Anda di halaman 1dari 27

Kerajaan

Sriwijaya
Oleh kelompok 01
Nama anggota
Alfan Rendy Widana Ridwan/01
Gadiza al khalifi/15
Moch Rivaldo IG/23
Naufal coulava Audrey'a najid/27
Olivia Zulyanti A/31
A.Letak Geografis

Tahun 1993, Pierre-Yves Manguin menyimpulkan bahwa pusat Sriwijaya


berada di Sungai Musi antara Bukit Seguntang dan Sabokingking (terletak di
provinsi Sumatera Selatan sekarang), tepatnya di sekitar situs Karanganyar
yang kini dijadikan Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya.
B.SEJA
RAH
Awal berdirinya
Pada tahun 1892, sebuah prasasti ditemukan di Kampung Kota Kapur, Desa
Penagan, Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka. Prasasti yang ditulis
dengan huruf Pallawa dan bahasa Melayu Kuno itu mengandung beberapa kata
yang dibaca sebagai "Sriwijaya".

Temuan Prasasti Kota Kapur itu telah menjelaskan bahwa kerajaan Sriwijaya
mulai berkembang pada abad ke-7 karena pada masa itu, kepulauan Nusantara
ramai dikunjungi oleh para musafir asal Cina dan India.
Awal berdirinya
Sejak awal, pusat pemerintahan Kerajaan Sriwijaya berubah-ubah. Semula
Sriwijaya berpusat di Minanga Tamwan, lalu pindah ke Jambi, dan berakhir di
Palembang.

Dikutip dari buku "Kedatuan Sriwijaya: Perjalanan Suci" oleh Kemdikbud RI,
prasasti lain yang ditemukan sebagai petunjuk Kerajaan Sriwijaya adalah
Prasasti Kedukan Bukit.
Awal berdirinya
Prasasti tersebut diketahui Kerajaan Sriwijaya didirikan oleh Dapunta Hyang
pada tanggal 16 Juni 682 M. Nama lengkapnya tertulis pada Prasasti Talang
Tuo yaitu Dapunta Hyang Sri Jayanasa.

Menurut Prasasti Kedukan Bukit, Sri Jayanasa mengadakan perjalanan dengan


memimpin 20.000 tentara. Dalam perjalanannya, ia berhasil menaklukan
daerah-daerah strategis untuk perdagangan sehingga hal ini yang mendorong
kesejahteraan Sriwijaya ke depannya.
Awal berdirinya
Sriwijaya merupakan kerajaan yang bercorak kebudayaan India tertua ke-3.
Diperkirakan, Sri Jayanasa melakukan pada awal berdiri Sriwijaya melakukan
ekspedisi pada wilayah-wilayah yang enggan tunduk pada mereka.

Ekspedisi ini sejalan dengan masa keruntuhan dua kerajaan pendahulunya,


yaitu Kerajaan Tarumanegara di Jawa bagian barat dan Kerajaan Kutai di
Kalimantan Timur.
Masa kejayaan
Kerajaan Sriwijaya berkembang menjadi sebuah kerajaan besar sejak abad ke-7
hingga abad ke-11 Masehi. Hal ini dilihat dari kedudukan kerajaan yang
mencakup wilayah-wilayah strategis untuk menjaga dominasi perdagangan
laut.

Raja Dharmasetu berhasil melebarkan sayap Sriwijaya hingga Semenanjung


Malaya. Bahkan, kerajaan ini membangun sebuah pangkalan di daerah ligor
yang memungkinkan kapal-kapal dari Cina dan India singgah.
.
Peta Masa kejayaan
Masa kejayaan
Puncak kejayaan Kerajaan Sriwijaya dimulai pada abad ke-8 hingga ke-9 di
bawah kepemimpinan Raja Balaputradewa (850 M). Pada masa tersebut,
Sriwijaya memiliki wilayah kekuasaan hingga Malaysia, Singapura, dan
Thailand Selatan.

Berdasarkan Prasasti Nalanda, Balaputradewa merupakan anak dari


Samaratungga, Raja Kerajaan Mataram Kuno dari garis keturunan Syailendra.
Di bawah kepemimpinan Raja Balaputradewa, Sriwijaya dikenal sebagai
kerajaan maritim.
Masa kejayaan
Kerajaan ini membangun armada laut yang kuat dan membuat para kapal
pedagang yang singgah di kerajaan ini merasa aman dari gangguan perompak.

Menurut buku "Sriwijaya: Sebuah Kejayaan Masa Lalu di Asia Tenggara" dari
Kemdikbud, Kerajaan Sriwijaya mampu menaklukan jalur perdagangan
strategis Selat Malaka meliputi daerah Bandar Melayu di Jambi, Kota Kapur di
Pulau Bangka, Tarumanagara dan pelabuhan Sunda di Jawa Barat, Kalingga di
Jawa Tengah, serta Kedah dan Chaiya di Semenanjung Melayu.
Masa kejayaan
Bukti-bukti kuat Sriwijaya sebagai kerajaan bahari dengan ditemukannya
runtuhan perahu yang berasal dari sekitar abad ke-6-7 Masehi, yaitu di Kolam
Pinisi, Samirejo, Tulung Selapan, Karang Agung, dan Kota Kapur. Perahu-
perahu Sriwijaya dibuat dengan tradisi yang khas yaitu teknik papan ikat dan
kupingan pengikat.
Akhir Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya
Kebesaran Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami kemunduran sejak
kepemimpinan Raja Rajendra Coladewa dari Kerajaan Cola (India Selatan)
pada abad ke-11. Pada tahun 1025, Kerajaan Cola berhasil menawan Raja
Sanggrama Wijayatunggawarman.

