Anda di halaman 1dari 23

TINJAUAN SENI RUPA/DESAIN

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Tinjauan Seni Rupa /Desain


yang diampu pleh Bapak Drs. Anak Agung Gde Rai Arimbawa, M.Sn.

Oleh :
KELOMPOK 7

Rozaq Ferdiansyah (210251604803)


Ruhil Qudsiyah (200242612839)
Samsul Arifin (210251604841)
Sasi Ayu Sofeyanti (200242612850)
Siti Aisya (200242612831)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS SASTRA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA
OKTOBER 2023
BAB I
PENGANTAR TINJAUAN SENI

A. Pengertian Tinjauan Seni Rupa


Tinjauan Seni Rupa merupakan kegiatan meninjau atau mengadakan penelitian
terhadap latar belakang penciptaan karya seni, ide terciptanya karya seni, konsep,
perwujudan dan tekhnis serta konten yang disodorkan kepada individu maupun
masyarakat luas.

B. Ruang Lingkup Tinjauan Seni Rupa


Ruang lingkup tinjauan seni rupa meliputi berbagai aspek yang berkaitan dengan
karya seni rupa. Beberapa aspek utama dalam tinjauan seni rupa meliputi:
1. Analisis Visual: Ini mencakup pemeriksaan elemen-elemen visual seperti warna,
garis, bentuk, tekstur, dan komposisi dalam karya seni.
2. Konteks Sejarah: Menyelidiki latar belakang sejarah dan perkembangan seni rupa
pada waktu dan tempat tertentu yang memengaruhi karya seni.
3. Tema dan Makna: Menganalisis pesan atau makna yang ingin disampaikan oleh
seniman melalui karya seni, serta bagaimana tema tersebut direpresentasikan.
4. Teknik dan Media: Mengkaji cara seniman menggunakan teknik dan media
tertentu dalam pembuatan karya seni, seperti cat minyak, arsir, atau pahatan.
5. Gaya Seniman: Memahami ciri khas dan perbedaan dalam gaya seniman,
serta bagaimana gaya ini berkembang sepanjang sejarah seni.
6. Interpretasi dan Kritik: Memberikan pandangan pribadi atau kritik terhadap
karya seni berdasarkan pengetahuan dan persepsi individu.
7. Konteks Sosial dan Budaya: Mempertimbangkan dampak dan hubungan karya
seni dengan masyarakat dan budaya di mana seni tersebut dihasilkan.
8. Perbandingan dan Kontrast: Membandingkan karya seni dengan karya seni
lainnya, baik dari seniman yang sama atau periode berbeda, untuk menemukan
perbedaan dan kesamaan.
9. Pengaruh Seni Rupa: Mengeksplorasi cara seni rupa dapat memengaruhi dan
dipengaruhi oleh bidang seni lainnya, seperti sastra, musik, dan desain.

Tinjauan seni rupa membantu mengungkapkan makna dan nilai-nilai seni dalam karya seni,serta
memungkinkan pemahaman yang lebih dalam terhadap ekspetasi visual yang ditawarkan oleh
seniman.

C. Pengetahuan Umum Seni


Secara umum, pengertian seni adalah suatu ekspresi perasaan manusia yang
memiliki unsur keindahan di dalamnya dan diungkapkan melalui suatu media yang
sifatnya nyata, baik itu dalam bentuk nada, rupa, gerak, dan syair, serta dapat dirasakan
oleh panca indera manusia.
Ada juga yang berpendapat bahwa pengertian seni adalah bentuk ekspresi kreatif
yang dihasilkan oleh manusia untuk mengkomunikasikan gagasan, emosi, pandangan
dunia, atau pengalaman mereka melalui berbagai medium, seperti lukisan, musik, tari,
teater, sastra, seni rupa, fotografi, dan berbagai bentuk ekspresi lainnya.
Seni tidak hanya mencakup hasil karya tersebut tetapi juga proses penciptaannya.
Ini adalah cara bagi individu atau kelompok untuk menyampaikan makna dan perasaan
mereka kepada orang lain atau untuk menciptakan pengalaman estetis yang
menginspirasi, merangsang, atau mengubah persepsi.
Seni juga memiliki aspek subjektif yang kuat, artinya setiap orang dapat
menginterpretasikan dan merasakan seni dengan cara yang berbeda sesuai dengan latar
belakang, pengalaman, dan perspektif pribadi mereka. Oleh karena itu, seni sering kali
menjadi sarana untuk memicu diskusi, refleksi, dan pemahaman yang lebih dalam tentang
dunia dan diri sendiri.

1. Ruang Lingkup Bahasan Kesenian


Ruang lingkup bahasan kesenian mencakup berbagai bentuk kegiatan manusia
yang melibatkan ide-ide, konsep, dan kreatif bekerja yang disampaikan ini adalah cabang
kesenian yang berbeda :
a. Seni musik
Seni music merupakan karya seni yang menggunakan bunyi sebagai unsur
utamanya. Selain itu, di dalam musik terdapat juga unsur lain seperti
harmonisasi, melodi, dan notasi. Selain dari alat-alat musik, suara musik juga
berasal dari manusia, misalnya akapela atau beatbox.
b. Seni rupa
Seni rupa adalah karya seni yang dapat dinikmati melalui media penglihatan,
atau visual art. Jenis seni yang satu ini fokus pada karya yang memiliki wujud
dan rupa yang diekspresikan dalam bentuk lukisan, gambar, patung, kerajinan
tangan, multimedia, dan lain-lain.
c. Seni tari
Seni tari merupakan bentuk seni yang memanfaatkan gerakan tubuh sebagai
keindahan. Seorang pengarah tari (koreografer) dapat menyampaikan maksud
atau pesan tertentu melalui gerakan tarian.
Pada umumnya seni tari digabungkan dengan seni musik. Dengan begitu
maka konsentrasi dan konsistensi gerakan tari menjadi lebih sempurna dalam
penyampaian pesan dan perasaan.
d. Seni sastra
Seni sastra merupakan bentuk seni yang dinikmati melalui media pendengaran
dan penglihatan. Melalui seni sastra dalam kata-kata, seseorang bisa
menyampaikan pesan dan kesan dengan cara yang indah.
Contoh seni sastra misalnya puisi (suara) dan kaligrafi (tulisan).

