Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “ Konsep Dasar Pendidikan Seni Rupa “
tanpa halangan apapun.
Dalam pembuatan makalah ini, kami mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Rahayu Setiani, M.Pd, selaku Kepala Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang
telah memberikan kesempatan dan memberi fasilitas sehingga makalah ini dapat selesai dengan
lancar.
2. Ibu Frita Devi Asriyani, M.Pd, selaku dosen wali yang banyak membantu sehingga pembuatan
makalah ini dapat selesai dengan lancar.
3. Bapak M Reyhan Florean, M.Pd, selaku dosen mata kuliah seni rupa yang telah memberi
kesempatan dan memfalitasi sehingga makalah ini selesai dengan lancar.
4. Orangtua dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam pembuatan makalah ini.

Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya, kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan ke
arah kesempurnaan. Akhir kata kami sampaikan terimakasih.

Tulungagung, Desember 2015

Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar........................................................................................... 2
Daftar Isi..................................................................................................... 3
Bab I Pendahuluan..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................ 1
Bab II Pembahasan..................................................................................... 2
2.1 Manajemen Seni Rupa........................................................................... 2
A. Metode Penciptaan Karya Seni ...................................................... 2
B.Konsep Karya Seni ........................................................................... 4
2.2 Pameran Karya Seni.............................................................................. 5
A. Manfaat Pameran ........................................................................... 5
B. Jenis-jenis Pameran......................................................................... 6
C. Tahap Persiapan Pameran................................................................ 6
D. Peralatan dan Perlengkapan Pameran............................................. 9
E. Penataan Karya Seni Rupa................................................................ 10
2.3 Contoh Proposal Pameran Seni Rupa................................................... 11
Bab III Penutup.......................................................................................... 17
A. Kesimpulan..................................................................................... 17
B. Saran............................................................................................... 17
Daftar Pustaka............................................................................................ 18

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seni adalah sebuah manefestasi kretif yang belum ada menjadi ada, dan seni merupakan
ekspresi perasaan dari pikiran untuk menyalurkan gejolak perasan. Dalam situasi perasan
tersebut orang dapat mengekspresikan perasaannya dalam karya seni, karena karya seni baru
lahir setelah perasaan mengekspresikan ke dalam karya seni yang diperoleh dari pengalaman,
atau sebaliknya. Dalam seni, perasaan harus dikuasai terlebih dahulu, harus dijadikan obyek dan
harus diatur, dikelola, dan diwujudkan atau diekspresikan dalam karya seni.
Sebagaimana fenomena seni rupa tidaklah berdiri sendiri. Dengan pancaindra dari
kemampuan pikiran manusia menciptakan pula sebagai sistim tanda, baik sistim tipikal yang
petanda-petandanya terbangun dari obyek indrawi tertentu, maupun sistim tanda campuran yang
petanda-petandanya terbangun dari campuran obyek indrawi dari pengalaman maupun eksplorasi
yang dilakukan. Artinya seni rupa ada dengan bentuk-bentuk yang dapat diiterpretasikan sebagai
tanda dan tanda tersebut dapat dimaknai dengan daya persepsi atau apresiasi penanda/ penikmat
(apresiator), dan penonton tersebut dalam memberikan tanda dalam bentuk tersbut pada masing-
masing apresiasi penanda/penikmat (apresiator) dapat berbeda.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimanakah manajemen seni rupa?
b. Bagaimanakah tata cara pameran seni rupa?
c. Bagaimanakah contoh proposal seni rupa?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui manajemen seni rupa.
b. Untuk mengetahui tata cara pameran seni rupa.
c. Untuk mengetahui contoh proposal seni rupa.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Manajemen Seni Rupa


