Anda di halaman 1dari 21

1.

Kata Tersirat ialah Kata Tersirat mengandung arti kata "Tersembunyi" berarti
makna kata yang bisa di pahami dengan cara yang tidak langsung, (membaca
secara benar terlebih dahulu). Contoh dari kalimat Tersirat :
 Natalia mengajak diriku ke suatu tempat yang sunyi dan tenang saat fajar akan tenggelam.
 Aku tak percaya kakek akan meninggalkanku di tempat yang penuh dengan sandiwara ini
selamanya.
 Aku malu ketika diriku datang kesekolah disaat matahari sudah di atas awan.
Kata Tersurat adalah kebalikan dari kata Tersirat dan sudah ada dalam tulisan.
Contoh dari kalimat Tersurat itu ialah :

 Aku senang punya 2 teman baik seperti kalian


 Aku melihat dia kamarin di taman bunga
 Antoni mengajak saudaranya ke danau untuk b
2.

3. Pengertian Fakta

Fakta adalah sesuatu hal yang telah terbukti kebenarannya, fakta berisi sesuatu yang
benar-benar ada dan pernyataan dari sebuah fakta biasanya sulit untuk disanggah
oleh siapapun.

Sumber Kalimat Fakta Terdiri Dari 3 Jenis.

 Fakta yang diperoleh dari peristiwa nyata.


 Fakta yang diperoleh dari hasil riset.
 Fakta yang diperoleh dari pendapat seseorang berdasarkan suatu peristiwa
pengamatan.

Ciri-Ciri Kalimat Fakta


 Kebenarannya dapat dibuktikan dan diverifikasi oleh siapapun
 Data yang disajikan akurat dan tepat
 Bersifat objektif atau tidak memihak siapapun
 Secara umum dapat menjawab pertanyaan 5W1H (what, where, when, who, why dan
how)
 Informasi diperoleh dari kejadian yang nyata.
 Dapat berupa pernyataan atau angka-angka.

Pengertian Opini
Opini adalah suatu pernyataan yang belum tentu kebenarannya. Opini umumnya
didasarkan pada pendapat atau gagasan seseorang dalam merespon suatu kejadian
atau masalah. Dalam beropini pendapat antara satu orang dengan lainnya mungkin
berbeda. Entah itu karena sudut pandang yang dipakai ataupun hal lainnya.

Namun, suatu opini dapat berubah menjadi fakta ketika kejadian tersebut benar-benar
terjadi seperti apa yang dinyatakan. Ciri ciri yang biasanya terdapat dalam kalimat opini
adalah penggunaan kata-kata seperti: mungkin, menurut saya, tampaknya, saya kira dll.

Ciri-Ciri Kalimat Opini

 Kebenarannya belum dapat dibuktikan


 Bersifat subjektif
 Pernyataan opini umumnya berupa saran, gagasan, nasihat, pendapat atau argumen
pribadi.
 Bersifat spekulatif atau mengira-ngira
 Data kurang akurat
 Mengandai-andai dan biasanya menggunakan kata atau frasa seperti mungkin, saya
kira, jika, kalaudsb.

4. Struktur teks resensi adalah:


Judul resensi
Identitas karya
Orientasi atau pendahuluan
Sinopsis
Analisis
Evaluasi 

Kaidah kebahasaan resensi adalah


a) Banyak menggunakan konjungsi penerang, seperti bahwa, yakni, yaitu.
b) Banyak menggunakan konjungsi temporal, seperti sejak, semenjak, kemudian,
akhirnya.
c) Banyak menggunakan konjungsi penyebab, seperti karena, sebab
d) Menggunakan pernyataan-pernyataan yang berupa saran atau rekomendasi pada
bagian akhir teks. Hal ini ditandai oleh kata jangan, harus, hendaknya
5. Konjungsi antar Klausa

Konjungsi koordinatif, yakni suatu konjungsi yang menghubungkan antara kedua


klausa atau lebih dan status dari konjungsinya setara atau sejajar (sintaksis yang
sama). Contoh:

 Atau (Kata untuk memilih).


 Dan (Kata penambahan).
 Tetapi (Kata perlawanan).

Konjungsi subordinatif, adalah jenis konjungsi yang di gunakan untuk


menghubungkan klausa atau lebih dan untuk statusnya bertingkat (sintaksis yang tidak
sama). Contoh:

 Andaikan, seandainya, andaikata, seumpama, sekiranya (kata yang di gunakan untuk


pengandaian).
 Agar, supaya, biar (sebagai kata untuk tujuan).
 Jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala (menyatakan syarat).
 Seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana (menyatakan
pemiripan).
 Sebab, karena, oleh karena (menyatakan sebab).
 Biarpun, meskipun, sekalipun, walaupun, sungguhpun, kendatipun (menyatakan
konsesif)
 Hingga, sehingga, sampai(-sampai), maka(nya) (menyatakan akibat).
 Bahwa (menyatakan penjelasan).
 Sesudah, setelah, sebelum, sehabis, sejak, selesai, ketika, tatkala, sewaktu, sementara,
sambil, seraya, selagi, selama, hingga, sampai (menyatakan waktu).

