Anda di halaman 1dari 3

Imaniar Sukma Saputri

121911433052

Review Sumber Mengenai Dua Dinasti

Jurnal pertama yang akan di review adalah jurnal yang berjudul “Dua Dinasti di
Kerajaan Mataram Kuno : Tinjauan Prasasti Kalasan” yang ditulis oleh Hariani Santiko pada
tahun 2013.

Jurnal tersebut berisi mengenai hasil-hasil kebudayaan dari dua dinasti yang terdapat di
kerajaan Mataram Kuno. Nama kerajaan tertua yang disebut dalam sumber prasasti di
wilayah Jawa Tengah adalah kerajaan Mataram yang lebih dikenal sebagai kerajaan
Mataram Kuna untuk membedakan dengan kerajaan Mataram Islam, dengan rajanya
bernama Sanjaya. Prasasti tersebut adalah prasasti Canggal (654 Saka/732 Masehi), yang
ditemukan di halaman percandian di atas gunung Wukir di Kecamatan Salam, Magelang.
Prasasti Canggal memakai huruf Pallawa, berbahasa Sansekerta, dan mem-bicarakan raja
Sanjaya yang beragama Siwa, yang mendirikan sebuah linga di bukit Sthiranga. Selain
Prasasti Canggal, nama Sanjaya disebut di Prasasti Mantyasih yang dikeluarkan oleh Rakai
Watukura Dyah Balitung tahun 907 Masehi. Dalam Prasasti Mantyasih terdapat daftar nama
raja-raja yang memerintah di Medang (rahyangta rumuhun ri mdang ri poh pitu). Dalam
daftar tersebut, Rakai Matarām Sang Ratu Sanjaya disebut pertama, yang kemudian diikuti
oleh sederetan nama raja yang bergelar Sri Maharaja.

Menurut Boechari, ayah Sankhara adalah raja Sanjaya, sedangkan sankhara sendiri
adalah Rakai Panangkaran, ia me-mindahkan pusat kerajaannya ke timur. Letak ibu kotanya
yang baru, kemungkinan di sekitar Sragen, di sebelah timur Bengawan Solo atau di daerah
Purwodadi/Grobogan. Setelah itu ia membangun beberapa candi Buddha, yaitu candi
Kalasan, Sewu, Plaosan Lor, dan sebagainya. Dari uraiannya tersebut Boechari telah
mengidentifikasikan Panang-karan dengan “Sailendrawansatilaka” yang disebut dalam
beberapa prasasti, bahkan menurut Boechari, apabila Panangkaran identik dengan
Sailendravamsatilaka, maka seperti yang tertera dalam Prasasti Nalanda, ia memiliki putra
yang bernama Samaragravira dan Balaputra Dewa adalah cucunya. Sehingga pada jurnal
tersebut dibuat kesimpulan bahwa berdasarkan terjemahan Prasasti Kalasan (700 Saka/778
Masehi), di wilayah Jawa Tengah abad 8-10 terdapat 2 dinasti, yaitu dinasti Sanjaya
(Sanjayavamsa) dan dinasti Sailendra (Sailendravamsa). Raja Sailendravamsa ketika itu
berkedudukan sebagai raja bawahan Sri Maharaja Dyah Pancapana Panangkarana.
Jurnal berikutnya yang akan direview adalah jurnal yang berjudul “Bukti Peradaban Pada
Masa Kerajaan Mataram Kuno dari Sudut Pandang Candi Ijo dengan Kajian Bahan Batuan Asal”
yang ditulis oleh Gusti Helendra Saputra pada tahun 2018. Jurnal tersebut membahas mengenai
peradaban Mataram Kuno dari sudut pandang Candi Ijo.
Nama Kerajaan Mataram Kuno ditemukan pada prasasti yang bertuliskan angka 907 yang dikenal
sebagai prasasti Mantyasih. Didalam Prasasti Mantyasih dijelaskan bahwa penguasa pertama
kerajaan Mataram Kuno atau Medang adalah Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya. Prasasti Mantyasih,
ditemukan di Mantyasih Kedu, Jawa Tengah berangka 907 M dengan menggunakan bahasa Jawa
Kuno. Isinya berupa daftar silsilah raja-raja Mataram Kuno yang mendahului Rakai Watukura Dyah
Balitung yaitu Raja Sanjaya, Rakai Panangkaran, Rakai Panunggalan, Rakai Warak, Rakai Garung,
Rakai Pikatan, rakai Kayuwangi dan Rakai Watuhumalang. Gelar Ratu disini bukan berarti penguasa
itu seorang perempuan, melainkan istilah Ratu, Rakai, dan Bhre merupakan istilah asli dari nusantara
untuk menyebut seorang penguasa.
Pada masa Kerajaan Mataram Kuno sendiri memiliki dua sumber sejarah yang menjadi bukti
berdirinya Kerajaan Mataram Kuno, yaitu Prasasti dan Candi-candi yang masih ada saat ini. Adapun
Prasasti tersebut ialah Prasasti Canggal, yang ditemukan di dalam halaman Candi Guning Wukir
yang terletak di desa Canggal bertuliskan angka tahun 732 M. Kemudian, Prasasti Kalasan
ditemukan di desa Kalasan Yogyakarta bertuliskan angka tahun 778 M, dan ditulis dalam huruf
Pranagari (India Utara) serta berbahasa Sansekerta. Dan, Prasasti Mantyasih ditemukan di Mantyasih
Kedu, Jawa Tengah berangka 907 M dengan menggunakan bahasa Jawa Kuno. Serta, Prasasti
Klurak, ditemukan di desa Prambanan berangka 782 M.
Candi tinggalan masa Kerajaan Mataram Kuno salah satunya adalah Candi Ijo. Candi Ijo
merupakan situs prasejarah peninggalan budaya Hindu. Candi Ijo terletak di Dusun Groyokan,
Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Candi Ijo merupakan
candi Hindu dan dibangun pada zaman Megalitikum atau zaman kebudayaan batu (2500-100
sebelum masehi) karena mempunyai struktur bangunan punden berundak.

Demikian dari review sumber yang membahas mengenai Dinasti Sanjaya dan Syailendra yang dapat
disimpulkan bahwa kedua dinasti merupakan dinasti terbesar yang ada di Nusantara saat itu dan
terlihat beberapa penemuan hasil peninggalan dari kedua dinasti tersebut.

Anda mungkin juga menyukai