2. Batasan Pengertian Seni Rupa


Seni rupa adalah bentuk seni visual yang melibatkan penciptaan karya-karya
visual yang dapat mencakup berbagai media, seperti lukisan, patung, gambar, fotografi,
seni digital, dan lainnya. Ini adalah bentuk seni yang berfokus pada elemen-elemen visual
seperti warna, garis, bentuk, tekstur, dan komposisi, dan seni rupa dapat mencerminkan
representasi objek yang dikenal (seni rupa figuratif) atau ekspresi lebih abstrak dan non-
representasional (seni rupa abstrak). Seni rupa adalah cara seniman menyampaikan ide,
emosi, dan pesan melalui medium visual dan seringkali merupakan bentuk ekspresi
kreatif yang dikenal di seluruh dunia.
3. Batasa Pengertian Seni
Meskipun seni mampu berkembang sesuai perkembangan akal manusia, tentunya
sebagai manusia harus memahami batasan-batasan atau frame dalam aplikasi ataupun
apresiasi seni tersebut, sehingga kita tidak berapresiasi seni yang melampaui batas.
Karena sesungguhnya Tuhan tidak menyukai hambaNya yang melampaui batas. Karya
seni yang baik memiliki tiga buah frame dasar, yaitu:
 Karya seni haruslah menyenangkan dirinya sendiri, maknanya orang yang
berkesenian haruslah merasakan kesenangan dan kebahagian pada dirinya
sebagai makhluk individu dan mandiri yang dapat dilihat dan dirasakan
dengan meningkatnya kualitas kehidupannya.
 Karya seni haruslah menyenangkan Tuhannya, maknanya karya seni haruslah
sesuai dengan ajaran ilahi untuk seluruh umat manusia yang diturunkan
sebagai petunjuk, tuntunan dan penerang dan pembeda yang hak dan batil
agar selamat dan sukses dalam menjalankan fungsi, tugas dan pengabdiannya
sebagai khalifah di muka bumi ini. Hal ini menunjukkan sifat Ar-Rahman dan
Ar-Rahiim-Nya yang menciptakan alam beserta isinya untuk kemaslahatan
umat manusia. Segalanya dikembalikan dan diperuntukan untuk
kelangsungan peradaban manusia, karena Tuhan tidak meminta/membutuhkan
apapun dari hamba-Nya/manusia, kecuali untuk kebaikan manusia itu sendiri.
 Seni haruslah menyenangkan lingkungannya, maknanya karya seni haruslah
sesuai dan tidak merusak keseimbangan dan keselarasan alam, tidak
melanggar norma-norma, aturan-aturan, hukum-hukum positif, sistem dan
etika pergaulan hidup bersama dan bermasyarakat serta fakta sosial yang
berlaku pada lingkungan masyarakatnya pada masanya dan tentunya tidak
pula melanggar hak dasar/asasi makhluk hidup. Manusia sebagai manager
alam dan isinya merupakan makhluk sosial yang selalu memiliki sifat saling
ketergantungan (interdependensi) terhadap alam dan lingkungannya serta
terhadap manusia lainnya. Karena alam tidak butuh manusia, namun manusia
sangat membutuhkan alam. Dan sebagai makhluk individu, manusia selalu
menginginkan eksistensi dan hak-haknya diakui oleh lingkungan dan
masyarakat, maka semestinyalah sebuah karya seni harus dapat diterima dan
dapat menyenangkan lingkungan dan masyarakatnya sehingga tidak
menimbulkan penolakan karena adanya hal-hal yang bersifat negatif yang
dapat merusak /merugikan keharmonisan dalam lingkungan dan tatanan
kehidupannya.
4. Masalah Seni Kriya
Masalah seni kriya adalah sekelompok isu yang berkaitan dengan desain,
produksi, dan pelestarian barang-barang kerajinan tangan. Isu-isu ini mencakup
penurunan keterampilan tradisional, kreativitas, pemasaran, keberlanjutan, pemuda yang
terlibat, perlindungan hak kekayaan intelektual, dan peran seni kriya dalam masyarakat
yang berubah. Upaya untuk mengatasi masalah-masalah ini sering melibatkan kerja sama
antara komunitas seni kriya, pemerintah, dan sektor swasta untuk mempromosikan seni
kriya, melindungi tradisi, dan menciptakan pasar yang berkelanjutan.
BAB II
FUNGSI SENI

