Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dalam
penyusunan makalah ini, tentunya banyak kesulitan yang kami alami terutama disebabkan
oleh kurangnya pengetahuan. Namun berkat bimbingan dan bantuan dari semua pihak
akhirnya penyusunan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Tak ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan makalah yang saya buat ini yang
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran, serta
bimbingan yang signifikan agar makalah ini menjadi lebih baik serta berdaya guna dimasa
yang akan datang.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seni adalah sebuah manefestasi kretif yang belum ada menjadi ada, dan seni
merupakan ekspresi perasaan dari pikiran untuk menyalurkan gejolak perasan. Dalam situasi
perasan tersebut orang dapat mengekspresikan perasaannya dalam karya seni, karena karya
seni baru lahir setelah perasaan mengekspresikan ke dalam karya seni yang diperoleh dari
pengalaman, atau sebaliknya. Dalam seni, perasaan harus dikuasai terlebih dahulu, harus
dijadikan obyek dan harus diatur, dikelola, dan diwujudkan atau diekspresikan dalam karya
seni.
Sebagaimana fenomena seni rupa tidaklah berdiri sendiri. Dengan pancaindra dari
kemampuan pikiran manusia menciptakan pula sebagai sistim tanda, baik sistim tipikal yang
petanda-petandanya terbangun dari obyek indrawi tertentu, maupun sistim tanda campuran
yang petanda-petandanya terbangun dari campuran obyek indrawi dari pengalaman maupun
eksplorasi yang dilakukan. Artinya seni rupa ada dengan bentuk-bentuk yang dapat
diiterpretasikan sebagai tanda dan tanda tersebut dapat dimaknai dengan daya persepsi atau
apresiasi penanda/ penikmat (apresiator), dan penonton tersebut dalam memberikan tanda
dalam bentuk tersbut pada masing-masing apresiasi penanda/penikmat (apresiator) dapat
berbeda.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Secara sederhana, seni rupa adalah ungkapan ide atau perasaan yang estetis dan
bermakna dari pembuatnya yang diwujudkan melalui media rupa yang bisa ditangka dan
dirasakan dengan rabaan. Perwujuda ini merupakan hasil pengolahan konsep titik, garis,
bidang, bentuk, warna, tekstur, dan gelap terang yang ditata dengan prinsip-prinsip tertentu.
Berdasarkan dimensinya, karya seni rupa dibagi dua, yaitu karya seni rupa dua dimensi
yang mempunyai dua ukuran dan karya seni rupa tiga dimensi yang mempunyai tiga ukuran
atau memiliki ruang. Contoh karya seni rupa dua dimensi adalah lukisan, gambar, foto, dan
lain-lain.
Berdasarkan fungsinya, karya seni rupa ada yang dibuat dengan pertimbangan utama
untuk memenuhi fungsi praktis atau terapan (applied art), dan ada juga yang dibuat dengan
tujuan untuk dinikmati keindahan dan keunikannya saja tanpa mempertimbangkan fungsi
praktisnya. Karya seni rupa dengan kategori ini disebut karya seni rupa murni. Kain Batik
merupakan salah satu seni kriya.
Gambar, lukisan, dikategorikan sebagai hasil karya seni rupa dua dimensi. Disebut dua
dimensi karena mempunyai ukuran panjang, lebar dan hanya dinikmati dengan satu arah
pandangan, yaitu dari arah depan atau sejajar dengan bidang datar.
Tujuan dari sebuah pelaksanaan pameran secara umum adalah sebagai berikut
1. Sebagai sarana hiburan atau rekreasi bagi kelompok pecinta seni dan masyarakat.
2. Memberikan motivasi kepada pengunjung untuk mengambil langkah konkrit yang
bermanfaat dalam berkesenian.
3. Memupuk rasa cinta terhadap kebudayaan daerah dan pengembangan budaya nasional.
4. Wujud dari hasil praktik seni rupa. Bila praktik dari hasil berkarya seni tidak
ditunjukan kedapa orang lain atau masyarakat umum maka karya seni tersebut tidak
dapat diapresiasi dan mendapatkan apresiasi alhasil karya seni tersebut hanya akan
menjadi pengisi gudang belaka.
5. Sebagai media dan sarana untuk menunjukan (to show) dan mengembangkan bakat (di
bidang seni) seseorang kepada masyarakat luas, dan hal ini bisa saja membuat
seseorang mendapatkan penghasilan dari bidang seni itu sendiri.
6. Meningkatkan apresiasi seni pada generasi muda. Karena bangsa yang maju seringkali
ditandai dengan besarnya apresiasi (penghargaan) mereka terhadap kehidupan seni dan
budaya.
Sedangkan, tujuan pameran secara spesifik (khusus) antara lain :
1. Apresiasi, yaitu adanya suatu kesadaran diri terhadap nilai-nilai karya seni berdasarkan
pengertian tentang kedalaman suatu bentuk dan isinya.
2. Komunikasi, yaitu adanya pengiriman atau penerimaan pesan antara dua orang atau
lebih sehingga pesan yang dimaksud sampai kepada orang lain (seniman melalui
karyanya).
