Anda di halaman 1dari 14

Ilmu Pengetahuan Sosial

KLIPING

Oleh:

LUTVY RIZKY APRIANDI

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ISLAM TERPADU AL HIJRAH

PADANG PANJANG

2022
KERAJAAN TARUMA NEGARA
Kerajaan Tarumanegara tepatnya berada di dekat Sungai Citarum, Jawa
Barat. Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman, yang ternyata nih
bukan orang asli Indonesia lho, namun seorang pendatang yang berasal dari India. Masa
pemerintahan
Jayasingawarman dimulai
pada tahun 358 M –
328M.

Sumber.Wikipedia.org

Silsilah raja Kerajaan Tarumanegara


Tarumanegara dipimpin oleh 12 raja sejak kerajaan tersebut didirikan. Sayangnya,
informasi mengenai silsilah raja-raja Tarumanegara sangat minim. 
 
Dari 12 raja, hanya dua di antaranya yang diketahui merupakan keturunan langsung
dari raja sebelumnya. Mereka adalah Raja Dharmayawarman, putra dari Raja
Jayasingawarman, dan Raja Candrawarman, putra dari Raja Indrawarman.

Adapun nama-nama raja yang pernah menguasai Kerajaan Tarumanegara


adalah sebagai berikut:

1. Jayasingawarman (358-382 M) 


2. Dharmayawarman (382-395 M) 
3. Purnawarman (395-434 M) 
4. Wisnuwarman (434-455 M) 
5. Indrawarman (455-515 M) 
6. Candrawarman (515-535 M) 
7. Suryawarman (535-561 M) 
8. Kertawarman (561-628 M) 
9. Sudhawarman (628-639 M) 
10. Hariwangsawarman (639-640 M) 
11. Nagajayawarman (640-666 M) 
12. Linggawarman (666-669 M)

Peninggalan
 Prasasti Ciareteun. Prasasti Ciareteun ditemukan di Ciampea, Bogor. ...
 Prasasti Pasir Koleangkak. ...
 Prasasti Kebon Kopi. ...
 Prasasti Tugu, ditemukan di daerah Tugu, Jakarta.
 Prasasti Pasir Awi, ditemukan di daerah Pasir Awi, Bogor.
 Prasasti Muara Cianten, ditemukan di daerah Bogor.
 Prasasti Cidanghiang atau Lebak.

 Gambar dibawah adalah salah satu contoh


Peninggalan kerajaan tarumanegara

KOMPAS.com - Prasasti Ciaruteun ditemukan di aliran Sungai Ciaruteun,


Desa Ciaruteun Ilir, Kabupaten Bogor pada 1863. Lokasi penemuan tidak
jauh dari Sungai Cisadane, Bogor. Tempat ditemukannya prasasti ini adalah
bukit (bahasa Sunda pasir) yang diampit oleh tiga sungai, yaitu Cisadane,
Cianten, dan Ciaruteun. Prasasti Ciaruteun diketahui keberadaannya
berdasarkan laporan pimpinan Bataviaasch Genootschap van Kunstenen
Wetenschappen (sekarang Museum Nasional). Prasasti ini merupakan
peninggalan kerajaan Tarumanegara. Pada 1893, letak prasasti berubah
karena di terjang banjir. Kondisi ini membuat tulisan yang ada di prasasti
menghadap ke bawah. Kemudian, letak prasasti diperbaiki seperti semula
pada 1903. Pada 1981, batu prasasti dipindahkan ke atas ke tempat saat ini
di Kampung Muara, Desa Ciaruteun Hilir. Pemindahan dilakukan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.

