Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KIMIA TERAPAN

DOSEN PEMBIMBING :
Dr. RATNA SARI DEWI, S.Si., M.Si

DISUSUN OLEH

AMBAR WULAN (5223342014)

SHYFA AZZAHARA SUKMA (5223342023)

RANDY SYAFAAT DALIMUNTHE (5223342012)

DEBORA KEREN HAPUKH PAKPAHAN (5222342001)

CLARASATI ANGGRAINI BR SIHOMBING (5223342024)

MELANIKA SIMARMATA (5223342033)

DEVI RAHMI RIZKY (5223342016)

MUHAMMAD HAIKAL (5193342030)

PENDIDIKAN TATA BOGA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023/2024

Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ Zat aditif makanan ” ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpahcurahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kitananti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penyusun mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmatsehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penyusun mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Perkembangan Kimia Terapan yang
membahas tentang “Zat aditif makanan ”

Atas dukungan moral dan materiil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. ratna sari dewi, S.Si., M.Si selaku dosen mata kuliah
Kimia Terapan yang telah memberikan pembinaan. Penyusun menyadari bahwa makalah ini
masih belum sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini di
masa yang akan datang. Apabila terdapat kesalahan pada makalah ini, penyusun mohon maaf
yang sebesar-besarnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi pembaca maupun bagi
penulis sendiri.

Terimakasih.

Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Medan, 6 Oktober 2023

PEMAKALAH
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................................
BAB 1...........................................................................................................................................................
PENDAHULUAN........................................................................................................................................
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................................
1.3 Tujuan...................................................................................................................................................
1.4 Manfaat.................................................................................................................................................
BAB 2...........................................................................................................................................................
2.1 Definisi Zat aditif makanan serta srtuktur kimia dan peranannya................................................
2.2 Klarifikasi Dan Jenis Jenis Zat aditif makanan dan proses kerjanya............................................
23 Kebaikan dan keburukan penggunaan Zat aditif ............................................................................
2.4 Daftar konsentrasi penggunaan Zat aditif diizinkan.......................................................................
BAB III.........................................................................................................................................................
PENUTUP....................................................................................................................................................
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................................
3.2 Saran.....................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi telah menghasilkan produk-produk industry
yang dapat memenuhi kebutuhan manusia sehari-hari. Bahan kimia yang telah diketahui
manfaatnya dikembangkan dengan cara membuat produk-produk yang berguna untuk
kepentingan manusia dan lingkungannya. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui jenis, sifat-sifat,
kegunaan dan efek samping dari setiap produk yang kita gunakan atau kita lihat sehari-hari
termasuk makanan, dalam hal ini zat aditif makanan. Zat aditif adalah bahan kimia yang
dicampurkan ke dalam makanan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
makanan, menambah kelezatan, dan mengawetkan makanan. Zat aditif makanan
dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
1. Zat aditif yang berasal dari sumber alami, seperti lesitin dan asam sitrat.
2. Zat aditif sintetik dari bahan kimia yang memiliki sifat serupa dengan bahan alami yang
sejenis,baik susunan kimia maupun sifat/fungsinya, seperti amil setat dan asam askorbat.
Berdasarkan fungsinya, baik alami maupun sintetik, zat aditif dapat dikelompokkan sebagai
zat pewarna, pemanis, pengawet, dan penyedap rasa. Dalam bahan makanan yang kita konsumsi
sehari-hari kita perlu mengetahui keuntungan dan kerugian/dampak negative dari makanan yang
kita konsumsi. Oleh karena itu, kita perlu diketahui apa saja zat aditif yang sering dicampurkan
pada makanan, yang sehat dikonsumsi dan apa saja yang merugikan kita atau yang mengancam
kesehatan tubuh manusia.