3. Rekreasi, yaitu suatu arena rekreasi adalah upaya membantu mengadakan dan
menyelenggarakan sarana hiburan bagi masyarakat melaui karya seni,
4. Pendidikan, yaitu Kegiatan pameran dapat memandu dalam menumbuhkan kesadaran
akan nilai-nilai keindahan dan kesadaran akan kemampuan kreatifnya sehingga orang
lain terpacu untuk berbuat.
5. Prestasi, yaitu suatu hasil yang dicapai setelah mengerjakan suatu pekerjaan.
Pameran juga memiliki arti yang penting bagi siswa, yaitu sebagai kegiatan penyajian
visual untuk menyampaikan ide kreatifnya kepada khalayak umum. Melalui apresiasi dari
khalayak umum, karya seni yang ditampilkan akan mendapat penilaian, penghargaan,
tanggapan, respon, atau kritikan sehingga dapat meningkatkan kualitas karya berikutnya.
Pameran karya seni rupa tidak hanya dilakukan oleh para seniman besar saja, namun saat ini
sudah banyak seniman cilik yang menampilkan karyanya lewat pameran kelas atau sekolah.
Pameran kelas atau sekolah merupakan kegiatan studi untuk menampilkan hasil karya siswa.
Kegiatan pameran kelas atau sekolah sangat penting bagi siswa dan memberikan manfaat
sebagai berikut :
a. Pembentukan panitia
Panitia adalah kelompok orang yang ditunjuk atau dipilih untuk mengurus suatu
kegiatan. Pembentukan panitia hendaknya dilakukan melalui musyawarah di tingkat kelas
yang dipimpin ketua kelas dan di tingkat sekolah yang dipimpin oleh ketua OSIS. Kepanitiaan
pameran di sekolah dapat disusun sebagai berikut.
c. Penentuan tema
Tema merupakan pokok pikiran yang menjiwai seluruh kegiatan. Dalam menentukan
tema harus disesuaikan dengan maksud dan tujuan pameran. Misalnya, “Dengan Pameran
Seni Rupa Kita Tingkatkan Prestasi Belajar dan Kreativitas”. Isi tema bisa disesuaikan dengan
momen hari-hari tertentu, misalnya hari-hari besar nasional.
d. Penyusunan jadwal
Jadwal kegiatan pameran perlu disusun dengan baik dan terprogram agar pelaksanaan
kegiatan dapat berjalan dengan lancar. Pada jadwal tertera hari dan tanggal, waktu, dan jenis
kegiatan yang dilakukan.
e. Tempat
Tempat pameran perlu dipersiapkan dengan baik sebelum pelaksanaan kegiatan.
Syarat-syarat tempat pameran yang baik, antara lain strategis, mudah dijangkau, luas, aman,
bersih, dan dekat keramaian.
Pada pameran sekolah, bisa disediakan pemandu pameran untuk memandu pengunjung
melihat kegiatan pameran. Pemandu pameran akan memberikan penjelasan tentang karya-
karya yang dipajang serta menunjukkan tempat dan posisi suatu karya. Salah satu tanda
keberhasilan suatu pameran seni rupa dapat dilihat dari jumlah pengunjung. Maka tiap kelas
yang mengadakan pameran dapat berusaha untuk menarik pengunjung sebanyak mungkin
melalui poster dan selebaran.
Ketersediaan peralatan dan perlengkapan sangat diperlukan dalam penataan karya seni
rupa yang hendak dipamerkan. Beberapa peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam
pameran kelas atau sekolah adalah sebagai berikut :
1. Sketsel atau panil, digunakan untuk meletakkan karya seni dua dimensi, seperti
lukisan, gambar, atau karya kerajinan hiasan.
2. Level, digunakan untuk meletakkan karya seni tiga dimensi, seperti patung, keramik
atau kriya. Bentuk level bisa bervariasi, yang penting dapat membantu
penampilan karya agar lebih menarik. Level bisa dipakai untuk meletakkan satu atau
beberapa karya sesuai ukuran.
3. Meja dan kursi, digunakan untuk buku tamu dan kursi digunakan untuk para undangan
pada saat acara pembukaan pameran.
4. Tata lampu atau pencahayaan, penataan pencahayaan perlu ditata sedemikian rupa agar
berfungsi sebaikbaiknya demi penerangan terhadap karya yang dipamerkan. Tingkat
pencahayaan dilakukan sewajarnya, tidak terlalu terang dan atau terlalu redup.
Pencahayaan terutama diarahkan ke karya yang dipamerkan, bukan ke arah
pengunjung. Arah pencahayaanyang tepat juga sangat membantu keindahan karya.
5. Dekorasi ruangan, dibuat untuk mempercantik ruangan pameran, terlebih untuk
pameran yang diadakan di dalam gedung (in door).
6. Katalog, dapat dibuat berbentuk brosur atau buku yang berisi informasi tentang materi
yang ditampilkan dalam pameran. Katalog memuat kata sambutan, jenisjenis karya,
data peserta pemeran beserta hasil karyanya (bisa juga diikuti foto).
