Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH

ZAT GIZI VITAMIN, MINERAL, DAN AIR

Dosen Pengampu: H. Marwansyah, S.Kep., Ns., M.Kep.

Oleh :
Kelompok 2
1. Desi Nabila (P07120122003)
2. Fitri Ani (P07120122006)
3. Muhammad Abdillah (P07120122015)
4. Muhammad Iqbal Firdaus (P07120122020)
5. Muhammad Riyan Fauzan (P07120122024)
6. Muslihah (P07120122025)
7. Nad’wa Huda (P07120122026)
8. Nadia Asshifa Anggraini (P07120122027)
9. Rizkan Azhima (P07120122035)
10. Sofembia Eka Nur Putri A. (P07120122038)

POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN


PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN TK. 1
2022

0 0
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Zat Gizi Vitamin, Mineral, dan Air”. Kemudian selawat
serta salam kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah
memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunah untuk keselamatan hidup
di dunia.
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya. Keberhasilan penugasan ini berkat bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu kami sampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada
semua pihak yang telah membantu hingga selesainya tulisan ini. Dan harapan
kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah
isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Akhirnya, kami menyadari karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

ii

0 0
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................3
1.3 Tujuan.....................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................5
2.1 Pengertian Vitamin dan Mineral..........................................................5
2.2 Jenis-Jenis Vitamin dan Mineral beserta fungsinya...........................7
2.3 Akibat kekurangan dan kelebihan konsumsi vitamin
dan mineral.............................................................................................16
2.4 Golongan Obat Vitamin dan Mineral..................................................21
2.5 Pengertian Air........................................................................................33
2.6 Air Sebagai Zat Esensial........................................................................34
2.7 Fungsi Air dalam Tubuh........................................................................34
2.8 Dampak Kekurangan dan Kelebihan Air............................................36
BAB III PENUTUP......................................................................................37
3.1 Kesimpulan ............................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................38

iii

0 0
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Vitamin, mineral, dan air merupakan bagian dari komponen-komponen
yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Namun, pada saat ini banyak sekali
masyarakat mengabaikan komponen-komponen tersebut. Vitamin, mineral, dan
air adalah komponen yang tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia seutuhnya,
bahkan mineral tidak dapat dibuat oleh tubuh sehingga mineral hanya dapat
diperoleh tubuh melalui makanan yang kita konsumsi. Sehingga kesadaran
tentang pentingnya vitamin, mineral, dan air sangat penting di kembangkan dalam
kehidupan masyarakat Indonesia.
Gaya hidup masyarakat Indonesia yang mulai mengikuti gaya hidup orang
Barat dapat mengubah pola pikir mereka pula, seperti gaya makan. Orang
Indonesia pada zaman dahulu sangat berbeda dengan orang Indonesia pada zaman
sekarang, wanita Indonesia yang dahulu rajin memasak dan pandai memasak
sekarang mulai hilang. Gaya hidup barat telah menelan kebiasaan memasak para
wanita Indonesia, mereka lebih suka bekerja dan bekerja bukan di rumah dan
memasak untuk kebutuhan asupan gizi yang baik. Mereka cenderung memilih
makanan cepat saji yang terkesan lebih cepat dan mudah dengan rasa yang enak.
Namun, pernahkah mereka berpikir kandungan gizi apa yang ada di dalamnya,
apa yang dapat ditimbulkan makanan-makanan cepat saji yang mengandung
bahan pengawet yang kurang baik bagi tubuh kita.
Cara hidup yang menginginkan semua serba praktis dan tidak merepotkan
yang seringkali membuat masyarakat melupakan kesehatan, asupan gizi yang
bagus. Bahkan hampir 89% masyarakat Indonesia gemar mengkonsumsi makanan
instan yang mungkin di mata mereka lebih simple. Tapi dengan semakin sering
dan semakin banyak mereka mengkonsumsi makanan sejenis itu berarti mereka
juga melupakan pentingnya vitamin, mineral dan air yang mungkin hanya sedikit
saja terkandung dalam makanan instan atau cepat saji tersebut. Bahkan, tak jarang
makanan tersebut sama sekali tidak mengandung vitamin, mineral dan air dan tak
jarang pula makanan instan atau cepat saji banyak mengandung msg, pengawet

0 0
makanan, pemanis buatan bahkan bagi produsen yang curang mereka tidak segan
menggunakan pewarna tekstil, yang dapat merusak organ-organ dalam tubuh,
bahkan untuk balita dapat mengalami kelainan kecerdasan misalnya hiperaktif dan
masih banyak lagi yang lainnya.
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul
kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak
dapat dihasilkan oleh tubuh. Diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali
tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim),
vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada
dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan
berkembang secara normal.
Vitamin ada 2 macam yaitu larut dalam lemak (A,D,E dan K) serta vitamin
yang larut dalam air (B kompleks dan C) yang masing-masing memiliki peranan
penting. Buah buahan dan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin yang
tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat
diperoleh melalui suplemen makanan.
Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula
memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh
dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah
sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita
akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.
Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis. Contohnya adalah
bila kita kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping
itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan
gangguan metabolisme pada tubuh.
Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan
oleh makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga
dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Sebagai contoh, bila bahan biologis
dibakar, semua senyawa organik akan rusak; sebagian besar karbon berubah
menjadi gas karbon dioksida (CO) hidrogen menjadi uap air, dan Nitrogen

0 0
menjadi uap Nitrogen (N) Sebagian besar mineral akan tertinggal dalam bentuk
abu dalam bentuk senyawa anorganik sederhana, serta akan terjadi penggabungan
antar individu atau dengan oksigen sehingga terbentuk garam anorganik.
Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi
tidak atau belum semua mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral
esensial dan non esensial. Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan
dalam proses fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau
pembentukan organ. Unsur-unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua
golongan, yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro diperlukan
untuk membentuk komponen organ di dalam tubuh. Mineral mikro yaitu mineral
yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam
jaringan dengan konsentrasi sangat kecil. Mineral non esensial adalah logam yang
perannya dalam tubuh makhluk hidup belum diketahui dan kandungannya dalam
jaringan sangat kecil. Bila kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh
makhluk hidup yang bersangkutan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu vitamin dan mineral?
2. Apa saja jenis-jenis vitamin dan mineral beserta fungsinya?
3. Bagaimana akibat kekurangan dan kelebihan konsumsi vitamin dan mineral?
4. Apa saja golongan obat vitamin dan mineral?
5. Apa itu air?
6. Air dapat berperan sebagai zat apa?
7. Apa fungsi air dalam tubuh?
8. Bagaimana dampak kekurangan dan kelebihan air?

