Anda di halaman 1dari 39

TEKS EKSPOSISI

3.3 Mengidentifikasi (permasalahan, argumentasi,


pengetahuan, dan rekomendasi) teks eksposisi yang
didengar dan atau dibaca
Pengertian Teks Eksposisi

 Teks eksposisi adalah sebuah paragraf atau karangan


yang didalamnya terkandung informasi-informasi serta
pengetahuan yang ditulis dengan tujuan untuk dapat
memberikan atau menjelaskan pengertian dengan
penulisannya yang singkat, akurat serta padat.
 sedangkan menurut KBBI: Eksposisi merupakan suatu
uraian atau paparan yang bertujuan untuk menjabarkan
maksud serta tujuan (misalkan suatu karangan).
Paragraf eksposisi ini sifatnya adalah ilmiah atau non-
fiksi.
Tujuan teks eksposisi

 adalah sebagai sarana untuk memberikan informasi-


informasi tertentu supaya dapat menjadi jelas demi
bertambahnya wawasan informasi untuk para pembaca
teks eksposisi tersebut.
Fungsi Teks Eksposisi

 ialah untuk menyampaikan, menerangkan,


mengungkapkan atau juga menguraikan suatu gagasan
berupa pokok-pokok pikiran mengenai suatu topik yang
sifatnya itu non-fiksi dengan dasar argumentasi yang
kuat.
Ciri-ciri Teks Eksposisi

 Penyampaiannya secara lugas serta juga menggunakan


bahasa yang baku.
 Menjabarkan informasi-informasi yang bermanfaat
(pengetahuan).
 Tidak memihak maksudnya ialah tidak memaksakan
kemauan dari si penulis terhadap para pembacanya.
 Teks Eksposisi memiliki sifat netral dan objektif.
 Penjelasan teks ini disertai dengan data-data yang
akurat serta juga terpercaya.
 Fakta digunakan ialah sebagai alat kontribusi dan
konkritasi.
Jenis-Jenis Teks Eksposisi

1. Eksposisi definisi
 Ekpsosisi ini menjelaskan topik tertentu secara definitif,
yaitu memberi penjelasan dengan batasan makna.
Contohnya,
 Globalisasi adalah proses ketika dunia menjadi semakin
saling terhubung sebagai hasil dari peningkatan perdagangan
dan pertukaran budaya secara masif. Globalisasi telah
meningkatkan produksi barang dan jasa. Perusahaan yang
dimaksud bukan lagi perusahaan nasional tetapi perusahaan
multinasional dengan anak perusahaan di banyak negara.
2. Eksposisi Proses

 Eksposisi yang memaparkan langkah-langkah atau cara


melakukan sesuatu atau dalam pembuatan hal tertentu.
 Contohnya,
 Ketika seseorang menulis teks eksposisi, langkah
awalnya adalah menentukan topik yang kemudian
dituangkan ke dalam judul. Setelah itu, pernyataan
penulis berdasarkan fakta dituangkan ke dalam bagain
tesis, yang di dalamnya juga terdapat posisi penulis
apakah pro ataukah kontra.
3. Eksposisi Ilustrasi

 Eksposisi ini bertujuan untuk memberikan gambaran atas suatu


ide nyata agar pembaca dapat memahami dengan baik.
Penggambaran ini melihat kesamaan sifat dari topik yang satu
ke topik yang lain dengan ciri-ciri biasanya terdapat konjungsi
seperti atau bagaikan , dan nomina ibarat.

 Contohnya,
 Salah satu tanda pemanasan global adalah peningkatan suhu
udara di bumi. Pada suatu kondisi tertentu, suhu udara di bumi
diibaratkan pemanasan mesin kendaraan bermotor. Dampak
pemanasan global dapat dirasakan dengan panasnya udara di
sekitar kita. Udara yang pada umumnya dirasakan biasa, kini
sudah melampaui batas normal. Hal itu seperti halnya mesin
motor yang memanas karena dikendarai secara terus-menerus.
4. Eksposisi Pertentangan

 Eksposisi ini berisi topik yang dijelaskan dari sisi kontradiksi, yang
biasanya berhubungan dengan topik yang lain. Ciri-ciri eksposisi
pertentangan terletak dari penggunaan konjungsi intrakalimat,
seperti tetapi dan sedangkan, ataupun konjungsi antarkalimat,
seperti akan tetapi, meskipun demikian, namun, sebaliknya.

