujui
permintaan mereka”.
Kata mereka dipakai sebagai pengganti kata Galuh,
Hilmi, dan Andri agar nama orang tidak disebutkan
berkali-kali dalam satu paragraf. Penyebutan nama
orang dalam satu paragraf dapat menimbulkan
kebosanan serta menghilangkan keutuhan paragraf.
Kata transisi: kata yang berada
di antara kata ganti dan kata repetisi.
Macam-macam kata transisi :
a. berhubungan dengan pertambahan;
b. berhubungan dengan pertentangan;
c. berhubungan dengan perbandingan;
d. berhubungan dengan akibat
e. berhubungan dengan tujuan;
f. berhubungan dengan waktu;
g. berhubungan dengan tempat.
12
Beberapa ungkapan penghubung antarkalimat yang
dapat digunakan adalah sebagai berikut:
a) Hubungan tambahan: lebih lagi, selanjutnya, di
samping itu, tambahan pula, berikutnya, lalu,
demikian pula, lagi pula, begitu juga, bahkan.
b) Hubungan pertentangan: namun, bagaimana pun,
akan tetapi,
sebaliknya, wa-laupun demikian, meskipun begitu,
lain halnya.
c) Hubungan perbandingan: sama dengan itu, dalam
hal demikian,
sehubungan dengan itu.
d) Hubungan akibat: jadi, oleh sebab itu, akibatnya,
maka, oleh karena itu.
e) Hubungan tujuan: untuk itu, untuk maksud itu.
f) Hubungan waktu: sementara itu, segera setelah itu,
beberapa saat kemudian.
g) Hubungan tempat: berdekatan dengan itu.
Paragraf di bawah ini merupakan contoh yang
memperlihatkan pemakaian ungkapan
pengait Antar kalimat yang berupa ungkapan
penghubung transisi.
Semua isi alam ini makhluk, artinya ciptaan Tuhan.
Ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan paling
berkuasa di dunia ini adalah manusia. Bahkan dikatakan
bahwa manusia itu wakil Tuhan di dunia. Manusia
diizinkan oleh Tuhan memanfaatkan semua isi alam ini
untuk keperluan hidupnya. Akan tetapi, tidak diizinkan
menyakiti, menyiksa, dan menyia-nyiakan makhluk
hidup yang lainnya.
Dengan dipasangnya pengait antar kalimat
bahkan dan akan tetapi dalam paragraf
tersebut, kepaduan paragraf terasa sekali.
3. Perincian dan urutan isi paragraf :
a. urutan waktu
b. urutan logis
c. urutan ruang
d. urutan proses
e. sudut pandangan/ point of view
15
Perang adalah sebuah misteri. Orang-
orang yang terjun ke medan juang adalah
mereka yang rela untuk mati. Namun
demikian mereka tentu tidak mau mati
konyol. …..
MACAM-MACAM PARAGRAF
1. Menurut posisi kalimat topik
a. paragraf deduktif
b. paragraf induktif
c. paragraf deduktif–induktif
d. paragraf perbandingan
e. paragraf analogi
f. paragraf perincian
g. paragraf definisi
17
2. Berdasarkan sifat isinya:
Paragraf Deskripsi
Merupakan pemaparan atau penggambaran secara jelas dan
terperinci seolah pembaca melihatnya sendiri.
Paragraf Eksposisi
Merupakan paragraf yang bertujuan menjelaskan maksud dan tujuan
penulis.
Paragraf Argumentasi
Digunakan untuk memberikan pernyataan yang disertai paparan
alasan.
Paragraf Persuasi
Merupakan paragraf yang berisi ajakan kepada seseorang dengan
memberikan
alasan yang meyakinkan.
Paragraf Narasi
Merupakan rangkaian peristiwa yang terjalin menjadi sebuah alur
cerita.
18
a. Kalimat utama atau kalimat topik: adalah
kalimat dalam paragraf yang mengandung
pikiran utama.
b. Kalimat penjelas : adalah kalimat yang
mengungkapkan pikiran-pikiran penjelas.
a. Paragraf deduktif
Paragraf dengan kalimat utama di awal,
kemudian diikuti oleh kalimat penjelas.
KP
KU KP
KP
1. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif merupakan paragraf yang dimulai dengan inti
uraian yang kemudian diikuti penjelasan. Dengan kata
lain, pikiran utamanya diletakkan di awal kemudian diikuti pikiran
penjelas. Contoh:
“Akibat krisis ekonomi, harga sebagian bahan pokok
bergerak naik. Beras yang setahun lalu berharga Rp1.500,00/liter
kini menjadi Rp 2000,00. Gula pasir yang semula Rp 3.000,00/kg
melonjak menjadi Rp 4.500,00/kg. Minyak kelapa yang dulu Rp
2.000,00/kg kini berubah menjadi Rp 4.500,00/kg. Demikian juga
bahan makanan pokok yang lain. Semua naik hampir mencapai
100%”
b. Paragraf induktif:
kalimat utama terletak di akhir paragraf
setelah kalimat-kalimat penjelas.
KP
KP KU
KP
2. Paragraf Induktif
Paragraf dengan pola induktif merupakan kebalikan
dari deduktif, yaitu keterangan atau pikiran penjelas
diletakkan di awal kemudian diakhiri dengan inti
uraian atau pikiran utama.
