Anda di halaman 1dari 4

KERAJAAN KALINGGA (HOLING)

 LOKASI /WILAYAH KERAJAAN KALINGGA (HOLING) :

JAWA TENGAH  (lokasi ibu kota awal diperkirakan di sekitar Pekalongan dan Jepara ) kemudian
pindah ke Bhumi Sambhara (diperkirakan di sekitar Magelang dan  Bharabudur dan Bhumi Mataram
(diperkirakan di sekitar Yogyakarta dan Prambanan)

 MASA PEMERINTAHAN : 594 – 782 M


 SUMBER KALINGGA :
 BERITA DARI LUAR
1. Berita I-Tsing
Catatan I-Tsing (tahun 664/665 M) menyebutkan bahwa pada abad ke-7 tanah Jawa
telah menjadi salah satu pusat pengetahuan agama Buddha Hinayana. Di Kalingga
ada pendeta bernama Hwining, yang menerjemahkan salah satu kitab agama
Buddha ke dalam Bahasa Mandarin. Ia bekerja sama dengan pendeta Jawa
bernama Janabadra. Kitab terjemahan itu antara lain memuat cerita tentang Nirwana.
2. Catatan Dinasti Tang
Cerita pada zaman Dinasti Tang (618 M - 906 M) memberikan tentang keterangan
Kalingga sebagai berikut.
Kalingga atau disebut Dhawa terletak di Lautan Selatan. Di sebelah utaranya terletak
Ta Hen La (Kamboja), di sebelah timurnya terletak Po-Li (Pulau Bali) dan di sebelah
barat terletak Pulau Sumatera.
Ibu kota Kalingga dikelilingi oleh tembok yang terbuat dari tonggak kayu.
Raja tinggal di suatu bangunan besar bertingkat, beratap daun palem, dan
singgasananya terbuat dari gading.
Penduduk Kerajaan Kalingga sudah pandai membuat minuman
keras dari bunga kelapa
Daerah Kalingga menghasilkan kulit penyu, emas, perak, cula badak dan gading gajah.
Catatan dari berita Dinasti Tang ini juga menyebutkan bahwa sejak
tahun 674, rakyat Kalingga diperintah oleh Ratu Hsi-ma (Shima). Ia adalah
seorang ratu yang sangat adil dan bijaksana. Pada masa pemerintahannya Kerajaan
Kalingga sangat aman dan tenteram.
 PRASASTI

1. Prasasti Tuk Mas

Prasasti Tuk Mas ditemukan di lereng barat Gunung Merapi, tepatnya di Dusun


Dakawu, Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Magelang, Kabupaten Magelang, Jawa
Tengah. Prasasti bertuliskan huruf Pallawa yang berbahasa Sanskerta. Prasasti
menyebutkan tentang mata air yang bersih dan jernih. Sungai yang mengalir dari
sumber air tersebut disamakan dengan Sungai Gangga di India. Pada prasasti itu
ada gambar-gambar seperti trisula, kendi, kapak, keong (instrumen), cakra dan bunga
teratai yang merupakan lambang keeratan hubungan manusia dengan dewa-
dewa Hindu
2. Prasasti Sojomerto
Prasasti Sojomerto ditemukan di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten
Batang, Jawa Tengah. Prasasti ini beraksara Kawi dan berbahasa Melayu Kuno dan
berasal dari sekitar abad ke-7 masehi. Prasasti ini bersifat keagamaan Siwais. Isi
prasasti memuat keluarga dari tokoh utamanya, Dapunta Selendra, yaitu ayahnya
bernama Santanu, ibunya bernama Bhadrawati, sedangkan istrinya bernama Sampula.
Prof. Drs. Boechari berpendapat bahwa tokoh yang bernama Dapunta Sailendra adalah
cikal-bakal raja-raja keturunan Wangsa Sailendra yang berkuasa di Kerajaan Medang.
Kedua temuan prasasti ini menunjukkan bahwa kawasan pantai utara Jawa Tengah
dahulu berkembang kerajaan yang bercorak Hindu Siwais. Catatan ini menunjukkan
kemungkinan adanya hubungan dengan Wangsa Sailendra atau Kerajaan Medang yang
berkembang kemudian di Jawa Tengah Selatan.