Contohnya,
 Terdapat keunikan yang sangat menarik dari planet Merkurius.
Lama rotasi dan revolusi planet ini berbanding terbalik.  Untuk
berevolusi mengitari matahari, Merkurius membutuhkan waktu
selama 88 hari. Sebaliknya, untuk berputar pada porosnya, 59
hari adalah waktu yang dibutuhkan oleh planet Merkurius.
Perbedaannya sangat mencolok dengan bumi yang hanya
membutuhkan waktu 1 hari.
5. Eksposisi Perbandingan

Membandingkan antara satu dengan yang lain menjadi ciri dari teks
eksposisi ini. Dengan cara demikian, pembahasan suatu persoalan akan
lebih jelas daripada hanya dengan berfokus pada persoalan itu sendiri.
 Contoh:

Pemerintah telah menyediakan listrik dengan tarif murah. Setiap orang


dapat menjadi pelanggan listrik dengan tidak banyak mengeluarkan
biaya. Sementara itu, petromaks memerlukan perawatan yang lebih
cermat dan banyak menggunakan bahan bakar bila dibandingkan
dengan sebuah tenaga pembangkit listrik. Petromaks hanya dapat
menghasilkan sebuah sumber terang dan hanya bermanfaat untuk
penerangan. Dengan sebuah pembangkit tenaga listrik dapat dihasilkan
ribuan, bahkan jutaan watt listrik’ dan bukan hanya dipergunakan
untuk penerangan, tetapi juga untuk keperluan-keperluan lain. Listrik
terdapat di kota-kota. Petromaks biasanya dipergunakan di tempat-
tempat yang tidak ada listrik atau di desa-desa.
6. Eksposisi Klasifikasi

 Eksposisi ini berfungsi untuk mengelompokkan atau membagi sesuatu ke


dalam golongan tertentu. Terdapat dua pola: menyeragamkan ke dalam
satu kelompok atau memisahkan ke kelompok lain. Oleh karena itu,
dalam membuat teks eksposisi ini dibutuhkan dasar pengklasifikasian
yang jelas.

 Contoh:
 Jurusan sastra Indonesia di Universitas Indonesia terbagi menjadi tiga:
linguistik, sastra, dan filologi. Meskipun ketiganya sama-sama
mempelajari bahasa Indonesia, perbedaan terletak dari penggolongan
minat para mahasiswa. Linguistik menjadi peminatan bagi mahasiswa
yang fokus terhadap ilmu tata bahasa. Sementara itu, mahasiswa, yang
menaruh perhatian utama pada seni yang mediumnya bahasa,
menempatkan sastra sebagai peminatan. Filologi dikhususkan untuk para
mahasiswa yang ingin menelusuri bahasa Indonesia klasik yang dipelajari
dari naskah-naskah kuno.
7. Eksposisi Berita

 Ekposisi ini berisi informasi yang biasanya terdapat pada


media massa yang bersifat aktual dan faktual. Informasi yang
diangkat berupa peristiwa-peristiwa tertentu.

 Contoh:
 Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia.
Manik Margamahendra, menjadi sorotan public setelah aksinya
menyatakan secara lantang bahwa DPR adalah singkatan dari
“Dewan Penghianat Rakyat”. Aksinya tersebut dilontari dari
bentuk protesnya yang mewakili suara para mahasiswa
Indonesia yang menolak RKUHAP.
8.Eksposisi Analisis