A. Metode Penciptaan Karya Seni
Menurut terminologi kata metode dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan
sebagai cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai
dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Terkait dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, di dalamnya terdapat metode/cara dalam mencapainya, karena
untuk mencapai suatu kebenaran yang obyektif dalam mengungkapkan obyek ilmu, tidak
dapat dikerjakan secara acak, melainkan dikerjakan secara terstruktur. Untuk itu diperlukan
cara tertentu yang tepat, salah satu cara yang tepat adalah dengan metode/cara sesuai dengan
jenis keilmuannya. Cara itu harus memberi jaminan bagi tercapainya persesuaian antara yang
diketahui atau yang diungkapkan dengan kenyataan dalam obyeknya. Metode keilmuan
harus mampu mengungkapkan bukti-bukti atau tanda kebenaran dari pengalaman yang
direspon manusia. Dengan kata lain metode yang dipergunakan merupakan cara kerja yang
tepat, terarah atau teratur dan benar. Metode dari berbagai disiplin ilmu mempunyai
kesamaan, hanya saja yang membedakan adalah jenis obyek keilmuannya saja. Metode/cara
yang digunakan dalam penciptaan seni juga tidak jauh beda dengan ikmu lain, karena dalam
penciptaan seni terdapat tahapan-tahapan yang terstruktur, tertata melalui perencanaan yang
matang.
Berdasarkan obyek penelitiannya, ilmu dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar
sebagai berikut :
1. Ilmu yang obyeknya benda alam dengan hukum-hukumnya yang relatif bersifat pasti dan
berlaku umum disebut Ilmu Alam. Obyeknya adalah fakta-fakta alam yang tidak dipengaruhi
oleh manusia. Di samping itu karena hasilnya dirumuskan sebagai kepastian, maka disebut
juga Ilmu Pasti atau Ilmu Eksakta.
2. Ilmu yang obyeknya dipengaruhi oleh manusia termasuk juga manusia itu sendiri, sehingga
hukum-hukumnya tidak sama dengan hukum-hukum alam karena bersifat secara relatif
kurang pasti disebut Ilmu Sosial. Bukti kebenaran ilmu ini tidak dapat diulang-ulang karena
dalam setiap pengulangan selalu terdapat perubahan. Di samping itu karena pendekatannya
dipandang sebagai hasil kebudayaan manusia, maka ilmu ini disebut Ilmu Budaya.
Penciptaan karya seni, jika direnunungkan sebenarnya tidak ada bedanya dengan sebuah
penelitian ilmiah. Dalam kajian budaya seni atau seorang peneliti menganalisis surface
structure untuk memperoleh deep structure untuk selanjutnya memaparkan konteks. Bidang
kegiatan penciptaan karya seni rupa, seniman memikirkan dan merenungkan bagaimana
konteks sebagai fenomena yang dipikirkan dapat hadir di dalam surface structure melalui
pertimbangan yang tepat. Dengan demikian ada totalitas dalam berkarya untuk
menghadirkan wujud/konteks yang terwujud tematik. Penciptan karya seni rupa diperlukan
metode (cara), atau sebuah perencanaan yang setimatis sehingga dapat terdeteksi dari
tahapan-tahapan yang jelas. Walaupun dalam kenyataan mengalami perubahan-perubahan
yang secara sadar maupun tidak disadari oleh senimannya, hal tersebut wajar terjadi karena
sebuah proses pencipaan. Namun perencanaan menjadi penting untuk dilakukan seorang
seniman dalam menciptakan karya seni karena syarat dengan catatan-catatan peristiwa
penciptaan yang sangat berguna bagi sebuah judul, tema, nilai dan wacana.

Evaluasi/Apresiasi
Improfisasi
Eksplorasi
Konsep
Eksekusi
Karya Seni
Esperimen

Dari bagan di atas dapat dipahami bahwa; Metode atau cara penciptaan memuat uraian yang
rinci tentang cara-cara penciptaan karya seni berikut antisipasi terhadap apa yang mungkin
terjadi dalam sepanjang proses dan bagaimana mengatasinya. Tahapan-tahapan yang perlu
dilakukan adalah: Eksplorasi-Konsep yang dipengaruhi dari faktor intern dan eksteren dan
perlu melakukan Improfisasi dan eksperimen-Eksekusi-Karya Seni rupa-dan Apresiasi/
evaluasi. Seorang seniman perlu untuk melakukan eksplorasi, karena dalam proses eksplorasi
terdapat penggalian sumber penciptaan melalui studi pustaka dan pengamatan langsung di
lapangan untuk memperoleh ide-ide secara empirik (pengalaman). Data yang diperoleh
ditransformasikan ke dalam konsep kekaryaan, yang diteruskan improfisasi dan
eksperimentasi. Eksplorasi yang dilakukan menghasilkan sebuah tema dalam sebuah atau
beberapa karya, dan dapat juga digunakan untuk dijadikan ke dalam sebuah judul pameran
tunggal.