Contoh:
“Dalam kehidupan bermasyarakat, apa yang
dibutuhkan seseorang belum tentu sama dengan apa
yang dibutuhkan orang lain. Di samping itu, suatu
kebutuhan yang bisa dicapai oleh seseorang belum
tentu bisa dicapai orang lain. Dengan demikian,
dari waktu ke waktu kenyataan seperti itu akan selalu
ada. Sehingga kemungkinan terjadinya konflik akibat
perbedaan tersebut akan selalu ada.”
Pola pengembangan paragraf
a. umum---------khusus
b. Khusus…….umum
c. Sebab---------akibat
d. Akibat -------sebab
3. Paragraf Campuran
Paragraf campuran atau deduktif-induktif
dimulai dengan inti uraian (pikiran utama), diikuti
penjelasan (pikiran penjelas), dan diakhiri dengan
penegasan atau pengulangan inti uraian.
Contoh:
“Semua manusia pasti akan mati. Para penguasa yang
disebut kaisar, sultan, raja, atau presiden meskipun
hidup dengan fasilitas yang serbamelimpah, mereka
mati juga. Begitu pula para ahli bela diri yang setiap
hari memperkekar otot-otot tubuhnya dengan
macam-macam pelatihan dan menu makanan yang
lengkap, akhirnya mati. Orang-orang suci mulai dari
para nabi sampai kyai yang doanya selalu atau
hampir dikabulkan Tuhan, tetapi doa untuk tidak
mati tidak pernah terkabul. Jadi, manusia di dunia ini
tidak ada yang bisa hidup abadi”.
a. Umum ---------- khusus
Kalimat utama ditulis pada awal
paragraf, kemudian diikuti oleh kalimat-
kalimat penjelas.
khusus
umum khusus
khusus
Semua isi alam ini ciptaan Tuhan.
Ciptaan Tuhan yang paling berkuasa di
dunia ini adalah manusia, yang diizinkan
memanfaatkan alam ini sebaik-baiknya.
Akan tetapi, tidak diizinkan menyiksa,
mengabaikan, me-………., dan seterusnya.
b. Khusus --------- umum
Kalimat-kalimat penjelas mendahului
kalimat utama.
khusus
khusus umum
khusus
Sudah beberapa kali kebijaksanaan itu
dipertanyakan bahkan hendak dipreteli
dan diubah. Namun demikian, setiap usaha
tersebut selalu gagal. Betapapun usaha
tersebut disiapkan dengan cara yang teliti
dan matang, semua dapat digagalkan.
Bukti yang lalu meyakinkan kita bahwa
kebijaksanaan itu benar dan tak dapat
dipreteli dan diubah.
c. Sebab ---------akibat
Lebih dahulu dikemukakan fakta yang
menjadi sebab terjadinya sesuatu,
kemudian diikuti oleh rincian-rincian
sebagai akibatnya.
akibat
Sebab akibat
akibat
Krisis minyak bumi menambah
parahnya inflasi. Dalam waktu singkat
minyak bumi naik empat kali lipat. Ongkos
produksi pun naik karena pabrik banyak
menggunakan minyak.Tentu saja harga
barang-barang pun semakin tinggi.
sebab1 akibat1
sebab2 akibat2
Sebab3 Akibat3
sebab4
d. Akibat—sebab
Kebalikan sebab akibat. Akibat sebuah
peristiwa merupakan sebuah pikiran utama
sedang sebab sebagai pikiran penjelas.
sebab
akibat sebab
sebab
Hari ini ia terpaksa tidak masuk
sekolah. Sudah beberapa hari ibunya sakit.
Ayahnya yang dinanti-nantikan
kedatangannya dari Jakarta belum tiba
juga. Adik-adiknya masih kecil dan tidak
ada yang menjaga.
d. Paragraf Perbandingan
Pikiran utama dijelaskan dengan
membandingkan dua hal, persamaan
dan perbedaannya.
Contoh
“Kedua orang itu selain memiliki
persamaan, juga memiliki perbedaan.
Aminah dan Hindun sama sama
menyukai olah raga bulu tangkis. Juga
mereka sama menyukai piknik ke pantai
atau menonton film humor. Namun,
dalam memilih warna pakaian mereka
berbeda. Aminah lebih menyukai warna
merah, sedangkan Hindun menyukai
warna biru”.
e. Paragraf Analogi
Pikiran utama dijelaskan dengan mengibaratkan atau
mengumpamakan dengan sesuatu yang memiliki
kesamaan sifat.
Contoh
“Kehidupan manusia ibarat roda yang sedang berputar,
kadang berada di atas kadang-kadang di bawah. Suatu
waktu mungkin juga roda itu meluncur cepat tanpa
goncangan sebab melaju di jalan tol. Pada waktu yang
lain roda itu penuh goncangan karena berjalan melalui
batu-batu dan lubang-lubang yang dalam. Adakalanya
roda itu harus mendaki tanjakan yang sangat tajam,
namun tidak jarang juga harus meluncuri turunan yang
licin”.
f. Paragraf Perincian
38
Paragraf Deskripsi: