Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhammad Fikri Hamizan

Kelas : IV.C

Sejarah Kerajaan Sriwijaya


Kerajaan Sriwijaya merupakan simbol kerajaan maritim Indonesia yang berjaya pada 8 M dan 9 M. Kerajaan ini
mampu menguasai wilayah perairan Nusantara bahkan hingga ke luar wilayah Nusantara. Perlu diketahui
kerajaan Sriwijaya memiliki hubungan erat dengan Jawa sebab silsilah raja – rajanya banyak yang berasal dari
Jawa. Kebesaran Sriwijaya dianggap mampu mengimbangi Kerajaan Majapahit yang ada di timur.

Berdirinya Kerajaan Sriwijaya


Nama Sriwijaya berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu ‘Sri‘ yang berarti cahaya dan ‘Wijaya‘ yang berarti
kemenangan. Arti Sriwijaya dapat diartaikan sebagai kemenangan yang gemilang. Berdasarkan isi dari prasasati
Kota Kapur, Kerajaan Sriwijaya diperkirakan berdiri pada abad ke 7 M yang didirikan oleh Dapuntahyang Sri
Jayanasa. Kisah pendirian Kerajaan Sriwijaya termasuk sebagai yang sulit dipecahkan dikarenakan sumber yang
tersedia tidak menjelaskan struktur genealogis yang rapi anta raja – raja Sriwijaya.
Pada Prasasti Kedukan Bukit dan Prasasti Talang Tuo menjelaskan bahwa Dapunta Hyang adalah raja pertama
dari Kerajaan Sriwijaya. Pada Prasasti Kedukan Bukit menjelaskan bahwa Dapunta Hyang melakukan
perjalanan dengan 20 ribu tentara dari Minanga Tawan ke Palembang, Jambi, dan Bengkulu. Pada perjalanan
tersebut, Dapunta Hyang mampu menaklukkan daerah – daerah strategis untuk perdagangan Sriwijaya.

Prasasti Kota Kapur dari Pulau Bangka menjelaskan bahwa Sriwijaya diperkirakan telah menguasai Sumatera
bagian selatan, Bangka, Belitung hingga Lampung. Bahkan diperkirakan Sri Jayanasa juga melakukan
percobaan ekspedisi militer ke Jawa yang dianggap tidak berbakti kepada Sriwijaya. Peristiwa ini bersamaan
dengan keruntuhan Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Kalingga yang diperkirakan runtuh akibat serangan
Sriwijaya.

Letak Kerajaan Sriwijaya


G. Coedes pada tahun 1918 berpendapat bahwa wilayah Kerajaan Sriwijaya berpusat di Palembang. Beberapa
ahli berkesimpulan bahwa Kerajaan Sriwijaya berpindah – pindah pusat kerajaannya yang diperkirakan dari
Kedah, berpindah ke Muara Takus hingga ke Jambi.

Raja – Raja Kerajaan Sriwijaya


Struktur genealogis Sriwijaya banyak terputus dan penulisannya tidak teratur. Berikut ini adalah silsilah yang
disepakati mengenai susunan raja – raja Sriwijaya setelah kekuasaan Dapunta Hyang Sri Jayanasa.

 Sri Indrawarman (702 M)


 Raja Dharanindra (778 M)
 Raja Samaratungga (782 M)
 Rakai Pikatan
 Balaputradewa (856 M)
 Sri Udayadityawarman (960 M)
 Sri Culamaniwarman atau Cudamaniwarmadewa (988 M)
 Sri Marawijayatunggawarman (1008 M)
 Sri Sanggramawijayatunggawarman (1025 M)

Masa Kejayaan Kerajaan Sriwijaya


Kerajaan Sriwijaya mencapai masa puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Balapuntradewa pada abad
ke 8 M dan 9 M. Pada dasarnya, Kerajaan Sriwijaya mengalami masa gemilang hingga masa pemerintaha Sri
Marawijaya. Hal ini didasarkan pada Kerajaan Sriwijaya yang disibukkan dengan perang melawan Jawa pada
tahun 922 M dan 1016 M. Dilanjutkan melawan Kerajaan Cola (India) pada tahun 1017 hingga 1025 M hingga
raja Sri Sanggramawijaya berhasil ditawan.

Pada masa kejayaannya, wilayah Sriwijaya mampu menguasai jalur perdagangan Selat Malaka. Selain itu
wilayah kekuasaannya mampu diperluas hingga Jawa Barat, Kalimantan Barat, Bangka, Belitung, Malaysia,
Singapura, dan Thailand Selatan. Guna mengamankan wilayah laut, Sriwijaya membangun aramada laut yang
kuat sehingga kapal asing yang ingin berdagang merasa aman. Sriwijaya kemudian berkembang menjadi
kerajaan maritim yang kuat di masanya.

Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya


Sekitar abad ke 11 M kerajaan Sriwijaya sudah mengalami kemunduran. Kerajaan Cola yang dipimpin oleh
Raja Rajendra Coladewa berhasil menawan raja Sriwijaya. Pada abad ke 13 M, Kerajaan Singasari dari Jawa
mampu mengalahkan kerajaan Malayu yang sebelumnya berada di bawah kekuasaanya Sriwijaya melalui
ekspedisi Pamalayu. Disisi lain Sriwijaya semakin lama semakin lemah dikarenakan persaingan dengan kerajaan
– kerajaan dari Jawa. Hingga lemahnya Sriwijaya dimanfaatkan oleh Kerajaan Sukhodaya dari Thailand dengan
merebut wilayah Semenanjung Malaysia dan Selat Malaka. Pada akhir abad ke 14 M, Sriwijaya benar – benar
runtuh atas serangan Majapahit.

Berikut adalah faktor runtuhnya Kerajaan Sriwijaya

 Raja Sriwijaya tidak memimpin dengan baik


 Jauhnya letak Palembang dengan laut
 Menurunnya aktivitas perdagangan
 Melemahnya sektor militer
 Banyaknya wilayah Sriwijaya yang melepaskan diri
 Islam berkembang dengan pesat
 Adanya serangan dari kerajaan lain

Peninggalan Kerajaan Sriwijaya


1. Prasasti Kedukan

Prasasti Kedukan Bukit ditemukan di sungai Batang, Kedukan Bukit, Kota Palembang. Prasasti ini terdapat
angka 686 M yang ditulis menggunakan aksara Pallawa dan bahasa Sansekerta. Isi dari prasasti ini adalah
mengenai Dapunta Hyang yang menaiki perahu dan mengisahkan mengenai kemenangan Sriwijaya.

2. Prasasti Kota Kapur


Prasasti Kota Kapur ditemukan di Pulau Bangka sebelah barat yang berisi kutukan kepada orang yang berani
melanggar perintah Raja Sriwijaya.

3. Prasasti Telaga Batu


Prasasti Telaga Batu ditemukan di Kolam Telaga Biru, Kecamatan Ilir Timur, Kota Palembang. Prasasti ini
berisi tentang kutukan orang – orang jahat yang berada di wilayah kerajaan Sriwijaya

4. Prasasti Karang Berahi


Prasasti Karang Berahi ditemukan di Desa Karang Berahi, Merangin, jambi. Prasasti ini berisi mengenai
kutukan kepada orang – orang yang tidak setia kepada raja Kerajaan Sriwijaya.

5. Prasasti Palas Pasemah


Prasasti Palas Pasemah ditemukan di pinggir rawa Desa Palas Pasemah, Lampung Selatan. Prasasti ini
beraksasra Pallawa dan berbahasa Melayu Kuno. Isi dari prasasti ini adalah kutukan kepada orang – orang jahat
yang tidak setia terhadap Sriwijaya.
6. Prasasti Talang Tuo
Prasasti Talang Tuo ditemukan berisi doa Buddha Mahayana dan kisah pembangunan taman dari Sri Jayanasa.

7. Prasasti Hujung Langit


Prasasti Hujung Langit ditemukan di Desa Haur Kuning, Lampung. Pada prasasti ini tertera angka tahun 997 M.

8. Prasati Ligor
Prasasti Ligor ditemukan di Thailand bagian selatan oleh Nakhon Si Thammarat. Prasasti ini berisi mengenai
kisah raja Sriwijaya yang membangun Tisamaya Caitya untuk Karaja.
9. Prasasti Leiden
Prasasti Leiden berbentuk lempengan tembaga dengan bahasa Sansekerta serta bahasa Tamil. Isi dari prasasti ini
adalah mengenai hubungan dinasti Cola terhadap dinasti Syailendra dari Sriwijaya.

10. Candi Muara Takus


candi Muara Takus ditemukan di Desa Muara Takus, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Candi Muara Takus
memiliki corak Buddha dengan beberapa susunan stupa yang ada pada candi ini. Pada halaman candi terdapat
beberapa candi dengan nama Candi Bungsu, Candi Sulung, Stupa Palangka dan Stupa Mahligai.

Anda mungkin juga menyukai