MAKALAH
DI
S
U
S
U
N
OLEH
AFISTA
MOH. ADRIL
WAHYUDIN
MUAMMAR
STRUKTUR SENI
a. Struktur seni merupakan tata hubungan sejumlah unsur-unsur seni yang membentuk suatu
kesatuan karya seni yang utuh. Contoh struktur seni dalam bidang seni rupa adalah garis,
warna, bentuk, bidang dan tekstur. Bidang seni musik adalah irama dan melodi. Bidang seni
tari adalah wirama, wirasa dan wiraga. Bidang seni teater adalah gerak, suara dan lakon.
b. Tema merupakan ide pokok yang dipersoalkan dalam karya seni. Ide pokok suatu karya seni
dapat dipahami atau dikenal melalui pemilihan subject matter (pokok soal) dan judul karya.
Pokok soal dapat berhubungan dengan niat estetis atau nilai kehidupan, yakni berupa: objek
alam, alam kebendaan, suasana atau peristiwa yang metafora atau alegori. Namun tidak
semua karya memiliki tema melainkan kritik.
d. Gaya atau style dalam karya seni merupakan ciri ekspresi personal yang khas dari si seniman
dalam menyajikan karyanya. Menurut Soedarso SP (1987:79), gaya adalah ciri bentuk luar
yang melekat pada wujud karya seni, sedangkan aliran berkaitan dengan isi karya seni yang
merefleksikan pandangan atau prinsip si seniman dalam menanggapi sesuatu.
PENGERTIAN NILAI SENI DAN EKSPRESI
Secara umum kata “nilai” diartikan sebagai harga, kadar, mutu atau kualitas. Untuk
mempunyai nilai maka sesuatu harus memiliki sifat-sifat yang penting yang bermutu atau
berguna dalam kehidupan manusia (Purwadarminto, 1976:667). Dalam estetika, “nilai” diartikan
sebagai keberhargaan (worth) dan kebaikan (goodness). Menurut Koentjaraningrat, “nilai”
berarti suatu ide yang paling baik, yang menjunjung tinggi dan menjadi pedoman
manusia/masyarakat dalam bertingkah laku, mengapresiasi cinta, keindahan, keadilan, dan
sebagainya.
Nilai seni dipahami dalam pengertian kualitas yang terdapat dalam karya seni, baik
kualitas yang bersifat kasat mata maupun yang tidak kasat mata. Nilai-nilai yang dimiliki karya
seni merupakan manifestasi dari nilai-nilai yang dihayati oleh seniman/seniwati dalam
lingkungan sosial budayamasyarakat yang kemudian diekspresikan daam wujud karya seni dan
dikomunikasikan kepada penikmatnya (publik seni).
b. Dalam kecenderungan perkembangan seni dewasa ini, keindahan positif tidak lagi
menjadi tujuan yang paling penting dalam berkesenian. Sebagian seniman beranggapan
lebih penting menggoncang publik dengna nilai estetis legatif (ugliness) daripada
menyenangkan atau memuaskan mereka (T.L. Gie, 1976:40). Fenomena semacam ini
akan kita jumpai pada karya-karya seni primitir atau karya seni lainnya yang tidak
mementingkan keidahan tampilan visual namun lebih mementingkan makna simboliknya.
“Ugliness” dalam karya seni termasuk nilai estetis yang negatif. Jadi sesungguhnya
dalam karya seni terdapat nilai estetis yang positif dan negatif. Contoh, pameran fotografi
Anjasmara dan Isabele Yahya yang bertemakan Adam dan Hawa yang dinilai sebagai
kesenian yang bernilai estetis negatif.
Nilai seni dipahami dalam pengertian kualitas yang terdapat dalam karya seni, baik
kualitas yang bersifat kasat mata maupun yang tidak kasat mata. Nilai-nilai yang dimiliki karya
seni merupakan manifestasi dari nilai-nilai yang dihayati oleh seniman/seniwati dalam
lingkungan sosial budayamasyarakat yang kemudian diekspresikan daam wujud karya seni dan
dikomunikasikan kepada penikmatnya (publik seni).
Manfaat Apresiasi
Memberikan apresiasi kepada orang lain atas karyanya akan memberikan dampak bagi
individu dan masyarakat. Berikut ini adalah beberapa manfaat apresiasi jika diterapkan dengan
baik:
Agar kita memahami tentang karya seni dari berbagai sisi.
Meningkatkan rasa kecintaan terhadap karya seni dan sesama manusia.
Menjadi sarana untuk melakukan edukasi, hiburan, empati, dan lain-lain.
Meningkatkan dan mengembangkan suatu karya seni menjadi lebih baik di masa
mendatang.
