II. Raja-Raja
Struktur genealogis Sriwijaya banyak terputus dan penulisannya tidak teratur. Berikut ini adalah
silsilah yang disepakati mengenai susunan raja – raja Sriwijaya setelah kekuasaan Dapunta Hyang
Sri Jayanasa.
Sri Indrawarman
Raja Dharanindra
Raja Samaratungga
Rakai Pikatan
Balaputradewa
Sri Udayadityawarman
Sri Culamaniwarman atau Cudamaniwarmadewa
Sri Marawijayatunggawarman
Sri Sanggramawijayatunggawarman
IV. Keruntuhan
Sekitar abad ke 11 M kerajaan Sriwijaya sudah mengalami kemunduran. Kerajaan
Cola yang dipimpin oleh Raja Rajendra Coladewa berhasil menawan raja Sriwijaya.
Pada abad ke 13 M, Kerajaan Singasari dari Jawa mampu mengalahkan kerajaan
Malayu yang sebelumnya berada di bawah kekuasaanya Sriwijaya melalui ekspedisi
Pamalayu. Disisi lain Sriwijaya semakin lama semakin lemah dikarenakan persaingan
dengan kerajaan – kerajaan dari Jawa. Hingga lemahnya Sriwijaya dimanfaatkan oleh
Kerajaan Sukhodaya dari Thailand dengan merebut wilayah Semenanjung Malaysia
dan Selat Malaka. Pada akhir abad ke 14 M, Sriwijaya benar – benar runtuh atas
serangan Majapahit.
V. Peninggalan
1. Prasasti Kedukan
Prasasti Kedukan Bukit ditemukan di sungai Batang, Kedukan Bukit, Kota Palembang.
Prasasti ini terdapat angka 686 M yang ditulis menggunakan aksara Pallawa dan bahasa
Sansekerta. Isi dari prasasti ini adalah mengenai Dapunta Hyang yang menaiki perahu
dan mengisahkan mengenai kemenangan Sriwijaya.
2. Prasasti Kota Kapur
Prasasti Kota Kapur ditemukan di Pulau Bangka sebelah barat yang berisi kutukan kepada
orang yang berani melanggar perintah Raja Sriwijaya.
3. Prasasti Telaga Batu
Prasasti Telaga Batu ditemukan di Kolam Telaga Biru, Kecamatan Ilir Timur, Kota
Palembang. Prasasti ini berisi tentang kutukan orang – orang jahat yang berada di
wilayah kerajaan Sriwijaya.
4. Prasasti Karang Berahi
Prasasti Karang Berahi ditemukan di Desa Karang Berahi, Merangin, jambi. Prasasti ini
berisi mengenai kutukan kepada orang – orang yang tidak setia kepada raja Kerajaan
Sriwijaya.
5. Prasasti Palas Pasemah
Prasasti Palas Pasemah ditemukan di pinggir rawa Desa Palas Pasemah, Lampung
Selatan. Prasasti ini beraksasra Pallawa dan berbahasa Melayu Kuno. Isi dari prasasti ini
adalah kutukan kepada orang – orang jahat yang tidak setia terhadap Sriwijaya.
6. Prasasti Talang Tuo
Prasasti Talang Tuo ditemukan berisi doa Buddha Mahayana dan kisah pembangunan
taman dari Sri Jayanasa.
7. Prasasti Hujung Langit
Prasasti Hujung Langit ditemukan di Desa Haur Kuning, Lampung. Pada prasasti ini
tertera angka tahun 997 M.
8. Prasati Ligor
Prasasti Ligor ditemukan di Thailand bagian selatan oleh Nakhon Si Thammarat. Prasasti
ini berisi mengenai kisah raja Sriwijaya yang membangun Tisamaya Caitya untuk Karaja.
9. Prasasti Leiden
Prasasti Leiden berbentuk lempengan tembaga dengan bahasa Sansekerta serta bahasa
Tamil. Isi dari prasasti ini adalah mengenai hubungan dinasti Cola terhadap dinasti
Syailendra dari Sriwijaya.
10. Candi Muara Takus
Candi Muara Takus ditemukan di Desa Muara Takus, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
Candi Muara Takus memiliki corak Buddha dengan beberapa susunan stupa yang ada
pada candi ini. Pada halaman candi terdapat beberapa candi dengan nama Candi
Bungsu, Candi Sulung, Stupa Palangka dan Stupa Mahligai.
VI. Pertanyaan
1. Apa itu saka?
= Sistem penanggalan
2. Kenapa Sriwijaya pake Bahasa Melayu kuno?
= Karena Bahasa daerah mereka & diangkat menjadi Bahasa resmi kerajaan,
merupakan Bahasa elit Sriwijaya
3. Apak unci kesuksesan Sriwijaya?
= Punya armada maritim yang kuat, fokus ke Pendidikan
4. Mereka dapat memperluas daerah dengan melawan kerajaan lain atau bagaimana?
= Iya dengan begitu
5. Apa latar belakang dapunta hyang?
= Tak terjawab
6. Tadi candinya ada 4 bangunan, fungsi spesifik ke 4 bangunan itu apa?
= Tak terjawab
7. Kenapa prasasti leiden bisa ada di Belanda?
= Sejarah prasasti leiden masih kontroversial antara hubungan prasasti tersebut
dengan Sriwijaya, namun ada yang menganggap bahwa prasasti tersebut bukti
bahwa kerajaan Sriwijaya mencapai luar Nusantara