Anda di halaman 1dari 9

RINGKASAN BAB V

ESTETIKA DAN FILSAFAT

Dosen Pengampu :

Dr. Tuti Rahayu. , M.Si

Yusnizar Heniwaty,S.ST.,M.Hum.,Ph.D

Mata Kuliah :

Estetika Dan Filsafat

Disusun Oleh :

Nur Khaliza Putri (2213141004)

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

JURUSAN SENDRATASIK

PRODI PENDIDIKAN SENI TARI


2022
SENI SEBAGAI NILAI

Nilai Sebagai Seni

Seni bukanlah benda, tetapi kata. seni merupakan wujud, bentuk, sesuatu yang
dapat di indera manusia. Seni pada dasarnya adalah artefak, berupa gambar, bongkahan
bentuk dalam kayu, logam, batu, berupa tulisan, berupa rangkaian bunyi , dsb. Seni
memang menyangkut nilai, dan yang disebut seni memang bukan bendanya. Nilai
adalah sesuatu yang selalu bersifat tergantung pada manusia yang menilainya. Karena
subjektif maka setiap orang, kelompok, setiap masyarakat memiliki nila yang disebut
seni.

Faktor kebudayaan jelas ikut menentukan apakah seseorang memiliki pandangan


mengenai apa yang disebut seni. Dengan demikian, seni sebenamya kontekstual, karena
nilai-niiai memang bersifat kontekstual, berhungan untuk keperluan praktis dan
berfungsi dalam hidup. mungkin setiap kelompok dan individu memiliki pandangannya
sendiri- sendiri mengenai apa yang dirnalcsud dengan seni.

Pada dasamya setiap nilai seni dari konteks mana pun memiliki nilai yang tetap.
Setiap artefak seni mengandung aspek nilai intrinsik-artistik, yakni berupa `bentuk-
bentuk mcnarik atau indah'. Ada yang mengatakan seni itu ekspresi. Tapi, ini tidak
berarti bahwa setiap ekspresi itu seni. Anda menggebrak meja ketika sekretaris Anda
melakukan kesalahan ringan. itu juga suatu ekspresi.

Nilai lain dalam karya seni adalah nilai kognitif atau pengetahuan. Nilai ini terbatas
pada beberapa cabang seni saja. Ada beberapa cabang seni yang kurang mengandung
nilai kognitif. Musik, misainya, bennaterial bunyi, dan bunyi ini di mana pun sama
kedengarannya. Hanya alat yang menimbulkan bunyi itu yang bersifat kontekstual. Nilai
kognifif amat tampak dalam seni rupa, seni film, dan seni sastra.
Nilai seni yang terakhir adalah nilai hidup. Karya seni bukan semata-mata demi
artistik, meskipun ada aliran yang demikian. Musik itu bunyi, dan tak perlu mewakili
kognisi dan nilai apa pun kecuali murni harmoni, kornposisi, warna, irama, dan nada
bunyi-bunyian itu sendiri. Seni rupa juga merupakan soal warna dan bentuk yang tak
perlu mewakili kognisi di luar dirinya, apalagi memasuki wilayah nilai lain, seperti nilai
moral, nilai sosial, nilai politik, nilai agama, nilai psikologi.

Tetapi, karena nilai itu sendiri selalu dalam konteks praktis dan fungsional dalam
hidup manusia, maka perasaan nilai di luar nilai artistik menjadi sasarannya juga. Maka,
lahirlah puisi sufistik, puisi protes, puisi metafisik, dst. Lahirlah tema-tema sosial-
politik dalam teater, nilai religi dalarn novel. Nilai-nilai hidup inilah yang dapat bersifat
universal.

Bentuk seni sebagai ekspresi menjadi bermakna karena adanya ketiga nilai utama
tadi yang menyatu dalam satu kesatuan berituk artistik. Bentuk seni itu harus punya
makna. Dan makna itu tidak muncul dengan sendirinya. Makna itu harus dicari oleh si
pernilik nilai seni. Maka tidaklah rnungkin sebuah artefak seni menjadi karya seni kalau
si pernilik nilai (penikrnat) tak berpendidikan.