7. Brosur, digunakan untuk sarana informasi dan promosi tentang adanya kegiatan
pameran yang ditulis secara singkat tetapi lengkap. Brosur berupa cetakan kertas yang
umumnya terdiri atas beberapa halaman dalam bentuk lipatan. Brosur dicetak sesuai
kebutuhan untuk disebarkan ke masyarakat atau lingkungan sekolah.
8. Buku tamu atau buku kesan dan pesan, diletakkan di meja dekat pintu masuk
pengunjung dan pintu keluar. Dalam buku tamu berisi kolom catatan yang diisi oleh
pengunjung tentang kesan dan pesan atau kritikan terhadap pelaksanaan kegiatan
pameran.
9. Sound system, diperlukan pada saat acara pembukaan pameran dan selama acara
berlangsung bila ada pemberitahuan penting yang perlu disampaikan kepada panitia
ataupun pengunjung.
Pada penempatan karya sekaligus ruangannya. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penataan karya, yaitu sebagai berikut.
1. Penempatan karya seni rupa hendaknya mempertimbangkan rasa aman dan nyaman
bagi pengunjung.
2. Karya dua dimensi dapat dipajang pada sketsel (panil) atau dinding.
3. Karya tiga dimensi diletakkan di atas meja (level). Bila ukurannya terlalu besar, boleh
diletakkan di lantai.
4. Karya kerajinan tangan dapat ditempatkan di meja khusus yang telah disediakan.
5. Penataan lampu diatur agar karya yang dipajang dapat terlihat jelas dan menarik.
Penataan karya seni rupa harus tepat sehingga dapat dinikmati secara optimal oleh
pengunjung. Dengan demikian, proses apresiasi berlangsung dengan baik. Penempatan karya
yang kurang tepat akan menghambat terjadinya proses apresiasi.
Pameran kelas atau sekolah merupakan kegiatan studi untuk menampilkan hasil karya
siswa. Menurut jenisnya, pameran dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pameran umum dan
pameran khusus. Tahapan persiapan pameran kelas atau sekolah meliputi tahap perencanaan
(persiapan awal), tahap pengumpulan karya, tahap seleksi karya, persiapan akhir (gladi
bersih), dan pelaksanaan pameran. Tahap perencanaan meliputi pembentukan panitia,
pembuatan proposal, penyusunan jadwal, dan tempat. Susunan kepanitiaan terdiri atas
pelindung, pembimbing, ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi. Peralatan
dan perlengkapan pameran terdiri atas sketsel (panil), level, tata lampu, dekorasi, katalog,
brosur, buku tamu (buku kesan dan pesan), dan sound system.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pameran karya seni rupa adalah
suatu kegiatan penyajian suatu ungkapan ide/perasaan yang bernilai estetis dan bermakna dari
pembuatnya untuk dikomunikasikan/ditampilkan hingga dapat diapresiasi oleh masyarakat
luas.
Tujuan dari sebuah pelaksanaan pameran secara umum adalah sebagai sarana hiburan,
motivasi, memupuk rasa cinta terhadap kebudayaan daerah dan pengembangan budaya
nasional, wujud dari hasil praktik seni rupa, sebagai media dan sarana untuk menunjukan (to
show) dan mengembangkan bakat (di bidang seni), serta meningkatkan apresiasi seni pada
generasi muda.
Ketersediaan peralatan dan perlengkapan sangat diperlukan dalam penataan karya seni
rupa yang hendak dipamerkan. Beberapa peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam
pameran kelas atau sekolah adalah Sketsel atau panil, Level, Meja dan kursi, Tata lampu atau
pencahayaan, Dekorasi ruangan, Katalog, Brosur, Buku tamu atau buku kesan dan pesan, dan
Sound system. Penataan karya seni rupa harus tepat sehingga dapat dinikmati secara optimal
oleh pengunjung. Dengan demikian, proses apresiasi berlangsung dengan baik. Penempatan
karya yang kurang tepat akan menghambat terjadinya proses apresiasi.
B. Saran
Melaksanakan kegiatan pameran seni rupa harus dilakukan dengan perencanaan yang
matang, tersusun secara sistematis dan logis. Kerja sama dan tanggung jawab dalam
melaksanakan kegiatan mendukung kelancaran kegiatan pameran. Penataan ruang pameran
karya seni rupa yang baik akan mendukung kegiatan apresiasi sehingga tercapai tujuan yang
diharapkan. Melalui kegiatan pameran kita tidak hanya belajar mengapresiasi karya seni rupa,
tetapi juga belajar untuk berdisiplin dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, belajar
untuk saling menghargai dan bekerjasama, selain itu juga belajar mengakui kekurangan dan
kelemahan serta belajar untuk berkomitmen untuk berbuat lebih baik di masa yang akan
datang.
DAFTAR PUSTAKA
PAMERAN SENI
Disusun Oleh
NAMA KELOMPOK :
FATIN RENHORAN
YULEKA IKA
SAMSURYA WABULA
MEIRISA RAYA NAKUL
INDRA S. B. YAHEHET