1.2. RUMUSAN MASALAH


 Definisi Zat Aditif serta struktur kimia dan peranannya dalam bahan pangan.
 Klasifikasi dan jenis– jenis Zat Aditif dan proses kerjanya.
 Kebaikan dan keburukan penggunaan Zat Aditif dalam bahan pangan.
 Daftar konsentrasi penggunaan Zat aditif diizinkan.
1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui arti dari Zat Aditif.
2. Membiasakan diri untuk mengobservasi dalam materi kimia terapan
3. Mengetahui cara kebaikan dan keburukan zat aditif dalam makanan
4. Mengetahui cara membuat daftar konsentrasi Zat aditif yang diizinkan

1.4. MANFAAT

1. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi dan peranan zat aditif.


2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi klasifikasi Zat aditif
3. Mahasiswa dapat menjelaskan daftar Zat aditif yang diizinkan dan proses kerjanya.
4. Mahasiswa dapat mengetahui kebaikan dan keburukan Zat aditif dalam bahan pangan.
5. Mahasiswa dapat menyatakan konsentrasi maksimal penggunaan Zat aditif

BAB II
PEMBAHASAN

2.2 Klarifikasi dan Jenis-Jenis Zat Aditif Makanan dan Proses Kerjanya
Zat aditif makanan adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam
makanan dalam jumlah kecil dengan tujuan untuk memperbaiki penampakan, cita rasa,
tekstur, dan memperpanjang daya simpan. Selain itu, penambahan zat aditif makanan
juga dapat meningkatkan nilai gizi, seperti protein, mineral dan vitamin.

Zat aditif dapat diklarifikasikan sebagai berikut:


1. Zat Pengawet Alami

Beberapa contoh dari zat pengawet alami ialah:

 Gula, biasa digunakan untuk membuat manisan buah-buahan, kecap, dan


sirup.
 Garam, biasa ditambahkan untuk membuat telur asin, ikan asin, serta
kecap asin.

2. Zat pengawet sintetik

Beberapa contoh zat pengawet sintetik ialah:

Asam benzoat/ natrium benzoat (dalam bentuk garam)

Asam benzoat biasa digunakan pada minuman, saos, sambal, kecap, selai, acar kalengan, dan
sari buah. Bahan pengawet ini bekerja dengan menghambat atau menghantikan proses
pembusukan dan fermentasi dari bahan makanan, baik yang disebabkan oleh mikroba, bakteri,
maupun jamur.

 Asam sorbat/ kalium sorbat (dalam bentuk garam)

Asam sorbat seringkali digunakan sebagai pengawet pada keju, makanan yang dipanggang, wine,
panganan laut, daging yang didinginkan, dan produk yang baru dipanen, seperti sayuran dan
buah-buahan. Asam sorbat dapat menghambat pertumbuhan jamur yang dapat merusak makanan
dan menyebabkan penyakit serius. Salah satunya ialah mencegah adanya bakteri Clostridium
botulinum yang dapat menyebabkan keracunan makanan.

 Asam Propionat/ natrium propionat (dalam bentuk garam)

Asam propionat biasa diaplikasikan pada roti, daging, buah segar, saus apel, sirup, keju, selai,
tomat, jelly, dan produk olahan susu untuk menghambat kerusakan yang disebabkan oleh
kapang. Oleh karena itu, pengawet ini biasa juga disebut rope inhibitor.

 Natrium nitrit dan natrium nitrat


Kedua pengawet ini biasa digunakan pada daging asap yang juga berfungsi sebagai agen
antimikroba, fiksatif warna, dan penyedap. Namun, beberapa ahli menganjurkan untuk
menghindari penggunaan natrium nitrit dan natrium nitrat pada makanan karena berpotensi
menimbulkan efek buruk bagi tubuh, seperti penyakit kanker.

3. Zat Pewarna alami

Beberapa contoh dari zat pewarna alami ialah:

 Klorofil/zat hijau daun, dapat digunakan sebagai pemberi warna hijau.

 Karamel, dibuat dari gula dan dapat memberikan warna cokelat

 Curcumin, diperoleh dari kunir dan dapat memberikan warna kuning.

Selain itu, beberapa bahan dibawah ini juga dapat digunakan sebagai pewarna alami, seperti:

 Gula merah, pemberi warna cokelat dan rasa manis


 Cabai merah, pemberi warna merah dan rasa pedas
 Kunir atau kunyit, pemberi warna kuning dan penghilang bau anyir
pada ikan
 Daun pandan dan daun suji, pemberi warna hijau
 Kluwek, pemberi warna hitam.