Konjungsi korelatif, ialah konjungsi yang berguna untuk menghubungkan dua kata
klausa, frasa atau kedua unsure tersebut, sedangkan untuk status konjungsinya setara
(sintaksis yang sama) Konjungsi korelatif ini terdiri dari 2 bagian yakni dipisahkan
oleh salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan. Contoh:

 Tidak hanya …, tetapi ( …) juga …


 Jangankan …, …pun .
 Bukan hanya …, melainkan …
 Apa(kah) … atau …
 (Se)demikian (rupa) … sehingga…
 Baik … maupun …
 Entah … entah …

Konjungsi antar Kalimat

Suatu konjungsi yang berguna untuk menghubungkan antar satu kalimat dengan
kalimat lainnya. Maka dari itu, untuk konjungsi ini selalu memulai satu kalimat yang
baru dan untuk huruf yang pertamanya ditulis dengan huruf besar atau capital yang
menunjukan sebagai awal kalimat. Contoh:
 Biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, sungguhpun demikian/begitu,
walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu (menyatakan kesediaan untuk
melakukan sesuatu).
 Kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya, tambahan pula, lagi pula, selain itu
(menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar hal yang telah
dinyatakan sebelumnya).
 Sebaliknya (menyatakan kebalikan dari pernyataan sebelumnya).
 Sesungguhnya, bahwasannya (menyatakan keadaan yang sebenarnaya).
 Malahan, bahkan (menyatakan menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya).
 Akan tetapi, namun, kecuali itu (menyatakan pertentangan dengan keadaan
sebelumnya).
 Dengan demikian (menyatakan konsekuensi).
 Oleh karena itu, oleh sebab itu (menyatakan akibat).
 Sebelum itu (menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan
sebelumnya).

Konjungsi antar Paragraf

Konjungsi antar paragraph yakni suatu konjungsi (kata penghubung) yang berfungsi
untuk menghubungkan dari satu paragraph dengan paragraf lainnya. Atau dengan kata
lain berfungsi yang menjadikan suatu paragraf unity, coherent, dan sistematis.
Umumnya konjungsi ini berada pada awal paragaraf. Contoh:

 Terlebih lagi ….
 Disamping …..
 Tak hanya sebagai …
 Oleh karena itu …
 Berdasarkan …
 Maka dari itu

6. Struktur Teks Eksplanasi

 Pernyataan Umum
Pernyataan umum merupakan suatu paragraf dimana menjadi suatu inti maupun
menjadi pembuka didalam suatu bacaan.
 Urutan Sebab & Akibat
Uraian tentang apa yang sudah terjadi ataupun peristiwa yang sudah terjadi.
 Interpretasi
Berisi mengenai hal kesimpulan apa yang terjadi serta mengapa dapat terjadi ataupun
bagaimana mengatasinya.

Ciri-Ciri Teks Eksplanasi :

1. Terdapat suatu pernyataan terhadap sebab dan akibat.


2. Informasi ini telah dimuat berdasarkan fakta.
3. Memuat sebuah pengetahuan seperti keilmiahan maupun ilmiah.
4. Menceritakan suatu peristiwa ataupun kejadian.
5. Struktur ini telah terdiri dari 3 bagian, yaitu : pernyataan umum, sebab-akibat serta
interpretasi.
Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi

1. Banyak mayoritas menggunakan kegiatan keilmiahan maupun ilmiah, seperti :


pelajaran sains yang meneliti suatu kupu-kupu yang berawal dari kepompong.
2. Umumnya menggunakan konjungsi waktu, seperti : pertama, sebelum, sesudah,
setelah itu, jika, sehingga, bila, kemudian, selanjutnya, kedua, ketiga, dan lainnya.
3. Teks eksplanasi sendiri ditulis bahwa sesuatu yang dipaparkan atau dijabarkan dan
diinformasikan tersebut bersifat benar adanya, karena sifatnya ilmiah sehingga
terdapat bukti yang harus valid atas penelitian tersebut.
4. Didalam teks eksplanasi menggunakan kalimat pasif.

Contoh Beserta Strukturnya


Pernyataan Umum:
Pengangguran adalah suatu hal yang tidak asing lagi yang didengar oleh telinga, serta
menjadi permasalahan yang belum ada akhirnya. Banyak di Indonesia bahkan dari lulusan
SD, SMP, SMA bahkan Sarjana pun masih pengangguran. Tetapi permasalahan ini masih
terus terjadi saat banyaknya lulusan-lulusan yang belum mengerti serta tahu arah tujuan dan
belum tau ingin bekerja apa. Tidak itu saja, pengangguran umumnya terjadi dikarenakan
tidak kesesuaian bidang yang telah ia tekuni dan dikeluarkan dalam pekerjaan dikarenakan
suatu hal yang melanggar dari peraturan pekerjaan tersebut, atau keluar dari pekerjaan karena
tidak ada kecocokan antar teman maupun tidak cocok dengan gaji yang ia peroleh.
Pengangguran banyak yang mengartikan bahwa orang yang tidak bekerja, orang yang sedang
mencari pekerjaan dan tidak mempunyai pekerjaan tetap serta tidak berpenghasilan.

Sebab-Akibat :
Banyak faktor yang menjadikan pengangguran tersebar luas, yaitu minimnya lapangan
pekerjaan. Tiap lapangan pekerjaan mempunyai pekerja yang berketerampilan berbeda-beda.
Hal ini umumnya disyaratkan dengan lulusan minimal S1 ataupun yang berpengalaman
dibidang yang sedang dicari lowongan pekerjaan. Hal tersebut menjadikan masyarakat
terbebani serta persyaratan tersebut. Tetapi dengan adanya persyaratan tersebut dimana
menuntut lulusan tinggi serta menjadikannya motivasi untuk belajar kejenjang yang lebih
tinggi dan umumnya karena faktor ekonomi sehingga masyarakat lebih memilih tidak
melanjutkan sekolah serta lebih memilih untuk bekerja.