Sedikit Tentang Nilai Seni

Suatu benda dikatakan memiliki nilai jika benda itu berguna dan berkualitas. Nilai
atau kualitas itu harus tertentu, yang dapat menyebabkan orang mengakuinya. Orang
akan bertengkar tentang nilai tertentu atau kualitas tertentu yang diinginkan atau
diharapkan ada dalam sebuah benda seni,akhirnya , apa yang disebut karya seni
memang tergantung pada orang atau Sapeken menghadapi sebuah .

Nilai nilai dasar dalam seni :

Nilai pertarna dalam seni adalah nilai penampilan (appearance) atau nilai wujud yang
melahirkan benda seni. Nilai ini terdiri dari nilai bentuk dan nilai struktur.
Nilai kedua adalah nilai isi (content) yang dapat terdiri atas nilai pengetahuan (kognisz),
nilai rasa, intuisi atau bawah sadar manusia, nilai gagasan, dan nilai pesan atau nilai
hidup (values) yang dapat terdiri atas nilai moral, nilai sosial, nilai religi, dsb.

Nilai ketiga adalah nilai pengungkapan (presentation) yang dapat menunjukkan adanya
nilai bakat pribadi seseorang, nilai ketrampilan, dan nilai medium yang dipakainya.
Semua dasar-dasar nilai itu menyatu padu dalam wujud seni dan tak terpisahkan, hanya
dapat dibedakan bagi kepentingan analisis seni oleh para kritikus.

Setiap bentuk seni ditentukan sifatnya oleh bahan seni atau bahan untuk
mewujudkan nilai seni. Dengan demilkian, ada perbedaan antara nilai bentuk seni
dengaran dengan lihatan dan dengan dengaran sekaligus lihatan (audio visual). Bentuk
ini terdiri atas unsur bentuk yang disusun begitu rupa berdasarkan mlai esensial yang
disebut struktur.

Sekali Lagi Tentang Nilai-Nilai Seni

Seni adalah soal nilai. Dan nilai adalah masalah mendasar yang biasa ditemukan
dalam bidang etika, kebenaran, dan estetika.Keindahan yang menyangkut seni,
mengandung nilai nilai universal dan sekaligus juga kontekstual budaya. Nilai dapat
diartikan esensi, pokok yang mendasar, yang akhirnya dapat menjadi dasar dasar
normatif. Nilai sebagai esensi ini, dalam seni, dapat masuk ke dalam aspek intrinsik
seni, yaitu struktur bentuk seni tetapi juga dapat masuk dalam aspek ekstrinsik nya
berupa nilai dasar agama, moral, sosial, pisikolog , dan politik.

Nilai esensi ekstrinsik sudah umum kita kenal lewat kzarya seni. Karya seni besar
tidak hanya mempunyai arti intrinsik, tetapi juga ekstrinsik. Sebuah karya seni disebut
seni karena aspek intrinsik bentuknya. Tetapi, karya seni disebut besar dan mahakarya
karena unsur ckstrinsiknya, yakni mengangkat persoalan-persoalan besar yang dilihat
esensinya. Di sini pernikiran seseorang mengenai hidup dapat menuntun menciptakan
karya seni besar.

Nilai seni yang diciptakan oleh seorang terpelar budaya elit) akan merosot nilainya
bila ditanggapi oleh seorani kurang pendidikan. Dengan demikian, nilai-nilai seni juga
ditentukan oleh daerah asal budaya atau ideologi sosial senimannya. Secara estetika
maupun kognitif dasar seni ditentukan oleh konteks budaya senimannya.