0 0
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu vitamin dan mineral.
2. Mengetahui apa saja jenis-jenis vitamin dan mineral beserta fungsinya.
3. Mengetahui bagaimana akibat kekurangan dan kelebihan konsumsi vitamin dan
mineral.
4. Mengetahui apa saja golongan obat vitamin dan mineral.
5. Mengetahui apa itu air.
6. Mengetahui peran air sebagai suatu zat.
7. Mengetahui fungsi air dalam tubuh.
8. Mengetahui dampak kekurangan dan kelebihan air dalam tubuh.

0 0
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Vitamin dan Mineral


2.1.1 Vitamin
Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok
senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi
vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan
oleh tubuh. Vitamin merupakan suatu molekul organic yang sangat
diperlukan oleh tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang
normal. Vitamin vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam
jumlah yang sangat cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari bahan
panganan yang dikonsumsi. (Rhina Abdullah: 2011).
Kata vitamin berasal dari kata vital yang artinya hidup, dan amin
yang artinya senyawa yang mengandung gugus N. Dari berbagai hasil
penelitian,tidak semua vitamin mengandung gugus N. Jadi, kata vitamin
sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi yang sebenarnya, tetapi sampai
saat ini masih tetap saja dipakai. Vitamin adalah senyawa organik
kompleks yang esensial untuk pertumbuhan dan fungsi biologis yang
lain bagi makhluk hidup. Vitamin tidak disintesis dalam tubuh,kecuali
Vitamin K. Oleh karena itu, makanan yang dikonsumsi harus ada yang
mengandung Vitamin. Jika tubuh kekurangan vitamin akan
mengakibatkan penyakit defiensi atau avitamiosis. (Abdul Hadi: 2013)

Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat


dibutuhkan oleh tubuh kita. Vitamin berfungsi untuk mengatur
metabolisme tubuh. Setiap vitamin memiliki peranan dan fungsinya
masing-masing. Tanpa vitamin, manusia tidak akan dapat melakukan
aktivitasnya. Namun perlu diperhatikan agar tidak mengkonsumsi
vitamin lebih atau kurang dari yang dibutuhkan tubuh. Jika kelebihan,
maka akan mengakibatkan perubahan pada bagian-bagian tubuh,
tergantung dari vitamin yang dikonsumsi tersebut. (Jupri Malino: 2013).

0 0
Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat
bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain
vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat,
biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat). Walau memiliki peranan
yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D dan
vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif. Oleh karena itu,
tubuh memerlukan asupan vitamin yang berasal dari makanan yang kita
konsumsi.Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki kandungan
vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan
vitamin lain dapat diperoleh melalui suplemen makanan.
Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula
memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak
mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya
memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini
diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena
fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan
ini dikenal dengan istilah avitaminosis. Contohnya adalah bila kita
kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan. Di
samping itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat
menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh.

2.1.2 Mineral
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses
geologis. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia
tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur
murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan
ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak
termasuk). (Wikipedia Bahasa Indonesia:2013).
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses
geologis. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia
tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur
murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan

0 0
ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak
termasuk). Pada tahun 1995 the International Mineralogical Association
telah mengajukan definisi baru tentang definisi material: Mineral adalah
suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan normalnya memiliki
unsur kristal dan terbentuk dari hasil proses geologi. Klasifikasi modern
telah mengikutsertakan kelas organik ke dalam daftar mineral, seperti
skema klasifikasi yang diajukan oleh Dana dan Strunz. (Dodi: 2012).

2.2 Jenis-jenis Vitamin dan Mineral beserta fungsinya


2.2.1 Vitamin
2.2.1.1 Vitamin Larut Air
Vitamin yang larut dalam air adalah Vitamin B dan C.

1. Vitamin B₁ (aneurin atau tiamin) = antineuritik


Vitamin B, sering disebut antiberi-beri.dalam keadaan
normal, setiap hari tubuh memerlukan 1-2mg Vitamin B ₁. Fungsi
vitamin B adalah sebagai berikut.
a. Sebagai koenzim dari enzim yang diperlukan dari enzim
yang diperlukan dalam metabolisme karbohidrat.
b. Untuk mempengaruhi keseimbangan air di dalam tubuh.
c. Untuk mempengaruhi penyerapan zat lemak oleh jonjot
usus.
d. Memelihara nafsu makan yang sehat dan pencernaan
fungsinya.

Bahan makan yang mengandung vitamin B, adalah hati,


jantung, ginjal, otak, susu, kuning telur, kulit ari beras, gandum,
wortel, biji buah polong, dan ragi.

2. Vitamin B2 (riboflavin atau laktoflavin)


Fungsi vitamin B2 adalah sebagai berikut.
a. Untuk memindahkan rangsangan sinar ke saraf mata.

0 0
b. Sebagai enzim pada proses oksidasi di dalam sel.
c. Memelihara jaringan kulit sekitar mulut.
d. Memelihara nafsu makan dan fungsi saraf.
e. Menghasilkan energi dalam sel.

Sumber vitamin B2 banyak ditemukan pada sayur-sayuran


segar, kacang kedelai, kuning telur, dan susu.