Interpretasi :
Dari penjabaran diatas, maka pengangguran menjadi permasalahan yang serius untuk
dicarikan bagaimana solusinya, yaitu dengan memberikan keterampilan kepada masyarakat
yang pengganguran serta meluaskan lapangan pekerjaan. Sehingga dengan memberikannya
keterampilan, mereka yang penggangguran bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dan
bisa menentukan apa yang cocok menjadikan bidang yang ia tekuni. Meluaskan lapangan
pekerjaan juga dapat sedikit membantu mengurangi pengangguran yang ada. Saat kita para
mahasiswa dapat menanggapi permasalahan ini, maka berindak untuk memberikan pelatihan
kepada masyarakat yang memiliki banyak pengangguran maka gelar sarjana akan menjadi
tidak sia-sia karena dapat bermanfaat untuk orang lain dan menyalurkan ilmunya kepada
yang berniat menekuninya. Contoh saja batik, mahasiswa mengadakan workshp tentang batik
ikat celup yang dapat dijangkau oleh masyarakat, dan mudah dilakukan oleh kebanyakan
orang.
Dari situ akan muncul kekreatifitasan masyarakat dengan bisa menciptakan lapangan
pekerjaan usaha kaos batik ikat celup dan lain sebagainya. Atau keterampilan lain misalnya
merajut karena pengagguran kebanyakan dari kalangan perempuan yang dituntut hanya
dirumah saja, denga merajut akan bisa dilakukan didalam rumah. Dan dengan seiring
berkembangnya zaman dapat memanfaatkan teknologi yakni telepon genggam yang dapat
mengakses dipenjuru dunia. Dengan menjual rajutan atau batik ikat celup pada online shop
dan lain sebagainya.

7. Kata Simbolik / Kata berlambang

Kata simbolik atau kata berlambang adalah kata yang membandingkan suatu hal
dengan simbol lain, dapat berupa lambang, tokoh, hewan, ataupun benda. Simbol
yang digunakan mempunyai makna tertentu yang mewakili suatu hal yang ingin
disampaikan. 

Macam-macam kata Berlambang:

 Lambang benda

Burung dara jantan

Yang dulu kau pelihara

Kini telah terbang menemui jodohnya

# Baris burung dara jantan merupakan lambang/simbol yang berarti anak laki-laki.

 Lambang warna

Pada contoh di bawah ini lambang warna hitam digunakan untuk mengungkapkan
perasaan duka.

Ini dari kami bertiga

Pita hitam pada karangan bunga

Sebab kami ikut berduka

Bagi kakak yang ditembak mati

Siang tadi

Salemba

(Karangan Bunga karya Taufik Ismail)

 Lambang bunyi

Lambang bunyi berarti makna khusus bunyi alat musik atau perpaduan bunyi-bunyi
tertentu.

Seruling di pasir ipis, merdu

Antara gundukan pohonan pina


Tembang menggema di dua kaki

Burangrang-Tangkubanperahu

(Priangan Si Jelita karya Ramadhan K.H.) 

 Lambang suasana

Lambang suasana berarti menggambarkan suatu peristiwa atau keadaan dengan hal
lain.

Tuhanku

aku mengembara di negeri asing

Tuhanku

di pintu-Mu aku mengetuk

aku tidak bisa berpaling

(Doa karya Chairil Anwar)

# Pada baris yang ditandai dengan garis bawah, penyair mencoba mengungkapkan
suasana kegelisahan karena jauh dari Tuhan. Kegelisahan itu dilambangkan dengan
mengembara di negeri yang asing

8. Macam-macam tokoh

I. Tokoh yang berwatak baik atau yang biasa kita sebut sebagai protagonist,
biasanya mempunyai karakter suka menolong, penyabar, pemaaf dan lainnya .
II. Tokoh yang berwatak jahat atau yang kita sebut sebagai antagonis yang
biasanya mempunyai sifat pemarah, suka mencuri, pendendam dan lainnya .
III. Tokoh pembantu yang membantu kedua tokoh tersebut untuk memaksimalkan
peranannya.

Perwatakan adalah penggambaran watak atau sifat tokoh cerita.Perwatakan berfungsi


menyiapkan atau menyediakan alasan bagi tindakan tertentu dengan cara
menggambarkan watak atau sifat-sifat tokoh-tokoh cerita.Watak atau tokoh dalam
cerita terbagi atas 3 macam, yaitu :

 Tokoh Protagonis adalah tokoh utama dalam drama yang dimunculkan untuk
mengatasi berbargai persoalan yang dihadapi dalam cerita.
 Tokoh Antagonis adalah tokoh yang melawan Protagonis.
 Tokoh Tritagonis adalah tokoh pendamai yaitu tokoh yang tidak memiliki sifat
Protagonis dan Antagonis.
9. Tahapan alur drama adalah sebagai berikut:
1. Tahap perkenalan: tahap dimana diperkenalkan tokoh2.
2. Tahap konflik awal dimana masalah mulai muncul: tahap dimana mulai
diperlihatkan akar masalah.
3. Tahap konflikasi dimana konflik mulai menajam dan permasalahan mulai
lebih serius: tahap dimana selangkah menuju klimaks.
4. Tahap klimaks:  dimana pada tahap ini merupakan puncak dari permasalahan
5. Tahap  antiklimaks:  dimana konflik mulai menurun
6. Tahap resolusi (penyelesaian): dimana pada tahap ini konflik telah selesai dan
telah menemui penyelesaian.