 Eksposisi ini berisi pengamatan yang mendalam lalu


pada bagian argumentasi dibahas secara bertahap.
 Contohnya,
 Saya meyakini bahwa adanya pelbagai lembaga
bimbingan belajar merupakan bentuk dari gagalnya
sistem pendidikan di Indonesia. Hal ini bukanlah tanpa
alasan. Pertama, tak sedikit peserta didik yang kalah
bersaing dengan para peserta didik lain yang mengikuti
bimbel yang dilihat dari segi nilai pada tiap-tiap mata
pelajaran yang diampuh.
Struktur Teks Eksposisi
 Adapun strukturnya terdiri atas 3 (tiga) bagian yakni
pernyataan pendapat (tesis), argumentasi, dan penegasan ulang
pendapat.
Berikut penjelasan struktur teks eksposisi yang tepat adalah:
 Pernyataan pendapat (Tesis) : bagian ini merupakan suatu
gagasan utama mengenai suatu permasalahan berdasarkan
fakta yang ada.
 Argumentasi : bagian ini berisi mengenai penjelasan secara
detail mengenai pernyataan pendapat serta juga pengungkapan
fakta ialah sebagai penjelasan argumen dari sang penulis.
 Penegasan ulang pendapat : bagian ini merupakan salah satu
penguat dari pendapat dan juga argumen yang didukung oleh
fakta.
judul: Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah
 Tesis:
Kebersihan lingkungan sekolah adalah satu dari beberapa faktor penting untuk menciptakan kenyamanan di
lingkungan sekolah dan sekitarnya. Setiap sekolah selalu mengajarkan siswa-siwi agar menjaga kebersihan.
Tak jarang banyak dilakukan lomba kebersihan sekolah untuk menarik minat siswa-siswi a
agar peduli terhadap kebersihan. Beberapa cara bisa dilakukan untuk menjaga kebersihan lingkungan seperti
membuang sampah pada tempatnya, menghapus papan tulis, menyapu ruang kelas.

 Argumentasi:
Di kelas biasanya dilakukan pembagian piket per hari untuk menjaga kebersihan, petugas piket biasanya
melakukan tugas untuk menyapu, menghapus papan tulis, dan mempersiapkan alat tulis guru.
Pada hari jumat semua anggota kelas melakukan kerja bakti membersihkan sekolah setelah pelajaran pertama
selesai. Salah satu manfaatnya yaitu membuat hubungan antara murid dan murid maupun guru dan murid
semakin akrab.

 Penegasan Ulang: 
Kebersihan lingkungan sekolah menjadi hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sekolah dan
menjadi faktor penting demi meraih proses belajar mengajar yang nyaman. Kebersihan lingkungan
sekolah juga menjamin kebersihan seseorang dan kesehatannya. Sehingga kebersihan adalah usaha
manusia agar lingkungan tetap sehat terawat secara terus menerus .
Kaidah Kebahasaaan Teks Eksposisi

 Unsur kebahasaan yang terdapat pada teks eksposisi ini


diantaranya pronomina, konjungsi, nomina serta verba atau kata
kerja. Berikut penjelasannya:
 Pronomina
 Kata ganti orang yang dapat digunakan terutama untuk
pernyataan pendapat pribadi diungkapkan. Pronomina ini dapat
diklasifikasikan menjadi 2 macam:
 Pronomina Persona (kata ganti orang) yakni persona tunggal.
Contohnya seperti: Anda, Dia, Ia, Aku, Saudara, -nya, Kamu,  -ku,
-si, -mu. Dan pesona jamak seperti contohnya: Kami, Kita,
Mereka, Kalian, Para, Hadirin.
 Pronomina Nonpersona (kata ganti bukan orang) merupakan
pronomina penunjuk. Contohnya seperti: Itu, Ini, Sana, Sini. serta
pronomina penanya contohnya seperti: Apa, Siapa, Mana.
Kata Ganti/Pronomina
Berikut dibawah ini beberapa contoh
pronomina
Kata Ganti/Pronomina
Berikut dibawah ini beberapa contoh pronomina
1). Contoh Kata Ganti Orang (Pronomina Persona)
 Aku adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara.
 Maafkan hamba atas bencana kebakaran ini.
 Kami sudah sepakat untuk mengerjakan tugas sekolah secara kelompok.
 Kita tidak akan pernah berhasil tanpa doa restu dari orang tua.
 Kamu merupakan sahabat terbaik yang pernah ada dalam hidupku.
 Anda tak perlu repot-repot mengerjakan semua tugas ini.
 Masalah yang kau hadapi saat ini hanyalah sebagian kecil dari
perjalanan hidup yang masih panjang
 Apakah ia berada dirumah saat musibah itu terjadi?
2). Contoh Kata Ganti Kepemilikan
(Pronomina Posesiva)

