Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seni adalah sebuah manefestasi kretif yang belum ada menjadi ada, dan seni
merupakan ekspresi perasaan dari pikiran untuk menyalurkan gejolak perasan. Dalam situasi
perasan tersebut orang dapat mengekspresikan perasaannya dalam karya seni, karena karya
seni baru lahir setelah perasaan mengekspresikan ke dalam karya seni yang diperoleh dari
pengalaman, atau sebaliknya. Dalam seni, perasaan harus dikuasai terlebih dahulu, harus
dijadikan obyek dan harus diatur, dikelola, dan diwujudkan atau diekspresikan dalam karya
seni.
Sebagaimana fenomena seni rupa tidaklah berdiri sendiri. Dengan pancaindra dari
kemampuan pikiran manusia menciptakan pula sebagai sistim tanda, baik sistim tipikal yang
petanda-petandanya terbangun dari obyek indrawi tertentu, maupun sistim tanda campuran
yang petanda-petandanya terbangun dari campuran obyek indrawi dari pengalaman maupun
eksplorasi yang dilakukan. Artinya seni rupa ada dengan bentuk-bentuk yang dapat
diiterpretasikan sebagai tanda dan tanda tersebut dapat dimaknai dengan daya persepsi atau
apresiasi penanda/ penikmat (apresiator), dan penonton tersebut dalam memberikan tanda
dalam bentuk tersbut pada masing-masing apresiasi penanda/penikmat (apresiator) dapat
berbeda.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimanakah manajemen seni rupa?
b. Bagaimanakah tata cara pameran seni rupa?
c. Bagaimanakah contoh proposal seni rupa?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui manajemen seni rupa.
b. Untuk mengetahui tata cara pameran seni rupa.
c. Untuk mengetahui contoh proposal seni rupa.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Seni Rupa


2.1.1 Metode Penciptaan Karya Seni
Menurut terminologi kata metode dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan
sebagai cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai
sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Terkait dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, di dalamnya terdapat metode/cara dalam
mencapainya, karena untuk mencapai suatu kebenaran yang obyektif dalam
mengungkapkan obyek ilmu, tidak dapat dikerjakan secara acak, melainkan dikerjakan
secara terstruktur. Untuk itu diperlukan cara tertentu yang tepat, salah satu cara yang tepat
adalah dengan metode/cara sesuai dengan jenis keilmuannya. Cara itu harus memberi
jaminan bagi tercapainya persesuaian antara yang diketahui atau yang diungkapkan dengan
kenyataan dalam obyeknya. Metode keilmuan harus mampu mengungkapkan bukti-bukti
atau tanda kebenaran dari pengalaman yang direspon manusia. Dengan kata lain metode
yang dipergunakan merupakan cara kerja yang tepat, terarah atau teratur dan benar.
Metode dari berbagai disiplin ilmu mempunyai kesamaan, hanya saja yang membedakan
adalah jenis obyek keilmuannya saja. Metode/cara yang digunakan dalam penciptaan seni
juga tidak jauh beda dengan ikmu lain, karena dalam penciptaan seni terdapat tahapan-
tahapan yang terstruktur, tertata melalui perencanaan yang matang.
Berdasarkan obyek penelitiannya, ilmu dapat dibedakan menjadi dua kelompok
besar sebagai berikut :
1. Ilmu yang obyeknya benda alam dengan hukum-hukumnya yang relatif
bersifat pasti dan berlaku umum disebut Ilmu Alam. Obyeknya adalah fakta-fakta alam
yang tidak dipengaruhi oleh manusia. Di samping itu karena hasilnya dirumuskan sebagai
kepastian, maka disebut juga Ilmu Pasti atau Ilmu Eksakta.
2. Ilmu yang obyeknya dipengaruhi oleh manusia termasuk juga manusia itu
sendiri, sehingga hukum-hukumnya tidak sama dengan hukum-hukum alam karena bersifat

2
secara relatif kurang pasti disebut Ilmu Sosial. Bukti kebenaran ilmu ini tidak dapat
diulang-ulang karena dalam setiap pengulangan selalu terdapat perubahan. Di samping itu
karena pendekatannya dipandang sebagai hasil kebudayaan manusia, maka ilmu ini disebut
Ilmu Budaya. Penciptaan karya seni, jika direnunungkan sebenarnya tidak ada bedanya
dengan sebuah penelitian ilmiah.
Dalam kajian budaya seni atau seorang peneliti menganalisis surface
structure untuk memperoleh deep structure untuk selanjutnya memaparkan konteks.
Bidang kegiatan penciptaan karya seni rupa, seniman memikirkan dan merenungkan
bagaimana konteks sebagai fenomena yang dipikirkan dapat hadir di dalam surface
structure melalui pertimbangan yang tepat. Dengan demikian ada totalitas dalam berkarya
untuk menghadirkan wujud/konteks yang terwujud tematik. Penciptan karya seni rupa
diperlukan metode (cara), atau sebuah perencanaan yang setimatis sehingga dapat
terdeteksi dari tahapan-tahapan yang jelas. Walaupun dalam kenyataan mengalami
perubahan-perubahan yang secara sadar maupun tidak disadari oleh senimannya, hal
tersebut wajar terjadi karena sebuah proses pencipaan. Namun perencanaan menjadi
penting untuk dilakukan seorang seniman dalam menciptakan karya seni karena syarat
dengan catatan-catatan peristiwa penciptaan yang sangat berguna bagi sebuah judul, tema,
nilai dan wacana.

Evaluasi/Apresiasi
Improfisasi
Eksplorasi
Konsep
Eksekusi
Karya Seni
Eksperimen
Dari bagan di atas dapat dipahami bahwa; Metode atau cara penciptaan memuat
uraian yang rinci tentang cara-cara penciptaan karya seni berikut antisipasi terhadap apa
yang mungkin terjadi dalam sepanjang proses dan bagaimana mengatasinya. Tahapan-
tahapan yang perlu dilakukan adalah: Eksplorasi-Konsep yang dipengaruhi dari faktor
intern dan eksteren dan perlu melakukan Improfisasi dan eksperimen-Eksekusi-Karya Seni

3
rupa-dan Apresiasi/ evaluasi. Seorang seniman perlu untuk melakukan eksplorasi, karena
dalam proses eksplorasi terdapat penggalian sumber penciptaan melalui studi pustaka dan
pengamatan langsung di lapangan untuk memperoleh ide-ide secara empirik (pengalaman).
Data yang diperoleh ditransformasikan ke dalam konsep kekaryaan, yang diteruskan
improfisasi dan eksperimentasi. Eksplorasi yang dilakukan menghasilkan sebuah tema
dalam sebuah atau beberapa karya, dan dapat juga digunakan untuk dijadikan ke dalam
sebuah judul pameran tunggal.

2.1.2 Konsep Karya Seni


Konsep adalah sebuah pemikiran global kreator yang dituangkan dalam teks secara
sestimatis dan praktis. Konsep diperoleh dari eksplorasi/pengamatan kongkrit dan
pengalaman secara empirik sehingga keperpihakannya jelas. Menurut Mike Susanto dalam
bukunya Diksi Rupa dikatakan bahwa; konsep adalah pokok pertama yang mendasari
keseluruhan pemikiran. Konsep biasanya hanya ada dalam pikiran atau kadang-kadang
tertulis secara singkat. Dalam penyusunan ilmu pengetahuan diperlukan kemampuan
menyusun konsep-konsep dasar yang dapat diuraikan terus-menerus, kemampuan abstrak
tersebut dinamakan pemikiran konseptual. Pembentukan konsep merupakan konkritisasi
indra, suatu proses pelik yang mencakup penerapan metode, pengenalan seperti
perbandingan, analisis, abstraksi, idialis, dan bentuk-bentuk deduksi yang pelik.
Keberhasilan konsep tergantung pada ketepatan pemantulan realitas obyektif di dalamnya.
Konsep sangat berarti dalam berkarya seni. Ia dapat lahir sebelum, bersamaan, maupun
setelah pengerjaan sebuah karya seni. Konsep dapat menjadi pembatas berfikir kreator
maupun penikmat dalam melihat dan mengapresiasi dalam karya seni. Sehingga kreator
dan penikmat dapat memiliki persepsi dan kerangka berfikir yang sejajar (Mike Susanto,
2002;65). Konsep yang memuat stetemen seniman tersebut akan memudahkan eksplorasi-
eksplorasi selanjutnya dalam setiap tindakan yang sesuai dengan pandangan atau arah
pemikiran kreator sehingga penikmat (apresiator) bahkan masyarakat luas dapat
memahami konsep tersebut. Kegagalan sebuah karya seni dikarenakan tidak sambungnya
komunikasi antara karya maupun konsep perupa/kreator dengan apresiator. Perkembangan
karya seorang perupa/kreator tidak akan dikenali oleh masyarakat seni, pengamat seni,
pecinta seni, dan masyarakat secara umum apabila tidak diinformasikan melaui iven

4
pameran, maka karya yang telah diciptakan tersebut tidak akan dikenali pula. Di era digital
ini memang pameran tidaklah mutlak untuk dijadikan sarana promosi si-perupa/kreator,
masih ada cara lain yaitu melalui media masa dan internet. Pada kenyataan perupa/kreator
tidaklah mampu untuk melakukan sendiri, ada komponen-komponen lain yang tidak bisa
dikerjakan sendiri, diperlukan tim kerja yang dapat melaksanakan tugas selaras dengan
tujuan awal. Perupa/kreator tidak dituntut untuk bisa semuanya, namun perupa/kreator
dapat secara cerdas melihat dan mengetahui fenomena dan perkembangan yang ada di luar
kita. Perlu untuk disadari bahwa pameran yang digelar tidak saja dibarengi dengan wacana
yang bagus, tetapi kata serius sangat diperlukan sekali. Kendati demikian, tidaklah itu saja
yang perlu, melainkan masih perlu dipenuhi antara lain infrastuktur lain yang seperti;
gedung pameran yang repesentatif, media, dan masyarakat. Di Indonesia gedung pameran
yang representatif masih dapat dihitung dengan jari. Bahkan di Jawa Timur dapat
dikatakan tidak ada gedung pameran yang memenuhi persyaratan untuk sebuah pameran
seni rupa. Gedung-gedung pameran yang ada di Surabaya saja masih menggunakan
gedung-gedung lama yang disulap menjadi gedung untuk memajang karya-karya
dibeberapa iven pameran sekalipun gawe besar yang bernama festival. Sering kali kita
kebingungan dalam mengawali penciptan karya seni, karena kurangnya data atau respon
terhadap fenomena yang terjadi pada diri kita dan lingkungan. Untuk menciptakan karya
seni diperlukan metode/cara yang tepat, guna memberikan kenyamanan dalam proses,
karena dalam proses tersebut dirancang dengan cermat dan syarat-syarat yang sudah
ditentukan terlebih dahulu. Dengan demikian berarti metode penciptaan tidak saja
bertujuan untuk memberikan peluang sebesar-besarnya terhadap terciptanya karya seni,
tetapi juga tidak lepas dari nilai-nilai visual yang mengandung makna.

