Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KIMIA TERAPAN

“BAHAN PEWARNA MAKANAN”


(Disusun untuk memenuhi tugas Kimia Terapan)
Dosen Pengampu Dr. Ratna Sari Dewi, S.Si.,M.Si

Disusun Oleh:
Farah Rizki Deswanda Gea (5223342006)
Naila Rahmadania Tanjung (5223342007)
Alya Gita Diah Mazyunah (5223342009)
Winda Dwi Safitri (5223342011)
Novi Yosmitaria Putri Gulo (5223342015)
Sherly Feliza Koto (5223342022)
Elysha Putri Siiregar (5223342030)

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji dan rasa syukur atas kehadirat Allah SWT atas berkatnya kami dapat
menyelesaikan tugas Makalah ini dengan baik serta memenuhi tugas mata kuliah kimia terapan
yang diberikan oleh Dosen Pengampu saya ibu Ratna Sari Dewi S.Si,.M.Si. Terlepas dari itu,
kami menyadari juga bahwa masih ada kekurangan dari segi penyusunan kalimat maupun tata
bahasanya. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan dimasa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun,
Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan semoga Makalah ini dapat dipahami dengan mudah
dan bermanfat untuk kita semua.

Medan, 02 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................i

DAFTAR ISI ................................................................................................................................ii

BAB I: PENDAHULUAN ...........................................................................................................4

A. Latar Belakang .................................................................................................................4


B. Rumusan Masalah ............................................................................................................4
C. Tujuan ..............................................................................................................................4
D. Manfaat ............................................................................................................................5

BAB II: PEMBAHASAN ............................................................................................................6

A. Definisi Pigmen Dan Zat Warna .......................................................................................6


B. Struktur Kimia Zat Perwana Bahan Dan Peran Dalam Pangan ........................................6
C. Klasifikasi dan Jenis-Jenis Pigmen dan Zat Warna............................................................8
D. Sifat Fisikokimia dan Kestabilan Pigmen dan Zat Warna.................................................10
E. Perubahan Dan Kerusakan Pigmen Dan Zat Warna Selama Proses Pengolahan Makanan
............................................................................................................................................12
F. Kebaikan dan Keburukan penggunaan Pigmen dan Zat Warna dalam Bahan Pangan......12
G. Daftar Pigmen Dan Zat Warna Yang Dilarang Dan Diizinkan..........................................13

BAB III: PENUTUP ....................................................................................................................17

A. Saran .................................................................................................................................17
B. Simpulan ..........................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................18


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Vitamin dan mineral adalah bagian yang penting dari makanan sehat. Bila seseorang
mengkonsumsi berbagai variasi makanan, maka kemungkinan untuk mengalami kekurangan
vitamin dan mineral adalah sangat kecil. Orang-orang yang menjalani diet ketat mungkin tidak
mendapatkan cukup vitamin atau mineral tertentu. Contohnya seorang vegetarian yang sangat
ketat bisa mengalami kekurangan vitamin B12, yang hanya bisa diperoleh dari makanan yang
berasal dari hewan. Sebaliknya, mengkonsumsi sejumlah besar vitamin dan mineral tambahan
tanpa pengawasan medis, dapat menimbulkan efek yang berbahaya.
Semua orang tua pastilah tahu mengenai manfaat atau peran aneka vitamin dan mineral
bagi tubuh, terutama untuk pertumbuhan dan sistem pertahanan tubuh. Unsur-unsur penting
tersebut banyak terkandung dalam berbagai bahan makanan yang mudah ditemui sehari-hari.
Menurut berbagai hasil penelitian ilmiah, aneka vitamin dan mineral ini memberi efek
nyata dalam melindungi sel-sel tubuh, terutama sel-sel otak dari berbagai penyebab kerusakan
yang akan menurunkan fungsi-fungsinya. Akan tetapi, tentu saja perlu diperhatikan agar asupan
unsur-unsur tersebut tidak berlebihan. Mungkin belum banyak yang tahu, dampak buruk dari
kelebihan vitamin dan mineral.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dari vitamin dan mineral?
2. Bagaimana Struktur kimia vitamin dan mineral dan peran dalam makanan?
3. Apa itu sifat fisikokimia pada vitamin dan mineral?
4. Bagaimana perubahan atau kerusakan vitamin dan mineral saat proses pengolahan
makanan?
5. Bagaimana cara menghitung dan menganalisis kandungan vitamin dan mineral dalam
bahan makanan?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui arti dari vitamin dan mineral
2. Membiasakan diri untuk mengobservasi dalam materi kimia terapan
3. Mengetahui sifat fisikokimia pada vitamin dan mineral
4. Mengetahui perubahan atau kerusakan karboidrat saat proses pengolahan
5. Mengetahui cara menghitung dan menganalisis kandungan Protein dalam makanan