Seni sebagai unsur budaya tentu saja mempunyai fungsi dan peran yang berbeda dengan unsur
budaya lainnya. Kaum fungsionalis mengatakan bahwa segala sesuatu akan dipertahankan
keberadaannya jika sesuatu tersebut masih fungsional. Seni dan juga hasil kegiatannya masih ada
hingga sekarang karena seni masih fungsional bagi kehidupan manusia. Demikian juga
keberadaan benda ciptaan manusia lainnya tetap dipertahankan karena dianggap masih
bermanfaat atau masih fungsional. Fungsi seni tentu berbeda dengan fungsi benda ciptaan
manusia lainnya yang dikategorikan sebagai benda bukan karya seni. Membedakan antara karya
seni dengan karya lainnya hanya berdasarkan fungsinya tentu saja tidak cukup karena fungsi itu
sendiri juga bermacam-macam. Seni ada yang berfungsi estetis dan ada juga yang berfungsi non-
estetis, demikian juga karya non-seni.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai apa saja fungsi seni secara umum beserta dengan
pembahasannya, baik fungsi bagi individu maupun fungsi bagi sosial.
1. Sebagai Alat Pemenuhan Kebutuhan Fisik
Seni dapat memiliki fungsi sebagai alat pemenuhan kebutuhan fisik untuk individu
tertentu. Manusia adalah mahluk yang memiliki suatu kemampuan dalam memberi
apresiasi pada keindahan serta penggunaan dari berbagai benda. Oleh karena itu, seniman
mempunyai peran untuk menciptakan berbagai benda yang memiliki nilai seni yang
estetik dan artisitik.
2. Sebagai Ungkapan Ekspresi Seniman
Fungsi seni yang berikutnya juga penting yakni sebagai ungkapan ekspresi dari seniman
secara emosional. Karya seni adalah buah pikiran serta ekspresi dari penciptanya yang
didasarkan pada keadaan emosional dari seniman, baik ketika merasa sedih, senang,
marah, bingung, dan lain sebagainya.
3. Sebagai Media Artistik dan Nilai Estetika
Seni dapat memiliki fungsi sebagai media artistik yang memberikan keindahan atau nilai
estetika. Pada setiap ruangan atau lokasi yang dipajang dengan karya seni tentu akan
menambah nilai estetika. Fungsi artistik ini pada umumnya dianggap sebagai fungsi yang
utama dari seni murni.
4. Sebagai Media Pendidikan dan Pembelajaran
Seni juga dapat memiliki peran sebagai media pendidikan serta pembelajaran. Seni dapat
membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan menghibur. Selain itu, nilai-
nilai yang terkandung dalam seni dapat diajarkan dan menjadi ilmu yang penting dalam
bidang pendidikan.
5. Sebagai Media Kepercayaan dan Keagamaan
Fungsi seni juga penting dalam media keagamaan maupun kepercayaan. Hal ini
diwujudkan oleh berbagai hal yang memiliki keterkaitan dengan religi serta kepercayaan,
misalnya seperti ritual keagamaan, busana serta pakaian, upacara pernikahan, lagu-lagu
religi, dan lain sebagainya.
6. Sebagai Media Hiburan
Seni mempunyai fungsi sebagai media hiburan yang umumnya berupa tontontan audio,
visual, maupun audio visual. Berbagai macam karya seni seperti seni musik, seni tari,
maupun seni teater tentu saja menghadirkan unsur hiburan yang dapat memberi rasa
kepuasan dan kesenangan bagi para penikmatnya.

7. Sebagai Media Kesehatan dan Pengobatan


Seni ternyata juga memiliki peranan yang penting di dalam bidang medis dan kesehatan.
Pengobatan dapat dilakukan dengan melalui stimulasi karya seni, misalnya dengan
menggunakan seni musik maupun dari karya visual. Tentu media pengobatan dengan
menggunakan karya seni masih terus dikaji hingga saat ini.

8. Sebagai Media Informasi dan Berita


Fungsi seni yang terakhir ialah sebagai media informasi dan berita. Melalui seni, manusia
dapat menjelaskan suatu informasi kepada orang lain dengan lebih mudah, misalnya
dengan melalui karya seni poster atau infografis atau bisa juga dengan melalui media
lagu atau pertunjukan drama yang mengandung pesan-pesan tertentu dari penciptanya.
BAB III
PENGELOMPOKAN SENI RUPA