3. Vitamin B3 Niasin (asam nikotinat atau antipelagra)


Fungsi asam nikotinat adalah sebagai berikut.
a. Pertumbuhan dan perbanyakan sel.
b. Perombakan karbohidrat lemak dan protein.
c. Mencegah penyakit pellagra.
d. Memelihara pencernaan.
e. Berperan penting sebagai koenzim yang diperlukan oleh
semua proses hidup dalam sel.

Vitamin B3 termasuk salah satu jenis vitamin yang banyak


ditemukan pada makanan hewani, seperti ragi, hati, ginjal,
daging unggas, dan ikan. Akan tetapi, terdapat beberapa sumber
pangan lainnya yang juga mengandung vitamin ini dalam kadar
tinggi, antara lain gandum dan kentang manis.

4. Vitamin B6 (adermin atau piridoksin)


Vitamin ini banyak terdapat di hati,ikan, daging dan
sayuran. Vitamin ini merupakan bagian dari gugusan prostetik
dari enzim dekarboksilase dan transaminase tertentu.

Fungsi Vitamin ini adalah sebagai berikut.


a. Pertumbuhan dan pekerjaan urat saraf.
b. Pembentukan sel-sel darah merah dan sel-sel kulit

0 0
5. Vitamin B5 (Pantotenat)
Vitamin ini berfungsi untuk:
a. Bahan pelengkap koenzim A yang penting dlam
pembentukan karbohidrat, lemak, dan protein.
b. Menjaga tingkat normal gula darah.

Vitamin B5 dapat ditemukan dalam berbagai jenis variasi


makanan hewani, mulai dari daging, susu, ginjal, dan hati hingga
makanan nabati, seperti sayuran hijau dan kacang hijau.

6. Vitamin B11 (asam folat)


Vitamin B penting untuk pembentukan sel darah merah,
anti anemia pernisiosa, membentuk asam nukleat (DNA dan
RNA), serta metabolisme kelompok metil. Vitamin ini banyak
terdapat dalam hati, ginjal, sayuran, ragi, biji gandum, daging
sapi, pisang, lemon, dan polongan.

7. Vitamin B12 (sianokobalamin)


Vitamin ini juga dikenal sebagai vitamin anti anemia
pemisiosa banyak terdapat dalam hati, daging, unggas, ikan,
telur, susu, keju, udang, dan kerang. Vitamin B2 dapat disimpan
di dalam hati. Fungsi vitamin B12 yaitu untuk:
a. Metabolisme sel dalam pertumbuhan.
b. Metabolisme atau pembentukan sel darah.

8. Vitamin C (asam askorbinat)


Kebutuhan Vitamin C dipengaruhi oleh keadaan,
kebutuhan, dan umur seseorang. Bila konsumsi vitamin in
berlebihan, selalu akan dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal.
Kebutuhan Vitamin C untuk bayi adalah 30mg, anak-anak 60 mg
dan orang dewasa 75 mg. Ibu hamil memerlukan 100 mg dan ibu
menyusui 150 mg tiap harinya.

0 0
Fungsi vitamin C adalah sebagai berikut.
a. Mempengaruhi kerja kelenjar anak ginjal.
b. Mempengaruhi pembentukan trombosit.
c. Menjaga gigi melekat kuat pada gusi.
d. Berperan dalam proses pembentukan kolagen.

Vitamin C banyak terdapat dalam sayuran, buah-buahan,


hati dan ginjal. Di dalam jeruk, selain mengandung vitamin C
juga mengandung sitrin dan rutin. Oleh San Gyorgy zat ini sering
disebut Vitamin P yang penting untuk mencegah pendaran dan
memperkuat permeabilitas. Vitamin C termasuk jenis Vitamin
yang mudah larut dan rusak oleh pemanasan. Oleh karena itu,
dalam memasak sayur-sayuran perlu memperhatikan sifat
vitamin ini.

2.2.1.2 Vitamin Larut Lemak


Vitamin-vitamin di bawah ini adalah vitamin yang tidak dapat larut
dalam air, tetapi dapat larut dalam lemak. Vitamin yang dapat larut
dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan K. Vitamin ini umumnya dapat
disimpan dalam tubuh.

1. Vitamin A (aseroftol)
Fungsi Vitamin A di dalam tubuh adalah:
a. Untuk pertumbuhan sel-sel epitel.
b. Sebagai bahan yang diperlukan dalam proses penerimaan
rangsangan cahaya oleh sel-sel basilus pada retina waktu
senja.

Sumber Vitamin A adalah minyak, ikan, hati, mentega, serta


tumbuhan yang berwarna hijau dan kuning. Tumbuhan berwarna
kuning banyak mengandung karotin yang merupakan provitamin
A. Di dalam hati karotin akan diubah menjadi Vitamin A.

10

0 0
2. Vitamin D
Vitamin D ditemukan oleh Mc. Collum, Hess, dan
Sherman. Mereka menyebutnya dengan vitamin anti rakitis.
Sekarang telah ditemukan ada empat macam Vitamin D, yaitu:
Vitamin D (erdostein), D2 (kalsiferol), D3, dan D. Vitamin D3
adalah yang paling aktif. Sumber Vitamin D adalah minyak ikan,
mentega, kuning telur, susu, dan ragi. Fungsi Vitamin D di dalam
tubuh adalah sebagai berikut.
a. Mengatur kadar zat kapur dan fosfor di dalam darah
bersama kelenjar anak gondok (parathormon).
b. Memperbesar penyerapan zat kapur dan fosfor dalam
usus.
c. Mempengaruhi kerja kelenjar endokrin.
d. Mempengaruhi proses osifikasi.

3. Vitamin E (tokoferol)
Penemu Vitamin E adalah Evans dan Burr. Kita mengenal
ada tiga macam Vitamin E, yaitu: vitamin E (alfa tokoferol),
vitamin E (beta tokoferol), dan vitamin E (gamma tokoferol).
Vitamin E banyak terdapat pada susu, lemak, daging kecambah
kacang hijau (tauge), hati, ginjal, dan kuning telur. Fungsi
vitamin E di dalam tubuh adalah sebagai berikut.
a. Membantu proses pembelahan sel.
b. Mencegah pendarahan pada ibu yang sedang hamil, serta
dapat mencegah keguguran.

4. Vitamin K
Vitamin K ini ditemukan oleh Dam dan schondeyder.
Vitamin ini sering disebut antihemoragia atau anti pendarahan.
Vitamin K dapat dibentuk oleh tubuh sendiri dengan bantuan
bakteri usus besar, Escherichia coli. Fungsi Vitamin K adalah

11

0 0
membentuk protrombin di dalam hati. Zat ini penting dalam
proses pembekuan darah.

2.2.2 Mineral
Secara umum, mineral terbagi menjadi 2 macam, yaitu makro mineral dan
mikro mineral.

2.2.2.1 Mineral Makro


Makro mineral adalah mineral yang ada di dalam tubuh lebih dari
0.01% dari berat badan dan dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah lebih
dari 100 mg/hari seperti Ca (kalsium), P (fosfor), Na (natrium), K
(kalium), Cl (klorida), dan S (sulfur).

1. Kalsium (Ca)
Kalsium adalah salah satu mineral penting untuk menjaga
kesehatan tulang dan gigi Anda. Kalsium juga berperan penting
untuk proses kontraksi dan relaksasi otot, pembekuan darah, dan
sistem imunitas. Konsumsi 2 gelas susu per hari sudah cukup
untuk memenuhi kebutuhan kalsium Anda. Buah dan sayuran
yang mengandung Kalsium: sayuran berdaun hijau, seperti
kangkung, daun singkong, bayam, daun pepaya, daun kacang
panjang, brokoli.

2. Fosfor (P)
Fosforus juga bertanggung jawab terhadap proses
mineralisasi tulang dan gigi. Selain itu, fosforus juga mengatur
keseimbangan pH darah Anda. Kekurangan mineral ini
menyebabkan otot Anda terasa lebih lemah sedangkan jika terlalu
berlebih, menyebabkan terjadi nya proses kalsifikasi
(pengerasan) pada organ-organ tubuh yang tidak seharusnya
seperti ginjal. Daging, ikan, unggas, telur dan susu merupakan
sumber fosfor yang utama.

12

0 0
3. Natrium atau sodium (Na)
Fungsi utama natrium yaitu menjaga keseimbangan cairan
dalam tubuh, serta menjaga dan mengatur tekanan osmotik agar
cairan tidak keluar dari darah dan masuk ke dalam sel. Dalam
menjaga keseimbangan cairan tubuh, natrium bekerja sama
dengan kalium. Natrium juga berperan dalam transmisi sara,
kontraksi otot, absorpsi glukosa, dan sebagai alat angkut zat-zat
gizi melalui membrane sel.

4. Kalium atau Potasium (K)


Bersama-sama dengan natrium, kalium memegang peranan
penting dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit
serta keseimbangan asam-basa di dalam tubuh. Kalium juga
berperan dalam transmisi saraf dan relaksasi otot serta sebagai
katalisator dalam banyak reaksi biologik, terutama dalam
metabolisme energi, sintesis glikogen, dan protein. Buah dan
sayuran yang mengandung kalium yaitu jeruk, semangka, pisang,
sayuran hijau, tomat, kentang, kacang polong, dan wortel.

5. Sulfur (S)
Fungsi sulfur antara lain membantu menjaga keseimbangan
oksigen untuk fungsi otak. Selain itu sulfur bersama-sama
dengan vitamin B kompleks membantu memperlancar
metabolisme dalam tubuh dan membantu melawan infeksi akibat
bakteri. Buah dan sayuran yang mengandung Sulfur: kacang-
kacangan, bawang putih, bawang bombay, dan kubis-kubisan.

2.2.2.2 Mineral Mikro


Mineral mikro terdapat dalam tubuh kurang dari 0.01% berat tubuh
dan hanya dibutuhkan dalam jumlah kurang dari 100 mg/hari seperti besi
(Fe), tembaga (Cu), iodine (12), zinc (Zn), kobalt (Co), dan Se

13

0 0
(selenium). Masing-masing mineral memiliki fungsi yang penting untuk
tubuh. Berikut ini macam macam mineral yang penting dan fungsinya di
dalam tubuh Anda.

1. Kromium (Cr)
Kromium dibutuhkan dalam metabolisme karbohidrat dan
lemak. Bersama-sama dengan insulin, kromium berfungsi untuk
memudahkan masuknya glukosa ke dalam sel. Buah dan sayuran
yang mengandung kromium yaitu kentang, cabai hijau, apel,
pisang, bayam, wortel, dan jeruk.

2. Zat besi (Fe)


Zat besi berperan dalam pusat pengaturan molekul
hemoglobin sel-sel darah merah. Hemoglobin bertanggung jawab
dalam pendistribusian oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan
tubuh. Zat besi juga berperan dalam metabolisme energi,
termasuk sintesis DNA oleh beberapa enzim, serta dalam sistem
kekebalan tubuh. Buah dan sayuran yang mengandung Zat besi :
sayuran hijau seperti bayam, kangkung, daun singkong, dan daun
pepaya.

3. Yodium (1)
Fungsi yodium adalah untuk pertumbuhan normal,
membakar kelebihan lemak tubuh, serta menjaga kesehatan
rambut, kuku, kulit, dan gigi. Buah dan sayuran yang
mengandung Yodium, yaitu bawang merah atau tanaman lain
yang ditanam di daerah dekat pantai.