Kerajaan Cola lalu mengambil alih kendali perdagangan di Selat Malaka.


Serangan tersebut mengakibatkan kehancuran jalur perdagangan yang menjadi
penghasilan utama Kerajaan Sriwijaya. Sehingga membuat Ibu Kota Sriwijaya
pindah ke Jambi. Lambat laun, suara Kerajaan Sriwijaya mulai meredup
Akhir Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya semakin tenggelam ketika Kerajaan Singasari
melangsungkan Ekspedisi Pamalayu pada 1275. Ekspedisi ini merupakan misi
dari Raja Kertanegara untuk melemahkan Sriwijaya.
Pada akhirnya, di tahun 1377, Kerajaan Sriwijaya benar-benar runtuh karena
persaingan dari Kerajaan Majapahit yang berhasil menaklukan bagian-bagian
wilayah Sriwijaya.
C.Sistem
pemerintahan

Raja dan keluarga raja

Sistem pemerintahan Kerajaan Sriwijaya di masa Dapunta Hyang adalah kerajaan. Dalam Kerajaan
Sriwijaya, raja memiliki peran sentral dalam pemerintahan. Raja memiliki kekuasaan politik, militer, dan
keagamaan yang besar.
Dapunta Hyang yang dianggap sebagai pendiri kerajaan ini merupakan raja pertama Sriwijaya yang
tercatat dalam prasasti-prasasti kuno.
Selain itu, keluarga kerajaan juga memainkan peran penting dalam pemerintahan dengan menjabat
sebagai pejabat tinggi dan pembantu raja
C.Sistem
pemerintahan

Pejabat dan dewan


Dalam sistem pemerintahan Sriwijaya, terdapat pejabat-pejabat
tinggi yang membantu raja dalam mengelola kerajaan, termasuk
menteri, panglima perang, dan kepala daerah. Dewan pembesar
juga berperan penting dalam pengambilan keputusan politik dan
administratif.
Dewan ini terdiri dari para pemimpin suku, pemuka agama, dan
pejabat tinggi kerajaan. Tugasnya adalah memberikan nasihat
kepada raja dan membantu dalam pengambilan keputusan penting.
C.Sistem
pemerintahan

Sistem Administrasi

Kerajaan Sriwijaya memiliki sistem administrasi yang teratur dan efisien. Terdapat pembagian
wilayah administratif yang diperintah oleh kepala daerah yang ditunjuk oleh raja.
Setiap wilayah memiliki pejabat administratif yang bertanggung jawab atas pajak,
perdagangan, dan pemerintahan setempat.
C.Sistem
pemerintahan

Sistem keuangan
C.Sistem
Sosial
budaya

Sistem Kasta dan Kelas Sosial

Masyarakat Sriwijaya cenderung memiliki struktur kasta dan kelas


sosial. Pada dasarnya, raja dan keluarganya berada di puncak hierarki.
C.Sistem
Sosial
budaya

Keragaman etnik

Sriwijaya yang menjadi pusat perdagangan internasional menjadikan keragaman etnik dan multikulturalisme yang terlihat sangat jelas..
C.Sistem
Sosial
budaya

Agam
a
D.Peninggala
n

Prasasti
1. Prasasti Kedukan Bukit 2.Prasasti Talang Tuo

3.Prasasti telaga batu 3.Prasasti bukit sugintang


D.Peninggala
n

Situs bangunan
1. Wanu Sriwijaya, Rekonstruksi Kota Sriwijaya
2.situs karanganyar
D.Peninggala
n

Arca
Guci, Tembikar, dan Tempayan
Keramik Tiongkok dan Kaca Persia
D.Raja
raja

Raja raja
Dapunta Hyang Sri Jayanasa (683 M)
Indrawarman (702 M)
Rudra Wikrama (728-742 M)
Sanggramadhananjaya (775 M)
Dharanindra/Rakai Panangkaran (778 M)
Samaragrawira/Rakai Warak (782 M)
Dharmasetu (790 M)
Samaratungga/Rakai Garung (792 M)
Balaputradewa (856 M)
Sri Udayadityawarman (960 M)
Sri Wuja atau Sri Udayaditya (961 M)
Hsiae-she (980 M)
Sri Cudamani Warmadewa (988 M)
Malayagiri/Suwarnadwipa (990 M)
Sri Marawijayottunggawarman (1008 M
Sumatrabhumi (1017 M)
Sri Sanggrama Wijayatunggawarman (1025 M)
Sri Dewa (1028 M)
Dharmawira (1064 M)
Sri Maharaja (1156 M)
Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa (1178 M)
D.Raja
raja

Raja raja
1. Dapunta Hyang Sri Jayanasa 2. Balaputradewa

3. Sanggrama Wijayatunggawarma
E.perkembanga
n
Ekonomi

Anda mungkin juga menyukai