Setelah Raja Sanjaya wafat, ia digantikan oleh putranya bernama Rakai Panangkaran.
Panangkaran mendukung adanya perkembangan agama Buddha. Dalam prasasti
kalasan yang berangka
tahun 778 M, Raja Panangkaran telah memberikan hadiah tanah dan memerintahkan
membangun sebuah candi untuk Dewi Tara dan sebuah biara untuk para pendeta agama
Buddha. Raja Panangkaran Kemudian memindahkan pusat pemerintahan ke arah timur.
Dari berita Cina
Dari Prasasti Warudu Kidul
diperoleh informasi adanya diketahui bahwa di
Namun, sumber-sumber
lokal tidak memperinci
lebih lanjut tentang orang-
orang asing ini.
Kemungkinan besar
mereka adalah kaum
migran dari Cina.
kehidupan masyarakat Mataram umumnya bersifat
agraris karena pusat Mataram terletak di pedalaman,
bukan di pesisir pantai. Pertanian merupakan sumber
kehidupan kebanyakan rakyat Mataram. Di samping itu,
penduduk di desa (disebut wanua) memelihara ternak
seperti kambing, kerbau, sapi, ayam, babi, dan itik.
Sebagai tenaga kerja, mereka juga berdagang dan
menjadi pengrajin. Dari Prasasti Purworejo (900 M)
diperoleh informasi tentang kegiatan perdagangan.
Kegiatan di pasar ini tidak diadakan setiap hari
melainkan bergilir, berdasarkan pada hari pasaran
menurut kalender Jawa Kuno. Pada hari Kliwon, pasar
diadakan di pusat kota. Pada hari Manis atau Legi, pasar
diadakan di desa bagian timur.
Runtuhnya kerajaan Mataram disebabkan oleh beberapa faktor.
Pertama, disebabkan oleh letusan gunung Merapi yang mengeluarkan
lahar. Kemudian lahar tersebut menimbun candi-candi yang didirikan
oleh kerajaan, sehingga candi-candi tersebut menjadi rusak.
Kedua, runtuhnya kerajaan Mataram disebabkan oleh krisis politik yang
terjadi tahun 927-929 M.
Ketiga, runtuhnya kerajaan dan perpindahan letak kerajaan dikarenakan
pertimbangan ekonomi. Di Jawa Tengah daerahnya kurang subur, jarang
terdapat sungai besar dan tidak terdapatnya pelabuhan strategis.
Sementara di Jawa Timur, apalagi di pantai selatan Bali merupakan jalur
yang strategis untuk perdagangan, dan dekat dengan daerah sumber
penghasil komoditi perdagangan.
Prasasti-Prasasti Kerajaan Mataram Kuno
1. Prasasti Canggal
Prasasti Canggal (juga disebut Prasasti
Gunung Wukir atau Prasasti Sanjaya) adalah
prasasti berangka tahun 654 Saka atau 732
Masehi yang ditemukan di halaman Candi
Gunung Wukir di desa Kadiluwih, kecamatan
Salam, Magelang, Jawa Tengah.
2. Prasasti Kelurak
Prasasti Kelurak berangka tahun 782 M
dan ditemukan di dekat Candi Lumbung,
Desa Kelurak, di sebelah utara
Kompleks Percandian Prambanan, Jawa
Tengah
3. Prasasti Mantyasih
Prasasti ini ditemukan di kampung
Mateseh, Magelang Utara, Jawa
Tengah dan memuat daftar silsilah
raja-raja Mataram sebelum Raja
Balitung
4. Prasasti Sojomerto
Prasasti Sojomerto merupakan
peninggalan Wangsa Sailendra yang
ditemukan di Desa Sojomerto,
Kecamatan Reban, Kabupaten Batang,
Jawa Tengah.
7. Prasasti Rukam
Prasasti ini berangka tahun 829 Saka
atau 907 Masehi, ditemukan pada 1975
di desa Petaro-ngan, kecamatan
Parakan, Temanggung, Ja-wa Tengah.
8. Prasasti Plumpungan
Prasasti ini ditemukan di Dukuh
Plumpungan dan berangka tahun
750 Masehi. Prasasti ini
dipercaya sebagai asal mula
kota Salatiga.
9. Prasasti Siwargrha
Dalam prasasti ini tertulis
chandrasengkala ”Wwalung
gunung sang wiku” yang
bermakna angka tahun 778
Saka (856 Masehi).
10. Prasasti Gondosuli
Prasasti ini ditemukan di
reruntuhan Candi Gondosuli, di
Desa Gondosuli, Kecamatan
Bulu, Temanggung, Jawa
Tengah.