1
Karya seni yang dibuat harus memuat nilai keindahan atau estetis. Keindahan karya
seni tersebut nantinya membuat seseorang memperoleh pengalaman dan kenikmatan estetis,
sehingga akan dirasakan bahagia dalam diri orang tersebut. Karya seni dapat dikatakan sebagai
karya seni yang indah dan dapat menyenaggkan hati seseorang jika mengandung nilai bentuk
dan nilai isi.
Nilai bentuk visual seni rupa yang indah harus mengandung prinsip proporsisi,
keselarasan, keharmoniasan, keseimbangan, irama, dan kesatuan. Keseluruhannya akan
memunculkan susunan atau organisasi elemen-elemen seni dan mengandung keunikan yang
tidak terdapat pada benda lainnya. Karya seni yang indah juga harus memiliki nilai isi
(content). Nilai isi ditemukan apabila sebuah karya seni mengandung nilai- nilai dan makna
yang luhur. Seni murni dalam seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater memiliki kriteria
nilai yang berbeda dengan seni terapan di keempat cabang seni itu. Seni murni lebih condong
kepada nilai keindahan semata, sedangkan seni terapan tidak hanya terfokus pada keindahan,
namun juga pada fungsi atau nilai guna dalam kehidupan sehari-hari.
Pengembangan sebuah karya seni juga harus mempertimangkan unsur tema, bentuk,
dan isi atau makna. Tema merupakan pokok permasalahan yang dimanfaatkan sebagai dasar
penciptaan karya. Karya seni tak dapat fokus tanpa kehadiran tema di dalamnya, sehingga
karya seni tanpa tema mengakibatkan ketidakjelasan wujud dan orientasi keindahan karya
tersebut. Bentuk yang merupakan wujud visual pada sebuah karya seni meliputi unsur-unsur
rupa yang disusun untuk mengungkapkan makna tertentu. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa bentuk merupakan struktur karya seni yang perlu diolah secara matang agar mampu
menampilkan kesan, symbol, dan ekspresi yang kuat. Pengembangan karya seni juga harus
mempertimbangkan isi atau makna. Tanpa muatan makna, maka bentuk karya seni yang
disampaikan akan tampak kosong, hampa, bahkan menghilangkan sisi keindahakannya. Nilai
bentuk dalam suatu karya seni juga dikenal dengan istilah ‘nilai Intrisnik’, sedangkan nilai isi
dikenal dengan istilah ‘nilai ekstrinsik’. Niali bentuk bersifat fisik dan dapat ditangkap oelh
panca indera, sedangkan nilai isi hadir melalui pengolahan unsur-unsur fisik.
Gambar.1 Proses hubungan antara ide, seniman, dan media dalam berkarya seni
2
Diakatakan oleh Rondhi (2002) bahwa bahan dalam berkarya seni lukis yang umum
digunakan antara lain cat minyak, cat air, kanvas, kertas gambar, tinta, dsb. Diperlukan
pula peralatan dalam proses berkarya seni lukis, seperti kuas, palet, easel, dsb. Pada cabang
seni musik alat dan bahan yang diperlukan dalam membuat lagu adalah instrumen atau alat
musik. Dilanjutkan cabang seni tari dibutuhkan alat dan bahan seperti ragam gerak, music
iringan, tata busana, tata rias, panggung, dsb dalam berkarya tari. Pada cabang seni teater
pun dibutuhkan alat dan bahan seperti naskah teater, tata musik, tata gerak, tata cahaya,
dekorasi panggung, dsb dalam berkarya teater.
3
Media Persepsi
Material Komposisi
Teknik unsur Rupa
Karya Seni Rupa Dwi Matra Karya Seni Rupa Tri Matra
Gambar.2 Bagan proses penciptaan karya seni rupa. Seniman harus memiliki ide, imajinasi, dan
pengetahuan untuk mengolah bahan agar menjadi karya seni rupa murni atau terapan
Metode pengembangan karya seni dapat dilakukan secara intuitif dan ilmiah. Metode
intuitif adalah metode pembuatan karya seni tanpa melalui perencanaan yang matang dan
terukur. Proses penciptaan pada metode ini mengutamakan eksperimen dan percobaan demi
menghasilkan karya yang artistik dan indah. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa metode
intuitif bergantung pada intuisi penciptanya. Adapun metode penciptaan karya seni
berdasarkan ilmiah dilakukan dengan cara membuat perencanaan matang, analisis, dan
sistematis.
Metode pengembangan karya seni murni atau fine art biasanya menggunakan metode
intuitif. Metode ini dipilih karena dalam penciptaan karya seni murni sangat mungkin terjadi
banyak eksplorasi, inovasi, dan improvisasi, baik dari segi pemilihan bahan maupun teknik
yang digunakan. Metode ini juga belum dapat diketahui titik akhirnya sebelum karya
dieksperimen hingga akhir.
4
Adapun metode ilmiah digunakan dalam penciptaan karya seni terapan. Pada umumnya
para pengrajin sudah mengetahui hasil akhir yang hendak dicapai. Teknik dan langkah yang
dipilih seringkali berupa metode ilmiah yang terukur dan sistematis. Dikatakan Gustami bahwa
metode ilmiah penciptaan karya seni terdiri atas tiga langkah, yaitu:
1. Eksplorasi, adalah tahap penggalian ide melalui pencarian dalam berbagai sumber
refrensi dan informasi, mulai dari media cetak, hingga elektronik. Ide yang
diperoleh dari tahap eksplorasi diwujudkan dalam bentuk rancangan dan sketsa.
2. Perancangan, ialah tahap pembuatan rancangan sebagai perwujudan visual atas ide
yang sudah diperoleh pada tahap eksplorasi. Rancangan dibuat berbentuk sketsa
kasar dan sketsa final. Sketsa final ialah sketsa yang sudah mantap akan digunakan
dalam perwujudan karya, dan sudah merupakan hasil pilihan dari beberapa sketsa
kasar. Sketsa final akan dibuat lebih detai daripada sketsa kasar.
3. Perwujudan, yaitu tahap mewujudkan sketsa final menjadi prototipe/ model awal
yang mewakili semua elemen dalam sketsa final. Prototipe dibuat dalam bentuk
miniature dengan skala tertentu mewakili bentuk karya yang hendak dihasilkan.
5
D. Motivasi Berkarya Seni
Motivasi diartikan sebagai energi atau tujuan tertentu yang mendorong manusia untuk
melakukan sesuatu. Berikut ini beberapa motivasi seseorang berkesenian:
1. Motivasi komunikasi, yaitu dorongan yang muncul dari diri seniman untuk
menyampaikan pesan atau maksud tersirat pada masyarakat melalui karya seni yang
diciptakannya. Karya seni merupakan media seniman berkomunikasi dengan
masyarakat dari hal tersirat menjadi tersurat pada karya.
2. Motivasi ekspresi, yakni dorongan yang muncul dari dalam diri seniman untuk
menciptakan karya sebagai wujud ekspresi diri.Seniman akan merasa katarsis, yaitu
pelepasan diri seseorang dari keteganan bila berhasil mewujudkan karya. Pada
karyanya dimuat nilai-nilai individual dan universal.
3. Motivasi estetis, adalah dorongan dari dalam diri untuk menghasilkan sesuatu yang
estetis, biasanya berbentuk karya seni murni. Karyanya akan menambah sisi keindahan
bagi diri sendiri dan orang lain yang menikmati karyanya.
4. Motivasi paktis, ialah dorongan dari dalam diri seniman untuk berkarya yang indah dan
bernilai guna tinggi. Karya seni terapan biasanya dihasilkan dari motivasi ini.
5. Motivasi spiritual, yakni dorongan dari dalam diri seniman untuk menciptakan karya
seni sebagai sarana menuju kebahagiaan yang dianjurkan agamanya. Contoh karyanya
ialah kaligrafi, candi, dsb.
6. Motivasi ekonomi, yaitu dorongan dari dalam diri seniman yang bertunjuan
menciptakan karya untuk menafkahi hidupnya.
7. Motivasi sosial, adalah dorongan dari dalam diri seniman untuk berkarya atas dasar
memperbaiki nilai-nilai sosial masyarakat yang mulai melenceng dari norma-norma
sosial yang berlaku di masyarakat tersebut.
6
Kompetensi Inti : 3.10 Merancang karya seni budaya Nusantara
Kompetensi Dasar : 4.10 Mengkreasi karya seni budaya Nusantara
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa mampu memahami konsep kreasi seni dan budaya Nusantara
2. Siswa mampu memahami bentuk-bentuk kreasi seni dan budaya
Nusantara
3. Siswa mampu merancang karya seni dan budaya Nusantara
4. Siswa mampu mengkreasi karya seni dan budaya Nusantara
Uraian Materi :
A. Pengertian Kreasi
Secara etimologi, kata ‘kreasi’ berasal dari kata ‘creation’ dalam Bahasa Inggris yang
berarti ‘segala tindakan untuk mewujudkan sesuatu yang bersifat abstrak, seperti ide,
pemikiran, dan gagasan, ke dalam bentuk konkret’. Kamus Besar Bahasa Indonesia
menyebutkan bahwa kreasi adalah ‘hasil daya cipta’ dan ‘hasil daya khayal’, serta ‘ciptaan
buah pikir atau kecerdasan akal manusia’. Kegiatan berkreasi berari kegiatan mencipta.
Kreasi merupakan salah satu dari tiga prinsip seni. Prinsip seni terdiri atas ekspresi, kreasi,
dan bentuk seni. Ekspresi manusia yang lahir sebagai bentuk penggabungan antara ide dalam
diri dengan pengaruh luar yang harus diwujudkan dalam bentuk karya seni. Kreasi dalam dunia
seni berfokus pada proses penciptaan bentuk-bentuk karya seni sebagai hasil dari ekspresi.
Bentuk seni merupakan hasil dari kreasi manusia.
Seniman yang berkreasi harus memiliki keterampilan, baik mengkreasi hal lama menjadi
bentuk baru, atau membuat sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya. Hal ini dikatakan juga
bahwa seniman memiliki sisi orisinalitas dalam berkarya dan menghindari penjiplakan karya.
7
1. Seni rupa
Seni rupa adalah segala sesuatu yang indah, diekspresikan melalui media rupa, dapat
menyenangkan hati seseorang. Seni rupa berdasarkan bentuknya terdiri atas seni rupa dua
dimensi (dwi matra), yaitu seni rupa yang memiliki ukuran panjang dan lebar dan dapat
dilihat dari satu sisi saja; dan seni rupa tiga dimensi (trimatra), yaitu seni rupa yang
memiliki ukuran Panjang, lebar, dan tinggi, memiliki volume, dapat dilihat dari segala sisi.
Seni rupa berdasarkan fungsinya terdiri atas seni rupa murni, yakni seni rupa yang
mengutamakan segi keindahan; dan seni rupa terapan, yaitu seni rupa yang mengutamakan
segi kegunaan disamping terdapat nilai-nilai estetis di dalamnya.
Contoh karya seni rupa antara lain: guci, secara bentuk termasuk benda seni rupa
tiga dimensi, namun secara fungsi termasuk seni rupa murni karena fungsinya untuk
memperindah ruangan. Seni rupa memiliki tujuh unsur dasar, yakni titik, garis, bidang,
bentuk, warna, gelap terang, dan tekstur. Keterangan lainnya mengenai klasifikasi seni rupa
dapat dilihat kembali pada catatan seni budaya semester ganjil. Contoh kreasi rupa salah
satunya adalah desain gaun karya Anne Avantie yang telah membawa batik ke kancah
internasional. Ciri khas batik Indonesia dipadukan dengan era global saat ini mampu
membawa Miss Universe Indonesia 2019 (Frederica Alexis Cull) ke tangga prestasi 10
besar di ajang Miss Universe 2019. Prestasi tersebut menjadi perstasi tertinggi Indonesia
di kancah Miss Universe.
2. Seni Tari
Seni tari adalah segala sesuatu yang indah yang dapat menyenangkan hati seseorang
diekspresikan melalui gerak-gerak ritmis. Tari menurut jumlahnya terdiri atas tari tunggal,
tari berpasangan, tari kelompok, dan tari massal. Tari menurut perkembangannya terdiri
atas tari klasik, tari rakyat, tari kreasi baru, dan tari kontemporer. Unsur utama tari ialah
gerak. Adapun unsur pendukung tari adalah tata rias, tata busana, tata cahaya, tata suara,
tata panggung, musik iringan, properti, panggung, pola lantai, dsb. Keterangan lebih
lengkap dapat dibaca kembali catatan pada semester ganjil.
Kreasi dalam seni tari dapat diwujudkan dengan memberikan sentuhan baru dalam
tarian Nusantara yang sudah ada, tanpa merubah bentuk dasarnya. Upaya lainnya dapat
pula diwujudkan dengan memanfaatkan teknologi di era global seperti saat ini, sehingga
memunculkan karya tari dalam bentuk baru. Contohnya adalah Salah seorang maestro tari
8
kontempoer Indonesia, Martinus Miroto membuat garapan tari yang melibatkan beberapa
seniman antar negara, menari dalam satu waktu, dengan bantuan teknologi era global.