Nilai yang lain dapat diartikan sebagai nilai kualitas. Nilai, ini juga subjektif. Nilai
kualitas dalam seni sangat tergantung pada bahan seni. Dalam seni rupa, dikenal nilai
kualitas garis, bidang, tekstur, warna, dan lain-lain. Nilai kualitas seni ini hanya dapat
dihayati langsung dan tak dapat diwakili oleh informasi yang bagaimana pun akuratnya.

Jadi, nilai kualitas inilah yang menentukan juga berhasil tidaknya sebuah karya
seni. Nilai sebagai esensi, nilai sebagai kepentingan subyektif, dan nilai sebagai
kualitas, merupakan nilai nilai pokok dalam seni. Nilai nilai itu diwujudkan dalam seni
lewat aspek intrinsik maupun ekstrinsik. Begitulah nilai nilai seni kalau ditelusur lewat
makna nilai secara falsafi.

Khosmos dan Chaos

Hidup yang chaos ini akan berharga kalau orang menyadari nilai-nilainya. Semakin
banyak, semakin luas, semakin dalam pengetahuannya mengenai nilai-nilai hidup ini,
semakin ia sayang dan cinta hidup. Orang yang betah hidup memelihara hidupnya agar
dapat tetap sehat adalah orang yang telah cukup memahami arti hidupnya. Arti hidup ini
merupakan suatu penilaian yang kemudian disusun secara teratur dalam suatu bentuk.
Bentuk-bentuk penilaian itu termuat dalam lembaga kebenaran nilai, sistem
kepercayaan, sistem keilmuan, sistem filsafat, dan sistem keseidan.

Seni adalah sebuah kosmos. Seni itu sebuah bentuk yang mengandung keteraturan
dalam keutuhan dirinya. Seni, dengan demilda memberikan penilaian terhadap hidup
yang chaos ini. Seni memberikan arti, memberikan harga, terhadap hidup ini. Seni dapat
membuat seseorang betah hidup di dunia karena memberi pemahaman tentang arti
Pengalaman seni adalah pengalaman dalam kosmos, bukan pengalaman hidup.

Pengalaman hidup yang serbaneka dan bertumpuk-tumpuk tadi dipilih esensi


bentuknya yang memiiiki arti tertentu. Bentuk itu pun hanya mampu melayani atau
beberapa segi pengilideraan kita saja, misalnya seni lukis hanya rnampu mewujudkan
pilihan pengalaman tadi dalam benntuk visual .Padahal, pengalaman hidup sehari-hari
kita serap melalui indera kita, dengan perasaan, pikiran, intuisi, bawah sadar
Pengalaman kosmos tadi amat terbatas, meskipun dapat semua aspek kejiwaan kita,
seperti penginderaan, pilciran, intuisi, bawah sadar kita.

Pengalaman seni yang terbatas dalam khotbahnya tadi dapat memberi beberapa
pengalaman nilai kepada kita. Yang pertama, dengan sendirinya, nilai Indrawi. Dalam
pengalaman seni rupa nilai ini dapat berwujud warna, Tekstur warna, Goresan warna,
garis, bentuk, arah Sapuan warna dan lain lain. Inilah yang pertama Tama memikat
perhatian kita pada seni lukis. Yang kedua, pengalaman organisasi bentuk dan warna
yang terkandung dalam dunia lukisan tadi. Inilah struktur bentuk. Nilai yang ketiga
adalah nilai nilai pragmatis kehidupan.Di sinilah kita bicara soal isi sebuah karya seni.
Hubungan seni dengan kehidupan langsung. Reaksi seniman terhadap lingkungan
hidupnya. Pemberian makna seniman terhadap hidup ini. Tak ada seniman yang tidak
bersentuhan dengan hidup dan masyarakatnya.Ketiga nilai utama tadi masing masing
merupakan suatu keutuhan pengalaman, dan pada Gilirannya ketiga aspek keutuhan tadi
juga menjadi suatu keutuhan kosmos tersendiri.