A. Pengelompokan Seni Rupa Berdasarkan Konsep Berkarya


1. Konsep Berkarya dalam seni rupa terdapat dua nilai: nilai estetis dan nilai
fungsioanal.
2. Nilai Estetis
Nilai Estetis dalam seni rupa merupakan salah satu aspek analisis seni yang harus
diperhatikan, nilai ini sering berkaitan dengan keindahan suatu karya seni. Menurut
Tazkiyah Basa’ad nilai estetis bersifat universal yang artinya manusia berpotensi
untuk merasakan keindahan sekalipun pada suatu objek yang sama dan di dalam buku
studi dasar filsafat, teori keindahan mencakup penyelidikan mengenai sesuatu yang
indah, penyelidikan tentang beragam prinsip yang mendasari seni, dan pengalaman
yang berhubungan dengan seni.
3. Nilai Fungsional
Berarti nilai guna yang artinya, benda-benda seni rupa dibuat dengan tujuan agar
memiliki fungsi tertentu (dibuat berdasarkan ide nilai guna). Fungsi tertentu berarti
benda seni akan digunakan sebagai alat kegiatan tertentu. Menurut Sheth et al.
(1991), mengemukakan bahwa nilai yang didapatkan dari nilai fungsional adalah
adanya fungsi kinerja, kegunaan, atau fisik. Begitu pula dengan Kim dan Jin (2001)
menyampaikan bahwa nilai fungsional lebih mengacu pada pencapaian yang dilihat
dengan kemampuan yang diperoleh atau manfaat dari produk atau layanan yang
dirasakan konsumen. Sejalan dengan peneliti lainnya yaitu Sweeney dan Soutar
(2001) menyampaikan bahwa nilai fungsional adalah kondisi tertentu yang dialami
konsumen pada saat suatu produk atau layanan yang diperoleh sesuai dengan
ekspektasi yang diinginkan oleh konsumen.
4. Seni Murni dan Terapan
 Seni Murni
Seni murni merupakan seni rupa murni atau seni visual murni, merujuk pada
karya seni yang dihasilkan tanpa pertimbangan praktis atau fungsi langsung.
Fokus utamanya pada ekspresi artistik, stetika, dan kebebasan kreatif. Seni
murni cenderung lebih bersifat eksperimental dan sering kali mengeksplorasi
konsep, ide, atau emosi.
Contohnya : pada seni tari, nilai estetis murni dapat ditemukan melalui gerak,
tempo, dan irama. Sedangkan dalam seni drama, nilai estetis murni dapat
ditemukan pada dialog dan gerak.
 Seni rupa terapan ialah karya seni yang dibuat dengan pertimbangan utama
untuk memenuhi fungsi praktisnya dalam artinya nilai guna bukan nilai
keindahan. Sederhananya, seni rupa terapan adalah proses kreatif untuk
menciptakan suatu karya indah bermedium visual yang lebih mementingkan
nilai guna pakai atau penerapannya pada kehidupan sehari-hari.
B. Pengelompokan Seni Rupa Berdasarkan Teknik Dan Media
1. Teknik berkarya dalam seni rupa
Seni rupa dapat dikelompokkan berdasarkan yang digunakan oleh seniman dalam
berkarya. Beberapa kelompok seni rupa berdasarkan tekniknya meliputi :
a. Teknik goresan/sapuan
 Seni Gambar
Seni gambar ini didominasi oleh goresan linear yang dihasilkan pensil,
pena, atau marker. Tetapi, ciri teknis ini makin tidak mutlak, karena
gambar juga bisa didominasi pengecatan seperti lukisan. Mempunyai
beberapa jenis, seperti gambar bentuk, model, ilustrasi, proyeksi dan
perspektif, dekorasi, sketch, dan imajinasi.
 Seni Lukis
Seni lukis melibatkan penggunaan cat, pigmen, atau media lain untuk
membuat gambar atau karya seni pada permukaan, seperti kanvas,
kertas, atau dinding. Teknik lukisan meliputi cat minyak, cat air, cat
akrilik, cat pastel, dan banyak lagi.
 Seni Kaligrafi
Seni kaligrafi ini merupakan seni tulis indah yang menjadi
penampungan gagasan dan berfungsi estetik. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) mempunyai makna seni menulis indah
dengan pena.
b. Teknik membentuk dan mengonstruksi
 Patung: Seni rupa patung melibatkan pemahatan atau pembentukan
bahan menjadi bentuk tiga dimensi. Bahan yang digunakan dapat
berupa kayu, batu, logam, tanah liat, tanah liat dan juga fiber.
 Keramik: Seni kriya yang menggunakan tanah liat sebagai bahan
utamanya, dan proses pembuatannya dilakukan dengan pembakaran
bersuhu tinggi.
 Arsitektur: Seni eni rupa trimatra dalam ukuran raksasa, karena dalam
keadaan tertentu dapat mengakomodasi banyak orang. Contohnya
adalah stadion, bandara, jembatan, atau rumah ibadah.
c. Teknik Tempel
 Seni Mosaik
Jenis karya seni mosaik ialah karya seni yang dibuat dengan menempel
potongan-potongan material dengan memanfaatkan warna bawaan
material untuk membentuk objek yang diinginkan.
 Seni Kolase
Seni kolase ialah jenis karya seni rupa yang dibuat dengan menempel
potongan, pecahan, atau kepingan material seperti kertas, kaca, tegel,
kerang, kulit kayu, dan lain-lain untuk menjadi bagian dari bentuk
yang hendak digambarkan.
 Seni montase ialah jenis karya seni rupa yang dibuat dengan
menempelkan kertas atau bahan tempelan yang berisi gambar atau
foto.
d. Seni Grafis: Ini melibatkan pembuatan gambar atau desain dengan teknik
cetak, seperti litografi, ukiran, dan etsa. Seniman menggunakan plat atau blok
untuk mencetak gambar pada kertas atau media lainnya.
e. Teknik Campuran: Beberapa seniman menggunakan berbagai teknik dalam
satu karya seni, seperti menggabungkan lukisan dengan elemen patung atau
mencampur berbagai media.
f. Seni Digital: Seni digital adalah bentuk seni rupa yang diciptakan dengan
menggunakan perangkat lunak komputer. Seniman menciptakan gambar dan