4. Magnesium (Mg)
Magnesium memegang peranan penting sebagai kofaktor
berbagai enzim dalam tubuh. Magnesium bertindak sebagai
katalisator dalam reaksi-reaksi biologi di dalam tubuh, termasuk

14

0 0
reaksi yang berkaitan dengan metabolisme energi, karbohidrat,
lemak, protein, dan asam nukleat. Selain itu, magnesium juga
berperan dalam sintesis degradasi, dan stabilitas bahan gen DNA.
Buah dan sayuran yang mengandung Magnesium adalah sayuran
hijau, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

5. Mangan (Mn)
Mangan berperan sebagai kofaktor berbagai enzim yang
membantu bermacam proses metabolisme. Enzim yang berkaitan
dengan mangan berperan dalam sintesis ureum, pembentukan
jaringan ikat dan tulang, serta mencegah peroksidasi lemak oleh
radikal bebas. Mangan juga berperan dalam pengontrolan gula
darah, metabolisme energi, fungsi hormon tiroid, fungsi otak, dan
untuk pengontrolan neurotransmiter. Buah dan sayuran yang
mengandung Mangan adalah kacang-kacangan, sayuran berdaun
hijau, bit, dan gandum.

6. Molibdenum (Mo)
Molibdenum bekerja sebagai kofaktor berbagai enzim,
mengkatalis reaksi oksidasi reduksi, penawar racun alkohol
metabolisme sulfur, dan mencegah anemia. Buah dan sayuran
yang mengandung Molibdenum : kembang kol, kacang polong,
bayam, bawang putih, jagung, kentang, bawang bombay, kacang
tanah, semangka, wortel, dan kubis.

7. Selenium (Se)
Selenium bekerja sama dengan vitamin E berperan sebagai
antioksidan dalam sistem enzim. Di samping, selenium juga
berperan mencegah terjadinya serangan radikal bebas,
melindungi membran dari kerusakan oksidatif, membantu reaksi
oksigen dan hidrogen pada tahap akhir rantai metabolisme, serta
membantu sintesis imunoglobulin sebagai kekebalan tubuh. Buah

15

0 0
dan sayuran yang mengandung Selenium bawang, tomat, brokoli,
kubis dan gandum.

8. Seng (Zn)
Seng berperan dalam proses kekebalan tubuh, memelihara
kesehatan mata, menghambat virus, mengurangi risiko kanker,
menjaga kesehatan organ vital laki-laki, dan mempercepat proses
penyembuhan luka. Buah dan sayuran yang mengandung Seng
adalah kacang-kacangan, biji-bijian, legum, dan gandum.

9. Boron (Bo)
Boron mempunyai efek positif terhadap pencegahan
osteoporosis dan osteoarthritis dengan cara meningkatkan
penggunaan kalsium dan magnesium. Fungsi boron tersebut
bersifat sinergis dengan vitamin D dalam memperkuat tulang.
Boron juga diduga dapat membantu memelihara fungsi sarat.
Selain itu, boron juga mempunyai mekanisme kerja yang
berhubungan dengan fungsi membran sel saraf serta terbukti
memiliki aktivitas anti-inflamasi (anti peradangan). Aktivitasnya
sangat signifikan, terutama untuk pencegahan penyakit
peradangan, seperti rematoid, artritis, dan asma. Buah dan
sayuran yang mengandung Boron jamur, kacang-kacangan dan
asparagus.

2.3 Akibat kekurangan dan kelebihan konsumsi vitamin dan mineral


2.3.1 Kekurangan Vitamin
1. Vitamin A
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin A
yaitu Keratomalasia, kulit pucat, kering rabun senja, katarak,
infeksi saluran pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh, kulit
yang tidak sehat, dan lain-lain.

16

0 0
2. Vitamin B1
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B1
yaitu kulit kering/kusik/busik, kulit bersisik, daya tahan tubuh
berkurang.

3. Vitamin B2
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B2
yaitu turunnya daya tahan tubuh, kulit kering bersisik, mulut
kering, bibir pecah-pecah, sariawan, dan sebagainya

4. Vitamin B3
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B3
yaitu terganggunya sistem pencernaan, otot mudah keram dan
kejang, insomnia, badan lemas, mudah muntah dan mual mual,
dan lain-lain.

5. Vitamin B5
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B5
yaitu otot mudah menjadi kram, sulit tidur, kulit pecah-pecah,
dan bersisik, dan lain-lain.

6. Vitamin B6
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B6
yaitu pelagra alias kulit pecah pecah, kram pada otot, insomnia
atau sulit tidur, dan banyak lagi lainnya.

7. Vitamin B12
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B12
yaitu kurang darah atau anemia, gampang
capek/lelah/lesu/lemes/lemas, penyakit pada kulit, dan
sebagainya.

17

0 0
8. Vitamin C
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C
yaitu sistem imun kurang, sariawan, kurangnya daya pikir,
mudah infeksi pada luka, gusi berdarah, rasa nyeri pada
persendian, dan lain-lain.

9. Vitamin D
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin D
yaitu gigi akan lebih mudah rusak, otok bisa mengalami kejang-
kejang, pertumbuhan tulang tidak normal yang biasanya betis
kaki akan membentuk huruf O atau X.

10. Vitamin E
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin E
yaitu bisa mandul baik pria maupun wanita, gangguan syaraf, dan
otot, dll.

11. Vitamin K
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin K
yaitu darah sulit membeku bila
terluka/berdarah/luka/pendarahan, pendarahan di dalam tubuh,
dan sebagainya.

2.3.2 Kelebihan Vitamin


1. Vitamin A
Akibat dari kelebihan mengkonsumsi vitamin A yaitu
keracunan hati kulit kering, rambut rontok, efek teratologikal,
osteoporosis (suspected, long-term).

2. Vitamin B1
Pemakaian thiamin yang melebihi normal mempengaruhi
sistem saraf. Hal ini karena reaksi hipersensitif yang dapat

18

0 0
berpengaruh pada kelelahan, sakit kepala, sifat lekas marah dan
susah tidur. Sistem darah dapat terpengaruh, karena denyut nadi
menjadi cepat.

3. Vitamin B3
Akibat dari kelebihan mengkonsumsi vitamin B3 yaitu
Niasin dalam jumlah yang besar dapat menjadi racun pada sistem
saraf, lemak darah dan gula darah. Gejala-gejala seperti muntah,
lidah membengkak dan pingsan dapat terjadi. Lebih lanjut, hal ini
dapat berpengaruh pada fungsi hati dan dapat mengakibatkan
tekanan darah rendah, pusing, mual, ataksia, neuropati perifer.
Sedangkan untuk vitamin B12 tidak ada gejala keracunan yang
berhubungan dengan vitamin B12.