Universalitas Seni

Seni itu mengandung nilai-nilai universal yang berlaku untuk sernua ternpat dan
sernua zaman. Dalam hal ini tentu hanya berlaku untuk karya seni yang raemang
bermutu. Nilai universal dalam seni berrnutu mengakibatkan karya itu tak putus-
putusnya diberi malcna sesuai dengan persoalan nilai kontekstual. Lakon Hamlet
karangan Shakespeare adalah salaii satu contohnya, atau karya lakon Sofokles, Oidipiis
Sang Raja.

Sebuah karya seni mengandung nilai universal kalau karya itu berhasil menernukan
nilai esensi, nilai mendasar yang bersifat abstrak. Nilai itu dapat terletak pada aspek
intrinsik seninya atau pada aspek eksirinsiknya. Nilai intrinsik yang bersifat universal
ini memang harus didekati dari bahan seni(bahasa, bahan warna, bahan arsitektur,
bunyi, gerak, perbuatan) yang berbeda satu sama lain dan merupakan ciri khas setiap
jenis kesenian.

Musik dan seni rupa, misalnya, karena bahan seninya, yaleni bunyi dan bahan
warna, dapat langsung dikomunikasikan tanpa hanthatan bahasa. Nilai empiris tentang
pengolahan bahan seni itu dengan langsung dapat dihayati oleh manusia di mana pun
dan kapan pun. Warna kuning tertentu, warna bunyi dan susunan bunyi dapat
memberikan sensasi inderawi yang bersifat universal . Jadi, nilai empiris bahan seni
dapat bersifat universal.

Karya seni yang terlalu kontekstual mungkin saja amat populer dan digemari pada
zarnannya, tetapi begitu masalah konteks yang dibahas dalam karyanya telah lewat,
maka lewat pulalah nilainya bersama zamannya. Jadi, nilai-nilai esensi yang terdapat
dalam intrinsik dan ekstrinsik karya senilah yang bersifat universal, seclangkan subject
matter seni boleh kontekstual, karena seniman memang hanya mengalami apa yang
nyata dalam masyarakatnya.

Seni Dan Keindahan


Menurut kamus, Indah adalah Suatu kualitas yang membuat senang Penginderaan
dan kegembiran batin. Sesuatu yang Indah dapat memberikan perasaan senang Indrawi
dan kegembiraan jiwa. Lukisan bukan Saja mengandung nilai intrinsik Keindahan tetapi
juga nilai ekstrinsik prinsip keindahan. Sebuah lukisan, Sajak, tarian, teater
keindahannya bukan hanya intrinsik Melainkan juga ekstrinsik. Justru segi ekstrinsik
Itulah Yang menentukan nilai intrinsik nya. Nilai keindahan intrinsik adalah nilai bentuk
seni yang dapat di indera dengan mata, telinga atau keduanya. Nilai bentuk ini kadang
juga disebut nilai struktur, yakni bagaimana cara menyusun nilai nilai ekstrinsik nya
atau nilai bahannya.

Dalam sebuah cerita, nilai isi atau nilai ekstrinsik atau nilai bahannya berupa
rangkaian peristiwa. Semua disusun begitu rupa sehingga menjadi sebuah bentuk yang
berstruktur dan dinamai nilai intrinsik. Cara menyusun bentuk tadi melahirkan sebuah
cerita. Karya seni tetap harus mengandung keindahan dalam pengertian menyenangkan
Indrawi dan menggembirakan batin seperti pemandangan alam.

Jadi, setiap karya seni tentu mengandung keindahan. Dan keindahan tidak selalu
harus senada dengan keindahan pemandangan alam yang halus, lembut, dan
menenteramkan. Indah tidak harus lembut, halus, teratur, seimbang. Indah juga
berwujud dalam bentuk kasar, keras, dan tak seimbang atau Harmonis, asal
membawakan suatu makna.Makna ekstrinsik itulah yang menyebabkan sebuah karya
seni dikatakan Indah, menyenangkan Indrawi dan menggembirakan batin.

Anda mungkin juga menyukai