 Ani mengambil bajuku saat aku tidak ada dirumah.


 Bolehkah aku meminjam sepedamu untuk berangkat
berenang?
 Aku merasa sangat tersanjung atas pujianmu.
 Aku telah memasukkan kertas hasil ulangan itu kedalam
tasnya.
 Ayah ketinggalan dompetnya saat terburu buru tadi pagi
3). Contoh Kata Ganti Petunjuk
(Pronomina Demonstrativa)

 Kamu dapat memakai payung ini.


 Kertas parkir ini memenuhi saku celanaku.
 Letakkan saja penghapus itu diatas meja belajarku.
 Gedung gedung pencakar langit itu berdiri megah di
tengah ibukota.
 Kamu bisa tinggal disini sementara ibumu pergi bekerja.
 Udara disini terasa sangat panas dari biasanya
 Kenapa kau harus menunggu disana sendirian saat
malam seperti ini?
 Kata ganti penanya ( pronomina interogativa )
 Kata ganti penanya ialah kata ganti yang menyatakan tentang orang atau keadaan.
 Macam-macam kata ganti penanya :
 Apa ( untuk menanyakan benda )
 Mana ( untuk menanyakan pilihan )
 Siapa ( untuk menanyakan orang )
 Kata ganti penanya apa
 Untuk menanyakan macam / jenis benda
 Contoh : Bola apa itu?                                 ( Bola karet )
 Menanyakan wujud benda
 Contoh : Ikan paus makan apa?                ( Daging )
 Menanyakan alat
 Contoh : Dengan apa kau pukul dia?       ( Kayu )
 Menanyakan maksud / tujuan
 Contoh : Untuk apa benang itu?                ( Mengikat )
 Kata ganti penanya siapa
 Untuk menanyakan orang atau sesuatu yang dianggap orang.
 Contoh : Siapa yang datang itu ?                     ( Ali )
Nomina (kata benda)

 Nomina adalah kata yang mengacu pada benda nyata


maupun abstrak. Dalam hal ini nomina berdiri sebagai
subjek. Berdasarkan bentuk dan maknanya, nomina
dibagi menjadi dua,
 Nomina dasar misalnya, pisau, meja, rumah, lemari,
kursi, gambar, dan lainnya.
 Nomina turunan misalnya, perbuatan, pembelian,
kekuatan, dan lain sebagainya.
 Verba (Kata Kerja)
 Kata kerja merupakan sebuah kata yang memiliki makna
perbuatan atau keadaan yang bukan sifat. Biasanya, kata
kerja digunakan sebagai predikat dalam kalimat.
A. Contoh Kata Benda Dasar

 Kucing itu tengah tidur di kursi sofa kami.


 Adik berangkat sekolah pada pukul enam pagi tadi.
 Burung itu tengah bercicit di atas dahan pohon itu.
 Mobil itu terparkir di depan rumah kami.
 Mereka tengah menunggu di halte bus itu.
 Ibu tengah berbelanja di pasar Minggu yang berada di
Jalan Margahayu itu.
 Adik tengah tertidur di kamarnya sejak dua jam yang
lalu.
 Adik tengah asyik bermain di tanah lapang.
B. Contoh Kata Dasar
Turunan
 B. Contoh Kata Dasar Turunan
 Perumahan itu terkena dampak pemadaman listrik tadi malam, sehingga sepanajang
malam ,mereka berada di dalam kegelapan. (perumahan: kata benda dasar ‘rumah’ +
imbuhan pe-an)
 Pelukis itu tengah asyik melukis di rumahnya. (pelukis: kata kerja dasar ‘lukis’ + imbuhan
pe-)
 Penyair itu tengah membacakan puisinya dengan sepenuh penghayatan. (penyair: kata
benda dasar ‘syair’ + imbuhan pe-)
 Pelari wanita itu berhasil menjadi juara lomba lari maraton tahun ini. (pelari: kata kerja
dasar ‘lari’ + imbuhan pe-)
 Pelawak itu berhasil menghibur penonton dengan humor-humornya yang segar dan jenaka.
(pelawak: kata kerja dasar ‘lawak’  + imbuhan pe-)
 Masakan buatanmu itu sangat enak sekali, aku saja sampai mau tambah lagi saking enaknya.
(masakan: kata kerja dasar ‘masak’ + imbuhan akhiran -an)
 Pemandangan di tempat wisata ini sungguhlah menakjubkan. (pemandangan: kata kerja
dasar ‘pandang’ + imbuhan awalan-akhiran pe-an)
 Minuman ini sangat cocok diminum saat cuaca panas seperti ini. (miniman: kata kerja
‘minum’ + imbuhan akhiran -an)
Konjungsi

 Konjungsi atau kata penghubung merupakan kata yang


menghubungkan suatu bahasa menjadi dua kesatuan
yang sederajat. Yakni, kata dengan kata, frasa dengan
frasa, klausa dengan klausa dan kalimat dengan
kalimat.
 Konjungsi juga dapat menghubungkan 2 kata atau frasa. Konjungsi seperti
dan serta atau, misalnya, bisa digunakan untuk membentuk frasa seperti :
 Toni dan Ali
 hidup atau mati
 Konjungsi dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan ke dalam
konjungsi intra kalimat dan konjungsi antar kalimat. Kata penghubung
intrakalimat (antar klausa) adalah kata yang menghubungkan klausa  induk
dan klausa anak. Dalam konjungsi intrakalimat (antar klausa) juga ada 2
jenis kata penghubung atau konjungsi, yaitu konjungsi koordinatif dan
konjungsi subordinatif. Sedangkan konjungsi antar kalimat adalah kata
yang menghubungkan kata yang satu dengan lainnya. Berikut penjelasan
konjungsi intra dan antar kalimat.
 Konjungsi Intra Kalimat
 Konjungsi intra kalimat (Antar Klausa) Adalah kata yang menghubungkan klausa induk dan klausa
anak. Kata penghubung antar klausa biasanya terletak di tengah-tengah kalimat. Dalam intra
kalimat (antar klausa) juga ada dua jenis kata penghubung atau konjugsi, yaitu : Konjungsi
Koordinatif
 Konjungsi Koordinatif
 yaitu kata penghubung yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status
sederajat, diantaranya : dan, atau, tetapi, sedangkan, melainkan, lalu, kemudian, padahal.