D. MANFAAT
1. Menambah wawasan mahasiswa tentang protein
2. Mahasiswa dapat belajar sifat vitamin dan mineral
3. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang struktur vitamin dan mineral
4. Mahasiswa dapat belajar mengenai fungsi dan kekurangan vitamin dan mineral dalam
tubuh
5. Mahasiswa dapat mengetahui Uji vitamin dan mineral
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Pigmen dan Zat Warna

Pigmen atau zat warna adalah zat yang mengubah warna cahaya tampak sebagai akibat
proses absorpsi selektif terhadap panjang gelombang pada kisaran tertentu. Pigmen tidak
menghasilkan warna tertentu sehingga berbeda dari zat-zat pendar (Juminescence) Molekul
pignien menyerap energi pada panjang gelombang tertentu sehingga memantulkan pajang
gelombang tampak lainnya, sedangkan zat pendar memancarkan cahaya karena reaksi kimia
tertentu.

Di dalam dunia percetakan pigmen dibagi dalam tiga pigmen dasar yang mampu menim
pigmen-pigmen lam jika dicampurkan dengan proporsi tepat, yaitu pigmen cyan, magents. dan
kuning. Sebagai tambahan untuk mendapatkan kedalaman warna ditambahkan pigmen hitam
Misalnya untuk mendapatkan sensasi warna merah dicampurkan pigmen magenta dan kuning
dengan proporsi tertentu Pigmen alami banyak yang dihasilkan oleh organisme, dan banyak yang
bernilai ekonomi Pigmen yang dihasilkan oleh organisme dikelompokkan sebagai pigmen hayati

Pigmen atau zat warna adalah zat yang mengubah warna cahaya tampak sebagai akibat
proses absorpsi selektif terhadap panjang gelombang pada kisaran tertentu. Pigmen tidak
menghasilkan warna tertentu sehingga berbeda dari zat-zat pendar (luminescence). Molekul
pigmen menyerap energi pada panjang gelombang tertentu sehingga memantulkan panjang
gelombang tampak lainnya, sedangkan zat pendar memancarkan cahaya karena reaksi kimia
tertentu.

Pigmen alami banyak yang dihasilkan oleh organisme, dan banyak yang bernilai ekonomi
Pigmen yang dihasilkan oleh organisme dikelompokkan sebagai pigmen hayati Pewarna
makanan adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki warna makanan yang
berubah atau menjadi pucat selama proses pengolahan atau untuk memberi warna pada makanan
yang tidak berwarna agar terlihat lebih menarik (Winarno, 2002) Pewarna makanan adalah zat
aditif yang ditambahkan untuk meningkatkan warna makanan atau minuman Selain itu, pewarna
makanan juga dapat meningkatkan daya tarik makanan dan meningkatkan nafsu makan orang
yang mengosumsinya. Pewarna makanan tersedia dalam berbagai bentuk seperti cairan, bubuk
gel, atau pasta.

