Anda di halaman 1dari 23

Kerajaan Padjajaran

(Sunda)
Sejarah Indonesia
Kelas X
SMA Negeri 28 Jakarta
Prolog
Titik Awal : Pakuan, Bogor, Jawa Barat
Masa Awal
Masa Kejayaan
Masa Akhir
Story Map
Masa Awal

Tarusbawa menginginkan melanjutkan kerajaan Tarumanagara, dan selanjutnya memindahkan kekuasaannya


ke Sunda, di hulu sungai Cipakancilan di mana di daerah tersebut sungai Ciliwung dan sungai Cisadane
berdekatan dan berjajar, dekat Bogor saat ini. Sedangkan Tarumanagara diubah menjadi bawahannya. Dia
dinobatkan sebagai raja Pajajaran pada hari Radite Pon, 9 Suklapaksa, bulan Yista, tahun 519 Saka (kira-kira
18 Mei 669 M). Sunda dan Galuh ini berbatasan, dengan batas kerajaannya yaitu sungai Citarum (Sunda di
sebelah barat, Galuh di sebelah timur).
Masa Kejayaan

Pembangunan Sri Baduga Maharaja dapat dilihat dalam prasasti Kabantenan dan juga Batutulis . Kedua prasasti
dan juga Cerita Pantun serta kisah Babad tersebut diketahui jika Sri Baduga sudah memberi pertintah untuk
membuat wilayah perdikan,membangun jalan untuk menuju ke Ibukota Pakuan serta Wanagiri, membuat Talaga
Maharena Wijaya, memperkuat ibukota, membuat pagelaran, membuat kabinihajian, membuat kesatriaan,
membuat pamington, memperkuat angkatan perang dan juga mengatur upeti untuk para raja yang berada di
bawahnya.
Masa Akhir

Kerajaan Pajajaran runtuh setelah ibukota kerajaan ditaklukkan oleh


Maulana Yusuf pada tahun 1579 M.Sementara sebelumnya kedua
pelabuhan utama Kerajaan Pajajaran itu juga telah dikuasai oleh
Kerajaan Demak pada tahun 1527, Kalapa ditaklukan oleh
Fatahillah dan Banten ditaklukan oleh Maulana Hasanuddin.
Silsilah Raja – Raja
Kerajaan Padjajaran
Raja-raja pemerintahan para raja Pajajaran secara lebih terperinci dapat ditemukan
pada naskah Pangéran Wangsakerta (dengan waktu berkuasa dalam tahun Masehi):
• 1) Tarusbawa, menantu Linggawarman (669 - 723 M) • 15) Munding Ganawirya (964 - 973 M) • 29) Prabu Ajiguna Linggawisésa (1333-1340 M)

• 2) Harisdarma, atawa Sanjaya , menantu Tarusbawa (723 -732 M) • 16) Rakeyan Wulung Gadung (973 - 989 M) • 30) Prabu Ragamulya Luhurprabawa (1340-1350 M)

• 3) Tamperan Barmawijaya (732 - 739 M) • 17) rajawisésa (989 - 1012 M) • 31) Prabu Maharaja Linggabuanawisésa (yang gugur dalam Perang Bubat, (1350-1357 M)

• 4) Rakeyan Banga (739 - 766 M) • 18) Déwa Sanghyang (1012 - 1019 M) • 32) Prabu Bunisora, Adik Linggabuanawisesa (1357-1371 M)

• 5) Rakeyan Medang Prabu Hulukujang (766 - 783 M) • 19) Sanghyang Ageng (1019 - 1030 M) • 33) Prabu Niskala Wastu Kancana putra Linggabuanawisesa (1371-1475 M)

• 6) Prabu Gilingwesi, menantu Rakeyan Medang Prabu Hulukujang (783 - 795 M) • 20) Sri Jayabupati ,Detya Maharaja, 1030 - 1042 M) • 34) Prabu Susuktunggal (1475-1482 M)

• 7) Pucukbumi Darmeswara, menantu Prabu Gilingwesi (795 - 819 M) • 21) Darmaraja ,Sang Mokténg Winduraja, (1042 - 1065 M) • 35) Jayadéwata Sri Baduga Maharaja putra Dewa Niskala (1482-1521 M)

• 8) Rakeyan Wuwus Prabu Gajah Kulon (819 - 891 M) • 22) Langlangbumi ,Sang Mokténg Kerta, (1065 - 1155 M) • 36) Prabu Surawisésa (1521-1535 M)

• 9) Prabu Darmaraksa, adik ipar Rakeyan Wuwus (891 - 895 M) • 23) Rakeyan Jayagiri Prabu Ménakluhur (1155 - 1157 M) • 37) Prabu Déwatabuanawisésa (1535-1543 M)

• 10) Windusakti Prabu Déwageng (895 - 913 M) • 24) Darmakusuma (Sang Mokténg Winduraja, (1157 - 1175 M) • 38) Prabu Sakti (1543-1551 M)

• 11) Rakeyan Kamuning Gading Prabu Pucukwesi (913 - 916 M) • 25) Darmasiksa Prabu Sanghyang Wisnu (1175 - 1297 M) • 39) Prabu Nilakéndra (1551-1567 M)

• 12) Rakeyan Jayagiri, menantu Rakeyan Kamuning Gading (916 - 942 M) • 26) Ragasuci Sang Mokténg Taman, (1297 - 1303 M) • 40) Prabu Ragamulya atau Prabu Suryakancana (1567-1579 M)

• 13) Atmayadarma Hariwangsa (942 - 954 M) • 27) Citraganda Sang Mokténg Tanjung, (1303 - 1311 M)