4. Vitamin C
Gejala keracunan vitamin C adalah mual, kejang perut,
diare, sakit kepala, kelelahan dan susah tidur. Hal ini juga dapat
mengganggu tes medis, atau menyebabkan buang air kecil yang
berlebihan dan membentuk batu ginjal.

5. Vitamin D
Jangan makan vitamin D secara berlebihan karena dapat
merusak ginjal dan hati.Di Indonesia sebenarnya seseorang tidak
perlu menambah konsumsi vitamin D kerana di Indonesia cukup
banyak sinar matahari. Kulit dapat memproduksi vitamin D bila
terkena Sinar ultraviolet dari matahari.

6. Vitamin E
Akibat dari kelebihan mengkonsumsi vitamin E yaitu bila
dikonsumsi dalam dosis tinggi, vitamin ini diduga dapat
meningkatkan risiko kanker paru-paru, demikian dilaporkan
sebuah riset yang dipublikasikan awal Februari ini. Penelitian di

19

0 0
Amerika Serikat yang melibatkan 77 ribu partisipan
mengindikasikan bahwa mengkonsumsi 400 miligram per hari
dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan risiko kanker
hingga 28 persen, khususnya di antara para perokok.

2.3.3 Kekurangan Mineral


1. Kekurangan Kalsium menyebabkan gangguan pertumbuhan,
tulang karang kuat, tetani atau kejang otot, dan lambatnya
pembekuan darah bila terjadi luka.
2. Kekurangan Fosfor menyebabkan kerusakan pada tulang dengan
gejala rasa lelah dan kurang nafsu makan.
3. Kekurangan Magnesium terjadi komplikasi penyakit yang
menyebabkan gangguan absorpsi.
4. Kekurangan Biotin mengakibatkan peradangan pada kulit dan
bibir.
5. Kekurangan Niasin (Asam Nikotinat) mengakibatkan Pellagra
(dermatosis, peradangan pada lidah, fungsi usus & otak yang
abnormal).
6. Kekurangan Natrium mengakibatkan kebingungan, koma.
7. Kekurangan Asam Folat mengakibatkan berkurangnya jumlah
semua jenis sel darah (pansitopenia), sel darah merah yang
berukuran besar.
8. Kekurangan Zat Besi berakibat dapat merusak perkembangan
otak serta meningkatkan kematian ibu dan anak.
9. Kekurangan Seng mengakibatkan pertumbuhan yang lambat,
tertundanya kematangan seksual, berkurangnya sensasi rasa.
10. Kekurangan Asam Pantotenat mengakibatkan penyakit saraf,
kaki terbakar.
11. Kekurangan Klorida mengakibatkan gangguan keseimbangan
asam-basa.
12. Kekurangan Selenium mengakibatkan nyeri otot & kelemahan.

20

0 0
13. Kekurangan Fosfat mengakibatkan orang mudah tersinggung,
kelemahan, kelainan sel darah, kelainan usus, dan ginjal.
14. Kekurangan Yodium mengakibatkan pembesaran kelenjar tiroid,
tuli-bisu, pertumbuhan janin & perkembangan otak yang
abnormal.
15. Kekurangan Kalium menyebabkan diare kronis, muntah pada
penggunaan obat pencahar, diuretik.

2.4 Golongan obat vitamin dan mineral


2.4.1 Golongan obat vitamin
1. Thiamin
a. Gejala kekurangan
Beri-beri dapat terjadi karena kekurangan thiamin dalam
jangka panjang. Penyakit ini ditemukan pertama kali di Timur
Jauh saat pembuatan beras 'poles' (polish rice) tersebar luas.
Beras yang dipoles mengakibatkan pembuangan kulit yang
kaya akan thiamin. Beri-beri dapat merusak sistem syaraf dan
keracunan otot. Gejala kekurangan yang lain adalah irama
jantung yang tidak normal, gagal jantung, kelelahan, susah
berjalan, kebingungan, dan kelumpuhan.

b. Keracunan
Pemakaian thiamin yang melebihi normal mempengaruhi
sistem saraf. Hal ini karena reaksi hipersensitif yang dapat
berpengaruh pada kelelahan, sakit kepala, sifat lekas marah dan
susah tidur. Sistem darah dapat terpengaruh, karena denyut nadi
menjadi cepat. Perhatian: dapat terjadi syok anafilaktik pada
pemberian thiamin injeksi. Tidak aman bagi ibu menyusui.

c. Dosis

21

0 0
 Defisiensi kronik ringan: 10-25 mg per hari per oral.
 Defisiensi kronik berat: 200-300 mg per hari per oral.
 Koma/delirium akibat alkohol atau obat opioid dan
barbiturat: infus intravena selama 30 menit. Sediaan:
tablet tiamin hidroklorida 50 mg dan 100 mg, tablet
vitamin B kompleks, injeksi intramuscular potensi
tinggi (Pabrinex im: isi vitamin C 500 mg, nicotinamide
160 mg, pyridoxine HCI 50 mg, riboflavin 4 mg, tiamin
HCI 250mg/7 ml), injeksi intravena potensi tinggi
(Pabrinex iv: isi vitamin C 500 mg, glukosa anhidrosa 1
g, nicotinamide 160 mg, pyridoxine HCI 50 mg,
riboflavin 4 mg, tiamin HCI 250mg/10 ml).

2. Vitamin B2 (Riboflavin)
a. Gejala kekurangan
Tidak ada penyakit yang berhubungan dengan kekurangan
riboflavin. Kekurangan riboflavin dapat menyebabkan gejala
seperti iritasi, kulit merah dan keretakan kulit dekat dengan
sudut mata dan bibir seperti halnya sensitivitas yang berlebihan
terhadap sinar (photophobia). Hal ini dapat juga menyebabkan
keretakan pada sudut mulut (cheilosis).

b. Dosis
Terapi defisiensi vitamin B2, per oral: dosis dewasa dan
anak hingga 30 mg sehari. Pencegahan defisiensi vitamin B2,
per oral: dosis dewasa dan anak 1-2 mg per hari. Sediaan: tablet
5 mg, tablet vitamin B kompleks.

3. Vitamin B3 (Niacin)

22

0 0
a. Gejala kekurangan
Pellagra (penyakit kekurangan niacin), menunjukkan gejala
seperti dermatitis, diare dan demensia. Hal ini meluas di bagian
selatan US pada awal 1900. Gejala kekurangan niacin lainnya
adalah kehilangan nafsu makan, lemah, pusing dan
kebingungan mental. Kulit dapat menunjukkan gejala
dermatitis simetrik bilateral, khususnya pada daerah yang
terkena sinar matahari langsung.
b. Keracunan
Niasin dalam jumlah yang besar dapat menjadi racun pada
sistem saraf, lemak darah dan gula darah. Gejala-gejala seperti
muntah, lidah membengkak dan pingsan dapat terjadi. Lebih
lanjut, hal ini dapat berpengaruh pada fungsi hati dan dapat
mengakibatkan tekanan darah rendah.

4. Vitamin B5 (asam pantotenat)


a. Gejala Kekurangan
Gejala kekurangan jarang terjadi, tapi Seperti halnya
vitamin B1 dan B2, defisiensi vitamin B5 dapat menyebabkan
kulit pecah-pecah dan bersisik. Selain itu, gangguan lain yang
akan diderita adalah kram otot serta insomnia.
b. Keracunan
Gejala keracunan kadang-kadang menyebabkan diare dan
perut kembung.

5. Vitamin B6 (Piridoksin, piridoksal, piridoksamin)


a. Gejala Kekurangan
Orang yang mempunyai kadar vitamin B6 rendah,
menunjukkan gejala seperti lemah, sifat lekas marah dan susah
tidur. Selanjutnya gejala kegagalan pertumbuhan, kerusakan
fungsi motorik dan sawan.
b. Keracunan

23

0 0
Dosis tinggi vitamin B6 dalam waktu yang lama
menyebabkan kerusakan syaraf, yang kadang-kadang tidak
dapat diperbaiki. Hal ini dimulai dengan mati rasa pada kaki;
selanjutnya, perasaan hilang pada tangan dan mulut yang
mungkin menjadi mati rasa. Kemudian gejala keracunan adalah
kesulitan berjalan, kelelahan dan sakit kepala. Ketika konsumsi
dikurangi, gejala-gejala ini berkurang, tetapi tidak selalu hilang
sepenuhnya.
c. Indikasi
Defisiensi vitamin B6, neuropati pada penggunaan
isoniazid dalam terapi TB, anemia sideroblastik yang belum
diketahui penyebabnya, sindrom premenstrual.
d. Dosis
 Defisiensi vitamin B6: 20-50 mg s.d 3x sehari.
 Neuropati akibat isoniazid: 10 mg sehari untuk
pencegahan, 50 mg 3x sehari untuk terapi.
 Anemia sideroblastik yang belum diketahui
penyebabnya: 100-400 mg sehari.
 Sindrom premenstrual: 50-100 mg per hari.
a) Sediaan: tablet 10 mg, injeksi intramuskular dan
intravena (lihat Thiamin), tablet vitamin B
kompleks.
b) Efek Samping: neuropati sensorik (pada
penggunaan jangka panjang dan dosis tinggi)

6. Vitamin B8 (biotin)
a. Gejala Kekurangan
Kekurangan biotin jarang terjadi, tetapi dapat muncul pada
pasien rumah sakit yang menggunakan infus. Hal ini dapat
menyebabkan gejala seperti kehilangan nafsu makan, mual,
depresi, kelemahan dan kelelahan. Dosis tambahan biotin
diberikan pada pasien untuk mencegah defisiensi.

24

0 0
7. Vitamin B9 (folasin, asam folat, asam pteroilglutamat)
a. Gejala kekurangan
Kekurangan folat dapat menyebabkan kekurangan darah.
Gejalanya bisa meluas, seperti sel-sel darah merah tidak
matang, yang menunjukkan sintesa DNA yang lambat. Hal ini
disebabkan tidak hanya oleh kekurangan folat tetapi juga oleh
kekurangan vitamin B12. Gejala lain dari kekurangan folat
adalah rasa panas pada jantung (heartburn), diare, dan sering
terkena infeksi karena penekanan pada sistem kekebalan. Hal
ini mempengaruhi sistem saraf, menyebabkan depresi,
kebingungan mental, kelelahan, dan pingsan.

b. Keracunan
Gejala keracunan adalah diare, susah tidur dan sifat mudah
marah. Folat dengan dosis tinggi dapat menutupi kekurangan
vitamin B12, karena kedua vitamin ini berhubungan.

8. Vitamin B12 (Kobalamin)


a. Gejala Kekurangan
Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan kekurangan
darah (anemia), yang sebenarnya disebabkan oleh kekurangan
folat. Tanpa vitamin B12, folat tidak dapat berperan dalam
pembentukan sel-sel darah merah. Gejala kekurangan lainnya
adalah sel-sel darah merah menjadi belum matang (immature),
yang menunjukkan sintesis DNA yang lambat. Kekurangan
vitamin B12 dapat juga mempengaruhi sistem saraf, berperan
pada regenerasi saraf peripheral, mendorong kelumpuhan.
Selain itu juga dapat menyebabkan hipersensitif pada kulit.

b. Indikasi

25

0 0
Anemia megaloblastik, pasca pembedahan lambung total
dan pemotongan usus, defisiensi vitamin B12.