Wama merupakan salah satu faktor sensori yang dipakai oleh manusia untuk menilai suatu
produk atau keadaan lingkungan. Dengan melihat suatu warna manusia dapat merasa senang.
uka, tidak suka, kecewa atau marah Mengenai wama dalam makanan, dapat berasal dari warna
alami makanan itu sendiri atau dari bahan pewarna yang ditambahkan ke dalam makanan
tersebut, baik untuk mewarnai makanan yang tadinya tidak berwarna, untuk meningkatkan
warna. makanan supaya lebih menarik, atau supaya warna makanan kembali seperti wama
aslinya. Pemakaian bahan pewarna dalam makanan bukan suatu hal yang baru dan telah
dilakukan oleh produsen-produsen makanan sejak dahulu. Dahmin bahan pewarna yang banyak
dipakai ialah bahan pewarna alami yang berasal dari tumbuhan.

Ada lima sebab yang dapat menyebabkan suatu bahan makanan berwarna, yaitu:

a. Pigmen yang secara alami terdapat pada tanaman dan hewan misalnya klorofil berwarna
hijau, karoten berwarna jingga, dan mioglobin menyebabkan warna merah pada daging
b. Reaksi karamelisasi yang timbul bila gula dipanaskan membentuk warna coklat, misalnya
warna coklat pada kembang gula karamel atau roti yang dibakar
c. Warna gelap yang ditimbulkan karena adanya reaksi Maillard, yaitu antara gugus amino
protein dengan gugus karbonil gula pereduksi, misalnya susu bubuk yang disimpan lama
akan berwama gelap
d. Reaksi antara senyawa organik dengan udara akan menghasilkan warna hitam atau coklat
gelap. Reaksi oksidasi ini dipercepat oleh adanya logam serta enzim, misalnya warna
gelap permukaan spel atau kentang yang dipotong
e. Penambahan zat warna, baik zat wama alami maupun zat wama sintetik, yangtermasuk
dalam golongan bahan aditif makanan Penggunaan pewama makanan telah banyak
memperoleh sorotan baik di luar negeri maupun di dalam negen sehubungan dengan
segi-segi keamanannya.

B. Struktur Kimia zat pewarna dan peran dalam pangan


1. Memperbaiki penampakan dari makanan yang warnanya memudar akibat proses termal
atau yang wamanya diperkirakan akan menjadi pudar selama penyimpanan, misalnya
sayuran
2. Memperoleh warna yang seragam pada komoditi yang warna alamiahnya tidak seragam
Dengan penambahan pewarna diharapkan penampakan produk tersebut akan lebih
seragam dengan demikian penerimaan produk tersebut oleh konsumen juga akan lebih
mantap. Contoh pewarnaan kulit jeruk
3. Memperoleh warna yang lebih tua dan asimya. Misalnya pada produk-produk seperti
minuman ringan dan yogurt yagu diberi tambahan flavor tertentu konsumen seringkali
mengasosiasikan flavor tersebut dengan suatu warna yang khas
4. Melindungi zat-zat flavor dan vitamin-vitamin yang peka terhadap cahaya selama
penyimpanan. Dalam hal ini pewarna tersebut berfungsi sebagai penyaring cahaya tirai
yang menghambat masuknya cahaya
5. Memperoleh penampakan yang lebih menarik dari bahan aslinya, misalnya pewarnaan
agar-agar
6. Untuk identifikasi produk, misalnya margarin berwarna kuning
7. Sebagai indikator visual untuk kulitas, Sehubungan dengan ini pewarna juga dapat
digunakan sebagai alat bantu dalam proses pengolahan penyimpanan dan pengawasan
kualitas

C. Klarifikasi Dan Jenis – Jenis Pigmen Dan Zat Warna

a. Klasifikasi Pigmen diklasifikasikan menjadi 4 yaitu:


