Teks Eksposisi
Paragraf atau karangan yang terkandung sejumlah informasi dan pengetahuan yang
disajikan secara singkat, padat, dan akurat.
Pendapat lain menyatakan bahwa teks eksposisi adalah jenis atau ragam teks yang
memiliki fungsi menyampaikan gagasan-gagasan berupa pemikiran tentang suatu topik.
Paragraf eksposisi ini bersifat ilmiah atau dapat dikatakan non fiksi.
Dari define di atas, maka dapat disimpulkan bahwa teks eksposisi merupakan paragraf
argumen yang disertai dengan bukti ilmiah.
Tujuan
Menjelaskan informasi tertentu supaya dapat menambah ilmu pengetahuan
pembaca, sehingga dengan membaca teks eksposisi maka pembaca akan mendapatkan
pengetahuan secara rinci dari suatu hal atau kejadian.
Ciri-Ciri
Singkat dan Padat
Gaya informasi yang mengajak.
Penyampaian teksnya secara lugas dan menggunakan bahasa yang baku.
Menjelaskan informasi-informasi pengetahuan.
Tidak memihak berarti tidak memaksakan kemauan dari penulis terhadap pembacanya.
Teks eksposisi bersifat objektif dan netral.
Penjelasannya disertai data-data yang akurat.
Fakta digunakan sebagai alat konkritasi dan kontribusi.
Umumnya menjawab pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana
Struktur Teks Eksposisi
1. Judul
Judul hendaknya menggambarkan sesuatu yang dibahas dalam teks eksposisi. Judul
hendaklah ditulis dengan kata-kata yang singkat, menarik dan sarat akan makna.
Contoh
Unsur Kebahasaan
Pronomina
Pronomina merupakan kata ganti orang yang dapat digunakan terutama pada saat pernyataan
pendapat pribadi diungkapkan. Pronomina dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu:
o Pronomina persona “kata ganti orang” yaitu persona tunggal, contohnya; ia, dia, anda,
kamu, aku, saudara, -nya, -mu, -ku, si dan pesona jamak contohnya seperti; kita, kami,
kalian, mereka, hadirin, para.
o Pronomina nonpersona “kata ganti bukan orang” yaitu pronomina penunjuk, contohnya
ialah; ini, itu, sini, sana, dan pronomina penanya contohnya; apa, mana, siapa.
Konjungsi
Konjungsi atau kata penghubung digunakan dalam teks eksposisi untuk memperkuat
argumentasi, berikut ini ialah jenis konjungsi yang dapat ditemukan pada teks eksposisi seperti:
o Konjungsi waktu yaitu sesudah, setelah, lalu, sebelum, setelah itu, kemudian.
o Konjungsi gabungan yaitu serta , dan, dengan.
o Konjungsi pembatasan yaitu asal, kecuali, selain.
o Konjungsi tujuan yaitu untuk, supaya, agar.
o Konjungsi persyaratan yaitu jika, jikalau, apabila, bila, asalkan, bilamana, apabila.
o Konjungsi perincian, adalah, yaitu, ialah, antara lain, yakni.
o Konjungsi sebab-akibat, sehingga, karena, sebab, akibat, akibatnya.
o Konjungsi pertentangan, akan tetapi, tetapi, namun, melainkan, sedangkan.
o Konjungsi pilihan, atau.
o Konjungsi penegasan/penguatan, apalagi, bahkan, hanya, lagi pula, itu pun.
o Konjungsi penjelasan, bahwa.
o Konjungsi perbandingan, bagai, seperti, serupa, ibarat.
o Konjungsi penyimpulan, oleh sebab itu, oleh karena itu, jadi, dengan demikian.
Kata Leksikal
o Nomina yaitu kata yang mengacu pada benda, baik nyata ataupun abstrak.
o Verba yaitu kata yang mengandung makna dasar perbuatan, proses atau keadaan yang
bukan sifat.
o Adjektiv yaitu kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda
dan binatang.
o Adverbia yaitu kata yang melengkapi atau memberikan informasi berupa keterangan
tempat, waktu, suasana, alat, cara dan lain-lain.
Lalu, apa beda teks eksposisi dengan teks eksplanasi dan teks argumentasi?
Perhatikan contoh teks berikut!
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan
demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992)
bahwa anak-anak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk
mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang
mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA,
kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga.
Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua
mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
Gerhana bulan merupakan salah satu fenomena alam yang sering kita jumpai. Peristiwa
alam ini terjadi apabila bulan beroposisi dengan matahari. Namun, oposisi bulan dengan matahari
tidak akan selamanya menghasilkan peristiwa gerhana bulan.
Mengapa? Sebab kemiringan bidang orbit bulan terhadap bidang ekliptika sebesar. Akan ada
saat dimana terjadi perpotongan bidang orbit bulan dengan bidang ekliptika, yang kemudian akan
menyebabkan munculnya dua titik yang juga dikenal dengan istilah node.
Nah, gerhana bulan akan terjadi apabila bulan beroposisi dengan titik nude tersebut.
Dibutuhkan sekitar 29,53 hari sampai bulan bergerak dari satu titik ke titik oposisi lainnya.
Faktanya, ketika terjadi gerhana bulan, sebenarnya terkadang penampakan bulan masih
dapat terlihat. Hal ini disebabkan karena sinar matahari yang masih tersisa, berbelok menuju arah
bulan oleh atmosfer bumi.
Sinar matahari yang dibelokkan itu tentu memiliki spektrum cahaya kemerahan, yang
merupakan alasan mengapa saat peristiwa gerhana bulan, tampilan bulan akan terlihat lebih gelap,
biasanya berwarna merah gelap, jingga atau bahkan coklat.
Untuk mengamati gerhana bulan, dapat Anda lakukan dengan mata telanjang tanpa adanya
bahaya sedikit pun. Pada saat terjadi gerhana bulan, umat Islam yang melihat dan mengamati
peristiwa gerhana tersebut disunnahkan untuk melakukan salat gerhana (salat khusuf).
Ketika bayangan bumi menutupi sebagai atau seluruh penampang bulan, maka pada saat
itulah akan terjadi gerhana bulan. Terutama ketika bumi menempati posisi di antara matahari dan
bulan, dan berada pada satu garis lurus yang sama, yang kemudian membuat sinar Matahari tidak
dapat mencapai bulan karena dihalangi oleh posisi bumi saat itu.
https://www.gurupendidikan.co.id/teks-eksposisi/
https://www.yuksinau.id/teks-eksplanasi-pengertian-struktur-
contoh/#:~:text=Teks%20eksplanasi%20adalah%20teks%20yang,hubungan%20sebab%20akibat%20dan%20pros
es.
https://greatedu.co.id/greatpedia/mengenal-teks-eksposisi-bahasa-indonesia-kelas-x