Dengan demikian seolah-olah dalam panggung pertunjukan tersebut Martinus Miroto
sedang menari dengan para seniman tari lain di negara yang berbeda, tampak nyata berada
di pangung tersebut.
3. Seni Musik
Seni musik adalah segala sesuatu yang indah dan dapat menyenangkan hati
seseorang diekspresikan melalui nada-nada ritmis. Seni musik memiliki genre yang
beragam yang tak lepas dari unsur-unsur dasarnya, seperti nada, dinamika, tempo, ritmis,
irama, harmoni, timre, dsb. Kreasi musik saat ini dapat dilakukan tak hanya memanfaatkan
cara konvensional dengan memadukan instrument musik yang satu dengan lainnya atau
antara genre musik yang satu dengan lainnya. Saat ini musik juga merambah ke dunia
digital. Manusia memanfaatkan daya kreatifnya dalam bermusik melalui aplikasi digital,
yang di dalamya sudah ada beragam efek suara, beragam nada dengan berbagai alat musik,
bahkan adapula penggabungan antara media musik konvensional dengan musik digital
yang pada akhirnya memberikan warna baru di dunia musik.
4. Seni Teater
Seni teater ialah suatu cabang seni yang di dalamnya termuat seni musik, tari, rupa,
dan dialog. Teater erat dengan pemeranan dan naskah. Namun pada pelaksanaannya
tak bias lepas dari tiga cabang seni lainnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
segala unsur dari cabang seni rupa, musik, dan tari juga termuat secara tidak langsung
dalam tetaer. Kreasi yang dibuat pada cabang seni teater pun semakin kompleks.
Misalnya saat ini industri perfilm an dunia sudah bisa membuat film dengan kapasitas
3D bahkan 4D. Dengan begitu, para penonton tak hanya secara penalaran digiring pada
dunia ceritanya, namun juga seolah-olah fisikal orang tersebut ikut larut dalam film
tersebut.
9
budaya. Pada proses tersebut para siswa harus melalui kegiatan merancang. Berikut yang dapat
dilakukan siswa dalam merancang karya seni:
1. Rancangan Karya Seni Lukis
Seni lukis merupakan salah satu bagian dari seni rupa murni yang berbentuk dua
dimensi. Rancangan yang dapat dilakukan dalam membuat karya seni lukis antara lain:
a. Memilih alat dan bahan
Siswa terlebih dahulu mengenali jenis-jenis dan sifat yang dimiliki dari alat dan
bahan yang bisa digunakan untuk melukis. Kemudian siswa menentukan alat dan bahan
yang hendak digunakan, baik salah satu maupun kombinasi, bahkan bisa pula dilakukan
inovasi terlebih dahulu terhadap alat dan bahan yang hendak dipakai.
b. Memilih teknik melukis
Dipahami bahwa teknik melukis terdiri atas teknik basah dan kering. Siswa harus
mengetahui terlebih dahulu kelebihan dan kelemahan kedua teknik tersebut setelah
mengetahui cara menerapkannya. Siswa dapat menentukan salah satu atau kombinasi,
bahkan inovasi dari tekni-teknik melukis.
c. Membuat lukisan
Siswa telah memilih alat, bahan, dan teknik melukis, sehingga ia bisa memulai
untuk membuat lukisan. Lukisan dibuat pertama kali dengan menentukan tema atau
konsep, selnjutnya menerapkan sketsa kasar, lalu sketsa final, dilanjutkan dengan
pewarnaan, dan finishing touch (sentuhan akhir).