1. Senyawa tetrapirol: klorofil, Hem dan Billin
2. Turunan Isoprenoid: karotenoid
3. Turunan Benzopiran: Antosianin, Flavonoid
4. Senyawa jadi: Melanoid, caramel

b. Jenis – Jenis Pigmen Dan Zat Warna


1. Karotenoid
Merupakan zat warna (pigmen) berwarna kuning, merah dan oranye yang secara alami
terdapat dalam tumbuhan dan hewan, seperti dalam wortel, tomat, jeruk, algae, lobster, dan lain-
lain. Lebih dari 100 macam karotenoid terdapat di alam, tetapi hanya beberapa macam yang telah
dapat diisolasi atau disintesa untuk bahan pewarna makanan. Diantaranya ialah beta-karotein,
betaapo-8’-karotenal, canthaxantin, bixin dan xantofil. Karotenoid merupakan senyawa yang
tidak larut dalam air dan sedikit larut dalam minyak atau lemak. Karotenoid terdapat dalam buah
pepaya, kulit pisang, tomat, cabai merah, mangga, wortel, ubi jalar, dan pada beberapa bunga
yang berwarna kuning dan merah.

2. Antosianin

Zat warna (pigmen) ini larut dalam air dan warnanya oranye, merah dan biru. Secara
alami terdapat dalam anggur, stawberry, rasberry, apel, bunga ros, dan tumbuhan lainnya.
Biasanya buah-buahan dan sayuran warnanya tidak hanya ditimbulkan oleh satu macam pigmen
antosianin saja, tetapi kadang-kadang sampai 15 macam pigmen seperti pelargonidin, sianidin,
peonidin dan lain-lain yang tergolong glikosida-glikosida antosianidin.Antosianin dan antosianin
tergolong pigmen yang disebut flavonoid yang pada umumnya larut dalam air.

3. Kurkumin

Kurkumin merupakan zat warna alami yang diperoleh dari tanaman kunyit
(Zingeberaceae). Zat warna ini dapat dipakai dalam minuman tidak beralkohol, seperti sari
buah.Akan tetapi zat warna ini masih kalah oleh zat warna sintesis dalam hal warna-nya.

4. Biksin

Zat ini diperoleh dari ektraksi kulit biji pohon Bixa orellana yang banyak terdapat pada
daerah tropis.Biksin larut dalam lemak sedangkan nor – biksin larut dalam air dan warna yang
dihasilkannya adalah kuning mentega sampai kuning warna buah persik. Zat pewarna ini sangat
stabil terhadap oksidasi tapi tidak tahan terhadap cahaya dan panas. Biksin sering digunakan
untuk mentega, margarin, minyak jagung, dan salad dressing. Walaupun harganya lebih tinggi
daripada certified color,namun masih lebih murah daripada karoten.

5. Karamel
Karamel berbentuk amorf yang berwarna coklat gelap dan dapat diperoleh dari
pemanasan yang terkontrol terhadap molase, hidrolisa pati, dekstrosa, gula inverb, laktosa, syrup
malt, dan glukosa. Ada tiga macam kelas karamel yang membedakan penggunaannya dalam
bahan makanan, yaitu :

- Karamel tahan asam, digunakan untuk mewarnai minuman yang mengandung CO2 dan
bersifat asam. Karamel ini berbentuk cairan.
- Karamel untuk roti, juga berbentuk cairan, merupakan kelas yang lebih rendah dan
digunakan untuk produk seperti biskuit, cake dan roti
- Karamel kering digunakan untuk campuran dalam bentuk kering atau untuk produk cair
dalam jumlah banyak.
6. Titanium Oksida

Berwarna putih dan dapat menyebabkan warna menjadi opaque. Dalam bentuk kasar atau
mutu rendah titanium oksida digunakan sebagai warna dasar cat rumah. Ada dua macam kristal
titanium oksida yaitu rutil dan anastase, tetapi anastase yang boleh dipakai untuk mewarnai
makanan. Zat pewarna ini mewarnai bahan dengan cara dispersi (seperti FD&C lake) dan
dipergunakan dalam larutan yang kental atau produk semi solid. Titanium oksida digunakan
bersama-sama dengan FD&C lake sehingga menghasilkan warna berupa cat, dan penggunaan
lake dapat dikurangi. Secara tersendiri titanium oksida digunakan dalam sirup yang dipakai
untuk melapisi tablet obat. Penggunaan titanium oksida diijinkan sejak tahun 1966 dengan batas
1 % berat bahan.