B. Konsep Karya Seni


Konsep adalah sebuah pemikiran global kreator yang dituangkan dalam teks secara
sestimatis dan praktis. Konsep diperoleh dari eksplorasi/pengamatan kongkrit dan
pengalaman secara empirik sehingga keperpihakannya jelas. Menurut Mike Susanto dalam
bukunya Diksi Rupa dikatakan bahwa; konsep adalah pokok pertama yang mendasari
keseluruhan pemikiran. Konsep biasanya hanya ada dalam pikiran atau kadang-kadang
tertulis secara singkat. Dalam penyusunan ilmu pengetahuan diperlukan kemampuan
menyusun konsep-konsep dasar yang dapat diuraikan terus-menerus, kemampuan abstrak
tersebut dinamakan pemikiran konseptual. Pembentukan konsep merupakan konkritisasi
indra, suatu proses pelik yang mencakup penerapan metode, pengenalan seperti
perbandingan, analisis, abstraksi, idialis, dan bentuk-bentuk deduksi yang pelik.
Keberhasilan konsep tergantung pada ketepatan pemantulan realitas obyektif di dalamnya.
Konsep sangat berarti dalam berkarya seni. Ia dapat lahir sebelum, bersamaan, maupun
setelah pengerjaan sebuah karya seni. Konsep dapat menjadi pembatas berfikir kreator
maupun penikmat dalam melihat dan mengapresiasi dalam karya seni. Sehingga kreator dan
penikmat dapat memiliki persepsi dan kerangka berfikir yang sejajar (Mike Susanto,
2002;65). Konsep yang memuat stetemen seniman tersebut akan memudahkan eksplorasi-
eksplorasi selanjutnya dalam setiap tindakan yang sesuai dengan pandangan atau arah
pemikiran kreator sehingga penikmat (apresiator) bahkan masyarakat luas dapat memahami
konsep tersebut. Kegagalan sebuah karya seni dikarenakan tidak sambungnya komunikasi
antara karya maupun konsep perupa/kreator dengan apresiator. Perkembangan karya seorang
perupa/kreator tidak akan dikenali oleh masyarakat seni, pengamat seni, pecinta seni, dan
masyarakat secara umum apabila tidak diinformasikan melaui iven pameran, maka karya
yang telah diciptakan tersebut tidak akan dikenali pula. Di era digital ini memang pameran
tidaklah mutlak untuk dijadikan sarana promosi si-perupa/kreator, masih ada cara lain yaitu
melalui media masa dan internet. Pada kenyataan perupa/kreator tidaklah mampu untuk
melakukan sendiri, ada komponen-komponen lain yang tidak bisa dikerjakan sendiri,
diperlukan tim kerja yang dapat melaksanakan tugas selaras dengan tujuan awal.
Perupa/kreator tidak dituntut untuk bisa semuanya, namun perupa/kreator dapat secara cerdas
melihat dan mengetahui fenomena dan perkembangan yang ada di luar kita. Perlu untuk
disadari bahwa pameran yang digelar tidak saja dibarengi dengan wacana yang bagus, tetapi
kata serius sangat diperlukan sekali. Kendati demikian, tidaklah itu saja yang perlu,
melainkan masih perlu dipenuhi antara lain infrastuktur lain yang seperti; gedung pameran
yang repesentatif, media, dan masyarakat. Di Indonesia gedung pameran yang representatif
masih dapat dihitung dengan jari. Bahkan di Jawa Timur dapat dikatakan tidak ada gedung
pameran yang memenuhi persyaratan untuk sebuah pameran seni rupa. Gedung-gedung
pameran yang ada di Surabaya saja masih menggunakan gedung-gedung lama yang disulap
menjadi gedung untuk memajang karya-karya dibeberapa iven pameran sekalipun gawe
besar yang bernama festival. Sering kali kita kebingungan dalam mengawali penciptan karya
seni, karena kurangnya data atau respon terhadap fenomena yang terjadi pada diri kita dan
lingkungan. Untuk menciptakan karya seni diperlukan metode/cara yang tepat, guna
memberikan kenyamanan dalam proses, karena dalam proses tersebut dirancang dengan
cermat dan syarat-syarat yang sudah ditentukan terlebih dahulu. Dengan demikian berarti
metode penciptaan tidak saja bertujuan untuk memberikan peluang sebesar-besarnya
terhadap terciptanya karya seni, tetapi juga tidak lepas dari nilai-nilai visual yang
mengandung makna.

