Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KARYA SENI RUPA 3 DIMENSI

Nama : Maryam Manuela Suitela


No. Urut : 11

UPT SMAN 11 PANGKEP


XI. IBNU SINA
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena
anugerah dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Analisis Karya Seni Rupa 3 Dimensi”. Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada Kak Alief Amrullah, Kak Mega Putri Adelia, dan Kak Andini Arif
Paturusi yang telah memberikan tugas ini. Semoga senantiasa diberikan
kesehatan dan kekuatan untuk melakukan tugas dan tanggung jawabnya,
terlebih lagi untuk mengajar saya dan teman-teman mata pelajaran Seni Budaya.
Terima kasih juga saya ucapkan, kepada teman-teman yang telah
berkontribusi dalam hal memberikan informasi terkait tugas ini serta saran dan
kritik selama proses pengerjaan tugas.
Selain sebagai tugas sekolah, saya berharap makalah ini dapat
memberikan wawasan, pengetahuan, serta apresiasi kita terhadap karya seni
rupa 3 dimensi. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi
diri saya pribadi dan juga kepada pembacanya.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, masih
banyak kekurangan-kekurangan didalamnya. Oleh karena itu, kritik dan saran
sangat saya harapkan, demi perbaikan di masa yang akan datang.
Sebelumnya saya memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan, dan semoga makalah ini dapat dipahami dengan baik
oleh pembacanya.

Pangkajene, 12 September 2022

Maryam Manuela Suitela


Daftar Isi

Kata Pengantar...................................................................................................3
Daftar Isi..............................................................................................................4
BAB I...................................................................................................................5
PENDAHULUAN...............................................................................................5
BAB II..................................................................................................................6
PEMBAHASAN..................................................................................................6
A. IDENTITAS KARYA...............................................................................6
B. Deskripsi Karya.........................................................................................6
 Bahan Karya...........................................................................................6
 Jenis Karya ............................................................................................7
 Teknik Pembuatan ................................................................................7
 Tema .......................................................................................................7
 Fungsi .....................................................................................................7
 Nilai Estetis ............................................................................................7
BAB III..............................................................................................................10
PENUTUP.........................................................................................................10
A. KESIMPULAN........................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
Seni Rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media
yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan
dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan
pencahayaan dengan acuan estetika. Sesuai dengan judul dari makalah ini, maka
hal yang akan saya ulas lebih dalam disini adalah tentang karya seni rupa 3
dimensi.

Seni rupa 3 dimensi merupakan karya seni rupa yang memiliki ukuran
panjang, lebar, dan tinggi, sehingga karya seni tersebut memiliki volume dan
ada di dalam sebuah ruang. Oleh karena itu, karya seni rupa 3 dimensi dapat
dilihat dari segala sisi dan sudut.

Sama halnya dengan karya seni rupa 2 dimensi, karya seni rupa
3 dimensi juga memiliki unsur-unsur yang dibuat berdasarkan prinsip tertentu.
Makna bentuk karya seni rupa tidak ditentukan oleh banyak atau sedikitnya
unsur - unsur yang membentuknya, tetapi dari sifat dan struktur itu sendiri.
Dengan kata lain kualitas keseluruhan sebuah karya seni lebih penting dari
jumlah bagian - bagiannya.

Sangat penting bagi kita untuk mampu menganalisis karya seni 3


dimensi. Analisis ini berguna agar kita mampu mengetahui kelebihan dan
menyelami berbagai teknik pembuatan dari karya seni itu sendiri. Tentunya
hasil analisis tersebut dapat berguna sebagai referensi kita saat nantinya akan
membuat karya seni 3 dimensi.

Adapun maksud dan tujuan kami membuat makalah ini, yaitu


untuk :
 Mengetahui definisi seni rupa tiga dimensi
 Mengetahui bahan dan teknik karya seni rupa tiga dimensi
 Mengetahui nilai estetis beserta fungsi karya seni
 Menuangkan pemikiran terhadap analisis karya seni
BAB II
PEMBAHASAN

A. IDENTITAS KARYA

Judul karya : The Thinker (Le Penseur)


Pencipta : Auguste Rodin
Tahun Pembuatan : 1902
Negara Asal : Paris, Prancis

B. Deskripsi Karya

 Bahan Karya :
Bahan yang digunakan oleh Auguste Rodin untuk membuat patung
tersebut adalah perunggu. Perunggu merupakan logam dengan
campuran tembaga dan timah, dengan komposisi yang paling
umum yaitu 88% tembaga dan 12% timah. Perunggu merupakan
bahan yang sering digunakan untuk membuat patung. Hal ini
dikarenakan kualitasnya yang diinginkan untuk menghasilkan nilai
estetika tinggi. Sebab perunggu dapat mengisi detail terbaik dari
cetakan. Perunggu juga keras dan akan tahan lama jika dirawat,
oleh karena itu perunggu merupakan bahan yang sering digunakan
untuk pembuatan patung.
 Jenis Karya :
Patung The Thinker merupakan karya seni murni. Hal ini
dikarenakan patung tersebut hanya berfungsi sebagai media
ekspresi kreativitas seniman, tanpa memikirkan nilai fungsional
dari karya yang dibuatnya. Jika dari bentuk, karya tersebut
termasuk ke karya seni 3 dimensi.

 Teknik Pembuatan :
Patung The Thinker menggunakan teknik pembuatan dengan cara
cor dan memahat. Pada teknik awal pembuatan, digunakan teknik
cor. Teknik cor merupakan pembuatan patung dengan menuangkan
cairan bahan patung pada cetakan yang telah dibuat. Setelah itu,
pembuat patung menggunakan teknik memahat untuk memberi
pahatan dan detail pada patung.

 Tema :
Tema dari patung The Thinker adalah realitas eksternal. Realitas
eksternal merupakan suatu sumber inspirasi seniman dari luar
dirinya. Baik itu dari lingkungan, keadaan sosial, politik, dan lain
sebagainya.

 Fungsi :
Fungsi dari patung The Thinker yaitu sebagai monumen. Sejak
tahun 1906 hingga saat ini, patung The Thinker digunakan sebagai
monumen publik di Paris. Selain sebagai fungsinya sebagai
monumen, patung ini juga berfungsi sebagai ikon filsafat dan
gerakan sosialis di Prancis selama masa kekacauan keadaan politik
dan sosial.

 Nilai Estetis :
Nilai estetis merupakan bagian dari pengukuran keindahan suatu
karya seni rupa. Nilai estetis juga dapat diartikan sebagai segala hal
yang dapat diserap oleh panca indera manusia. Nilai estetis dapat
kita tinjau secara objektif yaitu penilaian karya seni rupa
berdasarkan keadaan wujud sebenarnya yang ditangkap oleh mata.
Selain secara objektif, kita juga bisa meninjau secara subjektif
yaitu penilaian karya seni yang didasarkan pada selera pengamat.
1. Nilai Objektif
Analisis Unsur :
 Penerapan unsur bentuk pada patung sudah baik. Hal
ini terlihat dari bentuk patung yang sesuai dengan
karakter.
 Tesktur yang digunakan pada patung The Thinker
adalah bertekstur licin.
 Penerapan unsur warna pada patung yaitu warna hijau
mengilap juga sangat baik. Penggunaan warna ini
memberikan kesan kemegahan pada patung.
 Penerapan unsur garis pada patung sudah diterapkan
dengan baik. Pada patung The Thinker kita bisa
melihat detail-detail bahkan terhadap hal sekecil
apapun juga disajikan. Misalnya saja garis keriput
pada area batang hidung, sekitar mulut, wajah yang
ikut miring karena adanya pangkuan tangan sehingga
menimbulkan wajah asimetris.