KERAJAAN SRIWIJAYA
KOMPAS.com - Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan bercorak Buddha yang
didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa pada abad ke-7. Kerajaan Sriwijaya
terletak di tepian Sungai Musi, di daerah Palembang, Sumatera Selatan. Pada
masanya, kerajaan maritim ini banyak memberi pengaruh di nusantara. Kerajaan
Sriwijaya mencapai puncak kejayaan ketika diperintah oleh Raja Balaputradewa,
yang berkuasa pada abad ke-9. Pada masa kejayaannya, Sriwijaya mengontrol
perdagangan di jalur utama Selat Malaka dan daerah kekuasaannya meliputi
Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, dan sebagian Jawa.
Selain itu, kebesarannya juga dapat dilihat dari keberhasilannya di beberapa bidang,
seperti bidang maritim, politik, dan ekonomi. Dalam Bahasa Sanskerta, Sriwijaya
berasal dari kata sri yang berarti cahaya dan wijaya yang artinya kemenangan. Jadi,
arti Sriwijaya adalah kemenangan yang gemilang. Setelah beberapa abad berkuasa,
Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami kemunduran pada abad ke-11. diketahui bahwa
kerajaan ini berdiri pada abad ke-7 dan pendirinya disebut Dapunta Hyang Sri
Jayanasa. Sejak awal didirikan, Sriwijaya diperkirakan telah berhasil menguasai
Sumatera bagian selatan, Bangka dan Belitung, dan Lampung. Sri Jayanasa bahkan
mencoba untuk melancarkan ekspedisi militer menyerang Jawa yang dianggap tidak
mau berbakti kepada raja Sriwijaya. Sementara dari Prasasti Kedukan Bukit,
diketahui bahwa Dapunta Hyang berasal dari Minanga Tamwan, yang lokasinya
tepatnya masih diperdebatkan. Diceritakan pula bahwa Dapunta Hyang
mengadakan perjalanan dengan memimpin 20.000 tentara dari Minanga Tamwan ke
Palembang, Jambi, dan Bengkulu. Dalam perjalanan tersebut, ia berhasil
menaklukkan daerah-daerah yang strategis untuk perdagangan sehingga Kerajaan
Sriwijaya menjadi berkembang dan makmur

Baca juga: Raja-Raja Kerajaan Sriwijaya Raja-raja Kerajaan Sriwijaya Berikut ini
daftar raja-raja yang diduga kuat pernah memerintah Kerajaan Sriwijaya. Dapunta
Hyang Sri Jayanasa (683 M) Indrawarman (702 M) Rudra Wikrama (728-742 M)
Sangramadhananjaya (775 M) Dharanindra/Rakai Panangkaran (778 M)
Samaragrawira/Rakai Warak (782 M) Dharmasetu (790 M) Samaratungga/Rakai
Garung (792 M) Balaputradewa (856 M) Sri Udayadityawarman (960 M) Sri Wuja
atau Sri Udayadityan (961 M) Hsiae-she (980 M) Sri Cudamaniwarmadewa (988 M)
Malayagiri/Suwarnadwipa (990 M) Sri Marawijayottunggawarman (1008 M)
Sumatrabhumi (1017 M) Sri Sanggrama Wijayatunggawarman (1025 M) Sri Dewa
(1028 M) Dharmawira (1064 M) Sri Maharaja (1156 M) Trailokyaraja Maulibhusana
Warmadewa (1178 M)
Prasasti Kedukan Bukit
Bentuk prasasti Kedukan Bukit
berukuran kecil dan terdapat
tulisan dengan aksara Pallawa,
dengan bahasa Melayu Kuno.
Prasasti peninggalan Kerajaan
Sriwijaya ini berkisah tentang
awal mula berdirinya Kerajaan
Sriwijaya.
Sumber.Klikberita.com

Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami kemunduran


pada abad ke-11. Kemunduran melanda berbagai bidang kehidupan, seperti
ekonomi dan politik. Berikut ini beberapa faktor yang menyebabkan runtuhnya
Kerajaan Sriwijaya. Berulangkali diserang Colamandala dari India Terdesak
Kerajaan Thailand dan Singasari Banyak raja-raja taklukan yang melepaskan diri
Mengalami kemunduran ekonomi dan perdagangan karena bandar-bandar
pentingnya melepaskan diri Peninggalan Kerajaan Sriwijaya Prasasti Kedukan Bukit
Prasasti Talang Tuo Prasasti Telaga Batu Prasasti Kota Kapur Prasasti Karang
Berahi Candi Biaro Bahal IIII Candi Muara Takus

KERAJAAN MAJAPAHIT
PORTAL JOGJA - Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya pada masa
pemerintahan Raja Hayam Wuruk. Hayam Wuruk adalah putra dari Ratu
TribuanaTunggadewi(1328-1350M).
Hayam wuruk naik tahta pada tahun
1350M, menggantikan kedudukan ibunya.