2. Rancangan Karya Seni Tari
a. Menentukan tema dan jenis sajian
Pertama-tama siswa harus menentukan tema atau konsep yang hendak dibuat
tarian, misalnya tentang persahabatan, percintaan, kepahlawanan, dsb. Tema yang
sudah ditentukan akan menggiring siswa untuk menentukan jenis sajian tarinya agar
sesuai dengan kebutuhan tema. Contoh pelaksanaannya ialah siswa yang memilih tema
kepahlawanan dengan judul Perang Ambarawa akan menyajikan tarian dalam bentuk
tari kelompok, dengan jenis tarian kreasi baru.
b. Memilih penari
Penari yang dipilih dalam tarian Perang Ambarawa ialah penari yang kuat,
atraktif, dan memiliki penghayatan tinggi. Hal ini dikarenakan koreografer akan
10
menghadirkan gerak-gerak gagah, bertenaga, dinamis, dan penuh dengan kombinasi
level dan variasi gerak, serta penghayatan jiwa nasionalis yang relatif dramatis.
c. Memilih penata musik
Musik yang dipilih koreografer adalah musik-musik melodis bernuansa halus,
keras, dan musik ritmik. Dengan demikian dipilihlah penata musik dengan genre
modern dan perkusi.
d. Memilih penata busana dan rias
Busana yang dipilih koreografer adalah busana berwarna hijau, cokelat, dan
kuning, dengan asesoris merah putih. Hal ini dimaksudkan agar tergambar nuansa
Tentara Nasional Indonesia yang berjuang pada perang di Ambarawa. Adapun model
busana yang dipilih adalah model bawahan celana agar tidak mengganggu gerak yang
atraktif. Tata rias yang dipakai adalah tata rias natural.
e. Eksplorasi gerak
Eksplorasi gerak ialah proses pencarian gerak. Seluruh penari Bersama
koreorafer mengenali kemampuan tubuhnya masing-masing lalu bergerak
berdasarkan rangsang musik yang menyesuaikan kebutuhan suasana dalam adegan tari.
Gerak yang tampak tak diatur, melainkan mengikuti kata hati masing-masing tubuh.
f. Stilisasi gerak
Pada stilisasi gerak, koreografer akan memilih gerak-gerak hasil eksplorasi yang
sesuai dengan kebutuhan, lalu dilakukan penghalusan gerak. Gerak yang ada boleh
jadi akan dilakukan penambahan ataupun pengurangan.
g. Penyusunan gerak
Hasil stilisasi gerak akan disusun berdasarkan urutan yang menyesuaikan
dengan adegan. Pada tahapan ini, boleh jadi hasil gerak eksplorasi yang nomor 10 akan
digunakan pada awal tarian.
h. Penyesuaian gerak dengan unsur tari lainnya
Gerak Tari Perang Ambarawa yang sudah jadi akan turut disesuaikan dengan
unsur lainnya. Adapun penyesuaian nya adalah antara gerak dengan musik, gerak
dengan perpindahan penari menuju pola lantai, gerak dengan suasana alami yang
terbangun antar penari, dsb.
11
3. Rancangan Karya Seni Musik
a. Menentukan tema dan sajian
Penentuan tema dan sajian musik sama hal nya dengan yang diterapkan pada tari.
b. Membuat lirik lagu
Tema yang sudah dibuat akan menggiring komposer untuk memilih diksi atau kata
apa yang akan dimuat dalam lirik hingga menjadi sebuah lagu.
c. Memilih alat musik dan pemain musik
Komposer akan memilih alat musik sesuai kebutuhan suasana yang ingin
dimunculkan dalam tema lagunya. Biasanya pemusik sudah memiliki instrument musik
masing-masing, sehingga komposer yang memilih alat musik juga secara otomatis
menentukan pemain musiknya.
d. Eksplorasi musik
Para pemain musik melakukan eksperimen nada, tempo, ritme, dan unsur musik
lainnya hingga mendapatkan sampel-sampel kasar yang dapat dipilih sesuai kebutuhan
komposer.
e. Stilisasi musik
Komposer menganalisis beberapa hasil eksplorasi musik dan memilih satu untuk
diperhalus. Pada tahap ini berbagai unsur dapat ditambah atau dikurangi.
f. Penyesuaian musik dengan unsur pendukung lainnya
Lagu yang sudah jadi disesuaikan dengan vokalis, tata busana, tata rias dsb yang
menyesuaikan pada kebutuhan composer.
4. Rancangan Karya Seni Teater
Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan dalam rancangan karya seni teater:
a. Pembuatan atau pemilihan naskah
b. Penentuan sutradara dan tim produksi
c. Pemilihan pemain
d. Pemilihan lokasi
e. Penentuan sumber pendanaan
f. Penentuan tata panggung, cahaya, dan suara
g. Penentuan tata rias dan busana
h. Proses latihan
i. Gladi kotor
j. Gladi bersih
(Baca juga sumber lainnya dan selamat mengerjakan soal…Keep Social Distancing)
12