2.2 Pameran Karya Seni Rupa


A. Manfaat Pameran
Pameran memiliki arti yang penting bagi siswa, yaitu sebagai kegiatan penyajian visual
untuk menyampaikan ide kreatifnya kepada khalayak umum. Melalui apresiasi dari khalayak
umum, karya seni yang ditampilkan akan mendapat penilaian, penghargaan, tanggapan, respon,
atau kritikan sehingga dapat meningkatkan kualitas karya berikutnya. Pameran karya seni rupa
tidak hanya dilakukan oleh para seniman besar saja, namun saat ini sudah banyak seniman cilik
yang menampilkan karyanya lewat pameran kelas atau sekolah. Pameran kelas atau sekolah
merupakan kegiatan studi untuk menampilkan hasil karya siswa.
Kegiatan pameran kelas atau sekolah sangat penting bagi siswa dan memberikan manfaat sebagai
berikut :
 Siswa mampu menunjukkan apresiasinya melalui kreativitas di bidang seni, khususnya seni
rupa.
 Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkarya sekaligus sebagai ajang prestasi dan kompetisi
di bidang seni.
 Memperbesar rasa percaya diri siswa sehingga dapat memotivasi kreativitasnya untuk berkarya.
 Melatih siswa berorganisasi dan bekerjasama, mengambil mufakat dengan bermusyawarah, dan
menghormati pendapat orang lain.
B. Jenis-Jenis Pameran
Menurut jenisnya, pameran dapat digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1. Pameran umum.
Pameran umum adalah pameran yang diselenggarakan oleh masyarakat luas. Karena pameran ini
bersifat umum, maka siapapun bisa menyelenggarakannya, misalnya seniman atau instansi.
2. Pameran khusus.
Pameran khusus adalah pameran yang diselenggarakan oleh kalangan tertentu, misalnya sekolah
mengadakan pameran kelas atau sekolah. Kegiatan pameran kelas atau sekolah merupakan
bagian dari proses pembelajaran siswa dalam bidang pendidikan seni rupa.

C. Tahapan Persiapan Pameran


Untuk menyelenggarakan pameran kelas atau sekolah dibutuhkan persiapan yang matang
agar kegiatan pameran dapat berjalan dengan lancar. Berikut tahapan persiapan pameran kelas
atau sekolah :
1. Tahap perencanaan (persiapan awal)
Tahap perencanaan (persiapan awal) meliputi pembentukan panitia, pembuatan proposal,
penyusunan
jadwal, dan tempat.
a. Pembentukan panitia
Panitia adalah kelompok orang yang ditunjuk atau dipilih untuk mengurus suatu kegiatan.
Pembentukan panitia hendaknya dilakukan melalui musyawarah di tingkat kelas yang dipimpin
ketua kelas dan di tingkat sekolah yang dipimpin oleh ketua OSIS. Kepanitiaan pameran di
sekolah dapat disusun sebagai berikut.
Pelindung dijabat oleh kepala sekolah. Tugasnya sebagai penanggung jawab terlaksananya
kegiatan pameran di kelas atau sekolah, baik yang menyangkut urusan ke dalam maupun ke luar.
Penanggung jawab dijabat oleh guru mata pelajaran Kesenian. Tugasnya memberikan arahan dan
bimbingan tentang kegiatan yang akan dilakukan.
Ketua dijabat oleh ketua kelas atau ketua OSIS. Tugasnya mengoordinasi dan memimpin semua
kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan pameran.
Wakil ketua dijabat oleh siswa. Tugasnya membantu ketua untuk kelancaran kegiatan pameran.
Sekretaris dijabat oleh siswa. Tugasnya menangani bidang administrasi.
Bendahara dijabat oleh siswa. Tugasnya menangani bidang keuangan.
Seksi-seksi dijabat oleh siswa. Seksi penyeleksi, bertugas menyeleksi karyakarya yang akan
dipamerkan. Seksi dekorasi, bertugas mengatur dan membuat ruang pameran menjadi lebih
indah dan menarik. Seksi dokumentasi, bertugas mendokumentasikan semua yang berhubungan
dengan kegiatan pameran. Seksi publikasi, bertugas mempublikasikan kepada masyarakat
tentang pelaksanaan kegiatan pameran. Seksi keamanan, bertugas menjaga keamanan selama
pameran berlangsung sampai berakhirnya pameran. Seksi usaha, bertugas mencari dana yang
dibutuhkan, misalnya dengan mencari sponsor atau donatur. Seksi perlengkapan, bertugas
mempersiapkan semua perlengkapan dan alat-alat yang dibutuhkan selama pameran berlangsung.
Tanggung jawab ini dimulai dari pengadaan sampai pengembalian barang. Seksi konsumsi,
bertugas dan bertanggung jawab berbagai hal yang berkaitan dengan konsumsi.
b. Pembuatan proposal
Sebelum pelaksanaan kegiatan pameran kelas atau sekolah, perlu dibuatkan proposal untuk
mendapat persetujuan pimpinan sekolah. Proposal kegiatan berisi tentang semua hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan pameran kelas atau sekolah mulai dari awal sampai akhir
kegiatan.
c. Penentuan tema
Tema merupakan pokok pikiran yang menjiwai seluruh kegiatan. Dalam menentukan tema
harus disesuaikan dengan maksud dan tujuan pameran. Misalnya, “Dengan Pameran Seni Rupa
Kita Tingkatkan Prestasi Belajar dan Kreativitas”. Isi tema bisa disesuaikan dengan momen hari-
hari tertentu, misalnya hari-hari besar nasional.
d. Penyusunan jadwal
Jadwal kegiatan pameran perlu disusun dengan baik dan terprogram agar pelaksanaan kegiatan
dapat
berjalan dengan lancar. Pada jadwal tertera hari dan tanggal, waktu, dan jenis kegiatan yang
dilakukan.
e. Tempat
Tempat pameran perlu dipersiapkan dengan baik sebelum pelaksanaan kegiatan. Syarat-syarat
tempat
pameran yang baik, antara lain strategis, mudah dijangkau, luas, aman, bersih, dan dekat
keramaian.