10. Penggunaan bahasa dalam hikayat sangatlah unik, dengan menggunakan banyak
sekali kata ‘Maka’, dan banyaknya bahasa-bahasa melayu, seperti ‘Hatta’, ‘Syahdan’,
dan ‘Wazir’. Kosa kata yang digunakan sungguhlah kaya dan elegan.
Berbeda dengan cerpen, bahasa yang digunakan mudah untuk dipahami dan
dimengerti, sehingga pembaca dengan mudah dapat memosisikan diri mereka sebagi
pelakon cerita tersebut, membuat cerita lebih berkenang di batin.
Sudut pandang yang digunakan sama-sama sudut pandang ketiga, walau memang
dalam hikayat hampir tidak dapat ditemukan yang bersudut pandang pertama.
Keduanya turut menampilkan pesan moral yang tersirat, walau dalam hikayat pesan
moral yang disampaikan kental dengan unsur-unsur Islami, dan cerpen yang dibaca
mengandung pesan moral yang lebih umum dan general. Oleh karena itu, kesimpulan
yang dapat diambil adalah bahwa dapat ditemukannya garis pemisah yang cukup jelas
antara sastra hikayat dengan sastra cerpen.

11. Unsur pembangun cerpen terdiri dari unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
Unsur-unsur intrinsik
1. Tema
Tema merupakan  sebuah ide dan gagasan yang melatar belakangi sebuah cerpen..
Tema bersifat general atau umum yang bisa diambil dari berbagai kondisi lingkungan
di sekitar kita, permasalahan atau persoalan yang ada di wilayah masyarakat setempat,
kisah pengalaman seseorang, sejarah, pendidikan, persahabatan, atau dapat juga
merupakan pengalaman penulis itu juga bisa dijadikan tema sebuah cerpen.
2. Tokoh dan Penokohan
Tokoh merupakan pelaku fiktif yang dihadirkan oleh seorang pengarang dalam
sebuah cerpen. Sedangkan, penokohan adalah cara pengarang menggambarkan
tentang tokoh dalam cerpen. Pada sebuah cerpen, tokoh dibagi menjadi dua golongan
yaitu tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh pembantu bertugas membantu peran
tokoh utama. Adapun cara pengarang menggambarkan watak tokoh dapat dibagi
menjadi 4 kelompok, diantaranya:
 Tokoh protagonis, merupakan tokoh yang memiliki sikap atau karakter baik.
 Tokoh antagonis, merupakan tokoh yang memiliki sikap atau karakter jahat.
 Tokoh tritagonis, merupakan tokoh yang memiliki sikap atau karakter
penengah, bertugas menengahi konflik di antara tokoh protagonis dengan
tokoh antagonis.
 Tokoh figuran, merupakan tokoh pembantu dalam sebuah cerpen.
3. Alur
Alur merupakan urutan cerita yang ada di dalam cerpen  untuk menyampaikan suatu
cerita yang diinginkan oleh penulis. Alur terbagi menjadi beberapa macam, antara lain
alur maju, alur mundur dan alur campuran yang merupakan gabungan dari kedua alur
tersebut. Umumnya alur yang terdapat pada cerpen hanya perkenalan tokoh,
munculnya konflik, puncak dari konflik dan penyelesaian masalah.
4. Latar
Latar merupakan tempat, situasi, suasana terjadinya cerita yang ada di dalam cerpen.
Ada beberapa jenis latar, diantaranya latar waktu, latar tempat, dan latar suasana.
Latar waktu merupakan keterangan tentang kapan terjadinya peristiwa yang dialami
oleh para tokoh dalam cerpen. Latar tempat merupakan tempat terjadinya suatu cerita.
Sedangkan latar suasana merupakan suasana yang tergambarkan dalam sebuah
cerpen. Latar suasana tergambarkan oleh perasaan para tokoh atau bisa juga dengan
skenario pengarang.
5. Sudut pandang
Sudut pandang merupakan cara memandang tokoh atau kacamata tokoh dalam cerpen
dengan menempatkan diri tokoh tersebut pada posisi tertentu dalam cerpen.
 Sudut pandang orang pertama, merupakan cara penulis menyampaikan sebuah
cerita dengan menggunakan kata ganti pertama yakni “Aku”. Maksudnya
adalah tokoh utama ialah pengarang itu sendiri.
 Sudut pandang orang kedua, merupakan cara penulis menggunakan cerita
dengan kata ganti “Kamu, Kau atau Anda”. Dengan menggunakan sudut
pandang orang kedua, para pembaca diperlakukan sebagai pelaku utama
sehingga membuatnya menjadi merasa jauh lebih dekat.
 Sudut pandang orang ketiga, merupakan cara penulis  menyampaikan cerita
dengan menggunakan kata ganti “Dia”. Maksudnya ialah tokoh utama dalam
cerpen tersebut ialahtokoh fiktif yang dibuah oleh pengarang itu sendiri.
6. Gaya bahasa
Gaya bahasa merupakan cara seorang pengarang menguraikan cerpen Cakupan dari
gaya bahasa yaitu meliputi, penggunaan kalimat, pemilihan diksi, dan penghemat
kata. Gaya bahasa merupakan ciri khas dari masing-masing pengarang.
7. Amanat
Amanat merupakan pesan moral yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui
karangan yang dibuatnya. Amanat dalam cerpen bisa bersifat tersurat atau tersirat.
Dikatakan amanat tersurat, jika pesan yang ingin disampaikan ditulis dalam cerita
tersebut, Sedangkan, dikatakan tersirat jika pesan yang ingin disampaikan tidak
tertulis, sehingga pembaca diharapkan untuk menyimpulkan pesan yang terkandung
dalam cerita tersebut.

Unsur-unsur ekstrinsik

1. Latar belakang penulis


Merupakan faktor-faktor dari dalam pengarang itu sendiri yang mempengaruhi atau
memotivasi penulis dalam menulis sebuah cerpen. Misalnya, pengalaman pribadi
penulis, riwayat hidup penulis, dan aliran sastra penulis.
2. Latar belakang masyarakat
Misalnya, kondisi sosial, ekonomi, dan budaya.