• 14) Limbur Kancana, putera Rakeyan Kamuning Gading (954 - 964 M) • 28) Prabu Linggadéwata (1311-1333 M)
Peninggalan
&
Prasasti
Prasasti Kabantenan

Prasasti Kabantenan adalah sebuah


prasasti bersejarah Indonesia.
Prasasti ini terdiri dari lempengan
tembaga. Prasasti Kebantenan
dibeli oleh Raden Saleh dari
penduduk desa Kabantenan,
Bekasi. Prasasti ini beraksara dan
berbahasa Sunda Kuno, dan
sekarang disimpan di Museum
Nasional dengan nomor inventaris
E.1, E2, E.3, E.4, dan E.5).
Prasasti Batu Tulis

Prasasti ini berada di kelurahan


Batu Tulis, kecamatan Bogor
Selatan, kota Bogor. Prasasti ini
berada di komplek yang luasnya
17x15 meter. Berdasarkan tulisan
di prasasti, Prasasti Batu tulis
berangka tahun 1533 Masehi
(1455 Saka).

foto : historia.id
Prasasti Cikapundung
Prasasti ini merupakan suatu
peninggalan dari kerajaan Sunda.
Prasasti ini ditemukan pada tahun
1884 di kawasan perkebunan kina
Cikapundung-Ujungberung. Saat
ini prasasti pada arca
Cikapundung disimpan di
museum nasional dengan nomor
inventaris 479c/D184. Prasasti ini
dipahat pada arca megalitik (batu
besar).

Sumber gambar :
nasional.tempo.co
Candi Bojongmenje
terletak di Dusun
Bojongmenje, Kalurahan
Cangkuang, Kecamatan
Rancaekek,Kota Bandung,
Provinsi Jawa Barat.
diperkirakan dari abad ke-7
(se-jaman dengan percandian
Dieng).

sumber :
http://candi.perpusnas.go.id
Situs Karangmulyan
Situs ini merupakan
suatu situs purbakala
sangat bersejarah yang
terletak di Cijeungjing,
Ciamis, Jawa barat yang
lebih tepatnya di desa
Karangmulyan. Situs ini
adalah suatu
peninggalan kerajaan
Galuh dengan corak
Hindu-Buddha.

sumber :
kebudayaan.kemdikbud.
go.id
Prasasti Perjanjian Sunda-Portugis
Prasasti ini merupakan sebuah prasasti yang
berbentuk tugu batu (Padrão). Prasasti ini
ditemukan di Batavia, Hindia Belanda
tepatnya di tahun 1918. Prasasti ini
menjelaskan tentang adanya perjanjian
antara kerajaan Sunda dan kerajaan Portugal
yang dibuat oleh utusan dagang Portugis
yang berasal dari Malaka dengan
pemimpinnya yang bernama Enrique Leme.
Padrão ini sendiri dibangun di atas tanah
yang ditetapkan sebagai areal untuk
membangun gudang dan benteng untuk
orang portugis.

Sumber foto: ariesaksono.wordpress.com


Prasasti Pasir Datar
Prasasti Pasir Datar merupakan salah
satu prasasti peninggalan Kerajaan
Pajajaran. Prasasti Pasir Datar pertama
kali ditemukan di areal Perkebunan
Kopi di Pasir Datar, Desa Cisande, Kec,
Cicantayan, Kab. Sukabumi tepatnya
pada tahun 1872 . Menurut N.J.Krom
salah seorang peneliti sejarah yang
berasal dari Belanda, prasasti ini
disimpan di Museum Nasional Jakarta.

foto : kelasips.com
Kompleks Makom Keramat

Kompleks Makom Keramat


juga termasuk peninggalan
dari kerajaan Pajajaran.
Dimakam ini adalah makam
Ratu Galuh Mangkualam, istri
kedua Sri Baduga Maharaja,
juga dikenal sebagai Prabu
Siliwangi, salah satu raja dari
Kerajaan Pajajaran. Makam
ini terletak di Kebun Raya
Bogor, di desa Paledang di
pusat Kabupaten Bogor di
Kota Bogor, Jawa Barat.

sumber :kelasips.com
Referensi
• Abimanyu, Soedjipto, 2013.Babad Tanah Jawi, Jogjakarta
• Ahmad Yanuana Samantho, 2005, Pakuan Pajajaran dan Bogor dalam Pusaran
Sejarah Dunia, Bayt Al Hikmah Institute,BogorLoita,
• Aini, 2018, “Situs Kabuyutan Karangkamulyan (Studi Deskriptif Analisis Pada
Benda-Benda Situs Karangkamulyan di Desa Karangkamulyan Kecamatan
Cijeungjing Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat” Jurnal Pendidikan Seni, Vol
1. No. 1, Juni 2018
• Saléh Danasasmita. 2003. Nyukcruk sajarah Pakuan Pajajaran jeung Prabu
Siliwangi. Bandung: Kiblat Buku Utama
• Abang Nji, “9 Peninggalan Kerajaan Pajajaran (Sunda-Galuh) yang Melegenda
Dan Bersejarah”, https://www.abangnji.com/2019/07/peninggalan-kerajaan-
pajajaran.html , diakses pada tanggal 6 Mei 2020
• “Candi Bojong Menje”, https://candi.perpusnas.go.id/temples/deskripsi-
jawa_barat-candi_bojongmenje, diakses pada tanggal 6 Mei 2020
Courtesy of :
• Azizun Rohman on
https://storymaps.arcgis.com/stories/8433919ec6b740cc9d2
2e3411eed8cfa

Anda mungkin juga menyukai