4. Zat pewarna sintetik

Beberapa contoh dari zat pewarna sintetik ialah:

 Warna cokelat: Cokelat FK dan cokelat HT


 Warna kuning: tatrazine, kuning FCF, dan kuning quinoline
 Warna hijau: hijau FCF dan hijau S
 Warna merah: amarant, karmoisin, poncean 4R, eritrosin, dan allura
red.

5. Zat pemanis alami

Beberapa contoh dari zat pemanis alami ialah:

 Gula putih
 Gula merah

6. Zat pemanis sintetik

Beberapa contoh dari zat pemanis sintetik ialah:


 Natrium siklamat (50 kali lebih manis daripada gula)
 Aspartam(200 kali lebih manis daripada gula)
 Acesulfame (200 kali lebih manis daripada gula)
 Sakarin (500 kali lebih manis daripada gula)
 Sorbitol (300 kali lebih manis dari gula)

7. Zat penyedap rasa alami

Beberapa contoh dari zat penyedap rasa alami ialah gula, garam, dan rempah-
rempah.

8. Zat penyedap rasa sintetik

Beberapa contoh dari zat penyedap rasa sintetik ialah:

 Monosodium glutamat (MSG)

Monosodium glutamat (MSG) biasa juga dikenal dengan vetsin. Beberapa merek
terkenal, yaitu Ajinomoto, Sasa, dan Miwon.

 Garam inosinat dan garam guanilat

Garam inosinat dan garam guanilat dapat menghasilkan rasa gurih 300 kali lebih lezat dripada
MSG. Contoh: Biomiwon dan Ajiplus.

 Hydrolyzed Vegetable Protein (HVP)

Hydrolised Vegetable Protein (HVP) diperoleh dari hidrolisis protein tumbuhan,


misalnya kedelai. Dari reaksi hidrolisis ini dihasilkan bumbu masak dengan rasa kaldu hewani
seperti HVP meaty (rasa kaldu daging), HVP chicken (rasa kaldu ayam), dan HVP beef (rasa
kaldu sapi).

9. Zat penambah aroma alami

Beberapa contoh dari zat penambah aroma alami ialah:

 Daun pandan, daun salam, daun jeruk purut, serai, kunyit, jahe, dan
laos.
 Rempah-rempah, seperti ketumbar, merica, pala, kayu manis, dan
bawang
 Buah-buahan.

10. Zat penambah aroma sintetik

Beberapa contoh dari zat penambah aroma sintetik ialah:


 Amil asetat, pemberi aroma pisang
 Benzaldehida, pemberi aroma lobi-lobi
 Etil butirat, pemberi aroma nanas
 Isobutil propionat, pemberi aroma rum
 Oktil asetat, pemberi aroma jeruk

11. Zat antioksidan alami

Beberapa contoh dari zat antioksidan alami ialah:

 Vitamin C (asam askorbat) dan asam eritrobat

Keduanya merupakan antioksidan buah dalam kemasan, sari buah, selai, acar kalengan, dan
daging olahan.

 Vitamin E (tokoferol) dan askorbil palmitat

Keduanya digunakan sebagai antioksidan pada lemak, minyak goreng, margarin, kaldu, dan
makanan bayi.

12. Zat antioksidan sintetik

Beberapa contoh dari zat antioksidan sintetik ialah:

 BHA (Butil Hidroksi Anisol)


 BHT (Butil Hidroksi Toluena)
 TBHQ (Tersier Butil Quinoline)

13. Zat sekuestran adalah zat pengikat ion logam yang terdapat dalam makanan
sehingga makanan tersebut tidak mudah teroksidasi. Zat sekuestran juga
berfungsi meningkatkan kestabilan dan kualitas pangan.

Contoh:

 Asam formiat dan asam sitrat, yang digunakan pada lemak, minyak
goreng, dan potongan kentang goreng.
 Dinatrium edetat, yang digunakan pada saos.