7. Cochineal, Karmin Dan Asam Karminat

Cochineal adalah zat yang berwarna merah yang diperoleh dari hewan coccus cacti betina
yang dikeringkan. Hewan ini hidup pada sejenis kaktus di Kepulauan Canary dan Amerika
Selatan. Zat pewarna yang terdapat di dalamnya adalah asam karminat. Karmin diperoleh dari
mengekstraksi asam karminat, kemudian dilapisi dengan alumunium, jadi merupakan lake asam
karminat. Zat pewarna karmin ini mahal dan jarang dipakai. Karmin dipergunakan untuk
melapisi bahan berprotein yang diproses menggunakan retort dan memberikan lapisan merah
jambu.

D. Sifat Fisiokimia Dan Kestabilan Pigmen Dan Zat Warna


a. Sifat Fisiokimia

Bahan pewarna makanan memiliki sifat fisiokimia tertentu yang mempengaruhi warna,
stabilitas, kelarutan, dan reaktivitas kimianya. Beberapa sifat fisiokimia penting dari bahan
pewarna makanan antara lain:
1. Warna: Bahan pewarna makanan bisa memberikan warna yang beragam pada makanan.
Sifat fisiokimia yang mempengaruhi warna antara lain struktur kimianya, seperti
konsentrasi gugus warna (seperti gugus kromofoor) dan kehadiran bentuk kimia tertentu.
2. Kelarutan: Kelarutan bahan pewarna dalam air atau larutan makanan sangat penting
untuk penyerapan dan pelestarian warna pada makanan. Sifat lipofilik dan hidrofilik dari
bahan pewarna dapat mempengaruhi daya larutnya dalam pelarut tertentu.
3. Stabilitas: Stabilitas bahan pewarna makanan dalam kondisi lingkungan tertentu adalah
sifat penting dalam makanan yang lebih tahan lama. Bahan pewarna makanan bisa
terdegradasi oleh panas, cahaya, oksidasi, enzim, pH, atau senyawa lain yang ada dalam
makanan. Oleh karena itu, sifat fisiokimia yang mempengaruhi stabilitas bahan pewarna
sangat penting untuk mempertahankan warna yang diinginkan.
4. Reaktivitas kimia: Beberapa bahan pewarna makanan mungkin dapat mengalami reaksi
kimia dengan komponen makanan lainnya, termasuk senyawa oksidasi atau reduksi,
pembentukan senyawa kompleks, atau interaksi dengan senyawa lain yang dapat
mengubah warna yang terbentuk.
Semua sifat fisiokimia tersebut mempengaruhi penggunaan bahan pewarna makanan
dalam industri makanan, termasuk kemampuan mereka untuk memberikan warna yang stabil,
merata, dan atraktif pada makanan yang aman dikonsumsi.
b. Kestabilan Pigmen Dan Zat Warna
Pigmen dan zat pewarna dapat mengalami perubahan stabilitas, tergantung pada faktor-
faktor tertentu seperti paparan sinar UV, suhu, kelembaban, dan juga penggunaan produk
tersebut. Beberapa pigmen dan zat pewarna dapat menjadi lebih stabil dalam keadaan tertentu,
seperti menghindari paparan sinar UV langsung atau dengan penyimpanan pada suhu yang tepat.
Namun, ada juga pigmen dan zat pewarna yang sangat sensitif terhadap paparan sinar UV
atau perubahan suhu dan kelembaban, dan lebih cenderung menjadi tidak stabil dan mengalami
perubahan warna atau degradasi dalam waktu yang singkat. Untuk menjaga kestabilan pigmen
dan zat pewarna, diperlukan pengujian kualitas dan pemilihan bahan-bahan yang tepat, serta
penggunaan teknologi dan bahan pengawet yang sesuai untuk produk yang dihasilkan. Penting
juga untuk mengikuti petunjuk penyimpanan dan penggunaan produk yang diberikan oleh
pabrikannya.

E. Perubahan Atau Kerusakan Pigmen Dan Zat Warna Selama Proses Pengolahan
Makanan

 Alasan menggunakan pewarna

Beberapa alasan utama menambahkan zat pewarna pada makanan:

1. Untuk menutupi perubahan warna akibat paparan cahaya, udara, atau temperatur yang
ekstrim akibat proses pengolahan dan penyimpanan
2. Memperbaiki variasi alami warna. Produk pangan yang salah warna akan diasosiasikan
dengan kualitas rendah. Jeruk yang matang dipohon misalnya sering disemprotkan
pewarna Citrus Red No. 2 untuk memperbaiki warnanya yang hijau burik atau orange
kecoklatan
3. Membuat identitas produk pangan. Identitas es krim strawber i adalah merah. Permen
rasa mint aka n berwarna hijau muda sementara rasa jeruk akan berwarna hijau yang
sedikit tua;
4. Menarik minat konsumen dengan pilihan warna yang menyenangkan
5. Untuk menjaga rasa dan vitamin yang mungkin akan terpengaruh sinar matahari selama
produk di simpan, dan 6. Untuk melindungi rasa dan cahaya rentan vitamin.

Disamping itu kelemahan dari penggunaan pewarna alami adalah warna yang kurang
stabil yang bisa disebabkan oleh perubahan pH, proses oksidasi, pengaruh cahaya dan
pemanasan, sehingga intensitas warnanya sering berkurang selama proses pembuatan makanan.

F. Kebaikan dan Keburukan Penggunaan Pigmen dan Zat Warna dalam Bahan
Pangan
 Kelebihan Penggunaan pigmen dan zat warna pada bahan pangan
- jenis warna beragam dengan rentang warna luas
- ketersediaan terjamin
- Cerah
- Stabil
- tidak mudah luntur
- tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan
- daya mewarnai kuat
- mudah diperoleh
- murah
- ekonomis
- dan mudah digunakan untuk menutupi perubahan warna akibat paparan cahaya, udara,
atau temperatur yang ekstrim akibat proses pengolahan dan penyimpanan,memperbaiki
variasi alami warna.

 Kekurangan Penggunaan Pigmen dan zat warna pada bahan makanan ialah:

Penggunaan pewarna sintetis dapat menimbulkan masalah kesehatan dan lingkungan.


Penggunaan pewarna sintetis seperti Rhodamin B, Methanyl Yellow, dan Amaranth pada
makanan dan minuman, sangat berbahaya bagi kesehatan karena dapat memicu terjadinya kanker
serta kerusakan ginjal dan hati (Reysa, 2013).

- Menimbulkan hiperaktivitas
- Resiko kanker
- Menyebabkan Alergi
G. Daftar Pigmen dan zat warna yang dilarang dan diizinkan
 Pigmen dan Zat Warna yang dilarang ialah:
1. Auramin

Pewarna auramin biasanya berbentuk bubuk dengan warna kuning cerah yang mudah
larut dalam air dan termasuk pewarna makanan yang dilarang. Auramin sering digunakan
sebagai bahan pewarna kain berbahan kulit, cat, bolpen, lilin, hingga kertas karbon. Penelitian
dalam jurnal International Agency for Research on Cancer (2012) menunjukkan adanya
hepatoma (kanker hati) pada hewan uji yang diberikan auramin secara oral.
2. Rhodamin B

Menurut situs Direktorat Standardisasi Pangan Olahan Indonesia, rhodamin B tergolong


sebagai pewarna yang bersifat karsinogenik atau berisiko memicu kanker. Biasanya pewarna ini
digunakan sebagai zat warna tekstil, sabun, plastik, dan kayu sehingga sebaiknya Anda
menghindari risiko menelan rhodamin B. Akibatnya hati bekerja lebih keras mentralisasi zat
berbahaya ini. Paparan rhodamin B jangka panjang dapat mengganggu fungsi hati dan
meningkatkan risiko kanker hati

3. Metanil yellow

Pewarna makanan yang dilarang berikutnya adalah metanil yellow yang memiliki warna
kuning kecokelatan. Zat pewarna ini umumnya dimanfaatkan untuk memberikan warna pada
tekstil, cat, kertas, dan benda berbahan kulit hewan. Makanan atau minuman yang dicampur
dengan pewarna ini biasanya terlihat lebih cerah dan mencolok, dan terkadang tidak rata.

4. Black 7984

Pewarna makanan berbahaya yang juga perlu dihindari adalah Black 7984. Dulunya,
pewarna ini sering digunakan dalam bahan pembuatan kosmetik atau produk kecantikan. Namun,
mengingat bahaya pewarna makanan buatan ini, penggunaannya di Eropa dan Amerika telah
dihentikan bahkan sejak tahun 1984.Paparan zat pewarna ini dapat mengakibatkan munculnya
reaksi alergi hingga intoleransi aspirin.

5. Allura Red

Pewarna allura red alias Red 40 mengandung benzidin, yang disinyalir bersifat
karsinogen atau pemicu kanker. Di restoran cepat saji, allura red sering digunakan sebagai
campuran bahan pembuatan es krim, gelato, jus, kue, dan makanan manis lainnya. Tidak hanya
itu, pewarna ini terkadang menjadi kandungan tersembunyi dalam minuman ringan dan permen.
Menurut jurnal Frontiers in Microbiology (2016), mengonsumsi terlalu banyak zat pewarna ini
dapat mengakibatkan alergi, mual, intoleransi makanan, penyakit jantung, hingga kerusakan
otak.

6. Sunset yellow
Sunset yellow alias Yellow 6 banyak digunakan sebagai bahan pembuatan kosmetik dan
farmasi.Namun, zat pewarna ini dicurigai bisa menyebabkan tumor testis dan adrenal. Menurut
Journal of Veterinary Research (2020), paparan berlebihan terhadap pewarna ini dapat memicu
kondisi hiperaktif pada anak-anak, kelainan kromosom, dan reaksi alergi

7. Biru Berlian
Pewarna biru berlian dapat menembus sawar darah otak. Sawar darah otak sendiri adalah
pelindung yang bertugas untuk menghalangi masuknya zat-zat berbahaya ke dalam otak.
Pewarna biru berlian juga dapat menyebabkan kerusakan-kerusakan sel-sel saraf dan kanker,
kerusakan kromosom, reaksi alergi, dan perubahan perilaku. Hal inilah yang menyebabkan biru
berlian termasuk dalam pewarna makanan yang dilarang.
8. Yellow 5
Yellow 5 yang juga dikenal sebagai tartrazine berbahaya bagi kesehatan karena dapat
menyebabkan reaksi alergi parah dan merusak sistem informasi sel. Selain itu, bahaya pewarna
makanan buatan jangka panjang ini berpotensi melemahkan memori atau daya ingat, serta
menurunkan kemampuan untuk konsentrasi. Pewarna makanan yang dilarang ini sering
dikombinasikan dengan pewarna biru berlian (Blue 1) untuk menghasilkan warna hijau.

9. Citrus Red No. 2

Pewarna makanan yang dilarang selanjutnya adalah citrus red 2 yang memiliki variasi
warna oranye hingga merah tua. Pewarna ini tidak dapat larut dalam air sehingga memerlukan
pelarut organik untuk mendapatkan warna yang diinginkan. Penggunaan zat warna ini dalam
kadar rendah mungkin tidak perlu Anda khawatirkan.

10. Scarlet GN

Di balik namanya yang indah, ternyata terpapar zat aditif pewarna makanan ini dapat
mengancam kesehatan. Zat pewarna Scarlet GN dulunya pernah digunakan sebagai pewarna
makanan. Karena adanya potensi karsinogenik, pewarna ini menjadi salah satu yang dilarang
untuk dicampurkan ke dalam makanan.

 Pigmen dan Zat Pewarna yang diizinkan


Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia, ada beberapa
jenis pewarna yang tergolong aman untuk digunakan, yaitu:

- Kurkumin
- Riboflavin
- Karmin dan ekstrak cochineal
- Klorofil
- Karamel
- Karbon tanaman
- Beta karoten
- Ekstrak anato
- Karotenoid
- Merah bit
- Antosianin
- Titanium dioksida

Untuk pewarna makanan, ada beberapa jenis yang diperbolehkan, tetapi harus dibatasi
penggunaannya. Berikut ini adalah jenis pewarna yang aman digunakan:

- Tartrazin
- Kuning kuinolin
- Kuning FCF
- Karmoisin
- Ponceau
- Eritrosin
- Merah allura
- Indigotin
- Biru berlian FCF
- Hijau FCF
- Cokelat HT
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Bahan kimia dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam makanan
dan minuman yang kita konsumsi. Bahan kimia dalam makanan terdiri atas bahan alami dan
bahan buatan atau sintetis. Bahan kimia memiliki dampak negatifj ika digunakan secara
berlebihan. Pada dasarnya, bahan alami lebih aman digunakan daripada bahan sintetis. Secara
garis besar, bahan kimia yang ditambahkan dalam makanan dikelompokkan menjadi bahan
pewarna, pemanis, pengawet, penyedap, dan pengembang bahan makanan. Penggunaan bahan
pewarna makanan dalam jumlah yang wajar dan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh
badan pengawas makanan yang berwenang, aman untuk dikonsumsi.

Namun demikian, penggunaan bahan pewarna makanan dalam jumlah yang berlebihan
dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Beberapa bahan pewarna makanan telah dikaitkan
dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan kandung empedu, gangguan fungsi hati,
alergi, dan gangguan perilaku pada anak-anak

B. Saran
- Sebaiknya kita mengkonsumi zat pewarna sesuai dengan kadar dan kebutuhan yang
berlaku
- Konsumsilah makanan alami yang sudah memiliki warna alami. Makanan seperti buah-
buahan, sayuran, dan rempah-rempah dapat memberikan pewarna alami untuk hidangan
Anda.
- Hindari mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung pewarna sintetis dalam
jumlah yang berlebihan. Anda dapat memeriksa label produk untuk melihat apakah ada
pewarna buatan yang ditambahkan.
- Pilihlah makanan atau minuman yang menggunakan pewarna alami sebagai alternatif.
Beberapa pengganti pewarna buatan yang lebih aman adalah betakaroten (dari wortel),
klorofil (dari daun hijau), dan anthocyanin (dari buah-buahan seperti anggur atau
blueberry).
- Jika Anda memiliki riwayat alergi atau sensitivitas terhadap bahan pewarna makanan
tertentu, sebaiknya hindari konsumsi makanan atau minuman yang mengandung zat
tersebut.
- Jika Anda memiliki kekhawatiran khusus mengenai bahan pewarna makanan, sebaiknya
berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter untuk mendapatkan informasi lebih lanjut
tentang dampak kesehatan dan saran terkait konsumsi pewarna makanan
DAFTAR PUSTAKA
Nugraheni Mutiara, Seminar Nasional 2012 “Peningkatan Kompetensi Guru dalam Mengahadapi
UKG” Universitas Negeri Yogyakarta diakses pada 15 Desember
https://journal.uny.ac.id/index.php/ptbb/article/download/32960/13856

Ramadhany Dwi Ratih, Hello Sehat “Waspadai 11 jenis pewarna makanan berbahaya ini!”
diakses pada 11 November 2022 https://hellosehat.com/nutrisi/tips-makan-sehat/jenis-
pewarna-makanan-berbahaya/

Diaviolin, Brainly “Kelebihan dan Kekurangan Pewarna Buatan” diakses pada 02 Maret 2015
https://brainly.co.id/tugas/2191599

Alodokter “Pewarna makanan yang aman dan dilarang” diakses pada https://image-
corona.alodokter.com/pewarna-makanan-yang-diperbolehkan-dan-dilarang

Pujilestari Titiek “Review Sumber dan Pemanfaatan Zat warna alam untuk keperluan Industri”
diakes pada Desember 2015 https://media.neliti.com/media/publications/61575-ID-
review-sumber-dan-pemanfaatan-zat-warna.pdf

Anda mungkin juga menyukai