2. Tahap pengumpulan karya


Karya-karya seni yang akan dipamerkan dikumpulkan pada panitia, ketua kelas, atau guru
kesenian. Hasil karya yang terkumpul perlu dikelompokkan sesuai dengan jenis karyanya, baik
karya dua dimensi maupun tiga dimensi.

3. Tahap seleksi karya


Karya yang terkumpul diseleksi kelayakannya sebelum dipamerkan. Dalam proses penyeleksian,
dapat meminta pertimbangan guru kesenian, siswa yang memiliki kelebihan di bidang seni rupa,
atau bisa juga melibatkan seniman, agar karya yang dipamerkan berkualitas.

4. Tahap persiapan akhir (gladi bersih)


Sebelum pelaksanaan pameran, perlu diadakan persiapan akhir atau gladi bersih untuk mengecek
kesiapan akhir panitia. Dengan gladi bersih akan dapat diketahui hal-hal yang perlu diperbaiki.
Pelaksanaan gladi bersih dapat dilakukan satu hari menjelang pelaksanaan pameran.

5. Tahap pelaksanaan pameran


Setelah semua persiapan selesai, pameran kelas atau sekolah dapat dilaksanakan sesuai jadwal
yang telah dibuat. Keberhasilan suatu pameran tergantung darikesiapan dan kerjasama panitia.
Jangan sampai jalannya pameran kacau karena kurangnya koordinasi yang baik.
Pada pameran sekolah, bisa disediakan pemandu pameran untuk memandu pengunjung melihat
kegiatan pameran. Pemandu pameran akan memberikan penjelasan tentang karya-karya yang
dipajang serta menunjukkan tempat dan posisi suatu karya. Salah satu tanda keberhasilan suatu
pameran seni rupa dapat dilihat dari jumlah pengunjung. Maka tiap kelas yang mengadakan
pameran dapat berusaha untuk menarik pengunjung sebanyak mungkin melalui poster dan
selebaran.
D. Peralatan dan Perlengkapan Pameran
Ketersediaan peralatan dan perlengkapan sangat diperlukan dalam penataan karya seni rupa
yang hendak dipamerkan. Beberapa peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam pameran
kelas atau sekolah adalah sebagai berikut :
 Sketsel atau panil, digunakan untuk meletakkan karya seni dua dimensi, seperti lukisan, gambar,
atau karya kerajinan hiasan.
 Level, digunakan untuk meletakkan karya seni tiga dimensi, seperti patung, keramik atau kriya.
Bentuk level bisa bervariasi, yang penting dapat membantu penampilan karya agar lebih
menarik. Level bisa dipakai untuk meletakkan satu atau beberapa karya sesuai ukuran.
 Meja dan kursi, digunakan untuk buku tamu dan kursi digunakan untuk para undangan pada saat
acara pembukaan pameran.
 Tata lampu atau pencahayaan, penataan pencahayaan perlu ditata sedemikian rupa agar
berfungsi sebaikbaiknya demi penerangan terhadap karya yang dipamerkan. Tingkat
pencahayaan dilakukan sewajarnya, tidak terlalu terang dan atau terlalu redup. Pencahayaan
terutama diarahkan ke karya yang dipamerkan, bukan ke arah pengunjung. Arah
pencahayaanyang tepat juga sangat membantu keindahan karya.
