Anda di halaman 1dari 17

Om Swastyastu

Nama Kelompok :
• Bagas Wahyu Nugroho
• (06/2211011033)
• Ni Kadek Novia Sri Wahyuni
(07/2211011063)
• Bagus Pande Putra Maharditha
(25/2211011111)
• Ni Luh Ade Kusuma Dewi
(28/2211011117)
SEJARAH KERAJAAN MATARAM
• Awal Berdirinya Kerajaan Mataram
Munculnya kerajaan ini berasal dari bangsa Arya yang pada saat itu menjadi pengembara
dari Asia Tengah hingga masuk ke India di sekitar tahun 1.500 sebelum masehi. Bangsa
Arya kemudian mengembangkan kepercayaan dan sistem dalam masyarakat hingga
memunculkan Hinduisme yang berkembang di sekitar abad ke-5 sebelum masehi
munculah Buddha yang dibawa seorang tokoh yang dikenal dunia, Siddharta Gautama.
Catatan awal mengenai kerajaan ini terdapat dalam prasasti Canggal (732 M), yang
ditemukan di kompleks Candi Gunung Wukir, wilayah Kabupaten Magelang. Prasasti ini
ditulis dalam bahasa Sanskerta dengan aksara Pallawa. Pendirian ini dilakukan atas
perintah Sanjaya. Prasasti ini juga mencatat bahwa sebelumnya Yawadwipa diperintah
oleh raja Sanna, yang dikenal sebagai seorang penguasa bijaksana dan adil.
Dalam Prasasti Taji, Prasasti Tulang Air, dan Prasasti Timbangan Wungkal, ditemukan
istilah Sanjayawarsa (Kalender Sanjaya). Prasasti-prasasti tersebut menunjukkan bahwa
tahun 1 Sanjaya setara dengan tahun 716 Masehi. Namun, tahun ini belum pasti apakah
menandai tahun kelahiran Sanjaya atau tahun berdirinya kedatuan.
Kerajaan ini berdiri di bumi Mataram yang terletak di dekat Yogyakarta sejak abad ke-8
hingga menuju ke-11. Kerajaan ini sering berpindah, sehingga berpengaruh juga pada nama
kerajaan ketika berdiri di Mataram sempat diberi nama Medang I Bhumi Mataram.
Menariknya selama berdiri, kerajaan Mataram diperintah oleh dua dinasti yakni dinasti
Sanjaya dengan mayoritas beragama Hindu dan dinasti Syailendra dengan agama Buddha.
• Raja-raja Kerajaan Mataram
1. Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya (732-760 M)
2. Sri Maharaja Rakai Panangkaran (760-780 M)
3. Sri Maharaja Rakai Panunggalan/Dharmatungga (780-800 M)
4. Sri Maharaja Rakai Warak/Indra (Syailendra) (800-820 M)
5. Sri Maharaja Rakai Garung/Samaratungga (820-840 M)
6. Sri Maharaja Rakai Pikatan dana Maharatu Pramodawardani (840-856 M)
7. Sri Maharaja Rakai Kayuwangi alias Dyah Lokapala (856-882 M)
8. Sri Maharaja Rakai Watuhumalang (882-899 M)
9. Sri Maharaja Rakai Watukara Dyah Balitung (899-915 M)
10. Raja Daksa (915-919 M)
• Masa Kejayaan Kerajaan Mataram
Pada tahun 856 M Kayuwangi atau Dyah Lokapala menggantikan Pikatan. Salah satu
raja terkenal dan terbesar Mataram adalah Raja Balitung (898 -911 M) dengan gelar Sri
Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung Sri Dharmadya Mahasambu. Salah satu
kebesarannya dibuktikan dengan bangunan candi yang sangat besar dan indah. Candi
tersebut yakni Candi Prambanan. Pemerintahan Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah
Balitung Sri Dharmodaya Mahasambu terjadi selama 12 tahun, yaitu antara tahun 899-
911 M. Raja Dyah Balitung meninggalkan prasasti yang jumlahnya sangat banyak,
kurang lebih sekitar 45 prasasti. Beberapa prasasti tersebut ditemukan di Yogyakarta,
Jawa Tengah, hingga Jawa Timur.