desain menggunakan alat-alat digital.
g. Seni Street Art: Seni jalanan melibatkan pembuatan karya seni di ruang
publik, seperti dinding bangunan, menggunakan cat semprot atau metode
lainnya.
h. Seni Kolaboratif: Beberapa seniman bekerja bersama dalam proyek seni
kolaboratif, di mana beberapa teknik mungkin digunakan bersama-sama untuk
menciptakan karya seni yang kompleks.
i. Teknik Klasik vs. Modern: Seni rupa juga dapat dikelompokkan berdasarkan
penggunaan teknik klasik atau modern. Seni klasik mungkin menggunakan
teknik tradisional seperti cat minyak atau patung marmer, sementara seni rupa
modern seringkali mengadopsi teknologi dan media yang lebih kontemporer.
Pengelompokan seni rupa berdasarkan teknik ini mencerminkan keragaman dalam ekspresi seni
rupa dan berbagai cara di mana seniman menciptakan karya mereka.
2. Media karya seni rupa
a. Pensil
Pensil dibuat dari bahan grafit (bahan untuk pensil bewarna hitam). Ada pensil
keras dan pensil lunak. Pensil keras diberi kode H menghasilkan garis tipis dan
lemah (warna), pensil lunak diberi kode B menghasilkan garis tebal dan warna
kuat. Kegunaannya untuk menghasilkan karya (gambar) jadi atau lukisan pensil,
dan gambar sketsa.
b. Pena
Pena memiliki nama lain, yaitu Raddispen, Roundhanpenn, atau Graphospen.
Setiap jenis pena memiliki nomor yang menunjukkan ukuran tebal dan tipisnya
jejak pena tersebut.
c. Kuas
Kuas sebagai salah satu jenis media karya seni rupa dua dimensi adalah alat untuk
mengoleskan cat keatas kertas/kanva. Ukuran bulunya ditandai dengan nomor
kode yang tertulis pada gagang kuas. Untuk jenis kuas cat air, bulunya halus dan
bentuknya meruncing ketika dicelupkan ke dalan air, jenis kuas cat minyak,
bulunya lebih kasar.
d. Tinta Bak
Tinta bak dikenal juga dengan sebutan tinta Cina, sebab lukisan aquareel adalah
lukisan tinta cair yang mempunyai warna hitam pekat dan tidak luntur apabila
terkena air dengan kemasan berbentuk cairan dalam botol dan berbentuk balok-
balok kecil (dicairkan dulu sebelum digunakan). Cara menggambar dengan tinta
bak ini yaitu dengan menggunakan kuas.
e. Ekolin
Jenis tinta ini berwujud seperti tinta yang beraneka ragam, tetapi berwarna bening
dan tersimpan di dalam botol kecil. Ekolin dapat digunakan untuk mewarnai
gambar kontruksi, gambar peta, gambar teknik, dan lain-lain.
f. Krayon
Krayon dibuat dari bahan lilin dicampur pigmen warna.
g. Drawing Basah
Menurut ketahanannya media drawing basah lebih awet dan permanen. Media ini
digunakan untuk segala keperluan seni rupa, dari garis tipis lembut sampai garis
tebal, bahkan blok hitam. Alat yang digunakan adalah pena-gambar yang dulu
dibuat dari batang rumput besar, bamub ragang bulu burung, bambu, dan lainnya.
Sekarang dapat ditemui dibuat dari logam. Alat ini terkenal di China, Jepang,
Korea untuk membuat karya rupa kaligrafi.
h. Cat
Sebagai salah satu media dua dimensi, cat merupakan bahan pewarna ini terdiri
atas dua jenis yang didasarkan basis pengencernya, yaikni:
 Cat air (barbasis air) merupakan jenisnya ada dua adalah water colour
yang bersifat transparan dan poster colour yangbersifat plakat atau
lebih cerah;
 Cat Minyak (barbasis minyak) adalah jenis cat ini biasa digunakan
untuk melukis diatas kain atau kanvas. Sifatnya tidakmudah kering dan
warnanya tahan lama.
i. Spidol
Tersedia dengan berbagai warna dan ukuran. Spidol berujung lunak dan dan
bisabergerak spontan. Tebal tipisnya garis dapat diperoleh sesuai dengan
penekanan pada saat menggoreskannya.
j. Palet
Palet sebagai jenis media seni rupa dua dimensimerupakan bidang datar yang
dibuat untuk mengolah cat yang dimana untuk cat air terbuat dari plastic,
sedangkan untuk cat minyak terbaru dari kayu.
k. Komputer
Komputer merupakan media berkarya yang telah populer yang memungkinkan
untuk membuat teknik gambar yang beragam. Media selanjutnya, dapat
ditemukan dalam bentuk 3 dimensi yang memiliki tinggi, lebar, serta panjang, dan
kerap mengokupasi ruang. Di awal perkembangan seni rupa, seni 3 dimensi hanya
meliputi patung (sculpture).
Namun, menurut ART IN CONTEXT, perkembangan seni rupa modern di abad ke-20
melahirkan bentuk karya seni rupa 3 dimensi lainnya, yakni instalasi. Patung merupakan bentuk
karya seni yang awalnya kerap dibuat menggunakan kayu atau batu-batuan. Selain kedua
material itu, patung juga kerap berbahan logam. Ada berbagai metode dalam pembuatan media
patung, yakni melalui cetakan, pahatan, modeling, las, hingga pirografi. Sedangkan, seni instalasi
merupakan kecenderungan karya 3 dimensi yang menggunakan material yang ‘tidak biasa’.
Media ini berkembang atas keinginan seniman untuk membuat sebuah karya seni menjadi lebih
aksesibel untuk publik luas. Biasanya, sebuah instalasi terbuat dari percampuran berbagai macam
medium.
Karya-karya seni rupa secara garis besar dibagi menjadi 2 pengelompokkan yaitu
Dwimatra dan Trimatra: Karya dwimatra adalah karya yang dibuat menggunakan media bidang
datar seperti kertas, kanvas, kaca, lembaran logam, kain, fiberglass, kulit, karton, papan. Karya
trimatra adalah karya yang memiliki ukuran tiga dimensi yaitu panjang-lebar-tinggi (tebal),
sehingga karya memiliki muatan ruang atau volume.
BAB IV
PENDEKATAN BAHASAN SENI RUPA