14. Zat pengeras digunakan untuk mengeraskan dan mencegah terjadinya


pelunakan pada makanan, mempertahankan jaringan buah dan sayuran, atau
berinteraksi dengan bahan pembentuk gel untuk memperkuat gel.

Contoh:
 Aluminium natrium sulfat dan aluminium sulfat, yang digunakan pada acar dan buah
dalam kemasan kaleng.
 Kalsium glukonat, yang digunakan pada selai dan jelly.

15. Zat pemutih digunakan untuk mempercepat proses pemutihan dan pematangan
tepung sehingga memperbaiki kualitas pemanggangan. Beberapa contohnya
ialah:

 Asam askorbat (vitamin C)


 Aseton peroksida
 Kalium bromat
 Sistein HCl.

16. Zat anti penggumpalan digunakan untuk mencegah penggumpalan bahan


makanan atau minuman. Beberapa contohnya ialah:

 Aluminium silikat dan magnesium oksida

Aluminium silikat dan magnesium oksida biasa digunakan pada garam bubuk dan krim bubuk

 Kalsium aluminium silikat dan magnesium silikat

Kalsium aluminium silikat dan magnesium silikat biasa digunakan pada gula bubuk dan garam
yang dicampur dengan rempah-rempah.

17. Zat pengental ditambahkan pada makanan/ minuman untuk meningkatkan


ketentalan. Sementara zat pengemulsi (emulgator) berguna untuk menjaga
sistem koloid pada makanan agar tetap stabil.

Beberapa contoh zat pengental:

 Tepung terigu
 Tepung tapioka
 Tepung beras
 Tepung jagung

Sementara itu, zat pengental pada produk saos, sirup, kecap, selai, dan jelly, ialah:

 Agar-agar
 Pektin
 Gelatin
 CMC-Na (Carboxy Methyl Cellulose-Na)
2.3 Kebaikan dan keburukan penggunaan Zat Aditif dalam bahan pangan

Zat aditif adalah zat yang ditambahkan ke dalam makanan atau minuman yang berrtujuan untuk
meningkatkan daya tarik pada makanan atau minuman tersebut. Seperti yang kita ketahui,
bahwasannya zat Aditif terdapat tujuh kelompok, yaitu pewarna, pemanis, pengawet, penyedap,
pemberi aroma, pengental dan pengemulsi.

Ada pun kebaikan dari penggunaan Zat Adikfit dalam bahan pangan

 Memperlambat proses pembusukan


 Meningkatkan atau menjaga nilai gizi
 Membuat roti dan kue lebih mengembang
 Memperkaya rasa, warna, dan penampilan
 Menjaga konsistensi rasa dan tekstur makanan

Ada pun keburukan dari penggunaan Zat Adiktif dalam bahan pangan

Bagi kebanyakan orang, zat aditif pada makanan dalam jumlah yang aman tidak menyebabkan
gangguan kesehatan. Namun, ada sebagian orang yang dapat mengalami efek samping, seperti
diare, sakit perut, batuk pilek, muntah, gatal-gatal, dan ruam kulit, setelah mengonsumsi
makanan dengan kandungan zat aditif.

Efek samping ini bisa saja terjadi jika seseorang memiliki reaksi alergi terhadap zat aditif
tertentu atau jika kandungan zat aditif yang digunakan terlalu banyak.

Ada beberapa zat aditif pada makanan yang diduga memiliki efek samping terhadap kesehatan,
antara lain:

 Pemanis buatan, seperti aspartam, sakarin, natrium siklamat, dan sucralose


 Asam benzoat dalam produk jus buah
 Lecithin, gelatin, tepung maizena, dan propilen glikol dalam makanan
 Monosodium glutamate (MSG)
 Nitrat dan nitrit pada sosis dan produk olahan daging lainnya
 Sulfit dalam bir, anggur, dan sayuran kemasan
 Maltodextrin

Reaksi terhadap zat aditif apa pun bisa bersifat ringan atau parah. Misalnya, sebagian orang
dapat mengalami gejala asma yang kambuh setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang
mengandung sulfit. Sementara itu, pemanis buatan aspartam dan MSG dapat menyebabkan efek
samping berupa sakit kepala atau Chinese restaurant syndrome.
Contoh lainnya, beberapa laporan menyebutkan bahwa kebiasaan mengonsumsi makanan cepat
saji dengan kadar nitrat dan nitrit yang tinggi dapat meningkatkan risiko terserang penyakit
kanker.

2.4 Daftar Konsentrasi Penggunaan Zat Aditif Diizinkan

Zat aditif pada makanan berguna untuk menjaga makanan agar tetap segar dan tahan lama,
serta meningkatkan cita rasa dan memperindah tampilannya. Zat aditif umumnya aman
digunakan, tetapi ada beberapa jenis zat aditif yang diduga dapat menimbulkan efek samping
bagi kesehatan.

Zat aditif pada makanan adalah semua bahan yang ditambahkan dan dicampurkan ke dalam
produk makanan dan minuman selama proses pengolahan, penyimpanan, dan pengemasan. Di
Indonesia, zat aditif pada makanan disebut dengan istilah Bahan Tambahan Pangan (BTP).

Produksi dan penjualan seluruh produk makanan dan minuman yang menggunakan zat aditif
harus mendapatkan izin edar dan persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) agar
aman dikonsumsi oleh masyarakat.

Kegunaan Zat Aditif pada Makanan

Zat aditif umumnya ditambahkan ke dalam makanan untuk:

 Memperlambat proses pembusukan


 Meningkatkan atau menjaga nilai gizi
 Membuat roti dan kue lebih mengembang
 Memperkaya rasa, warna, dan penampilan
 Menjaga konsistensi rasa dan tekstur makanan

Informasi mengenai zat aditif pada makanan biasanya terlampir pada label makanan dengan
nama kimiawi. Misalnya, garam adalah sodium atau natrium klorida, vitamin C adalah ascorbic
acid atau asam askorbat, dan vitamin E adalah alpha tocopherol.
Produsen biasanya hanya menggunakan zat aditif secukupnya untuk mencapai hasil yang
diinginkan. Ada beberapa macam zat aditif yang paling sering digunakan pada makanan, di
antaranya:

 Garam
 Pemanis buatan, misalnya gula dan sirop jagung
 Asam sitrat
 Monosodium glutamat atau MSG
 Vitamin C dan vitamin E
 Butylated hydroxyanisole (BHA) dan butylated hydroxytoluene (BHT)

Jenis-Jenis Zat Aditif pada Makanan

Zat aditif pada makanan dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni zat aditif alami dan zat
aditif sintetis atau buatan. Zat aditif makanan yang bersifat alami bisa berasal dari tumbuhan,
hewan, mineral, rempah-rempah, dan tanaman herbal yang dapat menambah cita rasa pada
makanan.

Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) dan organisasi pangan dan pertanian internasional
(FAO), jenis zat aditif pada makanan dapat digolongkan menjadi 3 kategori utama, yaitu:

Zat perasa makanan

Ini adalah zat yang ditambahkan ke dalam makanan untuk meningkatkan aroma dan memperkuat
rasa. Jenis zat aditif ini paling banyak digunakan dalam berbagai produk camilan, minuman
ringan, sereal, kue, hingga yoghurt.

Bahan perasa alami bisa berasal dari kacang, buah-buahan, sayuran, hingga rempah-rempah. Zat
perasa makanan juga tersedia dalam bentuk sintetis yang mirip dengan rasa makanan tertentu.

Enzyme preparation

Jenis zat aditif ini biasanya diperoleh melalui proses ekstraksi dari tanaman, produk hewani, atau
mikroorganisme seperti bakteri.
Enzyme preparation umumnya digunakan sebagai alternatif zat aditif yang berbahan kimia
dalam proses pemanggangan kue, pembuatan jus buah, fermentasi anggur dan bir, serta
pembuatan keju.

Zat aditif lainnya

Jenis zat aditif ini meliputi zat pengawet, zat pewarna, dan zat pemanis. Zat pengawet dapat
memperlambat pembusukan yang disebabkan oleh jamur, udara, bakteri, atau ragi.