 Dekorasi ruangan, dibuat untuk mempercantik ruangan pameran, terlebih untuk pameran yang
diadakan di dalam gedung (in door).
 Katalog, dapat dibuat berbentuk brosur atau buku yang berisi informasi tentang materi yang
ditampilkan dalam pameran. Katalog memuat kata sambutan, jenisjenis karya, data peserta
pemeran beserta hasil karyanya (bisa juga diikuti foto).
 Brosur, digunakan untuk sarana informasi dan promosi tentang adanya kegiatan pameran yang
ditulis secara singkat tetapi lengkap. Brosur berupa cetakan kertas yang umumnya terdiri atas
beberapa halaman dalam bentuk lipatan. Brosur dicetak sesuai kebutuhan untuk disebarkan ke
masyarakat atau lingkungan sekolah.
 Buku tamu atau buku kesan dan pesan, diletakkan di meja dekat pintu masuk pengunjung dan
pintu keluar. Dalam buku tamu berisi kolom catatan yang diisi oleh pengunjung tentang kesan
dan pesan atau kritikan terhadap pelaksanaan kegiatan pameran.
 Sound system, diperlukan pada saat acara pembukaan pameran dan selama acara berlangsung
bila ada pemberitahuan penting yang perlu disampaikan kepada panitia ataupun pengunjung.
E. Penataan Karya Seni Rupa
pada penempatan karya sekaligus ruangannya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penataan karya, yaitu sebagai berikut.
1. Penempatan karya seni rupa hendaknya mempertimbangkan rasa aman dan nyaman bagi
pengunjung.
2. Karya dua dimensi dapat dipajang pada sketsel (panil) atau dinding.
3. Karya tiga dimensi diletakkan di atas meja (level). Bila ukurannya terlalu besar, boleh diletakkan
di lantai.
4. Karya kerajinan tangan dapat ditempatkan di meja khusus yang telah disediakan.
5. Penataan lampu diatur agar karya yang dipajang dapat terlihat jelas dan menarik.
Penataan karya seni rupa harus tepat sehingga dapat dinikmati secara optimal oleh pengunjung.
Dengan demikian, proses apresiasi berlangsung dengan baik. Penempatan karya yang kurang
tepat akan menghambat terjadinya proses apresiasi.

Pameran kelas atau sekolah merupakan kegiatan studi untuk menampilkan hasil karya siswa.
Menurut jenisnya, pameran dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pameran umum dan pameran
khusus. Tahapan persiapan pameran kelas atau sekolah meliputi tahap perencanaan (persiapan
awal), tahap pengumpulan karya, tahap seleksi karya, persiapan akhir (gladi bersih), dan
pelaksanaan pameran. Tahap perencanaan meliputi pembentukan panitia, pembuatan proposal,
penyusunan jadwal, dan tempat. Susunan kepanitiaan terdiri atas pelindung, pembimbing, ketua,
wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi. Peralatan dan perlengkapan pameran terdiri
atas sketsel (panil), level, tata lampu, dekorasi, katalog, brosur, buku tamu (buku kesan dan
pesan), dan sound system.