3. Nilai atau pandangan hidup


Merupakan nilai-nilai yang melekat di lingkungan penulis yang mempengaruhi
penulis dalam menulis cerpen. Misalnya, nilai agama, nilai moral, dan nilai sosial.

12. Proposal adalah rencana kegiatan yang digunakan sebagai pengajuan, permohonan,
atau penawaran yang dituliskan dalam bentuk rancangan kerja yang akan
dilaksanakan.
Sistematika proposal kegiatan :
 Latar Belakang
 Masalah dan Tujuan
 Ruang Lingkup Kegiatan
 Kerangka Teoretis dan Hipotesis
 Metode
 Pelaksanaan Kegiatan
 Fasilitas yang Tersedia (sarana dan peralatan)
 Keuntungan dan Kerugian
 Lama Waktu dan Tempat Pelaksanaan
 Anggaran Biaya
 Daftar Pustaka
 Lampiran-lampiran
Unsur kebahasaan yg dipakai adalah bahasa baku

13. Struktur Teks Biografi


a. Orientasi
Tahap ini adalah bagian pengenalan suatu tokoh, berisi gambaran awal tentang tokoh
tersebut di dalam teks biografi.

b. Peristiwa dan Masalah


Tahap ini adalah bagian kejadian atau peristiwa yang dialami oleh tokoh. Berisi
penjelasan suatu cerita baik itu berupa pemecahan masalah, proses berkarir, peristiwa
menyenangkan, menegangkan, menyedihkan hingga mengesankan yang pernah dialami
oleh tokoh hingga mengantarkannya meraih mimpi, cita-cita dan kesuksesan.

b. Reorientasi
Tahap ini adalah bagian penutup. Berisi mengenai pandangan penulis kepada tokoh yang
dikisahkan. Reorentasi ini bersifat opsional semata, jadi boleh ada maupun tidak ada.

Unsur Kebahasaan Teks Biografi


a. Kata Hubung
Apabila kata hubung tersebut berfungsi sebagai penyambung kata dalam sebuah kalimat,
kata hubung itu dinamakan konjungsi intrakalimat. Contoh: dan , tetapi, lalu, kemudian.

Apabila kata hubung tersebut berfungsi menyambungkan antara satu kalimat dengan
kalimat lain, kata hubung itu dinamakan konjungsi antarkalimat. Contoh: oleh karena itu,
akan tetapi, meskipun demikian, tidak hanya itu.

b. Rujukan Kata
Rujukan kata yaitu kata yang merujuk pada kata lain yang sudah diungkapkan
sebelumnya. Kata rujukan dikatagorikan menjadi beberapa bagian, antara lain:

 Kata rujuk benda atau hal. Contoh : ini, itu, tersebut.


 Kata rujuk tempat. Contoh : disini, disana, disitu.
 Kata rujuk orang. Contoh : dia, ia, beliau, mereka, -nya.

c. Peristiwa, Waktu dan Tempat


Dalam teks biografi, terdapat kata yang berfungsi menunjukkan peristiwa, waktu dan
tempat yang dialami oleh tokoh.

d. Kata Kerja
Kata kerja atau verba adalah suatu kelompok kata yang menjelaskan sesuatu hal yang
dilakukan oleh tokoh. Kata kerja dibagi menjadi dua, yakni berdasarkan bentuk dan
berdasarkan jenis.

14. MEMVARIASIKAN KALIMAT


Memvariasikan kalimat adalah mengubah kalimat dari keadaan semula menjadi bentuk
baru. Untuk memvariasikan kalimat dapat dilakukan dengan mengganti kata-kata tertentu
dengan kata yang memiliki makna sama atau hampir sama (sinonim). Contoh
memvariasikan kalimat dengan menggunakan sinonim

1. Realita = Kenyataan
Realitanya, masih terjadi kerusuhan antarsuporter pada LIGA 1 Indonesia.
Kenyataannya, masih terjadi kerusuhan antarsuporter pada LIGA 1 Indonesia.
2. Beragam = Majemuk
Beragam : Indonesia terkenal dengan kehidupan masyarakatnya yang beragam.
Majemuk : Indonesia terkenal dengan kehidupan masyarakatnya yang majemuk.
33. Struktur Teks Editorial

 Pernyataan pendapat (tesis), berisi sudut pandang penulis terhadap permasalahan


yang diangkat. Berupa pernyataan atau teori yang akan diperkuat oleh argumen.
 Argumentasi, bentuk alasan atau bukti yang digunakan untuk memperkuat
pernyataan tesis. Bisa berupa pernyataan umum, data hasil penelitan, pernyataan para
ahli atau fakta-fakta yang dapat dipercaya.
 Penegasan Ulang Pendapat /Reiteration, berisi penguatan kembali atas pendapat
yang telah ditunjang oleh fakta-fakta dalam bagian argumentasi.

34) Macam-macam Majas Perbandingan


1. Majas Asosiasi atau Perumpamaan
Majas asosiasi atau perumpamaan adalah kiasan yang memperbandingkan dua
hal yang pada sejatinya adalah berbeda tetapi dikiaskan sehingga dianggap ada
kesamaan. Majas ini biasanya ditandai dengan kata  bagaikan, bagai, selayak,
umpama, laik, seperti, laksana, dll
 Tekadnya bagaikan tiang pancang.
 Matanya seperti bola ping-pong.
 Semakin hari badannya semakin mirip gajah.