 Contoh kalimat dengan konjungsi koordinatif :
 Dia menangis dan istrinya pun tersedu-sedu.
 Dia mencari saya dan adik saya.
 Aku yang datang ke rumahmu atau kamu yang datang ke rumahku.
 Saya atau kamu yang akan menjemput Ibu?
 Dia menangis, tetapi istrinya hanya terdiam saja.
 Sebenarnya Kartini pandai, tetapi.
 Jika salah satu atau kedua-duanya akan dinyatakan, maka orang sering memakai dua konjungsi
secara bersamaan, yakni dan/atau dengan garis miring di antara kedua kata itu.
 Kami mengundang Ketua dan/atau
 Para dekan dan/atau pembantu dekan pertama diminta hadir.
 Konjungsi Subordinatif
 Konjugsi Subordinatif, yaitu kata penghubung yang menghubungkan dua
klausa atau lebih yang tidak sama derajatnya, diantaranya : ketika, sejak,
kalau, jika, supaya, biar, seperti, sehingga, setelah, andai, bagai, ibarat,
karena. Berikut adalah jenis-jenis konjungsi subordinatif.
 Contoh Konjungsi
 Hubungan waktu
 Sesudah, setelah, sebelum, sehabis, sejak, selesai, ketika, tatkala,
sementara, sambil, seraya, selagi, selama, sehingga, sampai
 Hubungan syarat
 Jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala
 Hubungan pengandaian
 Anadaikan, sekiranya, seandainya, seumpamanya
 Hubungan tujuan
 Agar, biar, supaya
 Contoh kalimat dengan konjungsi subordinatif :
 Pak Buchori sudah meninggal ketika dokter datang.
 Saya akan naik haji jika tanah saya laku.
 Saya pasti akan memaafkannya seandainya dia mau
mengakui kesalahannya.
 Narto harus belajar giat agar naik kelas.
 Dia takut kepada saya seolah-olah saya ini musuhnya.
 Hari ini dia tidak masuk kantor karena
 Ali tidak mau membayar utangnya, padahal dia
mempunyai uang.
 Konjungsi Antar Kalimat
 Konjungsi antar kalimat adalah kata yang menghubungkan kalimat yang satu
dengan kalimat yang lainnya. Dalam penggunaanya, konjungsi antar kalimat
menyatakan makna yang berbeda-beda, diantaranya : oleh karena itu, sebelum
itu, namun, akan tetapi, kecuali itu, dengan demikian, sesudah itu, selain itu,
sebaliknya. Konjungsi antar kalimat di awal kalimat (setelah tanda titik, tanda
seru, atau tanda tanya). Berikut adalah contoh konjungsi antarkalimat.
 Contoh Konjungsi
 Makna
 Biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu walaupun demikian/begitu,
meskipun demikian/begitu
 Menyatakan kesediaan untuk melakukan sesuatu yang berbeda atau pun
bertentangan dengan yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya
 Kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya
 Menyatakan kelanjutan dari peristiwa atau keadaan pada kalimat sebelumnya
 Tambahan pula, lagi pula, selain itu
 Menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar dari yang telah
dinyatakan sebelumnya.
 Fungsi Konjungsi
 Fungsi konjungsi menghubungkan :
 Kata dengan kata.
 Frasa dengan frasa.
 Klausa dengan klausa.
 Kalimat dengan kalimat.
 Paragraf dengan pragraf (konjungsi antarparagraf dinamakan transisi)