 CANDI ANGIN
Candi Angin ditemukan di desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jawa
Tengah. Karena letaknya yang sangat tinggi (berangin) namun boleh dikatakan tidak roboh
tertiup angin, maka candi ini dinamakan Candi Angin.
Menurut para peneliti, Candi Angin bahkan lebih tua dari Candi Borobudur. Beberapa Ahli
malah berpendapat bahwa Candi ini dibangun oleh manusia purba karena belum terdapat
ornamen-ornamen Hindu-Buddha

 CANDI BRUBAH : Candi Bubrah Candi Bubrah ditemukan di Desa Tempur,


Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

 SILSILAH RAJA KERAJAAN KALINGGA


 PRABU WASUMURTI (594-605 ) = pendiri kerajaan
 RATU SIMA : raja termashur, terkenal akan ketegasan dan keadilannya
 SANAHA
 SANJAYA

 KEHIDUPAN EKONOMI KERAJAAN KALINGGA :

 AGRARIS (sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian di bidang pertanian)


 PERDAGANGAN
 KEHIDUPAN AGAMA : AGAMA BUDHA.
 AKHIR KERAJAAN
 PERPECAHAN
 SERANGAN DARI KERAJAAN SRIWIJAYA

KERAJAAN MATARAM KUNO

 LOKASI /WILAYAH KERAJAAN MATARAM KUNO : JAWA TENGAH & JAWA TIMUR
 Masa KERAJAAN : 752 – 1045 M
 SUMBER KERAJAAN MATARAM KUNO :
 PRASASTI
1. Prasasti Canggal
Prasasti Canggal (juga disebut Prasasti Gunung Wukir atau Prasasti Sanjaya)
adalah prasasti dalam bentuk candra sengkala berangka
tahun654 Saka atau 732 Masehi yang ditemukan di halaman Candi Gunung
Wukir di desa Kadiluwih, kecamatan Salam, Magelang, Jawa Tengah. Prasasti yang
ditulis pada stela batu ini menggunakan aksara Pallawa dan bahasa
Sanskerta. Prasasti dipandang sebagai pernyataan diri RajaSanjaya pada tahun 732
sebagai seorang penguasa universal dari Kerajaan Mataram Kuno. Prasasti ini
menceritakan tentang pendirian lingga (lambang Siwa) di desa Kunjarakunja oleh
Sanjaya. Diceritakan pula bahwa yang menjadi raja mula-mula adalah Sanna,
kemudian digantikan oleh Sanjaya anak Sannaha, saudara perempuan Sanna.
2. Prasasti Kalasan
Prasasti Kalasan adalah prasasti peninggalan Wangsa Sanjaya dari Kerajaan
Mataram Kuno yang berangka tahun 700 Saka atau 778M. Prasasti yang
ditemukan di kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta, ini ditulis dalam
huruf Pranagari (India Utara) dan bahasa Sanskerta. Prasasti ini menyebutkan,
bahwa Guru Sang Raja berhasil membujuk Maharaja Tejahpura
Panangkarana (Kariyana Panangkara) yang merupakan mustika keluarga Sailendra
(Sailendra Wamsatilaka) atas permintaan keluarga Syailendra, untuk membangun
bangunan suci bagi Dewi Tara dan sebuah biara bagi para pendeta, serta
penghadiahan desa Kalasan untuk para sanggha (umat Buddha).
3. Prasasti Kedu (Mantyasih)
Prasasti ini ditemukan di kampung Mateseh, Magelang Utara, Jawa Tengah dan
memuat daftar silsilah raja-raja Mataram sebelum Raja Balitung. Prasasti ini
dibuat sebagai upaya melegitimasi Balitung sebagai pewaris tahta yang sah,
sehingga menyebutkan raja-raja sebelumnya yang berdaulat penuh atas wilayah
kerajaan Mataram Kuno. Dalam prasasti juga disebutkan bahwa desa Mantyasih
yang ditetapkan Balitung sebagai desa perdikan (daerah bebas pajak).
4. Prasasti Klurak
Prasasti Kelurak merupakan prasasti batu berangka tahun 782 M yang ditemukan
di dekat Candi Lumbung Desa Kelurak, di sebelah utara Kompleks