2.3 Contoh Proposal Pameran Seni Rupa

I. Pendahuluan
Kita mengetahui bahwa perkembangan seni lukis di Negara ini sangatlah pesat berbagai jenis
lukisan baru bermunculan dimana-mana, ,mereka berlomba menunjukan keunggulan dari setiap
lukisan yang mereka temukan. Maka dari itu kita harus bias melestarikan lukisan tradisional.
Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan prasejarah
memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah mulai
membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari
kehidupan. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang
sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar prasejarah
yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkan tangan di dinding gua, lalu
menyemburnya dengan kunyahan dedaunan atau batu mineral berwarna. Hasilnya adalah
jiplakan tangan berwana-warni di dinding-dinding gua yang masih bisa dilihat hingga saat ini.
Kemudahan ini memungkinkan gambar (dan selanjutnya lukisan) untuk berkembang lebih cepat
daripada cabang seni rupa lain seperti seni patung dan seni keramik.
Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti dinding, lantai, kertas,
atau kanvas. Dalam pendidikan seni rupa modern di Indonesia, sifat ini disebut juga dengan dwi-
matra (dua dimensi, dimensi datar).
Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, binatang, dan objek-
objek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari objek yang digambar
tidak selalu serupa dengan aslinya. Ini disebut citra dan itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman
si pelukis terhadap objeknya. Misalnya, gambar seekor banteng dibuat dengan proporsi tanduk
yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran tanduk asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh
pemahaman si pelukis yang menganggap tanduk adalah bagian paling mengesankan dari seekor
banteng. Karena itu, citra mengenai satu macam objek menjadi berbeda-beda tergantung dari
pemahaman budaya masyarakat di daerahnya.
Jadi dalam rangka meningkatkan kemampuan dibidang seni, khususnya seni rupa serta untuk
memenuhi tugas akhir pelajaran seni rupa, karya siswa kelas IX perlu dipandang untuk
dipamerkan kreativitas, kemampuan, dan bakat siswa dibidang seni dan juga perlu terus diasah,
ditingkatkan, dan disalurkan dalam bentuk pameran baik di dalam sekolah maupun di luar
sekolah.
Karena dengan diadakannya pameran ini diharapkan orang yang berkunjung dalam pameran ini
dapat mengapresiasikan karya tersebut, sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuannya
untuk menjadi yang lebih baik .
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka kami selaku kelas IX SMP Negeri 02
Brangsong perlu memandang untuk mengerjakan kegiatan pameran seni rupa di dalam sekolahan
dalam rangka “Melestarikan seni lukis tradisional”.

II. Nama Kegiatan


“Pameran Seni Lukis Tradisional” SMP Negeri 02 Bandung
III. Waktu Pelaksanaan
1) Hari : Senin - Rabu
2) Tanggal : 24-26 Februari 2016
3) Waktu : 08.00 sampai selesai
IV. Tempat
SMP Negeri 02 Bandung
V. Tema
Melalui kegiatan pameran seni rupa dalam rangka “Melestarikan Seni Lukis Tradisional” di SMP
Negeri 02 Bandung, semoga kita dapat meningkatkan kemampuan dan kreativitas siswa dibidang
seni khususnya seni rupa.
VI. Tujuan
1) Sebagai sarana hiburan/rekreasi bagi pemerhati seni, siswa, dan masyarakat
2) Memberikan motivasi pengujung untuk mengambil langkah kongkrit yang bermanfaat dalam
mempelajari kesenian.
3) Memupuk rasa cinta dan mengembangkan budaya nasional.
4) Disekolah sebagai perwujudan hasil praktek akhir dari mata pelajaran seni rupa.
5) Sarana untuk menunjukkan dan mengembangkan talenta (bakat) seni pada siswa dan
masyarakat dengan harapan mendapat pengakuan umum.
6) Sarana prestasi artinya pameran seni rupa merupakan ajang berprestasi, kompetisi, dan timbul
pemikiran untuk berbuat dan berkarya yang baik.
7) Sarana apresiasi artinya dengan melihat pameran seni rupa akan muncul berbagai tanggapan,
kritik, penilaian, sarana penghargaan, dan rangsangan seseorang untuk berkreasi dalam berkarya
dan berolah seni.
8) Sarana edukatif artinya sarana pembelajaran kepada orang lain, menanamkan akan nilai-nilai
keindahan (estetika) dalam lingkup luas, dan mendidik siswa akan keseimbangan batin/rasa
dengan akal/pikiran.
9) Sarana rekreasi artinya pameran dapat untuk sarana hiburan. Dengan melihat pameran timbul
rasa senang, segar, dan menghilangkan kejenuhan dan ketegangan batin dan fisik.
10) Sarana motivasi
11) Sarana komunikasi

