Anda di halaman 1dari 2

KERAJAAN MATARAM KUNO

Pusat Pemerintahan Mataram Kuno ada di Medang Kamulan.Raja pertama bernama Sanjaya.

a) Letak Kerajaan Mataram Kuno


Merupakan salah satu kerajaan tertua yang terletak di Jawa Tengah.Ibu kota
kerajaan Mataram Kuno berada di Medang Kamulan.
b) Munculnya kekuasaan Sanjaya
Sumber utama dari kerajaan ini adalah Prasasti Canggal (732 M).Prasasti
Canggal berhuruf pallawa dan berbahasa Sanskerta. Sanjaya adalah anak dari
Sanaha,dan Sanaha adalah saudara perempuan Sanna.Sanna adalah seorang penguasa
terkenal di Jawadwipa. Sanna kemudian digantikan oleh kemenakannya yang bernama
Sanjaya.
c) Perkembangan Pemerintahan
Sanjaya dikenal sebagai raja yang arif dan gagah berani. Ia berusaha menata
pemerintahan dengan meredakan kekacauan yang terjadi di masa Sanna. Selanjutnya,
Sanjaya mengusahakan kehidupan sosial ekonomi yang lebih baik. Rakyatpun hidup
dengan makmur.
Pengganti Sanjaya adalah Raja Panangkaran. Sumber penting yang berkaitan
dengan Raja Panangkaran adalah prasasti Kalasan (778 M). Prasasti ini berhuruf
Pranagari dan berbahasa Sanskerta. Prasasti ini menerangkan bahwa Raja Panangkaran
juga bernama Syailendra Sri Maharaja Dyah Pancapana Rakai Panangkaran.
Raja Panangkaran telah mendirikan Candi Kalasan untuk Dewi Tara dan sebuah biara
untuk para pendeta Buddha.
d) Munculnya Dua Kekuasaan
Setelah kekuasaan raja Panangkaran berhasil, timbullah perbedaan pandangan di
antara para anggota keluarga Syailendra. Ada kelompok keluarga yang ingin tetap
menggembangkan agama Hindu, tetapi banyak juga anggota keluarga yang ingin
menggembangkan agama Buddha. Dengan demikian timbullah dua cabang keluarga di
dalam silsilah Dinasti Syailendra. Hal itu menimbulkan dua cabang kekuasaan, satu
cabang keluarga memeluk agama Hindu mengembangkan pengaruh di Jawa Tengah
bagian Utara meninggalkan beberapa bangunan candi misalnya candi kompleks
percandian dieng .kompeleks percandian dieng ada candi bima,candi arjuna,candi punta
dewa,dan candi semar. Keluarga yang memeluk agama Buddha mengembangkan
kekuasaan di Jawa Tengah bagian Selatan.meninggalkan candi Borobudur,candi
pawon,dan candi ngewen. Candi Borobudur di bangun pada tahun 824 M masa
pemerintahan Raja Samaratungga “Arsiteknya” adalah Gunadharma.

e) Kerukunan Hidup Beragama


Pemerintahan keluarga Syailendra di jawa Tengah telah mengembangkan
toleransi atau kerukunana hidup beragama sekalipun ia memeluk agama hindu,tetapu
agama Buddah di ijikan untuk berkembang Raja Panangkaran telah memberikan ijin dan
menghadiakan sebidang tanah bagi agama Buddah.
Masyarakat pemeluk agama hindu atau buddah hidup berdampingan dan saling
menghormati. Toleransi kehidupan beragama tampak begitu menonjol. untuk menandai
kerukunan itu pikatan dan pramodhawardhani membangun sebuah candi yaitu candi
plaosan
Sebelum berkuasa di Kerajaan Mataram Kuno Rakai Pikatan berselisih dengan
Balaputradewa. Balaputradewa adalah adik Pramodhawardhani sebagai penerus takta
dari Dinasti Syailendra Balaputradewa berdesak dan melarikan diri ke Sumatra.
Kekuasaan Rakai Pikatan rakyat hidup aman dan damai Ia mengakhiri kekuasaan dengan
mengundurkan diri dan menjadi pertapa. Raja pengganti adalah Rakai Kayuwangi atau
Dyah Lokapala yang memerintah tahun 856-883.
Raja Kayuwangi di gantikan oleh Raja Watuhumalang. Tampilah Raja Balitung
memerintah tahun 889-911. Ia bergelar Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Sri
Dharmadya Mahasambha. Raja Balitung merupakan Raja terbesar dan sangat
memperhatikan pembangunan bidang pemerintahan, pertanian, dan agama.
Pembangunan Candi Prambanan baru selesai pada masa pemerintahan Daksa.
Candi ini sangat megah dan anggun, masyarakat mengenal Candi Prambana dengan
nama Candi Loro Jonggrang. Ada tiga bangunan pada kompleks Candi yakni Candi Syiwa
atau Candi Loro Jonggrang, Candi Brahma, dan Candi Wisnu.
f) Berakhirnya Kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno
Penggantian Raja Balitung adalah Daksa (911-919). Berturut-turut Mataram Kuno
diperintah oleh Raja Tulodong (919-921) dan Raja Wawa (921-927). Wawa boleh
dikatakan raja terakhir dari keluarga Syailendra di Jawa Tengah. Raja Wawa digantikan
oleh menantu wawa yakni Empu Sindok. Pada tahun 929, Empu Sindok memindahkan
pusat pemerintakan ke Jawa Timur. Perpindahan itu disebabkan keadaan Jawa Tengah
tidak menguntungkan lagi, misalnya adanya bencana alam.

Anda mungkin juga menyukai