Selain itu, pengawet juga mampu menjaga kualitas makanan dan membantu mengendalikan
kontaminasi pada makanan yang dapat menyebabkan penyakit, seperti botulisme.

Beberapa jenis BTP pengawet yang diizinkan untuk digunakan dalam produk pangan, yaitu

 asam sorbat
 asam benzoat
 etil para-hidroksibenzoat
 metil para-hidroksibenzoat
 sulfit
 nisin
 nitrit
 nitrat
 asam propionate
 lisozim hidroklorida.

Selain itu, ada berbagai jenis zat aditif lain pada makanan. Masing-masing zat aditif tersebut
memiliki kegunaannya tersendiri, yaitu:

 Antioksidan, untuk mencegah makanan dari proses oksidasi yang menyebabkan makanan
menjadi bau atau busuk
 Pengatur keasaman (acidity regulator), untuk mengasamkan, menetralkan, atau
mempertahankan tingkat keasaman (pH) makanan
 Humektan, untuk menjaga makanan tetap lembap
 Stabilizer, untuk mempertahankan kelarutan makanan
 Firming agent, untuk mempertahankan kerenyahan makanan
 Pengemulsi (emulsifier), untuk mencegah pemisahan bahan dan membantu makanan
lebih mudah larut
 Foaming agent, untuk membentuk buih

Efek Samping Zat Aditif pada Makanan

Untuk memastikan zat aditif pada makanan dapat digunakan tanpa efek berbahaya, maka
ditetapkanlah jumlah asupan harian yang layak dikonsumsi (Acceptable Daily Intake/ADI).

ADI adalah perkiraan jumlah maksimal zat aditif pada makanan yang dapat dikonsumsi dengan
aman setiap hari selama seumur hidup, tanpa efek kesehatan yang merugikan.

Batas maksimum penggunaan zat aditif pada makanan ini telah ditentukan oleh BPOM. Bagi
para produsen yang melanggar batas ketentuan tersebut, mereka bisa dijatuhi sanksi berupa
penarikan produk dari peredaran hingga pencabutan izin usaha.

Bagi kebanyakan orang, zat aditif pada makanan dalam jumlah yang aman tidak menyebabkan
gangguan kesehatan. Namun, ada sebagian orang yang dapat mengalami efek samping,
seperti diare, sakit perut, batuk pilek, muntah, gatal-gatal, dan ruam kulit, setelah mengonsumsi
makanan dengan kandungan zat aditif.

Efek samping ini bisa saja terjadi jika seseorang memiliki reaksi alergi terhadap zat aditif
tertentu atau jika kandungan zat aditif yang digunakan terlalu banyak.

Ada beberapa zat aditif pada makanan yang diduga memiliki efek samping terhadap kesehatan,
antara lain:

 Pemanis buatan, seperti aspartam, sakarin, natrium siklamat, dan sucralose


 Asam benzoat dalam produk jus buah
 Lecithin, gelatin, tepung maizena, dan propilen glikol dalam makanan
 Monosodium glutamate (MSG)
 Nitrat dan nitrit pada sosis dan produk olahan daging lainnya
 Sulfit dalam bir, anggur, dan sayuran kemasan
 Maltodextrin
Reaksi terhadap zat aditif apa pun bisa bersifat ringan atau parah. Misalnya, sebagian orang
dapat mengalami gejala asma yang kambuh setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang
mengandung sulfit. Sementara itu, pemanis buatan aspartam dan MSG dapat menyebabkan efek
samping berupa sakit kepala atau Chinese restaurant syndrome.

Contoh lainnya, beberapa laporan menyebutkan bahwa kebiasaan mengonsumsi makanan cepat
saji dengan kadar nitrat dan nitrit yang tinggi dapat meningkatkan risiko terserang
penyakit kanker.

Untuk melindungi diri dari efek buruk kelebihan zat aditif pada makanan, seseorang dengan
riwayat alergi atau intoleransi makanan harus lebih cermat dan teliti dalam memeriksa daftar
bahan pada label kemasan.

Anda mungkin juga menyukai