VII. Susunan Kepanitiaan


Pelindung : Kepala Sekolah (Lusiana S.Pd.)
Penanggung jawab : Guru Seni Rupa (Asfiyah S.Pd.)
Ketua : Muhammad Choiril Atho’
Wakil ketua : M. Fawwaz Muzakki
Sekretaris : Elok Dwi Fatmawati
Bendahara : Miftachul Huda
Seksi-seksi terdiri dari :
Seksi karya : Zeli Nugroho
Seksi tempat & perlengkapan : Totok Purnomo
Seksi dekorasi & dokumentasi : Hari Mulyono
Seksi acara & konsumsi : Anisa Pratiwi

VIII. Anggaran
1) Pemasukan
Iuran siswa Rp. 10.000 x 214 siswa = Rp. 2.140.000
Subsidi dari sekolah (BDS) = Rp. 1.000.000
Sponsor = Rp. 1.000.000
____________+
Rp. 4.140.000
2) Pengeluaran
Perlengkapan (sounds system, tratak, panggung, kursi, dll) = Rp. 1.900.000
Pergelaran (kerta, figura, paku, kawat, lem, lakban, dll (Pameran))= Rp. 200.000
ATK ( Alat tulis kertas) = Rp. 115.000
Dokumentasi (Video) = Rp. 500.000
Komsumsi Rp. 5.000 x ( 214 siswa + 51 guru) = Rp. 1.325.000
Lain-lain = Rp. 100.000
___________+
Rp. 4.140.000

IX. Susunan Acara Dan Jadwal


Hari I
Hari, tanggal : Senin, 24 Februari 2014
Acara : 1) 08.00-09.00
Pembukaan oleh Kepala sekolah dan Dewan guru
2) 09.00-11.00
Istirahat I : Kunjungan kelas 7A-7C
3) 11.00-14.00
Istirahat II : Kunjungan kelas 7D-7G
Hari II
Hari, tanggal : Selasa, 25 Februari 2014
Acara : 1) 08.00-10.00
Istirahat I : Kunjungan kelas 8A-8C
2) 10.00-13.00
Istirahat II : Kunjungan kelas 8D-8G
Hari III
Hari, tanggal : Rabu, 26 Februari 2014
Acara : 1) 08.00-10.00
Istirahat I : Kunjungan kelas 9A-9C
2) 10.00-13.00
Istirahat II : Kunjungan kelas 9D-9G
3) 13.00-14.00
Penutupan oleh Wakil kepala sekolah

X. Penutup
Demikian proposal ini kami ajukan sebagai laporan. Kami mohon saran dan petunjuk dari kepala
sekolah agar pelaksanaan kegiatan pameran ini dapat berlangsung lancar dan sukses. Amin.

Bandung, 10 Februari 2016

Sekretaris Ketua

(Elok Dwi Fatmawati) Penanggung Jawab (Muhammad Choiril Atho’)


Guru Kesenian

(Asfiyah S.Pd.)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut terminologi kata metode dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan
sebagai cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai
dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Terkait dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, di dalamnya terdapat metode/cara dalam mencapainya, karena
untuk mencapai suatu kebenaran yang obyektif dalam mengungkapkan obyek ilmu, tidak
dapat dikerjakan secara acak, melainkan dikerjakan secara terstruktur.
Pameran kelas atau sekolah merupakan kegiatan studi untuk menampilkan hasil karya siswa.
Menurut jenisnya, pameran dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pameran umum dan pameran
khusus. Tahapan persiapan pameran kelas atau sekolah meliputi tahap perencanaan (persiapan
awal), tahap pengumpulan karya, tahap seleksi karya, persiapan akhir (gladi bersih), dan
pelaksanaan pameran.

B. Saran
Pameran memiliki arti yang penting bagi siswa, yaitu sebagai kegiatan penyajian visual
untuk menyampaikan ide kreatifnya kepada khalayak umum. Melalui apresiasi dari khalayak
umum, karya seni yang ditampilkan akan mendapat penilaian, penghargaan, tanggapan, respon,
atau kritikan sehingga dapat meningkatkan kualitas karya berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai