KIMIA TERAPAN
DOSEN PEMBIMBING :
Dr. RATNA SARI DEWI, S.Si., M.Si
DISUSUN OLEH
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ Zat aditif makanan ” ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpahcurahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kitananti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penyusun mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmatsehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penyusun mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Perkembangan Kimia Terapan yang
membahas tentang “Zat aditif makanan ”
Atas dukungan moral dan materiil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. ratna sari dewi, S.Si., M.Si selaku dosen mata kuliah
Kimia Terapan yang telah memberikan pembinaan. Penyusun menyadari bahwa makalah ini
masih belum sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini di
masa yang akan datang. Apabila terdapat kesalahan pada makalah ini, penyusun mohon maaf
yang sebesar-besarnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi pembaca maupun bagi
penulis sendiri.
Terimakasih.
PEMAKALAH
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................................
BAB 1...........................................................................................................................................................
PENDAHULUAN........................................................................................................................................
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................................
1.3 Tujuan...................................................................................................................................................
1.4 Manfaat.................................................................................................................................................
BAB 2...........................................................................................................................................................
2.1 Definisi Zat aditif makanan serta srtuktur kimia dan peranannya................................................
2.2 Klarifikasi Dan Jenis Jenis Zat aditif makanan dan proses kerjanya............................................
23 Kebaikan dan keburukan penggunaan Zat aditif ............................................................................
2.4 Daftar konsentrasi penggunaan Zat aditif diizinkan.......................................................................
BAB III.........................................................................................................................................................
PENUTUP....................................................................................................................................................
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................................
3.2 Saran.....................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi telah menghasilkan produk-produk industry
yang dapat memenuhi kebutuhan manusia sehari-hari. Bahan kimia yang telah diketahui
manfaatnya dikembangkan dengan cara membuat produk-produk yang berguna untuk
kepentingan manusia dan lingkungannya. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui jenis, sifat-sifat,
kegunaan dan efek samping dari setiap produk yang kita gunakan atau kita lihat sehari-hari
termasuk makanan, dalam hal ini zat aditif makanan. Zat aditif adalah bahan kimia yang
dicampurkan ke dalam makanan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
makanan, menambah kelezatan, dan mengawetkan makanan. Zat aditif makanan
dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
1. Zat aditif yang berasal dari sumber alami, seperti lesitin dan asam sitrat.
2. Zat aditif sintetik dari bahan kimia yang memiliki sifat serupa dengan bahan alami yang
sejenis,baik susunan kimia maupun sifat/fungsinya, seperti amil setat dan asam askorbat.
Berdasarkan fungsinya, baik alami maupun sintetik, zat aditif dapat dikelompokkan sebagai
zat pewarna, pemanis, pengawet, dan penyedap rasa. Dalam bahan makanan yang kita konsumsi
sehari-hari kita perlu mengetahui keuntungan dan kerugian/dampak negative dari makanan yang
kita konsumsi. Oleh karena itu, kita perlu diketahui apa saja zat aditif yang sering dicampurkan
pada makanan, yang sehat dikonsumsi dan apa saja yang merugikan kita atau yang mengancam
kesehatan tubuh manusia.
1.4. MANFAAT
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Klarifikasi dan Jenis-Jenis Zat Aditif Makanan dan Proses Kerjanya
Zat aditif makanan adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam
makanan dalam jumlah kecil dengan tujuan untuk memperbaiki penampakan, cita rasa,
tekstur, dan memperpanjang daya simpan. Selain itu, penambahan zat aditif makanan
juga dapat meningkatkan nilai gizi, seperti protein, mineral dan vitamin.
Asam benzoat biasa digunakan pada minuman, saos, sambal, kecap, selai, acar kalengan, dan
sari buah. Bahan pengawet ini bekerja dengan menghambat atau menghantikan proses
pembusukan dan fermentasi dari bahan makanan, baik yang disebabkan oleh mikroba, bakteri,
maupun jamur.
Asam sorbat seringkali digunakan sebagai pengawet pada keju, makanan yang dipanggang, wine,
panganan laut, daging yang didinginkan, dan produk yang baru dipanen, seperti sayuran dan
buah-buahan. Asam sorbat dapat menghambat pertumbuhan jamur yang dapat merusak makanan
dan menyebabkan penyakit serius. Salah satunya ialah mencegah adanya bakteri Clostridium
botulinum yang dapat menyebabkan keracunan makanan.
Asam propionat biasa diaplikasikan pada roti, daging, buah segar, saus apel, sirup, keju, selai,
tomat, jelly, dan produk olahan susu untuk menghambat kerusakan yang disebabkan oleh
kapang. Oleh karena itu, pengawet ini biasa juga disebut rope inhibitor.
Selain itu, beberapa bahan dibawah ini juga dapat digunakan sebagai pewarna alami, seperti:
Gula putih
Gula merah
Beberapa contoh dari zat penyedap rasa alami ialah gula, garam, dan rempah-
rempah.
Monosodium glutamat (MSG) biasa juga dikenal dengan vetsin. Beberapa merek
terkenal, yaitu Ajinomoto, Sasa, dan Miwon.
Garam inosinat dan garam guanilat dapat menghasilkan rasa gurih 300 kali lebih lezat dripada
MSG. Contoh: Biomiwon dan Ajiplus.
Daun pandan, daun salam, daun jeruk purut, serai, kunyit, jahe, dan
laos.
Rempah-rempah, seperti ketumbar, merica, pala, kayu manis, dan
bawang
Buah-buahan.
Keduanya merupakan antioksidan buah dalam kemasan, sari buah, selai, acar kalengan, dan
daging olahan.
Keduanya digunakan sebagai antioksidan pada lemak, minyak goreng, margarin, kaldu, dan
makanan bayi.
13. Zat sekuestran adalah zat pengikat ion logam yang terdapat dalam makanan
sehingga makanan tersebut tidak mudah teroksidasi. Zat sekuestran juga
berfungsi meningkatkan kestabilan dan kualitas pangan.
Contoh:
Asam formiat dan asam sitrat, yang digunakan pada lemak, minyak
goreng, dan potongan kentang goreng.
Dinatrium edetat, yang digunakan pada saos.
Contoh:
Aluminium natrium sulfat dan aluminium sulfat, yang digunakan pada acar dan buah
dalam kemasan kaleng.
Kalsium glukonat, yang digunakan pada selai dan jelly.
15. Zat pemutih digunakan untuk mempercepat proses pemutihan dan pematangan
tepung sehingga memperbaiki kualitas pemanggangan. Beberapa contohnya
ialah:
Aluminium silikat dan magnesium oksida biasa digunakan pada garam bubuk dan krim bubuk
Kalsium aluminium silikat dan magnesium silikat biasa digunakan pada gula bubuk dan garam
yang dicampur dengan rempah-rempah.
Tepung terigu
Tepung tapioka
Tepung beras
Tepung jagung
Sementara itu, zat pengental pada produk saos, sirup, kecap, selai, dan jelly, ialah:
Agar-agar
Pektin
Gelatin
CMC-Na (Carboxy Methyl Cellulose-Na)
2.3 Kebaikan dan keburukan penggunaan Zat Aditif dalam bahan pangan
Zat aditif adalah zat yang ditambahkan ke dalam makanan atau minuman yang berrtujuan untuk
meningkatkan daya tarik pada makanan atau minuman tersebut. Seperti yang kita ketahui,
bahwasannya zat Aditif terdapat tujuh kelompok, yaitu pewarna, pemanis, pengawet, penyedap,
pemberi aroma, pengental dan pengemulsi.
Ada pun kebaikan dari penggunaan Zat Adikfit dalam bahan pangan
Ada pun keburukan dari penggunaan Zat Adiktif dalam bahan pangan
Bagi kebanyakan orang, zat aditif pada makanan dalam jumlah yang aman tidak menyebabkan
gangguan kesehatan. Namun, ada sebagian orang yang dapat mengalami efek samping, seperti
diare, sakit perut, batuk pilek, muntah, gatal-gatal, dan ruam kulit, setelah mengonsumsi
makanan dengan kandungan zat aditif.
Efek samping ini bisa saja terjadi jika seseorang memiliki reaksi alergi terhadap zat aditif
tertentu atau jika kandungan zat aditif yang digunakan terlalu banyak.
Ada beberapa zat aditif pada makanan yang diduga memiliki efek samping terhadap kesehatan,
antara lain:
Reaksi terhadap zat aditif apa pun bisa bersifat ringan atau parah. Misalnya, sebagian orang
dapat mengalami gejala asma yang kambuh setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang
mengandung sulfit. Sementara itu, pemanis buatan aspartam dan MSG dapat menyebabkan efek
samping berupa sakit kepala atau Chinese restaurant syndrome.
Contoh lainnya, beberapa laporan menyebutkan bahwa kebiasaan mengonsumsi makanan cepat
saji dengan kadar nitrat dan nitrit yang tinggi dapat meningkatkan risiko terserang penyakit
kanker.
Zat aditif pada makanan berguna untuk menjaga makanan agar tetap segar dan tahan lama,
serta meningkatkan cita rasa dan memperindah tampilannya. Zat aditif umumnya aman
digunakan, tetapi ada beberapa jenis zat aditif yang diduga dapat menimbulkan efek samping
bagi kesehatan.
Zat aditif pada makanan adalah semua bahan yang ditambahkan dan dicampurkan ke dalam
produk makanan dan minuman selama proses pengolahan, penyimpanan, dan pengemasan. Di
Indonesia, zat aditif pada makanan disebut dengan istilah Bahan Tambahan Pangan (BTP).
Produksi dan penjualan seluruh produk makanan dan minuman yang menggunakan zat aditif
harus mendapatkan izin edar dan persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) agar
aman dikonsumsi oleh masyarakat.
Informasi mengenai zat aditif pada makanan biasanya terlampir pada label makanan dengan
nama kimiawi. Misalnya, garam adalah sodium atau natrium klorida, vitamin C adalah ascorbic
acid atau asam askorbat, dan vitamin E adalah alpha tocopherol.
Produsen biasanya hanya menggunakan zat aditif secukupnya untuk mencapai hasil yang
diinginkan. Ada beberapa macam zat aditif yang paling sering digunakan pada makanan, di
antaranya:
Garam
Pemanis buatan, misalnya gula dan sirop jagung
Asam sitrat
Monosodium glutamat atau MSG
Vitamin C dan vitamin E
Butylated hydroxyanisole (BHA) dan butylated hydroxytoluene (BHT)
Zat aditif pada makanan dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni zat aditif alami dan zat
aditif sintetis atau buatan. Zat aditif makanan yang bersifat alami bisa berasal dari tumbuhan,
hewan, mineral, rempah-rempah, dan tanaman herbal yang dapat menambah cita rasa pada
makanan.
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) dan organisasi pangan dan pertanian internasional
(FAO), jenis zat aditif pada makanan dapat digolongkan menjadi 3 kategori utama, yaitu:
Ini adalah zat yang ditambahkan ke dalam makanan untuk meningkatkan aroma dan memperkuat
rasa. Jenis zat aditif ini paling banyak digunakan dalam berbagai produk camilan, minuman
ringan, sereal, kue, hingga yoghurt.
Bahan perasa alami bisa berasal dari kacang, buah-buahan, sayuran, hingga rempah-rempah. Zat
perasa makanan juga tersedia dalam bentuk sintetis yang mirip dengan rasa makanan tertentu.
Enzyme preparation
Jenis zat aditif ini biasanya diperoleh melalui proses ekstraksi dari tanaman, produk hewani, atau
mikroorganisme seperti bakteri.
Enzyme preparation umumnya digunakan sebagai alternatif zat aditif yang berbahan kimia
dalam proses pemanggangan kue, pembuatan jus buah, fermentasi anggur dan bir, serta
pembuatan keju.
Jenis zat aditif ini meliputi zat pengawet, zat pewarna, dan zat pemanis. Zat pengawet dapat
memperlambat pembusukan yang disebabkan oleh jamur, udara, bakteri, atau ragi.
Selain itu, pengawet juga mampu menjaga kualitas makanan dan membantu mengendalikan
kontaminasi pada makanan yang dapat menyebabkan penyakit, seperti botulisme.
Beberapa jenis BTP pengawet yang diizinkan untuk digunakan dalam produk pangan, yaitu
asam sorbat
asam benzoat
etil para-hidroksibenzoat
metil para-hidroksibenzoat
sulfit
nisin
nitrit
nitrat
asam propionate
lisozim hidroklorida.
Selain itu, ada berbagai jenis zat aditif lain pada makanan. Masing-masing zat aditif tersebut
memiliki kegunaannya tersendiri, yaitu:
Antioksidan, untuk mencegah makanan dari proses oksidasi yang menyebabkan makanan
menjadi bau atau busuk
Pengatur keasaman (acidity regulator), untuk mengasamkan, menetralkan, atau
mempertahankan tingkat keasaman (pH) makanan
Humektan, untuk menjaga makanan tetap lembap
Stabilizer, untuk mempertahankan kelarutan makanan
Firming agent, untuk mempertahankan kerenyahan makanan
Pengemulsi (emulsifier), untuk mencegah pemisahan bahan dan membantu makanan
lebih mudah larut
Foaming agent, untuk membentuk buih
Untuk memastikan zat aditif pada makanan dapat digunakan tanpa efek berbahaya, maka
ditetapkanlah jumlah asupan harian yang layak dikonsumsi (Acceptable Daily Intake/ADI).
ADI adalah perkiraan jumlah maksimal zat aditif pada makanan yang dapat dikonsumsi dengan
aman setiap hari selama seumur hidup, tanpa efek kesehatan yang merugikan.
Batas maksimum penggunaan zat aditif pada makanan ini telah ditentukan oleh BPOM. Bagi
para produsen yang melanggar batas ketentuan tersebut, mereka bisa dijatuhi sanksi berupa
penarikan produk dari peredaran hingga pencabutan izin usaha.
Bagi kebanyakan orang, zat aditif pada makanan dalam jumlah yang aman tidak menyebabkan
gangguan kesehatan. Namun, ada sebagian orang yang dapat mengalami efek samping,
seperti diare, sakit perut, batuk pilek, muntah, gatal-gatal, dan ruam kulit, setelah mengonsumsi
makanan dengan kandungan zat aditif.
Efek samping ini bisa saja terjadi jika seseorang memiliki reaksi alergi terhadap zat aditif
tertentu atau jika kandungan zat aditif yang digunakan terlalu banyak.
Ada beberapa zat aditif pada makanan yang diduga memiliki efek samping terhadap kesehatan,
antara lain:
Contoh lainnya, beberapa laporan menyebutkan bahwa kebiasaan mengonsumsi makanan cepat
saji dengan kadar nitrat dan nitrit yang tinggi dapat meningkatkan risiko terserang
penyakit kanker.
Untuk melindungi diri dari efek buruk kelebihan zat aditif pada makanan, seseorang dengan
riwayat alergi atau intoleransi makanan harus lebih cermat dan teliti dalam memeriksa daftar
bahan pada label kemasan.