Percandian Prambanan, Jawa Tengah. Keadaan batu prasasti Kelurak sudah sangat
aus, sehingga isi keseluruhannya kurang diketahui. Secara garis besar, isinya
adalah tentang didirikannya sebuah bangunan suci untuk arca Manjusri atas
perintah Raja Indra yang bergelar Sri Sanggramadhananjaya. Menurut para ahli,
yang dimaksud dengan bangunan tersebut adalah Candi Sewu, yang terletak di
Kompleks Percandian Prambanan.
5. Prasasti Ratu Boko
Ditemukan di wilayah Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta dan
terletak pada ketinggian hampir 200 m di atas permukaan laut. berisikan tentang
kekalahan Balaputeradewa dalam perang saudara dengan kakaknya
(Pramodawardhani). Balaputradewa melarikan diri ke sriwijaya.
6. Prasasti NALANDA
Prasasti Nalanda merupakan sebuah prasasti yang terdapat
di Nalanda, Bihar, India. Prasasti ini berangka tahun 860, dari penafsiran
manuskrip menyebutkan Sri Maharaja di
Suwarnadwipa, Balaputradewa anak Samaragrawira, cucu dari
Śailendravamsatilaka (mustika keluarga Śailendra) dengan julukan
Śrīviravairimathana (pembunuh pahlawan musuh), raja Jawa (Mataram Kuno)
yang kawin dengan Tārā, anak Dharmaset.
 SILSILAH RAJA KERAJAAN MATARAM KUNO:
Kerajaan Mataram Kuno pada awalnya didirikan oleh Dinasti Sanjaya. Berdasarkan
Prasasti Canggal (732 M), yang terletak di puncak Gunung Wukir, diketahui bahwa raja
pertama dari Dinasti Sanjaya adalah Sanjaya yang memerintah di ibu kota bernama
Medang. Ia memiliki dua orang putera, Rarkyan Panaraban (Tamperan) yang beragama
Hindudan Rakai Panangkaran yang beragama Buddha.
Sepeninggal Panangkaran, kerajaan Mataram Kuno pun seolah terbelah dua, bagian utara
bercorak Hindu, dan bagian selatan bercorak Buddha (dibuktikan dengan adanya sebaran
candi Hindu maupun Buddha di Jawa Tengah)
Prasasti Kedu (Prasasti Mantyasih) berangka tahun 907 M mencantumkan silsilah raja-raja
yang memerintah di Kerajaan Mataram Kuno. Prasasti Kedu dibuat pada masa Raja Rakai
Dyah Balitung. Adapun silsilah raja-raja yang pernah memerintah di Mataram Kuno yaitu
sebagai berikut :
1.   Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya
2.   Sri Maharaja Rakai Panangkaran
3.   Sri Maharaja Rakai Panunggalan
4.   Sri Maharaja Rakai Warak
5.   Sri Maharaja Rakai Garung
6.   Sri Maharaja Rakai Pikatan
7.   Sri Maharaja Rakai Kayuwangi
8.   Sri Maharaja Rakai Watuhumalang
9.   Sri Maharaja Rakai Dyah Balitung.
Menurut prasasti Kedu dapat diketahui bahwa Raja Sanjaya digantikan oleh Rakai
Panangkaran. Kemudian, dinasti Syailendra yang menganut agama Buddha
mengembangkan Kerajaan Mataram Kuno yang berpusat di Jawa Tengah bagian selatan,
sedangkan dinasti Sanjaya yang menganut agama Hindu mengembangkan Kerajaan
Mataram Kuno yang berpusat di Jawa Tengah bagian Utara.

 KEHIDUPAN EKONOMI KERAJAAN TARUMANEGARA :


- AGRARIS (sebagian besar masyarakatnya bermatapencaharian di bidang pertanian)
- PAJAK RUTIN
 KEHIDUPAN AGAMA :
- Dinasti SANJAYA : Hindu Syiwa
- Dinasti Syailendra : Buddha Mahayana
 AKHIR KERAJAAN
- Terjadi Bencana Alam (gunung Merapi Meletus)
- Selama abad ke-7 sampai ke-9, terjadi serangan-serangan dari Sriwijaya ke Kerajaan
Mataram Kuno Akhirnya Kerajaan Mataram Pindah ke Jawa Timur oleh Empu Sendok
(dan membentuk kerajaan Medang Kamulan)

Anda mungkin juga menyukai