Prasasti Canggal pernah menyebutkankan bahwa tanah Jawa melimpah produksi padinya.
Informasi tersebut berarti bahwa Kerajaan Mataram Kuno memiliki wilayah pertanian yang
subur dan dapat menghasilkan berbagai tanaman yang dapat menjadi komoditas untuk
mendongkrak perekonomian kerajaan. Kondisi ekonomi masyarakat Kerajaan Mataram
Kuno juga makmur yang disebabkan oleh kegiatan beternak, membuat kerajinan, maupun
berdagang. Masa pemerintahan Raja Dyah Balitung tergolong aman dan tentram.
• Pola Kehidupan Kerajaan Mataram
1. Sistem Ekonomi
Wilayah Kerajaan Mataram Kuno dikelilingi pegunungan dan sungai-sungai besar. Hal itu
membuatnya memiliki tanah yang subur sehingga cocok untuk kegiatan pertanian.
Kehidupan ekonomi Kerajaan Mataram Kuno cenderung bergerak di bidang pertanian.
Usaha untuk meningkatkan dan mengembangkan sektor pertanian telah dilakukan sejak
masa pemerintahan Rakai Kayuwangi. Masa Kejayaan Kerajaan Mataram Kuno Pada masa
pemerintahan Rakai Dyah Balitung (899-911) sektor perdagangan mendapatkan perhatian
lebih. Aktivitas perdagangan dihubungkan melalui Sungai Bengawan Solo. Raja Dyah
Balitung membangun pusat-pusat perdagangan di sekitar Sungai Bengawan Solo.
2. Sistem Politik
Kerajaan Mataram Kuno menganut sistem pemerintahan monarki, di mana raja memiliki
kekuasaan tertinggi dalam mengatur segala urusan kerajaan. Raja dianggap sebagai dewa
yang menjelma di bumi, sesuai dengan konsep kosmogonis yang berkembang pada masa
Hindu-Buddha. Dalam diri raja terkandung delapan dewa, yaitu Indra, Yama, Surya, Soma,
Wayu, Kuwera, Waruna, dan Agni. Oleh karena itu, raja harus menjalankan tugasnya
sebagai pemimpin dengan berdasarkan pada dharma, yaitu kebenaran, keadilan, dan
kesejahteraan. Terhadap masyarakat, Kerajaan Mataram Kuno menerapkan sistem pajak
yang dipungut oleh para pejabat yang bertanggung jawab. Pajak yang dipungut ada
beberapa macam, seperti pajak hasil bumi, pajak tanah, pajak perdagangan, dan pajak usaha
kerajinan.
3. Kehidupan Sosial dan Budaya masyarakat
Kehidupan sosial Kerajaan Mataram kuno dapat dilihat dari adanya pembagian golongan
masyarakat. Masyarakat di Kerajaan Mataram Kuno terbagi ke dalam kasta-kasta, yaitu
kasta brahmana, kesatria, waisya, dan sudra. Misalnya ada kasta kesatria yang bisa
menduduki jabatan keagamaan di tingkat pusat dan bisa menjadi pertapa di biara.
Berdasarkan berita dari Tiongkok, ibu kota dari Kerajaan Mataram Kuno dikelilingi oleh
kayu dan batu besar. Kerajaan Mataram Kuno juga berkembang seni pertunjukan dan seni
sastra,. Salah satu hasil seni sastra yang menjadi peninggalan dari Kerajaan Mataram Kuno
adalah Kitab Ramayana Kakawin. Kitab ini diperkirakan berasal dari masa pemerintahan
Raja Dyah Balitung di tahun 899 sampai 911 Masehi. masa pemerintahan Dinasti Isyana di
Jawa Timur, terdapat karya sastra berjudul Sang Hyang Kamahayanika yang isinya tentang
agama Buddha Mahayana. Karya sastra lainnya yaitu Kakawin Arjunawiwaha, Kakawin
Smaradahana, Kakawin Bharatayuddha, Kakawin Sutasoma, dan Kakawin
Nagarakretagama.
