Anda di halaman 1dari 68

KERAJAAN MATARAM HINDU - BUDHA

KERAJAAN MATARAM HINDU - BUDHA


Prasasti Canggal
• Prasasti ini ditemukan di lereng Gunung
Wukir dekat Muntilan.
• Ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa
Sansekerta)
• Isi : pada mulanya Jawa (Yawadwipa)
diperintah oleh Raja Sanna yang
memerintah dengan bijaksana. Setelah ia
wafat negaranya menjadi pecah dan
kebingungan.
• Kemudian Sanjaya naik tahta sebagai
penggantinya. Sanjaya adalah putra
Sannaha (saudara perempuan Sanna) yang
sangat ahli dalam peperangan.
Prasasti Canggal
• Sanna dan Sanjaya disebutkan juga dalam
Carita Parahyangan sebuah kitab yang
mengisahkan tentang kerajaan Pasundan.
• Dalam kitab tersebut dikisahkan bahwa
Sanna dikalahkan oleh Purbasora dari Galuh
dan menyingkir ke Merapi. Tetapi
penggantinya, Sanjaya berhasil menaklukkan
Jawa Barat, Jawa Timur dan Bali.
• Mendirikan sebuah lingga yang disebut
dalam Prasasti Canggal, lambang mendirikan
kerajaan. Sehingga Sanjaya diangap sebagai
pendiri kerajaan Mataram HIndu.
Prasasti Mantyasih, 907 M
Prasasti Mantyasih (Kedu) yang di
dikeluarkan oleh Raja Balitung pada, 907
memuat daftar raja-raja keturunan Sanjaya :
• Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya
• Sri Maharaja Rakai Panangkaran
• Sri Maharaja Rakai Panunggalan
• Sri Maharaja Rakai Warak
• Sri Maharaja Rakai Garung
• Sri Maharaja Rakai Pikatan
• Sri Maharaja Rakai Kayuwangi
• Sri Maharaja Rakai Watuhumalang
• Sri Maharaja Watukura Dyah Balitung
Prasasti Kalasan, 778 M
• Ditulis dengan huruf pra-nagari dalam bahasa
Sansekerta
• Isi : “para guru telah berhasil membujuk
Tejahpurana Panangkarana untuk mendirikan
bangunan suci untuk Dewi Tara dan sebuah
biara untuk para pendeta.”
• Bangunan tsb. adalah Candi Kalasan di
sebelah timur Yogyakarta.
• Nama Tejahpurana Panangkarana adalah
nama Rakai Penangkaran, pengganti Sanjaya
seperti disebutkan dalam Prasasti Mantyasih.
• Berdasarkan prasasti ini dapat diketahui
bahwa Rakai Penangkaran tidak beragama
Hindu seperti halnya Sanjaya, namun
beragama Buddha Mahayana.
Dari Hindu ke Budha
Perpindahan agama ini dijelaskan dalam Prasasti Sojomerto yang
berbahasa Melayu Kuno dan Prasasti Sankhara yang berbahasa Sansekerta
serta kitab Carita parahyangan.
1. Prasasti Sojomerto menyebutkan nama leluhur raja-raja Mataram
bernama Dapunta Selendra.
2. Prasasti Sankhara menerangkan bahwa ayah raja Sankhara jatuh sakit
dan selama delapan hari ia menderita karena panas yang membakar.
Akhirnya ia meninggal dunia. Oleh karena itu ia merasa takut kepada
sang guru yang dianggap tidak benar. Ia lalu meninggalkan agama Siwa
dan kemudian menjadi penganut agama Buddha.
3. Kitab Carita Parahyangan menceritakan bahwa Rahyang Sanjaya telah
menganjurkan kepada puteranya, Rahyangta Panaraban (Rakai
Panangkaran) untuk meninggalkan agama Siwa, karena ia ditakuti oleh
semua orang.
KESIMPULAN : di dalam kerajaan Mataram, walaupun raja-rajanya
menganut agama yang berbeda namun mereka berasal dari satu
keturunan (dinasti).
Prasasti Kelurak dan Karang Tengah
• Ditemukan di desa Kelurak dekat Prambanan
dengan tulisan Pranagari dan bahasa
Sansekerta.
• Prasasti ini menyebutkan bahwa Raja
Dharanindra membangun arca Majusri (=
candi sewu), di sebelah utara Candi
Prambanan. Candi Sewu adalah candi Budha.
• Pengganti raja Dharanindra, adalah
Samaratungga.
• Menurut Prasasti Karang Tengah,
Samaratungga bersama putrinya
Pramodawardhani, mendirikan bangunan