Sejarah Singkat Kerajaan Majapahit


Konon awal mula Kerajaan Majapahit
berdiri  setelah runtuhnya Kerajaan
Singasari akibat Pemberontakan
Jayakatwang pada tahun 1292 M. Cucu
Kartanegara (raja Singosari dikalahkan
Jayakatwang) yang berada di bawah
tekanan, yaitu Raden Wijaya kemudian
melarikan diri. Selama pelariannya, ia menerima bantuan dari  Arya Wiraja. Raden
Wijaya kemudian membuat desa kecil di hutan Trowulan dan diberi nama desa 
Majapahit. Nama ini diambil dari nama buah Maja yang tumbuh  di hutan  namun
memiliki rasa  pahit, terkait dengan Historia. Seiring berjalannya waktu, desa itu
berkembang dan Wijaya diam-diam dikuatkan dengan merebut hati  penduduk  dari
Tumapel dan Daha. Niat balas dendam Raden Wijaya terbantu lebih cepat ketika
pasukan Khubilai Khan tiba pada tahun 1293. Setelah  mengalahkan Jayakatwang,
Raden Wijaya menyerang pasukan Khubilai Khan karena tidak mau tunduk pada
kekuasaan kaisar Mongol. Penobatannya sebagai raja pada tanggal 15 bulan Kartika
tahun 1215 atau pada tanggal 10 November 1293 merupakan cikal bakal lahirnya
kerajaan Majapahit. Sebagai raja, Raden Wijaya bergelar Kertarajasa Jayawardhana.
Nama Raden Wijaya telah disematkan untuk menghormati pamannya,  pendiri Kerajaan
Singasari, serta untuk menghormati  leluhurnya di Singasari.

Kejayaan Masa Kerajaan Majapahit Meskipun sering memberontak pada tahap awal,
kerajaan Majapahit tumbuh menjadi kerajaan terbesar di Nusantara. Masa kejayaan
kerajaan datang ketika dipimpin oleh Hayam Wuruk (1350-1389 M). Kejayaan Majapahit
tak luput dari peran Gajah Mada, sang mahapatih yang berhasil menumpas segala
pemberontakan dan bersumpah untuk menyatukan  nusantara. Selama 39 tahun
berkuasa, Hayam Wuruk dan Gajah Mada telah berhasil membuat panji Majapahit
terlihat di seluruh nusantara bahkan semenanjung Malaka. Sumpah Palapa yang
dikeluarkan oleh Gajah Mada dilaksanakan, dengan wilayah Majapahit meliputi
Sumatera, Semenanjung Malaysia, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara,
Maluku, Papua, serta Tumasik (Singapura) dan sebagian Kepulauan Filipina. Selain itu,
kerajaan juga menjalin hubungan dengan Campa (Thailand), Kamboja, Siam, Burma
selatan, Vietnam dan Cina. Majapahit juga memiliki armada  laut yang tangguh di bawah
pimpinan Mpu Nala. Berkat kekuatan  dan strategi militernya, Majapahit mampu
menciptakan stabilitas di wilayahnya. Dari segi ekonomi, Majapahit telah menjadi pusat
perdagangan di Asia Tenggara dengan  ekspor  lada, garam, dan lengkeng.

Raja-raja Kerajaan Majapahit


• Raden Wijaya (1293-1309 M)

• Sri Jayanagara (1309-1328 M)

• Tribhuwana Tunggadewi (1328-1350 M)

• Hayam Wuruk (1350-1389 M)

• Wikramawardhana (1389-1429 M)

• Dyah Ayu Kencana Wungu (1429-1447 M)

• Prabu Brawijaya I (1447-1451 M)

• Prabu Brawijaya II (1451-1453 M)

• Prabu Brawijaya III (1456-1466 M)

• Prabu Brawijaya IV (1466-1468 M)

• Prabu Brawijaya V (1468 -1478 M)

• Prabu Brawijaya VI (1478-1489 M)

• Prabu Brawijaya VII (1489-1527 M)