• Runtuhnya Kerajaan Mataram
Runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno bermula dari persaingan Rakai Pikatan dari Sanjaya dan
Balaputradewa dari Sailendra yang selanjutnya berkembang menjadi persaingan antara
Mataram Kuno dan Sriwijaya secara turun-temurun. Di masa pemerintahan Dharmawangsa
Teguh, pasukan dari Mataram giliran menyerbu ibu kota Sriwijaya tetapi dapat dibendung.
Akhirnya, pada tahun 1016, ibu kota Mataram kembali digempur oleh pasukan Aji Wurawari
dari Lwaram atau sekutu Sriwijaya dan kali ini serangan tersebut tidak mampu dimentahkan,
sehingga istana Mataram Kuno runtuh dan menewaskan Dharmawangsa. Inilah penanda
berakhirnya Kerajaan Mataram Kuno.
Kemunduran kerajaan Mataram Kuno disebabkan karena kedudukan ibukota kerajaan yang
semakin lama semakin lemah dan tidak menguntungkan. Hal ini disebabkan oleh :
1. Tidak memiliki pelabuhan laut sehingga sulit berhubungan dengan dunia luar
2. Sering dilanda bencana alam oleh letusan Gunung Merapi
3. Mendapat ancaman serangan dari kerajaan Sriwijaya
• Bukti Sejarah Peninggalan Kerajaan Mataram
Bukti yang menunjukkan sejarah kerajaan Mataram kuno adalah sebagai berikut
1. Prasasti Canggal : Berangka tahun 732 M yang ditulis dengan huruf Palawa dan
bahasa Sanskerta.
2. Prasasti Kalasan : Berangka tahun 778 M. Prasasti ini ditemukan di desa Kalasan,
Yogyakarta, berhuruf Pranagari dan bahasa Sanskerta
3. Prasasti Kelurak : Berangka tahun 782 M, Prasasti Kelurak merupakan peninggalan
Kerajaan Mataram Kuno yang ditemukan di Desa Kelurak
4. Prasasti Kedu atau Prasasti Balitung : Prasasti ini berangka tahun 907 M Isinya
tentang raja-raja keturunan Sanjaya. Prasasti ini ditemukan di Mantyasih Kedu, Jawa
Tengah
5. Prasasti Ratu Boko :Berangka tahun 856 M.
6. Prasasti Nalanda : Berangka tahun 860 M
7. Candi Borobudur : Candi Borobudur adalah salah satu peninggalan Kerajaan Mataram
Kuno
8. Candi sewu : Candi Sewu merupakan candi Budha yang terletak di kawasan Candi
Prambanan
9. Candi Bima : Candi Bima terletak di kawasan Dataran Tinggi Dieng, tepatnya di Desa
Dieng Kulon, Kecamatan Balur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
10. Kompleks Candi Arjuna : Candi Arjuna merupakan salah satu candi yang terletak di
Kompleks Percandian Arjuna peninggalan Kerajaan Hindu di dataran tinggi Dieng,
Banjarnegara, Jawa Tengah
Sesi Diskusi
• Kesimpulan
Kerajaan mataram kuno merupakan kerajaan yang berdiri pada tahun 732 masehi.
Kerajaan ini berdiri di desa Canggal (sebelah barat Magelang). Pada saat itu
didirikansebuah Lingga (lambang siwa) diatas sebuah bukit di daerah Kunjarakunja yang
didirikan oleh Raja Sanjaya. Ada beberapa aspek kehidupan yang mengalami
perkembangan dalam kerajaan Mataram Kuno, antara lain: Aspek Ekonomi, Politik,
serta Aspek Kehidupan Sosial dan Budaya.
Runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno bermula dari persaingan Rakai Pikatan dari Sanjaya
dan Balaputradewa dari Sailendra yang selanjutnya berkembang menjadi persaingan
antara Mataram Kuno dan Sriwijaya secara turun-temurun.
Om Santhi Santhi Santhi Om

Anda mungkin juga menyukai