2.2 Pameran Karya Seni Rupa

2.2.1 Pengertian Pameran


Pengertian pameran adalah suatu kegiatan untuk menampilkan suatu karya seni
berupa barang, jasa atau prestasi kepada masyarakat umum. Kegiatan ini
diharapkanterjadi komunikasi antaran seniman yang diwakili oleh karya
seninya dengan apresiator.Hal ini sejalan dengan definisi yang diberikan galeri

5
nasional bahwa: “Pengertian pameran adalah suatu kegiatan penyajian karya seni
rupa untuk dikomunikasikan sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat
luas.” Penyelenggaraan pameran bisa dilakukan di konteks sekolah maupun di luar
sekolah (masyarakat)

Penyelenggaraan pameran di sekolah menyajikan materi pameran berupa hasil


studi para siswa dari kegiatan pembelajaran kurikuler maupun kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan ini biasanya dilakukan pada akhir semester atau akhir tahun ajaran.
Sedangkan konteks pameran dalam arti luas, di masyarakat, materi pameran yang
disajikan berupa karya-karya seniman untuk diapresiasi oleh masyarakat luas.

2.2.2 Manfaat Pameran


Pameran memiliki arti yang penting bagi siswa, yaitu sebagai kegiatan penyajian
visual untuk menyampaikan ide kreatifnya kepada khalayak umum. Melalui apresiasi dari
khalayak umum, karya seni yang ditampilkan akan mendapat penilaian, penghargaan,
tanggapan, respon, atau kritikan sehingga dapat meningkatkan kualitas karya berikutnya.
Pameran karya seni rupa tidak hanya dilakukan oleh para seniman besar saja, namun saat
ini sudah banyak seniman cilik yang menampilkan karyanya lewat pameran kelas atau
sekolah. Pameran kelas atau sekolah merupakan kegiatan studi untuk menampilkan hasil
karya siswa.
Kegiatan pameran kelas atau sekolah sangat penting bagi siswa dan memberikan
manfaat sebagai berikut :
a. Siswa mampu menunjukkan apresiasinya melalui kreativitas di bidang seni, khususnya
seni rupa.
b. Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkarya sekaligus sebagai ajang prestasi dan
kompetisi di bidang seni.
c. Memperbesar rasa percaya diri siswa sehingga dapat memotivasi kreativitasnya untuk
berkarya.
d. Melatih siswa berorganisasi dan bekerjasama, mengambil mufakat dengan
bermusyawarah, dan menghormati pendapat orang lain.

6
2.2.3 Jenis-Jenis Pameran
A. Menurut jenisnya, pameran dapat digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1. Pameran umum.
Pameran umum adalah pameran yang diselenggarakan oleh masyarakat luas.
Karena pameran ini bersifat umum, maka siapapun bisa menyelenggarakannya,
misalnya seniman atau instansi.
2. Pameran khusus.
Pameran khusus adalah pameran yang diselenggarakan oleh kalangan tertentu,
misalnya sekolah mengadakan pameran kelas atau sekolah. Kegiatan pameran kelas
atau sekolah merupakan bagian dari proses pembelajaran siswa dalam bidang
pendidikan seni rupa.
B. Berdasarkan waktu penyelenggaraan pameran dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :

1. Pameran Periodik,
Merupakan pameran yang diselenggarakan secara berkala dan hanya pada waktu-
waktu tertentu, seperti setahun sekali.
2. Pameran Insidental atau pameran keliling
Merupakan pameran yang diselenggarakan jika diperlukan dan pelaksanaannya
dapat dilakukan kapan saja.
3. Pameran Permanen atau pameran tetap
Merupakan pameran yang diselenggarakan pada tempat yang tetap atau tidak
berubah dan dilaksanakan hamper tiap waktu. Contoh pameran tetap adalah museum

C. Berdasarkan pada jumlah seniman atau karya seninya dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Pameran Perorangan atau pameran tunggal


Pengertian pameran tunggal yaitu pameran yang hanya diselenggarakan oleh
satu orang atau perorangan dan hanya terdapat satu jenis kaya seni.
2. Pameran Kelompok

7
Merupakan pameran yang diselenggarakan oleh kelompok seniman dan terdapat
banyak jenis karya seni.

D. Berdasarkan ragam jenis karya di bedakan menjadi 2, yaitu :


1. Pameran Heterogen, yaitu karya seni yang menampilkan berbagai macam jenis karya
seni.
2. Homogen, yaitu karya seni yang hanya menampilkan satu macam jenis karya seni.

E. Berdasarkan jenis pameran lainnya, yaitu :


1. Pameran restospeksi, merupakan pameran yang menampilkan perjalanan karir seorang
seniman tersebut biasanya diadakan oleh perorangan.
2. Pameran Desain, merupakan pameran khusus menampilkan produk kerajinan tangan,
seperti kriya, furnitur, dan produk elektronik.

2.2.4 Tujuan Dan Fungsi Pameran


A. Tujuan Pameran :
1. Tujuan sosial artinya kegiatan pameran seni rupa diselenggarakan untuk kepentingan
social biasanya diadakan dalam baik skala besar maupun skala terbatas.Tujuan
komersial artinya pameran dijadikan kegiatan untuk menghasilkan suatu keuntungan
terutama bagi seniman dan penyelenggara pameran.
2. Tujuan kemanusiaan artinya kegiatan pameran adalah untuk kepentingan pelestarian,
pembinaan nilai-nilai, dan pengembangan hasil karya seni yang dimiliki oleh
masyarakat. Maka dana hasil penjuaan karya seni disumbangkan kepada kegiatan
social kemanusiaan.
3. Tujuan konteks pembelajaran atau pendidikan, untuk mendapatkan apresiasi dan
tanggapan dari pengunjung dalam rangka meningkatkan kualitas karya selanjutnya.

B. Fungsi Pameran :
1. Fungsi Apresiasi

8
Yaitu suatu kegiatan untuk menilai dan menghargai karya seni yang dibuat
oleh seniman. Diharapkan dapat menimbulkan rasa menghargai terhadap karya seni
melalui kegiatan pameran.

2. Fungsi Edukasi,
Yaitu biasanya pameran sebagai edukasi diselenggarakan di sekolah atau museum
agar dapatmemberikan nilai-nilai pengajaran terhadap siswa atau guru.
3. Fungsi Rekreasi,
Yaitu kegiatan pameran dapat dikatakan sebagai sara hiburan atau rekreasi karena
memberikan rasa senang sehingga dapat memberikan nilai psikis dan spiritual
terutama hiburan.
4. Fungsi Prestasi,
Yaitu kegiatan pameran di sekolah atau dimuseum atau tempat lainnya dapat
diketahui orang – orang yang berbakat dalam bidang seni, Hal ini bisa diketahui dari
bentuk-bentuk karya seni yang ditampilkan.
2.2.5 Unsur Unsur Pameran :
1. Karya seni rupa, merupakan unsur pertama yang harus ada, jika tidak ada terus kita
membuat pameran untuk apa. Karya seni rupa tersebut dapat berupa karya seni rupa 2
dimensi atau 3 dimensi.
2. Ruang dan Tempat Pameran, diperlukan untuk tempat karya seni rupa tersebut
dipajang dan sebaiknya disesuaikan dengan karya seni yang ditampilkan.
3. Kepanitiaan atau Penyelenggara Pameran, merupakan orang yang mengatur dan
bertanggungjawab dari pertama sampai berakhirnya pelaksanaan kegiatan tersebut.
4. Pengunjung Pameran yaitu masyarakat yang mengapresiasi dan berkunjung karya-
karya yang dipamerkan serta melakukan pengamatan dan menilai hasil karya seni
tersebut.
5. Peralatan Pameran, berupa meja , pencahaayaan, panel, partisipasi dan sebagainya

2.2.6 Tahapan Persiapan Pameran

9
Untuk menyelenggarakan pameran kelas atau sekolah dibutuhkan persiapan yang
matang agar kegiatan pameran dapat berjalan dengan lancar. Berikut tahapan persiapan
pameran kelas atau sekolah :
1. Tahap perencanaan (persiapan awal)
Tahap perencanaan (persiapan awal) meliputi pembentukan panitia,
pembuatan proposal, penyusunan jadwal, dan tempat.
a. Pembentukan panitia
Panitia adalah kelompok orang yang ditunjuk atau dipilih untuk mengurus
suatu kegiatan. Pembentukan panitia hendaknya dilakukan melalui musyawarah di
tingkat kelas yang dipimpin ketua kelas dan di tingkat sekolah yang dipimpin oleh
ketua OSIS. Kepanitiaan pameran di sekolah dapat disusun sebagai berikut.
- Pelindung dijabat oleh kepala sekolah. Tugasnya sebagai penanggung
jawab terlaksananya kegiatan pameran di kelas atau sekolah, baik yang
menyangkut urusan ke dalam maupun ke luar.
- Penanggung jawab dijabat oleh guru mata pelajaran Kesenian. Tugasnya
memberikan arahan dan bimbingan tentang kegiatan yang akan dilakukan.
- Ketua dijabat oleh ketua kelas atau ketua OSIS. Tugasnya mengoordinasi
dan memimpin semua kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan
kegiatan pameran.
- Wakil ketua dijabat oleh siswa. Tugasnya membantu ketua untuk
kelancaran kegiatan pameran.
- Sekretaris dijabat oleh siswa. Tugasnya menangani bidang administrasi.
- Bendahara dijabat oleh siswa. Tugasnya menangani bidang keuangan.
Seksi-seksi dijabat oleh siswa.
Seksi penyeleksi, bertugas menyeleksi karyakarya yang akan
dipamerkan. Seksi dekorasi, bertugas mengatur dan membuat ruang pameran
menjadi lebih indah dan menarik.
Seksi dokumentasi, bertugas mendokumentasikan semua yang berhubungan
dengan kegiatan pameran.
Seksi publikasi, bertugas mempublikasikan kepada masyarakat tentang
pelaksanaan kegiatan pameran.