2. Majas Metafora 
Majas metafora adalah majas yang menyatakan ungkapan perbandingan
analogis secara langsung, contoh majas metafora:
 Negara mengalami kerugian besar akibat ulah tikus-tikus kantor itu. (tikus-
tikus kantor: koruptor)
 Andi dan keluarganya pontang-panting meminta bantuan warga karena si jago
merah melahap rumahnya habis. (si jago merah: api)
 Kekalahannya di olimpiade matematika, tak membuatnya gagal berlapang
dada. (berlapang dada: sabar)
3. Majas Personifikasi dan Contoh Kalimatnya
Majas personifikasi adalah kiasan yang membandingkan benda-benda tak
hidup seolah-olah mempunya nyawa / hidup / seperti manusia. contoh majas
personifikasi:
 Pena itu menari-nari dengan anggunnya di atas kertas
 Kepulan asap rokok itu berlomba-lomba merusak paru-paru penghisap dan
orang di sekitarnya
 Uang telah memperbudak banyak manusia sehingga lalai dengan kesehatannya

3. Majas Alegori dan Contoh Kalimatnya


Majas alegori berarti suatu majas atau gaya bahasa yang dipakai guna
menjelaskan suatu maksud tertentu secara tidak langsung melalui kiasan atau
penggambaran yang bertautan satu sama lain dalam kesatuan yang utuh.
contoh majas alegori:
 Hidup di dunia ini seperti menaiki gunung. Semua orang punya tujuan untuk
sampai di puncak. Tapi di perjalanan, tidak hanya pemandangan indah yang
akan ditemui, melainkan juga jurang-jurang gelap yang membuat kita ngeri.
 Perumpamaan hidup kita di dunia, seperti seorang musafir yang singgah di
sebuah pohon untuk berteduh. Setelah itu, harus terus berjalan lagi karena
tempat tujuan masih jauh.
 Sari sebuah hadits: Perempuan itu layaknya tulang rusuk yang bengkok. Tidak
mudah untuk membuatnya lurus. Bila kau paksa dengan otot-ototmu, bukan
lurus yang kau dapat, tetapi patah berantakan.

5. Majas Simbolik 
contoh majas simbolik:
 Perempuan berbaju batik itu adalah seorang bunga desa (bunga desa:
perempuan cantik desa)
 Sering berganti-ganti pasangan, lelaki itu dicap hidung belang (hidung belang:
penipu)
 Setelah ayahnya meninggal, Budi menjadi tulang punggung keluarga (tulang
punggung: pencari nafkah)

7. Majas Simile 
Perbedaan antara majas simile dan majas asosiasi terletak pada penyebutan
kesamaan antara kedua benda yang diperbandingkan. Bila di majas asosiasi
tidak disebutkan secara jelas, di majas simile disebutkan dengan jelas. 
Majas Asosiasi: Matanya seperti bola ping-pong
Majas Simile: Matanya besar dan bundar seperti bola ping-pong
Penjesalan: di majas asosiasi kita bisa menulis ‘Matanya seperti bola ping-
pong’, tetapi bila menggunakan majas simile, sifat dari mata atau bola ping-
pong itu dituliskan secara jelas menjadi, ‘Matanya besar dan bundar seperti
bola ping-pong’. Contoh lain :
 Suaranya keras menggelegar bagaikan Guntur di tengah badai.
 Dia memang punya watak yang keras seperti batu.
 Prinsipnya kuat tidak pernah goyah seperti tiang pancang walau ditawari uang
berjuta-juta.

Macam-Macam Majas Penegasan

1. Majas Pleonasme 
majas yang digunakan dengan menyisipkan frase atau kata berlebihan pada sebuah
kalimat dengan maksud menegaskan makna dari ungkapan itu. contoh majas
pleonasme:
 Setiap malam, Arini bermunajat kepada Allah dengan menengadahkan tangan ke
atas berharap setiap doa-doanya dikabulkan.
 Kita tidak boleh menyerah! Terus maju ke depan, terobos segala halang rintang
yang ada!
 Jika kita ingin sukses, pantang bagi kita untuk mundur ke belakang.

2. Majas Repetisi 
Majas repetisi adalah majas yang mengungkapkan sebuah kata dengan cara
diulang-ulang untuk menciptakan kesan pada pembaca bahwa kata tersebutlah
yang harus diperhatikan. Majas repetisi juga dibagi-bagi lagi menjadi beberapa
majas turunan. Berikut adalah macam-macam majas turunan dari majas repetisi:
Majas Anafora
Majas anafora adalah jenis majas repetisi yang pengulangan frase atau
katanya terletak pada bagian awal kalimat. contoh majas anafora:
 Ku tunggu kamu di balkon rumahku, ku tunggu karena aku sayang
kamu, ku tunggu karena aku cinta kamu.
 Dialah Allah yang telah meninggikan langit tanpa tiang, Dialah Allah
yang telah menghamparkan bumi untuk manusia berpetualan, Dialah
Allah yang mengaruniai kita rahmat dan hidayah yang tiada terkira.

3. Majas Paralelisme 
Majas pararelisme adalah majas pengulangan yang biasanya terdapat dalam sebuh
puisi atau karya tulis yang dibuat bait per bait.
contoh mjas paralelisme:
1)Cinta adalah pengorbanan
2)Cinta adalah berani sakit
3)Cinta adalah perlawanan

4. Majas Klimaks 
Majas klimaks adalah majas yang mengungkapkan beberapa hal secara berurutan
dan semakin lama-semakin meningkat.
contoh majas klimaks:
 Dalam perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus, anak-anak, remaja,
orang tua, dan lanjut usia ikut memeriahkan acaranya.
 Baik individu, keluarga, RT, RW, Lurah, Camat, Walikota, Gubernur, sampaipun
Presiden wajib hukumnya bela Negara.
5. Majas Antiklimaks 
Majas antiklimaks adalah kebalikan dari majas klimaks. Bila di majas klimaks
diurutkan dari kecil ke besar, majas klimaks diurutkan dari besar ke kecil
contoh majas antiklimaks:
 Dalam perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus, para lanjut usia, orang
tua, remaja, dan anak-anak ikut memeriahkan acaranya.
 Baik Presiden, Gubernur, Walikota, Camat, Lurah, RW, RT, Keluarga, sampaipun
individu wajib hukumnya bela Negara.