suci Wenuwena (= Candi Ngawen) di sebelah
barat Muntilan.
Borobudur
• Samaratungga digantikan oleh
putrinya bernama
Pramodawardhani.
• Dalam Prasasti Sri Kahulunan (=
gelar Pramodawardhani) berangka
tahun 842 M di daerah Kedu,
menyebutkan bahwa : Sri
Kahulunan meresmikan
pemberian tanah untuk
pemeliharaan candi Borobudur
(kamulan i bhummi sambara
bhudara) yang sudah dibangun
sejak masa pemerintahan
Samaratungga.
Borobudur
Prambanan
• Pramodhawardhani menikah dengan Rakai
Pikatan yang beragama Hindu.
• Adik Pramodhawardhani, Balaputradewa
menentang pernikahan itu.
• Pada tahun 856 Balaputradewa berusaha
merebut kekuasaan dari Rakai Pikatan, namun
usahanya itu gagal.
• Balaputradewa kemudian melarikan diri ke
Sriwijaya dan berhasil naik tahta sebagai raja
Sriwijaya.
• Menurut Prasasti Pikatan, 856 M disebutkan
bahwa Rakai Pikatan memerintahkan
pembangunan Candi Prambanan.
Rakai Kayuwangi – Raja Balitung
• Setelah pemerintahan Rakai Pikatan,
Mataram menunjukkan kemunduran.
• Pengganti Rakai Pikatan, Rakai
Kayuwangi (856 – 886) berhasil
mengatasi pemberontakan Rakai
Walaing Pu Kumbayoni.
• Pengganti Rakai Kayuwangi adalah
Rakai Watuhumalang yang
memerintah dari tahun 886 – 898
Masehi.
• Kemudian menyusul pemerintahan
Raja Balitung (898 – 910.
Prasasti-prasasti Raja Balitung
• Prasasti Telahap 820 Ś • Prasasti Kikil Batu II 827 Ś
• Prasasti Penampihan 820 Ś • Prasasti Rabwan 827 Ś
• Prasasti Ayam Teas I 822 Ś • Prasasti Palepangan 828 Ś
• Prasasti Ayam Teas II 822 Ś • Prasasti Kandangan 828 Ś
• Prasasti Taji 823 Ś • Prasasti Mantyasih I 829 Ś
• Prasasti Luitan 823 Ś • Prasasti Mantyasih II 829 Ś
• Prasasti Kayu Ara Hiwang 823 Ś • Prasasti Mantyasih III 829 Ś
• Prasasti Rongkab 823 Ś • Prasasti Sangsang 829 Ś
• Prasasti Watukura A 824 Ś • Prasasti Rukam 829 Ś
• Prasasti Panggumulan A 824 Ś • Prasasti Guntur 829 Ś
• Prasasti Panggumulan B 823 Ś • Prasasti Kasugihan 829 Ś
• Prasasti Telang I 825 Ś • Prasasti Kinewu 829 Ś
• Prasasti Telang II 825 Ś • Prasasti Barsahan 830 Ś
• Prasasti Ketanen 826 Ś • Prasasti Sang Makudur 830 Ś
• Prasasti Rumwiga I 826 Ś • Prasasti Turu Mangambil 830 Ś
• Prasasti Rumwiga II 827 Ś • Prasasti Wukajana 830 Ś
• Prasasti Poh (Randusari) 827 Ś • Prasasti Wanua Tengah III Ś
• Prasasti Kubu-Kubu 827 Ś • Prasasti Kaladi 831 Ś
• Prasasti Kikil Batu I 827 Ś • Prasasti Tulangan 832 Ś
Pergeseran ke Jawa Timur
• Sejak pemerintahan Raja
Balitung banyak
mengalihkan perhatian ke
wilayah Jawa Timur.
• Prasasti-prasasti Raja
Balitung dari tahun 898
sampai 907 Masehi banyak
ditemukan di Jawa Timur.
• Bahkan salah satunya
menyebutkan tentang
penyerangan ke Bantan
(Bali).
Raja-raja setelah Balitung
• Daksa (910 – 919). Ia telah
menjadi rakryan
mahamantri I hino (jabatan
terttinggi sesudah raja)
pada masa pemerintahan
Balitung.
• Rakai Layang Dyah
Tulodong (919 – 924)
• Wawa yang bergelar Sri
Wijayalokanamottungga
(924 – 929)
Peninggalan Kerajaan Mataram Hindu-Budha
Komplek Candi Dieng
Komplek Candi Dieng
Komplek Candi Dieng
Komplek Candi Gedong Songo
Komplek Candi Gedong Songo
Komplek Candi Gedong Songo
Komplek Candi Gedong Songo
Komplek Candi Gedong Songo
Komplek Candi Gedong Songo
Komplek Candi Gedong Songo
Komplek Candi Gedong Songo
Komplek Candi Gedong Songo
Komplek Candi Gedong Songo
Komplek Candi Ratu Boko
Komplek Candi Ratu Boko
Komplek Candi Ratu Boko
Komplek Candi Ratu Boko
Komplek Candi Ratu Boko
Komplek Candi Ratu Boko
Komplek Candi Ratu Boko

Anda mungkin juga menyukai