A. Pendekatan Antropologi Tentang Seni Rupa


1. Antropologi dan seni
Sebagai suatu mata pelajaran, antropologi dikenal sebagai ilmu yang mempelajari sesuatu
yang lain. Karena penelitian utamanya adalah tentang perbedaan yang ada pada manusia;
keanekaragaman masyarakat, baik pra-modern (kuno/primitif/tradisional) maupun modern,
dari yang sederhana hingga yang kompleks. Yang ditawarkan oleh antropologi adalah
perspektif lintas budaya yang berbeda, istimewa dan unik, serta perbandingan antar
masyarakat dalam beberapa aspek seperti : kebiasaan, kehidupan sosial, bahasa, ciri fisik,
kepercayaan, perilaku, kegiatan ekonomi dan politik, seni bahkan agama.

Masyarakat dan kebudayaannya merupakan topik utama pembahasan dalam antropologi


dan menjadi objek kajian utama para antropolog dalam penelitiannya. Masyarakat dan
kebudayaan ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Mustahil ada kebudayaan
tanpa masyarakat, karena masyarakatlah yang menciptakan kebudayaan (Zaman dkk., 2016).

Adapun Seni, sebagaimana disebutkan sebelumnya, merupakan istilah yang masih cukup
“fleksibel” batasannya, dapat mencakup ide, keterampilan, aktivitas dan/atau produk buatan.
Pintu terbuka bagi antropologi untuk mempelajari seni dalam kerangka di mana seni
dianggap sebagai produk sosial. Produk tercipta karena keterkaitannya dengan aspek sosial,
ritual, dan ekonomi suatu masyarakat dan bukan karena bentuknya, meskipun aspek formal
(estetika) tetap dianggap penting. Dengan kecenderungannya yang selalu mengkaji tradisi-
tradisi yang selalu berubah, berkembang dan bergerak, antropologi memungkinkan kita
menemukan keterkaitan antara seni dengan aspek kehidupan sosial lainnya.

2. Antropologi Seni
Antropologi artistik merupakan bagian dari antropologi umum. Sebagai “anak-anak”,
antropologi seni juga menggunakan informasi dari bidang lain: mitologi, bahasa, agama,
kekerabatan, dll. Meskipun sejarahnya tidak dapat dipisahkan dari “orang tuanya”, namun ia
masih merupakan bagian marginal dari antropologi karena hanya digunakan sebagai
pendekatan pelengkap oleh para antropolog dalam kegiatan kajiannya. Hal ini sering terjadi
di “Barat”, khususnya di Indonesia.

Antropologi artistik dikembangkan dalam (ilmu) antropologi sebagai salah satu


pendekatan yang digunakan dalam penelitian untuk mempelajari secara khusus fenomena
seni suatu masyarakat. Tujuannya adalah untuk mempelajari seni di komunitas lain;
masyarakat tentu saja berbeda dan “eksternal” bagi peneliti. Tidak dapat dipungkiri bahwa
awalnya para peneliti berasal dari negara-negara yang ilmu pengetahuan dan teknologinya
maju; sebut saja mereka negara-negara Euro-Amerika (negara-negara "Barat"). Jadi,
belakangan diketahui bahwa orang lain (other) bagi mereka adalah penduduk negara-negara
yang tingkat ilmu pengetahuan dan teknologinya rendah, seperti Afrika, Oceania, Thailand
Binh Duong dan termasuk Asia Selatan - Timur (selain “Barat”) (Rahim, 2009:47).

3. Kajian Antropologi Seni


Antropologi seni secara garis besar mengkaji kemampuan dan kemahiran seniman dalam
menuangkan ide-ide melalui media menjadi suatu produk karya yang memiliki nilai estetika
ataupun tidak, yang tetap menjadi bagian dari satu kesatuan kegiatan dalam masyarakat.
Terdapat tiga unsur dalam seni secara umum yaitu karya, seniman, dan penikmat
seni/masyarakat seni. Ketiga unsur tersebut saling berkait dalam satu kesatuan dalam konteks
tertentu.
 Unsur karya merupakan kajian utama dari keindahan : visual
 Seniman, pencipta karya seni yang baik diterima ataupun tidak oleh masyarakat. Dalam
unsur ini kajian produk seniman yang sedikit banyaknya dipengaruhi lingkungan dan
masyarakat sekitar.
 Unsur penikmat seni ialah sekumpulan orang secara khusus maupun tidak, menikmati
atau melihat karya seni lalu mengapresiasi bahkan memesan suatu karya yang diciptakan
oleh seniman.
B. Pendekatan Sosiologi Tentang Seni Rupa
1. Sosiologi
Sosiologi merupakan ilmu yang membahas tentang apa yang terjadi saat ini,
khususnya pola hubungan dalam masyarakat, dan berusaha mencari pemahaman yang
bersifat umum, rasional, empiris, dan umum. Walaupun ahli di bidang sosiologi lebih
banyak, namun pernyataan di atas hanya mewakili seluruh ahli penelitian sosiologi.
Berangkat dari batasan konseptual sebelumnya, maka dapat dikatakan bahwa sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang disebut: “realitas sosial”, khususnya
hubungan yang stabil antar manusia, antar kelompok dan dinamika atau perubahan yang
terkandung dalam struktur sosial. Oleh karena itu, sosiologi juga mempelajari perilaku
sosial dari sudut pandang obyektif dan subyektif ((Bustamam, 2005:1) dalam (Nurdiyana
Tutung & Indriyani, 2021:9)).
Ilmu tentang sosiologi lekat dengan bagian terpenting dalam diri manusia.
Aristoteles (384 SM - 322 SM) telah mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai
individu maupun sebagai kelompok. Ia menelaah tingkah laku dari empat segi ; (1)
Kecenderungan bawaan kepada kebersamaan dan solidaritas; (2) Membentuk kelompok-
kelompok khusus seperti keluarga dan perkumpulan-perkumpulan sukarela; (3)
Mendirikan negara dan pemerintahan, dan (4) Menunjukkan suatu keterikatan pada
peraturan-peraturan sosial, adat-istiadat, kaidah-kaidah moral dan hukum.
2. Sosiologi Seni
Istilah “sosiologi seni” (sociology of art) digunakan dari sosiologi seni-seni
(sociology of arts) atau sosiologi seni dan literatur (sociology of art and literature).
Sosiologi seni rupa relatif kurang berkembang dibandingkan sosiologi sastra, teater, atau
sinema. Implikasinya adalah bahwa sifat umum bidang studi ini pasti menimbulkan
kesulitan analitis karena tidak selalu ada hubungan linier antara musik dan fiksi serta
konteks atau politiknya (Wolff, 2000:41). Namun sosiologi seni dapat dianggap sebagai
bidang studi yang fleksibel karena tidak ada paradigma teoritis atau analitis yang
dominan.