kitab sutasoma Sumber.Kompas.com


KERAJAAN MATARAMKUNO

Sumber.Kompas.com
KOMPAS.com - Kerajaan Mataram Kuno adalah
kerajaan Hindu-Buddha yang berdiri di Jawa Tengah bagian selatan pada abad ke-
8, kemudian pindah ke Jawa Timur pada abad ke-10. Di Jawa Tengah, letak
Kerajaan Mataram Kuno diperkirakan terletak di Bhumi Mataram (sebutan lama
untuk Yogyakarta). Pusat kerajaan ini kemudian mengalami beberapa kali
perpindahan hingga sampai ke Jawa Timur. Kerajaan Mataram Kuno juga sering
disebut sebagai Kerajaan Mataram Hindu atau Kerajaan Medang. Pendiri Kerajaan
Mataram Kuno adalah Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya yang berkuasa antara
732-760 masehi. Kerajaan Mataram Kuno berdiri pada tahun 732 masehi dan runtuh
pada 1007 masehi. Selama hampir tiga abad berkuasa, terdapat tiga dinasti yang
memerintah, yaitu Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra (di Jawa Tengah), serta
Dinasti Isyana (di Jawa Timur). Sejarah Kerajaan Mataram Kuno dapat diketahui dari
prasasti Canggal, Prasasti Kalasan, Prasasti Balitung, Prasasti Klurak, Candi
Gedong Songo, Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Plaosan, Candi Prambanan,
dan masih banyak lainnya.
Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno Ketika berdiri di Jawa Tengah, Kerajaan
Mataram Kuno mewariskan cukup banyak peninggalan berupa prasasti dan candi
yang dapat ditemui hingga sekarang.

Prasasti Kerajaan Mataram Kuno Prasasti Canggal Prasasti Kalasan Prasasti


Mantyasih Prasasti Klurak Candi peninggalan Kerajaan Mataram Kuno Candi Bima
Candi Arjuna Candi Kalasan Candi Plaosan Candi Prambanan Candi Sewu Candi
Mendut Candi Pawon Candi Puntadewa Candi Semar Candi Srikandi Candi
Borobudur
KERAJAAN SINGASARI
Kerajaan Singasari merupakan
salah satu kerajaan bercorak
Hindu-Buddha yang berdiri sejak
tahun tahun 1222 M-1292
M. Kerajaan yang pada mulanya
bernama Tumapel ini terletak di
Malang, Jawa Timur.

Sumber.Wikipedia

Kerajaan Singasari merupakan salah satu kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang


berdiri sejak tahun tahun 1222 M-1292 M. Kerajaan yang pada mulanya bernama
Tumapel ini terletak di Malang, Jawa Timur. 

Nah, kalau bicara tentang Kerajaan Singasari maka nggak akan lepas dengan
Kerajaan Kediri nih, guys. 

Jadi, Kerajaan Kediri dipimpin oleh seorang raja yang bernama Kertajaya. Nah,
Kertajaya ini ingin sekali dirinya disembah seolah-olah ia adalah seorang dewa.
Keinginan Kertajaya ini pun memicu kemarahan para kaum Brahmana. Sehingga,
kaum Brahmana meminta tolong kepada Ken Arok untuk melawan Kertajaya.
Hingga akhirnya, Ken Arok dan kaum Brahmana berhasil mengalahkan Kertajaya.

So, pertanyaannya siapa sih, Ken Arok? Jadi, Ken Arok ini merupakan Bupati dari
Tumapel. Tumapel merupakan salah satu wilayah kekuasaan Kerajaan Kediri. 
Patung Ken Arok di GOR Ken Arok,
Malang. (Dok. Wikimedia Commons)

Karena telah membantu kaum Brahmana untuk menyingkirkan Kertajaya, akhirnya


Ken Arok dijadikan raja Kerajaan Tumapel. Oh iya, Kerajaan Tumapel ini sama yang
dengan Kerajaan Singasari ya, guys. So, bisa dikatakan juga kalau Ken Arok ini
merupakan pendiri Kerajaan Singasari sekaligus raja pertamanya. 

Terus, seberapa besar sih wilayah dari Kerajaan Singasari?

Nah, perluasan wilayah kekuasan Kerajaan Singasari sendiri nggak akan bisa lepas
dari peranan raja terakhir Singasari yakni Kertanegara. Sebab, pada masa
pemerintahannya, Kertanegara memberlakukan cakrawala mandala. Apa itu
cakrawala mandala?

Jadi, arti dari cakrawala mandala yakni keinginan Kerajaan Singasari untuk
melebarkan kekuasaan kerajaannya. Bukan hanya di pulau Jawa saja, tapi juga di
luar pulau Jawa. Bahkan, wilayah kekuasaan Kerajaan Singasari sampai ke Pahang,
Malaysia juga, lho.