 Kata Penghubung “dan”


 Kata penghubung ini untuk menyatakan “gabungan biasa” dipakai pada bagian berikut:
 Di antara dua buah kata kerja
 Contoh:
 Mereka makan dan minum di kelas
 Ibu mencuci dan menyetrika pakaian kami
 Di antara dua buah klausa (bagian kalimat) dalam sebuah kalimat majemuk/luas
 Contoh;
 Saya main piano dan adik menggesek biola
 Ali belajar bahasa Inggris dan kakaknya belajar bahasa Arab
 Kata Penghubung “dengan”
 Ini berfungsi sebagai pernyataan “gabungan biasa”, bisa juga dipakai diantara dua buah kara
benda. Contoh:
 Dia dengan anaknya sudah datang
 Saya menggunting dengan gunting.
 Kata Penghubung “serta”
 Ini berfungsi sebagai pernyataan “gabungan biasa” dipakai diantara dua buah kata benda.
Contoh:
 Kakak serta nenek akan datang minggu depan
 Uangmu serta uangku sebaiknya kita satukan saja untuk modal usaha.
 Kata Penghubung “atau”
 Kata ini berfungsi sebagagai pernyataan “memilih” bisa dipakai diantara bagian berikut.
 Dua buah kata benda atau frase benda Contoh:
 Sarjana teknik atau sarjana sastra sama pentingnya dalam pembangunan.
 Dua buah kata kerja Contoh:
 Dalam peperangan seperti itu tidak ada pikiran lain, membunuh atau dibunuh.
 Dua buah kata sifat yang berlawanan maknanya. Contoh:
 Kaya atau miskin dihadapan tuhan tidak ada bedanya
 Kata Penghubung “tetapi”
 Kata ini berfungsi sebagai pernyataan “menggabungkan pertentangan” dipakai diantara
bagian berikut.
 Dua buah kata sifat yang berkontras di dalam sebuah kalimat. Contoh:
 Anak itu cerdas tetapi malas
 Dia memang bodoh tetapi rajin
 Dua buah klausa yang subjeknya mengarah pada sebuah identitas yang sama sedangkan
predikatnya merupakan dua buah kata sifat yang berkontras. Contoh:
 Rumah itu besar dan indah, tetapi halamannya sempit
 Anak itu memang bodoh, tetapi hatinya jujur
 Kata Penghubung “namun”
 Kata ini berfungsi untuk “menggabungkan mempertentangkan” dipakai diantara dua buah
kalimat. Kalimat yang pertama atau sebelumnya berisi penyatuan serta kalimat kedua
berisi pernyataan yang kontras dengan kalimat pertama. Contoh:
 Sejak kecil dia kami asuh, kami didik, dan kami sekolahkan. Namun, setelah dewasa
menjadi orang besar dia lupa kepada kami.
 Sehabis lebaran banyak kantor masih sepi. Pegawai-pegawai cuma duduk-duduk,
mengobrol, atau baca koran. Namun, mereka tetap berada di tempat sampai jam kantor.
 Kata Penghubung “sedangkan”
 Kata ini berfungsi untuk “menggabungkan memertentangkan atau mengkontraskan”
dipakai diantara dua buah klausa. Contohnya:
 Ayah menjadi dokter di puskesmas, sedangkan ibunya menjadi bidan.
 Kami bekerja keras memperbaiki tanggul yang jebol itu, sedangkan mereka berdua
duduk-duduk saja berpangku tangan.
 Kata penghubung “sebaliknya”
 Kata ini bersebrangan dengan fungsi untuk menyatakan “menggabungkan
mempertentangkan dengan tegas” bisa dipakai di antara dua buah klausa atau diantara
dua buah kalimat. Contoh:
 Di hadapan kita dia memang ramah. Sebaliknya, jauh dari kita sombongnya bukan main.
 Muara sungai itu lebar dan dangkal. Sebaliknya, di bagian hulu sungai itu sempit dan
dalam.
 Kata Penghubung “bahkan”
 Kata ini berfungsi “menghubungkan menguatkan” bisa dipakai diantara dua buah
kalimat. Contohnya:
 Anak itu memang nakal. Bahkan ibunya sendiri pernah ditipunya.
 Dia pandai sekali memegang rahasia. Bahkan kita sendiri tidak tahu.
 Kata Penghubung “lagipula”
 Contohnya: Mari kita makan di restoran ini saja, masakannya enak,
harganya murah, lagipula pelayanannya memuaskan.
 Kata Penghubung “apalagi”
 Kata ini berfungsi untuk menyatakan “menggabungkan menguatkan”
dipakai pada awal keterangan tambahan atau kalimat tambahan.
Contohnya:
 Kamu saja yang lulusan SMA tidak tahu, apalagi saya yang cuma tamatan
SD
 Jalan-jalan di ibu kota seringkali macet. Apalagi pada jam-jam sibuk.
 Kata Penghubung “itupun”