Sosiologi seni adalah ilmu yang mempelajari prilaku individu, sekelompok orang
atau masyarakat yang dipengaruhi oleh karya seni tertentu yaitu karya seni yang
diciptakan oleh keadaan situasi sosial tertentu dengan pendekatan-pendekatan secara
komprehensif bertujuan untuk analisis sosial kepada seniman atau pelaku seni sebagai
dasar pemecahan masalah dalam mencari jalan keluar melalui pendekatan seni yang baru.
Sosiologi seni adalah cabang sosiologi yang berkaitan dengan dunia sosial seni dan
estetika. Mempelajari sosiologi seni sepanjang sejarah adalah studi tentang sejarah sosial
seni, bagaimana berbagai masyarakat memberikan kontribusi terhadap munculnya
seniman tertentu. Pada tahun 1970 dalam bukunya Meaning and Expression: Toward a
Sociology of Art, Hanna Deinhard memberikan fitur mendefinisikan sosiologi seni sbb.
(hal 3)

"Titik tolak sosiologi seni adalah pertanyaan: Bagaimana sebenarnya karya seni
selalu berasal atau produk dari aktivitas manusia dalam masyarakat atau fungsi
tertentu dan waktu tertentu, -meskipun tidak selalu diproduksi sebagai 'karya
seni' -dapat hidup di luar waktu dan tampak ekspresif dan bermakna dalam
zaman dan masyarakat yang sama sekali berbeda? Dengan kata lain, bagaimana
bisa suatu zaman dan masyarakat yang memproduksinya mengakui sebuah
karya? "

Tinjauan sosiologi seni dapat berupa kajian seni sebagai alat persuasi dan propaganda
sosial, dan/atau sebagai objek estetika yang bernilai, seni sebagai komoditas/platform,
ekonomi, dan/atau pengakuan status sosial. Tampaknya seni dapat memainkan banyak
peran dalam masyarakat. Melihat seni dari perspektif sosiologis akan melibatkan
eksplorasi hakikat seni “dalam masyarakat”, khususnya bagaimana karya seni diproduksi,
didistribusikan, dan dikonsumsi. Perspektif teoritis akan dihubungkan dengan contoh
sejarah dan kontemporer dari berbagai media seni, mengkaji fenomena seni, misalnya
dalam musik, lukisan, arsitektur dan fotografi. Hal ini berguna untuk mengeksplorasi
interaksi antara seni dan masyarakat, serta hubungan antara berbagai seni (Indrayuda,
2013).

C. Pendekatan Psikologi Tentang Seni Rupa

Psikologi khususnya aliran psikologi humanistika merupakan ilmu yang mempelajari


kualitas-kualitas, tingkah laku, sifat, karakteristik manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk-
makhluk lain, terutama hewan. Kualitas-kualitas manusia itu: rasa tanggung jawab, kebebasan
pribadi, nilai dan penilaian, cinta kasih, hidup bermakna, religisitas, rasa etis dan estetis,
kreativitas, pemahaman diri, pengembangan diri, aktualisasi diri, empati dan simpati dan lain-
lain (Bastaman, 1996:7). Dengan demikian seni, kreasi seni dan pertunjukan seni sebagai
ungkapan nilai-nilai dan rasa estetis sudah tentu menjadi bahan telaah psikologi, karena hal itu
merupakan salah satu kualitas insani.

Selain sebagai bahan penelitian psikologi, seni juga merupakan sumber yang sangat
penting untuk mengembangkan kehidupan yang bermakna dan kesehatan mental yang baik.
Dalam psikologi Logos, penerapan kehidupan yang bermakna dapat dicapai dengan memahami,
menghayati, dan mewujudkan trinitas, yaitu: Nilai kreatif, nilai pengalaman, dan nilai perilaku.
Artinya, kehidupan yang bermakna dapat dicapai melalui kerja yang bermakna dan aktivitas
yang kreatif dan berpengetahuan.dan penghayatan terhadap kebenaran (ideologi), keimanan
(agama), keindahan (seni) dan cinta kasih, serta sikap yang benar terhadap peristiwa tragis yang
tidak dapat dihindari. Dalam hal ini penciptaan suatu karya seni merupakan ekspresi nilai kreatif,
sedangkan pengkajian dan evaluasi terhadap suatu karya seni dianggap sebagai nilai yang
penting. semuanya adalah sumber makna dalam hidup dan kesehatan mental.

Menciptakan seni sebagai ekspresi emosi (keindahan) digunakan dalam psikologi sebagai
terapi yang disebut Terapl Sent (Art Therapy). Kegiatannya seperti menari, menyanyi, melukis,
pantomim, membaca novel, berefleksi dan menciptakan karya seni sebenarnya membantu
memfasilitasi komunikasi interpersonal dan mengatasi hambatan emosional. Contohnya
memainkan peran dalam sebuah drama Film pendek telah lama digunakan sebagai salah satu
bentuk terapi yang disebut psikodrama. Demikian pula tindakan menggambar dan mengarang
cerita berdasarkan rangsangan gambar tertentu digunakan sebagai tes kepribadian. karena pada
dasarnya dapat menunjukkan kepribadian seseorang(Bastaman, 1996).