6. Majas Retorik dan Contoh Kalimatnya


Majas retorik adalah sebuah majas berbentuk kalimat tanya tetapi tidak
memerlukan jawaban dengan maksud memotivasi, meyindir, atau memberikan
validasi.
contoh majas retorik:
 Apakah bisa hal-hal hebat datang ketika kita belum bisa merubah kebiasaan buruk
kita?
 Apakah begini sifat orang yang selama ini kamu bangga-banggakan?
 Siapa bilang cita-cita tinggi bisa dicapai hanya dengan gelar sarjana?

Macam-macam Majas Sindiran


1. Majas Ironi 
Majas ironi adalah sebuah kiasan yang mengungkapkan hal yang bertentang
dengan dengan maksud untuk memberikan sindiran pada seseorang atau objek
pada sebuah kalimat. contoh majas ironi:
o Ini baru namanya siswa berprestasi, setiap pulang sekola merokok, ikut geng
motor pula.
 Indah sekali tulisan tanganmu itu, sampai-sampai dokter pun tidak bisa
membacanya.
 Hebat sekali kamu bisa membuat orang tuamu bersedih seperti itu.

2. Majas Sinisme 
Majas sinisme adalah ungkapan kata yang menyatakan sebuah sindiran secara
langsung kepada orang lain atau objek pada sebuah kalimat. contoh majas
sinisme:
o Kata-katamu tadi tidak sopan sekali, tidak pantas diucapkan oleh orang
berpendidikan sepertimu.
 Lama-lama orang akan jengkel bersamamu karena kelakuanmu yang buruk
itu.
 Kau ini memang bodoh, kemarin aku bilang jangan sekali-kali ikut aktivitas
geng motor.
3. Majas Sarkasme dan Contoh Kalimatnya
Majas sarkasme adalah sebuah ungkapan yang biasanya diungkapkan oleh
seseorang yang sedang marah sehingga kata-katanya begitu tajam dan menusuk,
kadang-kadang terdengar kasar. contoh majas sarkasme:
 Jijik sekali aku melihatmu, enyah saja kau dari hadapanku!
 Dasar otak udang, sudah kubilang jangan menaruh jam tangan di atas kulkas!
 Bangsat benar kelakuanmu, apa tidak pernah sekolah?!
36) Menyusun bagian penutup pada surat lamaran kerja dengan memperbaiki
kalimat tidak efektif
Berisi antusiasme pelamar akan posisi yang diinginkan serta ucapan terima kasih
untuk perhatikan yang diberikan. Kata sapaan pada kalimat penutup diawali huruf
capital. Contoh:
Kalimat penutup surat lamaran pekerjaan yang benar adalah Demikian surat lamaran
pekerjaan dari saya, mohon sekiranya bapak/ibu dapat mempertimbangkannya. Atas
perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Hormat saya.

37) Mengembangkan teks hikayat menjadi cerpen


1. Pilih hikayat yang kamu inginkan, lalu baca dan pahami isinya.
2. Ringkaslah atau buatlah sinopsis penggalan hikayat tersebut.
3. Buat daftarlah konflik antartokoh dalam penggalan hikayat itu.
4. Pilih konflik yang menarik (mengesankan) berdasarkan data konflik yang
kamu buat.
5. Kembangkan pilihan konflik tersebut menjadi cerita pendek.
Ingat, meskipun dalam hikayat bisa saja ada banyak konflik, kamu nggak perlu memasukkan
semuanya dalam cerpen yang kamu tulis. Cerpen punya jumlah karakter yang cukup sedikit
kalau dibandingkan dengan hikayat. Kamu juga bisa mengangkat 1 konflik saja.

38) Menentukan bagian teks eksplanasi


Bagian-bagian teks eksplanasi adalah:
1. Penyataan Umum
Pernyataan umum berupa gambaran awal tentang apa yang akan disampaikan oleh penulis
2. Deretan penjelas
Deretan penjelas berupa inti penjelasan atas apa yang disampaikan.
3. Interpretasi
Interpretasi berupa pandangan atau simpulan atas fenomena atau permasalahan yang
disampaikan.

39) Menentukan jenis laporan hasil observasi


Jenis teks observasi ada banyak macam tergantung pada objek yang diamati, tujuan
pembuatan dll.
Misal objek yang diamati :
- Observasi kondisi sosial, ekonomi, politik
- Observasi kondisi lingkungan dan ekosistem
- Observasi keadaan yang sedang terjadi (acara HUT RI, peringatan HUT RI)
Misal tujuan pembuatan
- Teks observasi eksposisi
- Teks observasi identifikasi
- Teks observasi klasifikasi

Jenis hasil teks observasi dibagi menjadi 2 yaitu 


1. Laporan Observasi Formal
yaitu laporan hasil observasi terhadap objek yang diamati menggunakan kaidah formal dalam
menyusun laporan ( ragam bahasa baku, terdapat kop/header, struktur lebih rinci ). Biasanya
diajukan untuk acara resmi seperti laporan berita, kepentingan politik dll.

2. Laporan Observasi Non Formal


Yaitu laporan hasil observasi yang struktur nya lebih simpel dan biasanya ditulis secara
popular.
41) Menemukan permasalahan aktual pada ceramah
mengenali jenis informasi ataupun permasalahan yang mungkin kita dapatkan dari suatu
ceramah. Jenis-jenis informasi dapat dikategorikan sebagai berikut.

1. Dilihat dari fungsinya informasi bergantung pada materi dan juga kegunaan
informasi. Dalam artian memberikan informasi tambahan seperti pengetahuan, informasi
yang mengajari pembaca (informasi edukatif), dan informasi yang hanya menyenangkan
pembaca yang bersifat fiksional (khayalan). Informasi yang menambah pengetahuan,
misalnya, tulisan tentang pergantian kurikulum. Informasi edukatif, misalnya, tulisan
tentang teknik belajar yang jitu. Selanjutnya, informasi yang menyenangkan, misalnya,
cerita pendek, karikatur, dan komik.
2. Informasi berdasarkan format penyajian yaitu informasi berdasarkan bentuk penyajian
informasinya. Di media massa dikenal berbagai bentuk penyajian yaitu dalam bentuk
tulisan, foto, kartun, ataupun karikatur. Dalam bentuk tulisan dikenal bentuk berita, artikel,
karangan khas (feature), resensi, kolom, dan karya fiksi.
3. Informasi berdasarkan lokasi peristiwa yaitu informasi berdasarkan tempat kejadian
peristiwa berlangsung. Dengan demikian, informasi dibagi menjadi informasi daerah,
nasional, dan mancanegara.
4. Informasi berdasarkan bidang kehidupan yaitu informasi berdasarkan bidang-bidang
kehidupan yang ada. Antara lainnya adalah pendidikan, olahraga, musik, sastra, budaya,
dan iptek.
5. Informasi berdasarkan bidang kepentingan yaitu dapat dibedakan menjadi empat jenis
yaitu sebagai berikut.

a. Informasi yang menyangkut keselamatan atau kelangsungan hidup pembaca.


b. Informasi yang menyangkut perubahan dan berpengaruh pada kehidupan pembaca.
c. Informasi tentang cara atau kiat baru dan praktis bagi pembaca untuk meningkatkan
kualitas hidupnya.
d. Informasi tentang peluang bagi pembaca untuk memperoleh sesuatu.
6. Dibagi menjadi edukatif(pendidikan), persuatif(memengaruhi), dan rekreatif (hiburan)

42) Memperbaiki teks negosiasi memperhatikan isi, struktur dan kebahasaan


Negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencapai kesepakatan di
antara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda
1. Pembukaan, contohnya: Selamat pagi/siang/sore; saya Paula....... 
2. Isi, contohnya: Karyawan telah bekerja keras demi perusahaan,tetapi kami merasa kurang
mendapatkan imbalan yang pantas. Kami tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari hanya
dengan uang Rp.2.000.000. paling tidak kami menerima upah sebesar Rp.3.000.000 
3. Penutup, Contohnya: Terimakasih Pak,selamat sore. 

Sedangkan dalam teks dialog negosiasi antara penjual dan pembeli di pasar mempunyai
struktur teks sebagai berikut:
1. Orientasi : Pembukaan atau awalan dari percakapan sebuah negosiasi. Biasanya
berupa kata salam, sapa dan sebagainya. 
2. Permintaan : Di mana pihak yang ingin tahu menanyakan suatu barang atau
permasalahan yang dihadapi. 
3. Pemenuhan : Pihak yang terkait memberitahukan mengenai barang atau obyek agar
orang yang diajak interaksi oleh pihak tersebut menjadi lebih paham.
4. Penawaran : Suatu puncak dari negosiasi karena terjadi proses tawar menawar pihak
satu dengan pihak yang lain untuk mendapat sebuah kesepakatan yang menguntungkan satu
sama lain.
5. Persetujuan : Kesepakatan atas hasil penawaran dari kedua belah pihak. 
6. Pembelian : Terjadinya transaksi jual beli antara masing- masing pihak terkait. 
7. Penutup : Mengakhiri dari sebuah percakapan antara kedua pihak untuk
menyelesaikan suatu proses interaksi dalam negosiasi.

Ciri kebahasaan teks negosiasi


1. Bahasa persuasif
Bahasa persuasif yaitu bahasa yang digunakan untuk membujuk atau menarik perhatian.
Misalnya: dalam kalimat “bagus itu, Mam. Cocok untuk dipakai sendiri atau untuk suvenir.”
2. Kalimat deklaratif
Kalimat yang disampaikan adalah kalimat yang berisi pernyataan, yang berfungsi untuk
memberikan informasi atau berita tentang sesuatu.
3. Bahasa yang sopan
Gunakan bahasa yang sopan sehingga antara kedua belah pihak agar terjadi komunikasi yang
baik untuk mencapai negosiasi yang sukses.
4. Menggunakan konjungsi. 
Contoh : Kalau bagitu, meskipun, walaupun.  Menggunakan kalimat deklaratif
5. Menggunakan kalimat yang efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang padat, singkat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan
informasi secara tepat. Jelas, artinya mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca. Tepat,
dapat sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.
6. Berisi pasangan tuturan
Tuturan adalah kalimat yang diujarkan oleh seseorang untuk menyampaikan maksud tertentu.
7. Bersifat memerintah dan memenuhi perintah. 
8. Menggunakan pronomina. 
atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina. Contoh :
Saya, kami, anda. 
9. Menggunakan kalimat langsung. 
Kalimat langsung adalah kalimat yang menirukan ucapan atau ujaran orang lain.
10. Menggunakan kalimat yang menyatakan kesepatan atau tidak.
11. Menggunakan kalimat perbandingan/kontras.

Anda mungkin juga menyukai