 Kata ini berfungsi untuk “menggabungkan menguatkan” bisa dipakai
diantara dua buah kalimat yang amanatnya sejalan. Kalimat pertama
umumnya diawali dengan kata dengan penghubung hanya.
 Contoh:Hanya lima orang yang hadir dalam rapat itu. Itupun dua orang
diantara mereka sudah akan meninggalkan rapat sebelum selesai.
 Kata Penghubung “jangankan”
 Kata ini berfungsi untuk “menguatkan mempertentangkan” dipakai pada bagian
dengan klausa pertama pada kalimat majemuk setara sedangkan pada klausa
disertakan partikel pun. Contohnya:
 Jangankan berjalan, berdiri pun aku tak sanggup
 Jangankan seribu, seripiah pun tak punya
 Kata Penghubung “melainkan”
 Kata ini berfungsi untuk menyatakan ”  koreksi atau pembetulan” dipakai
diantara dua buah klausa. Kluasa pertama umumnya disertai dengan kata
ingkar bukan, dan diletakan pada muka usur kalimat yang akan dikoreksi.
 Contoh: Kami bukan mengejek, melainkan mengatakan apa adanya
 Kata Penghubung “hanya”
 Kata penghubung hanya digunakan dengan aturan sebagai berikut: Untuk
menyatakan “menggabungkan-mengecualikan” digunakan diantara dua buah
klausa. Contohnya:
 Semua orang setuju, hanya dia yang tidak setuju
 Kami semua sudah siap untuk bertransmigrasi, hanya dia yang masih ragu-ragu
(A) Tentukanlah jenis teks
eksposisi tersebut !
 Memahami paragraf adalah esai yang terdiri dari
beberapa kalimat dengan struktur pemikiran utama
sebagai pengontrol paragraf dan pemikiran penjelasan
sebagai pendukungnya. Memahami paragraf juga dapat
diartikan sebagai satu set beberapa kalimat yang terdiri
dari kalimat utama dan beberapa kalimat penjelasan.
Paragraf ini sangat penting untuk terdiri dari berbagai
jenis teks, karena di dalam paragraf inilah pemikiran
utama adalah tulang punggung sebuah teks.
(B) Tentukanlah jenis teks
eksposisi tersebut !
Wedang jahe merupakan salah satu minuman khas Indonesia yang biasanya disajikan
secara hangat, sehingga sangat cocok diminum di musim hujan seperti ini. Untuk
membuat minuman hangat ini, kita mesti mengikuti sejumlah langkah berikut. Adapun
langkah-langkah membuat wedang jahe yang dilansir dari laman cookpad.com ini
adalah:
Sediakan sejumlah bahan seperti 2 ruas jahe, 1 helai sereh, 5 biji cengkeh, 1 ibu jari
kayu manis, dan 250 ml air. Selain itu, beberapa alat seperti kompor, pisau, saringan,
alat penggeprek, panci kecil untuk merebus bahan wedang jahe, dan tentu saja
cangkir untuk menampung hangatnya wedang jahe.
Setelah semua itu tersedia, maka kita harus memulai mengolah wedang jahe dengan
terlebih dulu mengupas jahe dengan pisau. Setelah itu, panaskan air dalam panci
dalam suhu api yang sedang. Setelah air mendidih, barulah masukkan jahe yang
digeprek dengan sejumlah bahan seperti negkeh, sereh, dan kayu manis.
Tunggulah sekitar 10 hingga 15 menit. Setelah melewati batas waktu tersebut, angkat
rebusan air wedang jahe dari kompor lalu tuangkan ke dalam cangkir yang di atasnya
sudah ditutupi oleh saringan.
Wdang jahe pun siap disajikan dian diminum. Bila wedang jahe yang dibuat ingin lebih
manis, maka masukkanlah gula merah, madu, ataupun pemanis lain yang sesuai dengan
selera masing-masing.
(C) Tentukanlah jenis teks
eksposisi tersebut !
 Kucing terdiri atas beberapa jenis ras, di mana jenis-
jenis ras kucing tersebut antara lain Angora, Persia,
Manx, dan juga Spinx. Diantara keempat ras tersebut,
ras Spinx menjadi ras yang kurang populer di
masyarakat. Namun, meskipun begitu, kucing yang
dikenal sebagai kucing tak berbulu ini kini mulai populer
dan tak sedikit orang yang mulai memelihara kucing
jenis ras ini. Tidak adanya bulu pada kucing ini
membuat kucing Spinx menjadi kucing yang unik dan
menarik di kalangan masyarakat. Bahkan, karena
keunikan itulah yang membuat kucing ini menjadi
kucing yang tergolong mahal harganya.
 Tentukanlah struktur teks pada setiap teks di atas (A,
B,C)!

Anda mungkin juga menyukai