Psikologi seni adalah bidang interdisipliner yang mempelajari persepsi, persepsi, dan
karakteristik seni dan produksi. Menggunakan bahan seni sebagai bentuk psikoterapi, seperti
terapi seni. Psikologi artistik terkait erat dengan psikologi arsitektur dan psikologi lingkungan.
Psikologi seni melibatkan pembelajaran untuk memahami peran aspek-aspek psikologi dalam
proses penciptaan sebuah karya seni, membuka kreativitas pribadi, dan belajar bagaimana
menyajikan karya pribadi secara efektif, lebih ekspresif dan efektif berdasarkan konsep
keindahan. .

Dengan demikian, apa yang diciptakan dalam seni dikaitkan dengan psikologi
penciptanya. Misalnya, psikologi dan seni menawarkan penjelasan dan wawasan tentang
fenomena kreativitas, proses mental seniman, dan proses berpikir orang yang
mempersepsikannya. Ilmu seni jelas merupakan suatu proses kreatif dan oleh karena itu
merupakan proses ilmiah yang sangat psikologis. Mentalitas seorang seniman atau seniman dapat
mempengaruhi hasil karya seniman tersebut. Setiap seniman atau praktisi seni mempunyai ciri
khas tersendiri dalam setiap karya ilmiahnya. seni, perbedaan antara pengetahuan seniman yang
satu dengan pengetahuan seniman yang lain.Perbedaan ini disebabkan oleh genre atau
kepribadian masing-masing artis.berbeda dan proses kreatifnya berbeda.

Dalam pembahasan tentang psikologi analitik, khususnya ketika membahas tentang seni
modern, ada ditemukan 2 istilah antara lain:

1. Extraverted. Sikap extrovert merupakan bentuk lain untuk menyebut tampilan seni
yang (dianggap) bersifat universal.

1Extraverted. Sikap extrovert merupakan bentuk lain untuk menyebut tampilan seni yang
(dianggap) bersifat universal.

2. Introvert. Sikap introvert merupakan bentuk lain untuk menyebut tampilan


karya seni yang bersifat pribadi, khas, berbeda dengan karya lainnya, dan
berciri umum.

Bab V

Aliran Seni Rupa Modern


Bab VI

Major dan Minor Art

Dalam Teori seni rupa Barat ada dua golongan yaitu.Major Art dan Minor Art. Major Art
merupakan seni yang utama sedangkan Minor Art merupakan seni yang dianggap remeh. Major
Art selalu dianggap sebagai pemimpin dari kehidupan seni rupa. Sedangkan Main Art selalu
dianggap sebagai pelengkap dari Major Art.

Banyak sekali keanekaragaman budaya dari berbagai suku bangsa di Indonesia. Salah
Satunya yaitu di Bali, seni dan budayanya sudah dikenal hingga ke luar negeri. Tentu saja
dengan menampilkan keunikan dan kekhasan yang dimiliki, biasanya diiringi dengan spiritual
atau magis tergantung dari fungsi dan tujuannya. Berbicara mengenai kesenian tidak akan ada
habisnya, contoh kecilnya seperti lukisan, kriya kayu, patung, dan lain sebagainya. Jika dilihat
secara mengkhusus bahwa ada banyak sekali kesenian yang kurang mendapatkan perhatian
khalayak ramai (publik), seringkali kesenian ini dihasilkan dari industri rumahan, seperti contoh
kerajinan lukis telur, kain batik, manik – manik, dan lain sebagainya. Kesenian ini tergolong
dalam “Minor Art” yaitu hasil karya seni yang kurang mendapat pengakuan publik atau
istilahnya kurang famous. Namun demikian di kesenian yang tergolong miner art lebih mendapat
apresiasi dari turis – turis asing yang berkunjung, karena beberapa faktor yaitu harga terjangkau,
diperoleh dengan jumlah yang banyak, serta berfungsi sebagai buah tangan yang unik dan khas
etnik.

1. Major Art

Major art merupakan karya seni yang bernilai dan lebih digemari dibandingkan karya
seni lainnya. Dapat dikatakan seni rupa karena diciptakan oleh seorang seniman dengan
nama dan latar belakang seni yang tidak biasa dan dapat ditemukan di galeri, galeri atau
museum. Seni rupa adalah karya seni yang dihasilkan untuk tujuan estetis dan estetis,
bukan untuk tujuan utilitarian. kategori ini mencakup banyak bidang seni, antara lain seni
lukis, patung, seni rupa, fotografi, dan media seni lainnya. Karya seni seringkali
diciptakan untuk mengekspresikan ide, emosi, atau pesan artistik, dan ditempatkan
dalam konteks estetika dan nilai seni.

2. Mayor Art

Mayor art mengacu pada karya seni yang dihasilkan untuk tujuan praktis dan fungsional,
dengan penekanan pada kegunaan atau kepraktisan dalam kehidupan sehari-hari. Barang-
barang ini sering kali dirancang untuk memenuhi kebutuhan tertentu, seperti furnitur,
tekstil, keramik, atau desain produk, dan diwujudkan dengan menggabungkan estetika
artistik dan fungsionalitas. .

DAFTAR RUJUKAN

Indrayuda, N. C. &. (2020). Pengantar Sosiologi Seni (Vol. 5).

Nurdiyana Tutung, & Indriyani, P. D. (2021). Seni dalam Perspektif Sosiologi dan
Antropologi.

Rahim, M. A. (2009). SENI DALAM ANTROPOLOGI SENI Related papers. Imaji, 2(5),
44–55.

Seni, P. D. A. N., & Bastaman, H. D. (1996). Psikologi dan seni:


Zaman, F. K. N., Sujana, A., & Ramli, Z. (2016). Makna Semar Dalam Kalimah Syahadat
Pada Seni Lukis Kaca Cirebon. Atrat, 4(3), 271–285. Diambil dari
https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/atrat/article/view/367/313

Indrayuda, N. C. &. (2020). Pengantar Sosiologi Seni (Vol. 5).

Anda mungkin juga menyukai