Analisis Prinsip :
 Prinsip kesatuan (unity) pada karya seni tersebut
sudah terealisasikan dengan baik. Hal ini terlihat dari
unsur-unsur yang saling bersatu padu satu sama lain
menciptakan komposisi karya seni yang indah.
 Prinsip keselarasan dari patung The Thinker juga
sudah selaras. Hal ini terlihat dari dekatnya unsur-
unsur berbeda, baik itu pencahayaan, bentuk, hingga
pemilihan warna. Sehingga terdapat nilai estetis dan
juga keindahan.
 Prinsip penekanan membuat patung The Thinker tidak
terlihat monoton. Sehingga kita bisa menikmati
patung tersebut tanpa rasa bosan dari segala arah.
 Prinsip pengulangan baik dari segi warna, bentuk,
garis juga sudah sangat bagus pada karya tersebut.
Prinsip irama yang baik ini menyebabkan patung The
Thinker memiliki nilai estetis yang tinggi dan nilai
harmonis yang tinggi.
 Prinsip proporsi yang diterapkan juga sudah
seimbang. Penempatan ukuran dari sisi pembuat sudah
tepat dan juga dibuat harmonis sehingga karya seni
yang dihasilkan harmonis dan serasi.

2. Nilai Subjektif
Menurut pandangan saya patung The Thinker merupakan
karya seni yang berkreativitas tinggi. Hal yang sangat saya
sukai dari patung The Thinker adalah detail-detail pada
bagian patungnya. Bahkan pada detail kecil sekalipun,
pembuat tetap menyajikannya dengan sangat baik.
Selain dari segi kerumitannya, saya juga menyukai makna
yang ada didalam patung The Thinker. Saat menganalisis
dan mengamati patung ini, saya tersadar akan makna patung
ini yang begitu dalam. Menurut saya patung ini
menggambarkan bahwa kita manusia apapun status
sosialnya, seberapa berengetahuannya kita, ataupun segala
kekuatan yang kita miliki pada akhirnya kita semua akan
berpikir satu masalah asasi yang sama, yaitu tentang makna
kehidupan.

Manusia telah memikirkan makna kehidupan sejak ratusan


hingga jutaan tahun yang lalu. Mereka menjelajahi waktu
dan tempat untuk mencari jawaban tentang hal itu. Filsafat,
agama, seni, dan sastra adalah jejak-jejak peninggalan
mereka. Oleh karena itu sangatlah tidak heran jika patung
The Thinker dijadikan ikon filsafat. Patung ini
menginterpretasikan kepada kita bahwasanya kita akan terus
bertanya-tanya tentang makna kehidupan. Menurut saya,
Auguste Rodin telah berhasil dan sangat sukses untuk
membuat karakter terhadap hal mendalam seperti itu.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Karya Seni merupakan suatu bentuk ekspresi seniman yang dituangkan
dalam bentuk karya. Karya seni tersebut tidak hanya akan dinikmati oleh
seniman itu sendiri, tetapi juga dinikmati oleh orang lain. Membuat karya
seni tiga dimensi membutuhkan kreativitas yang tinggi dan proses yang
rumit.

Setelah melakukan analisis terhadap karya seni rupa 3 dimensi, saya pun
tersadar bahwa kita harus senantiasa untuk mengapresiasi karya seni.
Sebab menjadi seorang seniman tidaklah mudah, mereka harus menguras
tenaga, waktu, dan kreativitas mereka. Setiap pelaku seniman pastinya
memiliki karakter mereka masing-masing untuk berkarya, dan saya harap
seni akan tetap ada dan tidak lekang oleh waktu dan zaman yang semakin
maju seperti saat ini.

Demikian yang dapat saya paparkan mengenai analisis karya seni rupa 3
dimensi, khususnya pada karya seni rupa patung. Tentunya ada begitu
banyak kekurangan dalam makalah ini. Saya berharap agar pembaca
sekalian dapat memberikan saran dan kritik yang membangun, agar
penulisan makalah selanjutnya dapat lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai