Anda di halaman 1dari 4

 Teks eksposisi seperti halnya teks lain terdiri dari :

(1) Pembukaan
Tesis atau pernyataan pendapat (opini). Tesis ini merupakan bagian awal yang seharusnya
ada pada teks eksposisi. Pada bagian ini menjelaskan tentang sebuah prediksi atau
perkiraan yang berdasarkan data dan fakta dari penulis.
(2) Isi
Argumentasi atau pendapat yang disampaikan. Pada bagian ini menjelaskan seputar kalimat
pendukung dari teks telah ditulis. Pada bagian argumentasi juga disampaikan pendapat
secara detail dari suatu permasalahan berdasarkan data dan fakta.
(3) Penutup
Rekomendasi atau penegasan ulang. Berisi informasi yang bisa untuk memperkuat
pandangan atas suatu fakta yang sudah dituliskan pada bagian tesis dan juga bagian
argumentasi. Sehingga, pada bagian ini bisa juga disebut dengan simpulan dari bahasan
topik yang terdapat pada bagian tesis dan argumentasi.
 Teks eksposisi berisi paparan yang disampaikan kepada pembaca atau pendengar, contohnya
adalah berpidato.
 Pidato adalah kegiatan berbicara di depan banyak orang atau khalayak umum, untuk
menyampaikan gagasan, ide ataupun pendapatnya di depan orang lain secara lisan.
 Dalam teks pidato terdapat paparan yang berupa argumentasi dan rekomendasi.
Argumentasi berisi pendapat yang dikemukakan dalam pidato.
Rekomendasi merupakan kesimpulan yang disampaikan dalam pidato.

 Kalimat Definisi
Adalah kalimat yang menggunakan verba definitif (mendefinisikan suatu hal), yang ditandai
dengan penggunaan kata : adalah, merupakan, yaitu dan ialah.
Contoh:
 Sampah adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
 Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan dan biasanya mudah membusuk

 Kalimat Deskripsi
Adalah kalimat yang menggunakan verba (kata kerja) sebagai penjelasan atau menggambarkan
suatu hal (objek).
Contoh:
 Di Taman Nasional Baluran terdapat 26 jenis mamalia, diantaranya banteng, kerbau liar,
kijang, rusa, macan tutul, kancil, dan kucing bakau.
 Sampah dapat bersumber dari alam, manusia, konsumsi, nuklir, industri, dan
pertambangan.

 Argumen dalam teks eksposisi dapat berupa fakta atau opini.


 Fakta adalah suatu keadaan atau peristiwa yang berisi kenyataan dan benar-benar terjadi.
 Opini adalah pendapat atau ulasan yang logis dan dikemukakan oleh seseorang.

 Contoh Kalimat Fakta:


 Tanggal 21 April diperingati sebagai hari Kartini.
 Bapak Susilo Bambang Yudhoyono adalah presiden Indonesia keenam.
 Harimau merupakan hewan karnivora (pemakan daging)
 Burung cendrawasih merupakan salah satu hewan langka yang dilindungi.
 Pendiri Google adalah Larry Page dan Sergey Brin.

 Contoh Kalimat Opini:


 Jika kita ingin sukses, kita harus berusaha dengan sungguh-sungguh dan belajar rajin.
 Bekerja sebagai seorang penjahit itu tidak mudah.
 Indonesia sebenarnya adalah negara yang kaya raya, tetapi kemakmuran belum merata.
 Sebagai generasi muda, calon penerus perjuangan bangsa sudah seharusnya kita
mempersiapkan diri menjadi generasi yang berkualitas.
 Pemerintah harus lebih tegas dalam menghukum koruptor.

Konjungsi adalah kata yang digunakan untuk menghubungkan satu unsur dengan unsur lain.
Konjungsi disebut juga kata penghubung. Dalam teks eksposisi, konjungsi digunakan untuk
memperkuat argumentasi. Menyusun argumentasi dari yang paling kuat ke yang paling lemah atau
sebaliknya, dan menciptakan struktur teks yang bagus.

Konjungsi antarkalimat terletak di awal kalimat. Konjungsi antarkalimat terdiri atas beberapa
bagian yaitu:

1. Konjungsi antarkalimat “pertentangan”


 Contoh Konjungsi:
akan tetapi, namun, biarpun demikian, sekalipun demikian, walaupun demikian,
sungguhpun demikian, meskipun demikian
 Contoh Kalimat:
Siang itu, cuaca terasa sangat panas. Meskipun demikian, siswa dan siswi tetap belajar
dengan sungguh-sungguh di ruangan kelas.
2. Konjungsi antarkalimat “waktu”
 Contoh Konjungsi:
Kemudian, sesudah itu, sebelum itu, selanjutnya.
 Contoh Kalimat:
Annisa bangun pukul 03.00 untuk melaksanakan shalat tahajud. Kemudian Ia membaca
Al-Qur’an untuk menanti adzan shubuh.
3. Konjungsi antarkalimat “akibat”
 Contoh Konjungsi:
Oleh karena itu, oleh sebab itu.
 Contoh Kalimat:
Penggunaan gawai bagi siswa yang duduk di bangku sekolah dasar memang perlu
pengawasan yang lebih, karena banyak pengaruh negatif. Oleh sebab itu, berikan
batasan penggunaan gawai.

Selain konjungsi antarkalimat seperti yang disebutkan di atas, juga ada konjungsi subordinatif.
Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan 2 klausa atau lebih yang tidak
berkedudukan sama. Satu klausa berkedudukan sebagai induk kalimat, sedangkan klausa yang lain
berkedudukan sebagai anak kalimat. Konjungsi subordinatif terdiri dari:

1. Konjungsi subordinatif “syarat”


 Contoh Konjungsi:
Jika, kalau, jikalau, asalkan, bila, manakala.
 Contoh Kalimat:
Kamu akan menjadi sosok yang sukses, asalkan gigih dalam mengusahakan keinginanmu
dan selalu berdoa.
2. Konjungsi subordinatif “waktu”
 Contoh Konjungsi:
Sejak, semenjak, ketika, tatkala, selama, setelah, sesudah, sehabis, seusai, selang,
sementara.
 Contoh Kalimat:
Semenjak Ia rajin bangun pagi, tak pernah seharipun ia melewatkan shalat di sepertiga
malam dan dilanjutkan belajar.
3. Konjungsi subordinatif “sebab”
 Contoh Konjungsi:
Sebab, karena, oleh karena itu, oleh sebab
 Contoh Kalimat:
Waktunya hanya habis terbuang, karena setiap hari hanya bermain gawai saja.
4. Konjungsi subordinatif “hasil”
 Contoh Konjungsi:
Sehingga, sampai-sampai.
 Contoh Kalimat:
Sejak remaja ia sudah terbiasa hidup mandiri, sehingga ia tampak menikmati saat
dihadapkan dengan berbagai permasalahan dalam hidupnya.

Anda mungkin juga menyukai