10
Seksi keamanan, bertugas menjaga keamanan selama pameran berlangsung
sampai berakhirnya pameran.
Seksi usaha, bertugas mencari dana yang dibutuhkan, misalnya dengan mencari
sponsor atau donatur.
Seksi perlengkapan, bertugas mempersiapkan semua perlengkapan dan alat-alat
yang dibutuhkan selama pameran berlangsung. Tanggung jawab ini dimulai dari
pengadaan sampai pengembalian barang.
Seksi konsumsi, bertugas dan bertanggung jawab berbagai hal yang berkaitan
dengan konsumsi.
b. Pembuatan proposal
Sebelum pelaksanaan kegiatan pameran kelas atau sekolah, perlu dibuatkan
proposal untuk mendapat persetujuan pimpinan sekolah. Proposal kegiatan berisi
tentang semua hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan pameran kelas atau
sekolah mulai dari awal sampai akhir kegiatan.
c. Penentuan tema
Tema merupakan pokok pikiran yang menjiwai seluruh kegiatan. Dalam
menentukan tema harus disesuaikan dengan maksud dan tujuan pameran. Misalnya,
“Dengan Pameran Seni Rupa Kita Tingkatkan Prestasi Belajar dan Kreativitas”. Isi
tema bisa disesuaikan dengan momen hari-hari tertentu, misalnya hari-hari besar
nasional.
d. Penyusunan jadwal
Jadwal kegiatan pameran perlu disusun dengan baik dan terprogram agar
pelaksanaan kegiatan dapatberjalan dengan lancar. Pada jadwal tertera hari dan
tanggal, waktu, dan jenis kegiatan yang dilakukan.

e. Tempat
Tempat pameran perlu dipersiapkan dengan baik sebelum pelaksanaan kegiatan.
Syarat-syarat tempat pameran yang baik, antara lain strategis, mudah dijangkau,
luas, aman, bersih, dan dekat keramaian.

11
2. Tahap pengumpulan karya
Karya-karya seni yang akan dipamerkan dikumpulkan pada panitia, ketua
kelas, atau guru kesenian. Hasil karya yang terkumpul perlu dikelompokkan sesuai
dengan jenis karyanya, baik karya dua dimensi maupun tiga dimensi.

3. Tahap seleksi karya


Karya yang terkumpul diseleksi kelayakannya sebelum dipamerkan. Dalam
proses penyeleksian, dapat meminta pertimbangan guru kesenian, siswa yang memiliki
kelebihan di bidang seni rupa, atau bisa juga melibatkan seniman, agar karya yang
dipamerkan berkualitas.

4. Tahap persiapan akhir (gladi bersih)


Sebelum pelaksanaan pameran, perlu diadakan persiapan akhir atau gladi bersih
untuk mengecek kesiapan akhir panitia. Dengan gladi bersih akan dapat diketahui hal-
hal yang perlu diperbaiki. Pelaksanaan gladi bersih dapat dilakukan satu hari menjelang
pelaksanaan pameran.

5. Tahap pelaksanaan pameran


Setelah semua persiapan selesai, pameran kelas atau sekolah dapat dilaksanakan
sesuai jadwal yang telah dibuat. Keberhasilan suatu pameran tergantung darikesiapan
dan kerjasama panitia. Jangan sampai jalannya pameran kacau karena kurangnya
koordinasi yang baik.
Pada pameran sekolah, bisa disediakan pemandu pameran untuk memandu
pengunjung melihat kegiatan pameran. Pemandu pameran akan memberikan penjelasan
tentang karya-karya yang dipajang serta menunjukkan tempat dan posisi suatu karya.
Salah satu tanda keberhasilan suatu pameran seni rupa dapat dilihat dari jumlah
pengunjung. Maka tiap kelas yang mengadakan pameran dapat berusaha untuk menarik
pengunjung sebanyak mungkin melalui poster dan selebaran.

12
2.2.7 Peralatan dan Perlengkapan Pameran
Ketersediaan peralatan dan perlengkapan sangat diperlukan dalam penataan karya
seni rupa yang hendak dipamerkan. Beberapa peralatan dan perlengkapan yang
dibutuhkan dalam pameran kelas atau sekolah adalah sebagai berikut :
1. Sketsel atau panil, digunakan untuk meletakkan karya seni dua dimensi, seperti
lukisan, gambar, atau karya kerajinan hiasan.
2. Level, digunakan untuk meletakkan karya seni tiga dimensi, seperti patung,
keramik atau kriya. Bentuk level bisa bervariasi, yang penting dapat membantu
penampilan karya agar lebih menarik. Level bisa dipakai untuk meletakkan satu
atau beberapa karya sesuai ukuran.
3. Meja dan kursi, digunakan untuk buku tamu dan kursi digunakan untuk para
undangan pada saat acara pembukaan pameran.
4. Tata lampu atau pencahayaan, penataan pencahayaan perlu ditata sedemikian
rupa agar berfungsi sebaikbaiknya demi penerangan terhadap karya yang
dipamerkan. Tingkat pencahayaan dilakukan sewajarnya, tidak terlalu terang dan
atau terlalu redup. Pencahayaan terutama diarahkan ke karya yang dipamerkan,
bukan ke arah pengunjung. Arah pencahayaanyang tepat juga sangat membantu
keindahan karya.
5. Dekorasi ruangan, dibuat untuk mempercantik ruangan pameran, terlebih untuk
pameran yang diadakan di dalam gedung (in door).
6. Katalog, dapat dibuat berbentuk brosur atau buku yang berisi informasi tentang
materi yang ditampilkan dalam pameran. Katalog memuat kata sambutan,
jenisjenis karya, data peserta pemeran beserta hasil karyanya (bisa juga diikuti
foto).
7. Brosur, digunakan untuk sarana informasi dan promosi tentang adanya kegiatan
pameran yang ditulis secara singkat tetapi lengkap. Brosur berupa cetakan kertas
yang umumnya terdiri atas beberapa halaman dalam bentuk lipatan. Brosur
dicetak sesuai kebutuhan untuk disebarkan ke masyarakat atau lingkungan
sekolah.

13
8. Buku tamu atau buku kesan dan pesan, diletakkan di meja dekat pintu masuk
pengunjung dan pintu keluar. Dalam buku tamu berisi kolom catatan yang diisi
oleh pengunjung tentang kesan dan pesan atau kritikan terhadap pelaksanaan
kegiatan pameran.
9. Sound system, diperlukan pada saat acara pembukaan pameran dan selama acara
berlangsung bila ada pemberitahuan penting yang perlu disampaikan kepada
panitia ataupun pengunjung.

2.2.8 Penataan Karya Seni Rupa


Pada penempatan karya sekaligus ruangannya. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penataan karya, yaitu sebagai berikut.
1. Penempatan karya seni rupa hendaknya mempertimbangkan rasa aman dan nyaman
bagi pengunjung.
2. Karya dua dimensi dapat dipajang pada sketsel (panil) atau dinding.
3. Karya tiga dimensi diletakkan di atas meja (level). Bila ukurannya terlalu besar,
boleh diletakkan di lantai.
4. Karya kerajinan tangan dapat ditempatkan di meja khusus yang telah disediakan.
5. Penataan lampu diatur agar karya yang dipajang dapat terlihat jelas dan menarik.

Penataan karya seni rupa harus tepat sehingga dapat dinikmati secara optimal oleh
pengunjung. Dengan demikian, proses apresiasi berlangsung dengan baik. Penempatan
karya yang kurang tepat akan menghambat terjadinya proses apresiasi.
Pameran kelas atau sekolah merupakan kegiatan studi untuk menampilkan hasil
karya siswa. Menurut jenisnya, pameran dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pameran
umum dan pameran khusus. Tahapan persiapan pameran kelas atau sekolah meliputi
tahap perencanaan (persiapan awal), tahap pengumpulan karya, tahap seleksi karya,
persiapan akhir (gladi bersih), dan pelaksanaan pameran. Tahap perencanaan meliputi
pembentukan panitia, pembuatan proposal, penyusunan jadwal, dan tempat. Susunan
kepanitiaan terdiri atas pelindung, pembimbing, ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara,
dan seksi-seksi. Peralatan dan perlengkapan pameran terdiri atas sketsel (panil), level, tata
lampu, dekorasi, katalog, brosur, buku tamu (buku kesan dan pesan), dan sound system.

14
2.2.9 Contoh Pameran
1. Pameran homogen

2. Pameran Heterogen

3. Pameran Festival

15
2.3 Contoh Proposal Pameran Seni Rupa

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa
ditangkapmata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah
konsep garis, bidang, bentuk,volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan
estetika.
Seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu seni rupa murni atau seni
murni, kriya, dandesain. Seni rupa murni mengacu kepada karya-karya yang hanya
untuk tujuan pemuasan eksresi pribadi,sementara kriya dan desain lebih menitikberatkan
fungsi dan kemudahan produksi.
Secara kasar terjemahan seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah
fine art. Namun sesuaiperkembangan dunia seni modern, istilah fine art menjadi lebih
spesifik kepada pengertian seni rupa murniuntuk kemudian menggabungkannya dengan
desain dan kriya ke dalam bahasan visual arts.
Sedangkan pengertian pameran adalah suatu kegiatan untuk
menampilkan suatu karya seni berupa barang, jasa atau prestasi kepada khalayak

16
umum. Pameran digunakan untuk menampilkan karyaseni rupa, sedangkan penampilan
karya seni musik atau seni tari disebut pagelaran.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan di bidang seni, khususnya
seni rupa karya siswadipandang perlu untuk dipamerkan. Kreativitas, kemampuan,
dan bakat siswa di bidang seni juga perlu diasah, ditingkatkan, dan disalurkan dalam
bentuk pameran, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Menjawab semua persoalan tersebut kiranya, siswa perlu diberikan
laluan seperti ajangkreativitas, sebagai salah satu solusi dari sekian banyak
kegiatan yang bermanfaat. Dengan mengacu pada hal tersebut diatas, maka
siswa/siswi kelas XI MIPA 4 akan mengadakan sebuah pameran karya seni rupa.
Kegiatan ini untuk memenuhi proses belajar mengajar serta melaksanakan K.D. 4.3 dan
K.D. 4.4, yakniPameran dan Kritik Seni. Kami akan memamerkan karya seni rupa 2
dimensi dan 3 dimensi sekaligus memberikan apresiasi, kritikan atau penilaian dengan
karya yang telah diproduksi oleh sesama teman. Oleh karena itu, kami kelas XI - MIPA 4
berharap Bapak/Ibu guru dapat memberikan dukungan terhadap kegiatan yang kami
2.
selenggarakan.
Di samping itu juga
untuk mempererat tali persaudaraan sehingga
1.
lahir rasakebersamaan yang tinggi di dalam sanubari pelajar. Yang pada gilirannya,
pembinaan dan pengembanganbakat merupakan hasil karya bersama dan rasa
kebersamaan segenap pelajar. Untuk itu dengan adanyakegiatan Pameran Seni Rupa yang
bertemakan “MELALUI SENI BERSAMA MELANGKAH MENGGAPAI
MIMPI”kami harap acara ini bisa terlaksana dengan sebaik-baiknya.

B. Maksud dan Tujuan


Maksud pelaksanaan kegiatan Pameran Seni Rupa yang di ikuti oleh seluruh
siswa-siswi kelas XI MIPA 4 guna menunjukan kreatifitas para siswa adalah untuk
memenuhi tugas pelajaran Seni Budaya.
Kegiatan pameran yang kami laksanakan bertujuan sebagai berikut;
1. Ajang prestasi siswa di bidang seni, khususnya seni rupa.
2. Menanam kecintaan di bidang seni dan budaya
3. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan di bidang seni rupa.

17
4. Meningkatkan kemampuan untuk mengapresiasi, mengkritik hingga menilai sebuah
karya
5. Belajar berorganisasi dan melatih tanggung jawab secara nyata.
6. Memenuhi K.D. 4.3 dan K.D. 4.4, yakni Pameran dan Kritik Seni
7. Menjadi sarana hiburan

C. Manfaat Kegiatan
1. Melalui kegiatan ini dapat memajukan dan mengembangkan XI MIPA 4 khususnya di
bidang Seni.
2. Peningkatan keterampilan, wawasan, pengetahuan dan kreatifitas siswa dalam
menciptakan dan mempelajari berbagai macam karya seni

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pameran
Pameran adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan ide atau gagasan
melalui karya seni rupa sehingga dapat diapresiasi oleh banyak orang. Penyelengaraan
pameran tidak hanya dapat dilakukan oleh para seniman besar namun penyelenggaan
pameran dalam konteks pembelajaran dapat dilakukan di sekolah ataupun luar sekolah.
Kalian pasti pernah mendengar pameran karya seni rupa, namun kalian tidak tahu
secara lengkap mengenai pengertian pameran karya seni rupa tersebut, fungsi dan tujuan
pameran tersebut, jenis-jenis pameran, unsur-unsur pameran serta manfaat pameran.

1. Pengertian Pameran Karya Seni Rupa


Pameran Karya Seni Rupa adalah kegiatan yang dilakukan oleh para seniman baik itu
perorangan ataupun kelompok untuk menyampaikan ide gagasan pada masyarakat melalui
media seni rupa sehingga pameran tersebut dapat menjadi alat komunikasi antara seniman
dengan sang apresiator.

2. Fungsi Pameran Karya Seni Rupa

18
Pameran karya seni rupa memiliki berbagai fungsi sosial bagi masyarakat, diantaranya:
a) Sebagai sarana edukasi yakni pameran berfungsi mendidik siswa untuk mengetahui
pentingnya pengalaman batin yang berguna untuk menyeimbangkan kegiatan akal
dan pikiran manusia.
b) Sebagai sarana apresiasi yakni Pameran tersebut diadakan berfungsi untuk
mengeluarkan ide gagasan pencipta yang kemudian para pengunjung akan
memberikan apresiasi atau memberi penilaian terhadap karya seni yang mereka
buat, proses apresiasi dapat dibedakankan menjadi 2 yaitu apresiasi aktif dan
apresiasi pasif.
c) Sebagai sarana prestasi yakni pameran dapat menjadi ajang kompetisi bagi para
pencipta seni, karena melalui karya seni kita akan tahu setinggi apa keaktifan dan
kreativitas pencipta seni.
d) Sebagai sarana rekreasi yakni Pameran dapat berfungsi sebagai tempat untuk
merilekskan pikiran dan menghilangkan kejenuhan atas kegiatan atau rutinitas
sehari-hari baik itu sekolah, kerja atau sebagainya yang banyak menguras energi
dan pikiran.

3. Tujuan Pameran Pameran Seni Rupa


a) Tujuan sosial yaitu karya seni yang dipamerkan untuk kepentingan sosial.
b) Tujuan kemanusiaan yaitu pameran dilakukan dengan tujuan demi kepentingan
pelestarian, pembinaan nilai-nilai serta pengembangan hasil karya seni budaya yang
masyarakat miliki. Pameran dengan tujuan kemanusiaan hasilnya akan
disumbangkan ke korban bencana, masyarakat kurang mampu atau sebagainya.
c) Tujuan komersial yaitu pameran bertujuan untuk menghasilkan keuntungan bagi
seniman atau penyelenggara seniman, diharapkan karya yang dipamerkan terjual.

4. Jenis-Jenis Pameran
Berdasarkan waktu penyelenggaraannya, pameran dibedakan menjadi 3 yaitu:
a) Pameran Periodik yaitu pameran yang diselenggarakan secara rutin dalam waktu
tertentu, misalnya satu bulan sekali atau satu tahun sekali.
b) Pameran Insidental yaitu pameran yang diselenggarakan apabila diperlukan
sehingga waktunya tidak dapat ditentukan.

19
c) Pameran permanen yaitu pameran yang diadakan dengan tempat yang tetap dan
dibuka dengan waktu yang telah ditentukan. Contohnya, pameran di museum.

5. Unsur-Unsur Pameran
Dalam pameran seni rupa, terdapat unsur unsur pelengkapnya. Diantaranya:
a) Karya seni rupa yang akan dipamerkan.
b) Panel atau sketsel, standart display atau box untuk memajang karya seni yang akan
dipamerkan.
c) Dekorasi sebagai perlengkapan untuk menyajikan karya seni agar terlihat lebih
indah.
d) Sound system sebagai sarana audio yang diperlukan untuk menciptakan suasana
5.
nyaman bagi para pengunjung pameran/apresiator.
e) Label karya yang digunakan untuk menulis identitas (judul, pecipta, teknik dan
tahun penciptaan) dan ditempel di dekat karya seni yang dipamerkan.
f) Katalog sebagai lembaran petunjuk yang berisi tentang penyelenggaraan pameran.
g) Buku tamu yang nantinya akan diisi oleh pengunjung pameran.
h) Buku pesan atau kesan, buku tersebut digunakan untuk mengetahui tanggapan
pengunjung terhadap karya yang dipamerkan atau bisa dibilang sebagai media
komunikasi antara seniman dengan apresiator.

6. Manfaat Pemeran Seni Rupa


a) Dapat menumbuhkan dan menambah kemampuan Apresiasi Terhadap Seni Rupa.
b) Dapat melatih diri untuk dapat bekerja sama dengan orang lain.
c) Dapat melatih sikap tanggung jawab dan mandiri.
d) Dapat menumbuhkan motivasi.
e) Dapat menghilangkan rasa stress dan jenuh.
f) Dapat dijadikan sebagai sarana promosi.

20
B. Tema Kegiatan

“MELALUI SENI BERSAMA MELANGKAH MENGGAPAI MIMPI”

C. Nama Kegiatan

PAMERAN SENI RUPA

D. Waktu dan Tempat

Hari, tanggal : Sabtu, 19 November 2019


Waktu : 11.45 WIB s.d. Selesai
Tempat : Kelas XI MIPA 6

E. Sasaran Kegiatan
Guru Seni Budaya Kelas XI SMA NEGERI 3 BANDA ACEH beserta siswa/i kelas XI
MIPA 6.

F. Susunan Kepanitiaan

I. Ketua : Rakha Ali amanullah


II. Wakil Ketua : Rahmat Ramadhan
III. Sekretaris : Tiara Ayu Juneva
IV. Bendahara : Aura Azzahra Harahap

G. Rincian Anggaran Dana

Untuk terselenggaranya kegiatan pameran seni rupa ini dengan baik, maka akan ada
anggaran dana yang didapat maupun dikeluarkan
Kegiatan ini diperoleh dari dana :
1. Iuran siswa Rp. 5.000,- × 34 = Rp. 170.000,-

Biaya Pengeluaran
1. Dekorasi dan lain-lain = Rp. 170.000,-

21
BAB III
PENUTUP

Demikianlah proposal kegiatan ini kami ajukan sebagai laporan. Kami mengharapkan
dukungan dan partisipasinya. Semoga acara kegiatan Pameran Seni Rupa ini berjalan baik dan
dapat terlaksana sebagaimana mestinya.
Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terimakasih.

Banda Aceh, 12 November 2019

Sekretaris Ketua

( Tiara Ayu Juneva ) Penanggung Jawab ( Rakha Ali A )


Guru Kesenian

(Nurfajri)
PROPOSAL
KEGIATAN PAMERAN SENI RUPA XI-MIPA 4 Th. 2019

Banda Aceh, 11 November 2019

Mengetahui

Sekretaris Ketua

( Tiara Ayu Juneva ) Penanggung Jawab ( Rakha Ali A)


Guru Kesenian

(Nurfajri)

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Menurut terminologi kata metode dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan sebagai
cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan
yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan
guna mencapai tujuan yang ditentukan. Terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, di dalamnya terdapat metode/cara dalam mencapainya, karena untuk mencapai suatu
kebenaran yang obyektif dalam mengungkapkan obyek ilmu, tidak dapat dikerjakan secara acak,
melainkan dikerjakan secara terstruktur.
Pameran kelas atau sekolah merupakan kegiatan studi untuk menampilkan hasil karya siswa.
Menurut jenisnya, pameran dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pameran umum dan pameran
khusus. Tahapan persiapan pameran kelas atau sekolah meliputi tahap perencanaan (persiapan
awal), tahap pengumpulan karya, tahap seleksi karya, persiapan akhir (gladi bersih), dan
pelaksanaan pameran.

3.2 Saran
Pameran memiliki arti yang penting bagi siswa, yaitu sebagai kegiatan penyajian visual
untuk menyampaikan ide kreatifnya kepada khalayak umum. Melalui apresiasi dari khalayak
umum, karya seni yang ditampilkan akan mendapat penilaian, penghargaan, tanggapan, respon,
atau kritikan sehingga dapat meningkatkan kualitas karya berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/266725914/Manajemen-SENI-RUPA-pdf
http://mastugino.blogspot.co.id/2015/02/pameran-karya-seni-rupa.html
http://ca6661.blogspot.co.id/2014/05/contoh-proposal-kegiatan-pameran-seni.html

23
24

Anda mungkin juga menyukai