Penyebab Runtuhnya Kerajaan Singasari dan Kehidupan Politiknya

Lanjut, ke penyebab runtuhnya Kerajaan Singasari. Nah, penyebab runtuhnya


kerajaan ini nantinya akan berkaitan nih dengan kehidupan politik Kerajaan
Singasari. Runtuhnya Kerajaan Singasari berawal dari konflik antara Kertanegara
dengan Jayakatwang dan Arya Wiraraja. 

Kertanegara sendiri merupakan raja terakhir Singasari yang sempat membawa


Kerajaan Singasari mencapai puncak kejayaannya. 
Jayakatwang yang merupakan keturunan Kertajaya (Raja Kediri) melakukan
perlawanan terhadap Kerajaan Singasari karena ingin mendirikan Kerajaan Kediri
kembali. Soalnya, dulu Kerajaan Kediri ini sempat direbut oleh Kerajaan Singasari. 

Dalam melakukan aksinya ini, Jayakatwang tidak sendiri nih guys, melainkan
dibantu oleh Arya Wiraraja. Perlawanan Jayakatwang ini pun membuahkan hasil,
akhirnya Kerajaan Singasari berhasil jatuh ke tangan Jayakatwang. 

Namun, kemenangan Jayakatwang tidak bertahan lama. Sebab, Raden Wijaya


(menantu dari Kertanegara) meminta bantuan Arya Wiraraja untuk mengambil alih
kembali Kerajaan Singasari dari tangan Jayakatwang. 

Hingga akhirnya Raden Wijaya berhasil mengambil alih Kerajaan Singasari. Namun,
ia tidak meneruskan Kerajaan Singasari melainkan mendirikan kerajaan baru
bernama Majapahit.

Kehidupan Kerajaan Singasari

1. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Singasari

Kalau ngomongin kehidupan ekonomi Kerajaan Singasari, maka nggak akan lepas
dengan letak wilayahnya nih, guys. Letak Kerajaan Singasari sendiri dekat dengan
Sungai Brantas, sehingga perekonomiannya fokus pada bidang pelayaran dan
perdagangan. 

2. Kehidupan Sosial Kerajaan Singasari

Sementara itu, kehidupan sosial Kerajaan Singasari selalu berubah-ubah


bergantung pada raja yang memimpin saat itu. Kalau pada masa kerajaan Ken Arok,
kehidupan rakyatnya sangat makmur dan terjamin. Well, ini mungkin disebabkan
juga karena Ken Arok awalnya merupakan rakyat biasa sehingga mengerti apa yang
diinginkan rakyatnya. 

Kemudian, pada masa pemerintahan Anusapati, kehidupan rakyat mulai tidak


mendapat perhatian. Namun, saat Kertanegara memerintah setelahnya, kehidupan
rakyat kembali teratur dan makmur. 
3. Kehidupan Agama Kerajaan Singasari

Terus bagaimana nih dengan kehidupan agama Kerajaan Singasari? Nah, agama
yang paling berkembang di Kerajaan Singasari adalah agama Buddha. 

Tapi, kenapa ya agama Buddha bisa sangat populer saat itu? Well, alasannya


karena agama Buddha merupakan agama yang dianut oleh raja, sekaligus agama
resmi kerajaan. 

Silsilah Kerajaan Singasari

Nah, berikut ini merupakan silsilah Kerajaan Singasari nih,Dimulai dari Ken Arok
hingga raja terakhirnya yakni Kertanegara.

 Ken Arok (1222 M-1227M)

 Anusapati (1227 M-1248M)

 Tohjaya (1248 M)

 Ranggawuni (1248 M-1268M)

 Kertanegara (1268 M-1292 M)

Peninggalan Kerajaan Singasari

Adapun bukti-bukti peninggalan Kerajaan Singasari. Kalau elo tinggal di Malang,


nggak ada salahnya nih untuk berkunjung ke peninggalan-peninggalan Kerajaan
Singasari di bawah ini!

1. Candi Singasari di Malang, Jawa Timur

2. Candi Jago di Malang, Jawa Timur

3. Candi Kidal di Malang, Jawa Timur

4. Candi Jawi di Pasuruan, Jawa Timur

5. Candi Sumberawan di Malang, Jawa Timur

6. Candi Kangenan di Malang, Jawa Timur

7. Candi Katang Lumbang di Malang, Jawa Timur


Candi Singasari di Malang, bukti peninggalan Kerajaan Singasari. (Dok. Wikimedia
Commons)

Anda mungkin juga menyukai