Tujuan Apresiasi
Apa tujuan memberikan apresiasi kepada orang lain? Secara umum, tujuan melakukan
apresiasi adalah untuk mengedukasi masyarakat agar mengetahui apa, bagaimana, dan alasan
dari suatu karya seni diciptakan. Dengan begitu, masyarakat dapat menghayati dan menilai suatu
karya dan mengembangkan nilai estetikan dari karya seni tersebut.
Selain itu, tujuan apresiasi adalah sebagai berikut:
Untuk mengevaluasi dan mengembangkan nilai estetika karya seni
Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berkreasi dan berimajinasi
Untuk menyempurnakan keindahan karya seni
Jenis-Jenis Apresiasi
Secara umum, jenis apresiasi dapat dibedakan dalam empat kelompok. Berikut ini adalah
beberapa jenis apresiasi tersebut:
1. Apresiasi Empatik
Jenis apresiasi ini merupakan aktivitas menilai atau menghargai suatu karya seni yang
dapat diterima secara indera saja.
2. Apresiasi Estetis
Jenis apresiasi ini merupakan kegiatan menilai atau menghargai suatu karya seni dengan
melibatkan pengamatan mendalam dan penghayatan.
3. Apresiasi Kritik
Jenis apresisi ini merupakan aktivitas menilai atau menghargai suatu karya seni dengan
melibatkan tafsiran, analisis, deskripsi, klasifikas, evaluasi, dan penghargaan.
Tahap-Tahap Apresiasi
Pada praktiknya, di dalam kegiatan apresiasi terdapat beberapa tahapan khusus. Berikut
ini adalah tahap-tahap apresiasi pada umumnya:
1. Pengamatan; proses pengamatan suatu karya seni tidak hanya melalui indera saja, tapi
memberdayakan seluruh pribadi seseorang.
2. Aktivitas Fisiologis; aktivitas ini adalah suatu tindakan nyata saat melakukan
pengamatan.
3. Aktvitas Psikologis; aktivitas ini merupakan persepsi dengan evaluasi yang
menimbulkan suatu interpretasi imajinatif sebagai pendorong kreativitas.
4. Aktivitas Penghayatan; aktivitas ini merupakan pengamatan suatu karya seni secara
mendalam.
5. Aktivitas Penghargaan; aktivitas ini meliputi evaluasi terhadap obyek karya seni serta
menyampaikan masukan.
7 UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Unsur-Unsur Kebudayaan | Mempelajari unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah
kebudayaan sangat penting untuk memahami kebudayaan manusia. Kluckhon dalam bukunya
yang berjudul Universal Categories of Culture membagi kebudayaan yang ditemukan pada
semua bangsa di dunia dari sistem kebudayaan yang sederhana seperti masyarakat pedesaan
hingga sistem kebudayaan yang kompleks seperti masyarakat perkotaan. Kluckhon membagi
sistem kebudayaan menjadi tujuh unsur kebudayaan universal atau disebut dengan kultural
universal. Menurut Koentjaraningrat, istilah universal menunjukkan bahwa unsur-unsur
kebudayaan bersifat universal dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua bangsa yang
tersebar di berbagai penjuru dunia. Ketujuh Unsur Kebudayaan tersebut adalah :
Sistem Bahasa.
Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya untuk
berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam ilmu antropologi, studi mengenai
bahasa disebut dengan istilah antropologi linguistik. Menurut Keesing, kemampuan manusia
dalam membangun tradisi budaya, menciptakan pemahaman tentang fenomena sosial yang
diungkapkan secara simbolik, dan mewariskannya kepada generasi penerusnya sangat
bergantung pada bahasa. Dengan demikian, bahasa menduduki porsi yang penting dalam analisa
kebudayaan manusia.
Menurut Koentjaraningrat, unsur bahasa atau sistem perlambangan manusia secara lisan
maupun tertulis untuk berkomunikasi adalah deskripsi tentang ciri-ciri terpenting dari bahasa
yang diucapkan oleh suku bangsa yang bersangkutan beserta variasivariasi dari bahasa itu. Ciri-
ciri menonjol dari bahasa suku bangsa tersebut dapat diuraikan dengan cara membandingkannya
dalam klasifikasi bahasa-bahasa sedunia pada rumpun, subrumpun, keluarga dan subkeluarga.
Menurut Koentjaraningrat menentukan batas daerah penyebaran suatu bahasa tidak mudah
karena daerah perbatasan tempat tinggal individu merupakan tempat yang sangat intensif dalam
berinteraksi sehingga proses saling memengaruhi perkembangan bahasa sering terjadi.
contoh :
1. Bahasa Sunda.
2. Jawa.
3. Batak.
4. Dll.
Sistem Pengetahuan.
Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem peralatan hidup dan
teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide manusia. Sistem
pengetahuan sangat luas batasannya karena mencakup pengetahuan manusia tentang berbagai
unsur yang digunakan dalam kehidupannyaMasyarakat pedesaan yang hidup dari bertani akan
memiliki sistem kalender pertanian tradisional yang disebut system pranatamangsa yang sejak
dahulu telah digunakan oleh nenek moyang untuk menjalankan aktivitas pertaniannya. Menurut
Marsono, pranatamangsa dalam masyarakat Jawa sudah digunakan sejak lebih dari 2000 tahun
yang lalu. Sistem pranatamangsa digunakan untuk menentukan kaitan antara tingkat curah hujan
dengan kemarau. Melalui sistem ini para petani akan mengetahui kapan saat mulai mengolah
tanah, saat menanam, dan saat memanen hasil pertaniannya karena semua aktivitas pertaniannya
didasarkan pada siklus peristiwa alam. Sedangkan Masyarakat daerah pesisir pantai yang bekerja
sebagai nelayan menggantungkan hidupnya dari laut sehingga mereka harus mengetahui kondisi
laut untuk menentukan saat yang baik untuk menangkap ikan di laut. Pengetahuan tentang
kondisi laut tersebut diperoleh melalui tanda-tanda atau letak gugusan bintang di langit
Banyak suku bangsa yang tidak dapat bertahan hidup apabila mereka tidak mengetahui dengan
teliti pada musim-musim apa berbagai jenis ikan pindah ke hulu sungai. Selain itu, manusia tidak
dapat membuat alat-alat apabila tidak mengetahui dengan teliti ciriciri bahan mentah yang
mereka pakai untuk membuat alat-alat tersebut. Tiap kebudayaan selalu mempunyai suatu
himpunan pengetahuan tentang alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, benda, dan manusia yang ada
di sekitarnya. Menurut Koentjaraningrat, setiap suku bangsa di dunia memiliki pengetahuan
mengenai, antara lain:
1. alam sekitarnya:
a. tumbuhan yang tumbuh di sekitar daerah tempat tinggalnya.
c. binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya.
d. zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya.
e. tubuh manusia/
f. sifat-sifat dan tingkah laku manusia.
g. ruang dan waktu.
Contoh:
1. System pengetahuan ilmu psikologi.
2. ilmu tentang hubungan antar manusia.
Pada saat ini hanya sedikit sistem mata pencaharian atau ekonomi suatu masyarakat yang
berbasiskan pada sektor pertanian. Artinya, pengelolaan sumber daya alam secara langsung
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam sektor pertanian hanya bisa ditemukan di
daerah pedesaan yang relatif belum terpengaruh oleh arus modernisasi.
Pada saat ini pekerjaan sebagai karyawan kantor menjadi sumber penghasilan utama dalam
mencari nafkah. Setelah berkembangnya sistem industri mengubah pola hidup manusia untuk
tidak mengandalkan mata pencaharian hidupnya dari subsistensi hasil produksi pertaniannya. Di
dalam masyarakat industri, seseorang mengandalkan pendidikan dan keterampilannya dalam
mencari pekerjaan.
Contoh :
1. Berburu.
2. Bertani.
Sistem Religi.
Koentjaraningrat menyatakan bahwa asal mula permasalahan fungsi religi dalam
masyarakat adalah adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan
gaib atau supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada manusia dan mengapa manusia itu
melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dan mencari hubungan-hubungan dengan
kekuatan-kekuatan supranatural tersebut.
Dalam usaha untuk memecahkan pertanyaan mendasar yang menjadi penyebab lahirnya
asal mula religi tersebut, para ilmuwan sosial berasumsi bahwa religi suku-suku bangsa di luar
Eropa adalah sisa dari bentuk-bentuk religi kuno yang dianut oleh seluruh umat manusia pada
zaman dahulu ketika kebudayaan
mereka masih primitif.
contoh :
Upacara keagamaan di bali “ngaben”
Kesenian.
Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi mengenai
aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang dikumpulkan dalam penelitian
tersebut berisi mengenai benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni, seperti patung,
ukiran, dan hiasan. Penulisan etnografi awal tentang unsur seni pada kebudayaan manusia lebih
mengarah pada teknikteknik dan proses pembuatan benda seni tersebut. Selain itu, deskripsi
etnografi awal tersebut juga meneliti perkembangan seni musik, seni tari, dan seni drama dalam
suatu masyarakat.Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, seni relief, seni ukir,
seni lukis, dan seni rias. Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental, sedangkan seni
sastra terdiri atas prosa dan puisi. Selain itu, terdapat seni gerak dan seni tari, yakni seni yang
dapat ditangkap melalui indera pendengaran maupun penglihatan. Jenis seni tradisional adalah
wayang, ketoprak, tari, ludruk, dan lenong. Sedangkan seni modern adalah film, lagu, dan
koreografi.
Contoh :
1. nyanyian.
2. tarian.