c. Farmakokinetik
a) Absorpsi
Sianokobalamin diabsorpsi baik dan cepat setelah
pemberian IM dan SK. Kadar dalam plasma mencapai
puncak dalam waktu 1 jam setelah suntikan IM.
Hidroksokobalamin dan koenzim B12 lebih lambat
diabsorpsi, agaknya karena ikatanya yang lebih kuat
dengan protein. absorpsi per oral berlangsung lambat di
ileum; kadar puncak dicapai 8-12 jam setelah
pemberian 3mg. Absorpsi ini berlangsung dengan 2
mekanisme yaitu dengan perantaraan faktor intrinsik
castle (fic) dan absorpsi secara langsung.

b) Distribusi
Setelah di absorpsi, hampir semua vitamin B12
dalam darah terikat dengan protein plasma sebagian
besar terikat pada beta-globulin (transkobalamin
II),Sisanya terikat pada alfa glikoprotein
(transkobalamin I) dan inter-alfa-glikoprotein
(transkobalamin III) vitamin B12 yang terikat pada
transkobalamin II akan diangkut ke berbagai jaringan,
terutama hati yang merupakan gudang utama
penyimpanan vitamin B12 (50-90% ). Kadar normal
vitamin B12 dalam plasma adalah 200-900 pg ml
dengan simpanan sebanyak 1-10 mg dalam hepar.

c) Metabolisme dan Ekskresi

26

0 0
Baik sianokobalamin maupun hidroksokobalamin
dalam jaringan dan darah terikat oleh protein seperti
halnya koenzim B12, ikatan dengan hidroksokobalamin
lebih kuat sehingga sukar diekskresi melalui urin. Di
dalam hati kedua kobalamin tersebut akan diubah
menjadi koenzim B12. Pengurangan jumlah kobalamin
dalam tubuh disebabkan oleh ekskresi melalui saluran
empedu; sebanyak 3-7 mg sehari harus direabsorpsi
dengan perantaraan FIC.
Ekskresi bersama urin hanya terjadi pada bentuk
yang tidak terikat protein.80-90% vitamin B12 akan
diretensi dalam tubuh bila diberikan dalam dosis sampai
50 mg; dengan dosis yang lebih besar, jumlah yang
diekskresi akan lebih banyak jadi bila kapasitas ikatan
protein dari hati, jaringan dan darah lebih jenuh,vitamin
B12 bebas akan dikeluarkan bersama urin sehingga
tidak ada gunanya memberikan vitamin B12 dalam
jumlah yang terlalu besar.
Vitamin B12 dapat menembus sawar uri dan masuk
ke dalam sirkulasi bayi. Dosis sianokobalamin untuk
pasien anemia pernisiosa tergantung dari berat
anemianya, ada tidaknya komplikasi dan respons
terhadap pengobatan. Secara garis besar cara
penggunaannya dibagi atas terapi awal yang intensif
dan terapi penunjang.

d) Dosis
 Per oral: untuk defisiensi B12 karena faktor
asupan makanan: dewasa 50-150 mikrogram
atau lebih, anak 50-105 mikrogram sehari, 1-
3x/hari.

27

0 0
 Injeksi intramuskular: dosis awal Img, diulang
10x dengan interval 2-3 hari. Dosis rumatan I
mg per bulan.
Sediaan: tablet 50 mikrogram, liquid 35
microgram/5 ml, injeksi 1 mg/ml.

9. Vitamin C (asam askorbat)


a. Gejala Kekurangan
Gejala awal kekurangan vitamin C adalah pendarahan di
sekitar gigi dan merusak pembuluh darah di bawah kulit,
menghasilkan pinpoint haemorrhages. Kekurangan banyak
vitamin C berakibat pada sistem syaraf dan ketegangan otot.
Hal ini dapat menyebabkan kerusakan otot seperti juga rasa
nyeri, gangguan syaraf dan depresi. Gejala selanjutnya adalah
anemia, sering terkena infeksi, kulit kasar dan kegagalan dalam
menyembuhkan luka. Ketika seseorang mengkonsumsi
sejumlah besar vitamin C dalam bentuk suplemen dalam jangka
panjang, tubuh menyesuaikannya dengan menghancurkan dan
mengeluarkan kelebihan vitamin C dari pada biasanya. Jika
konsumsi kemudian secara tiba-tiba dikurangi, tubuh tidak
akan menghentikan proses ini, sehingga menyebabkan penyakit
kudisan.

b. Keracunan
Gejala keracunan vitamin C adalah mual, kejang perut,
diare, sakit kepala, kelelahan, dan susah tidur. Hal ini juga
dapat mengganggu tes medis, atau menyebabkan buang air
kecil yang berlebihan dan membentuk batu ginjal.

28

0 0
2.4.2 Golongan Obat Mineral
1. Tablet Besi (Fe)
Zat besi merupakan mineral yang diperlukan oleh semua sistem
biologi di dalam tubuh. Besi merupakan unsur esensial untuk sintesis
hemoglobin, sintesis katekolamin, produksi panas dan sebagai
komponen enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk produksi
adenosin trifosfat yang terlibat dalam respirasi sel. Besi dibutuhkan
untuk produksi hemoglobin (hb), sehingga defisiensi fe akan
menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang lebih kecil dengan
kandungan hb yang rendah dan menimbulkan anemia hipokromik
mikrositik.

a. Cara kerja
Distribusi dalam tubuh
Tubuh manusia sehat mengandung ± 3,5 g fe yang hampir
seluruhnya dalam bentuk ikatan kompleks dengan protein.
Kira-kira 70% dari fe yang terdapat dalam tubuh merupakan fe
fungsional atau esensial, dan 30% merupakan fe yang
nonesensial.

b. Farmakokinetik
→ Absorpsi
Absorpsi fe melalui saluran cerna terutama berlangsung di
duodenum dan jejunum proksimal; semakin ke distal
absorpsinya makin berkurang. Zat ini lebih mudah diabsorpsi
dalam bentuk ferro. Transportnya melalui sel mukosa usus
terjadi secara transport aktif. Ion ferro yang sudah diabsorpsi
akan diubah menjadi ion ferri dalam sel mukosa. Selanjutnya
ion feri akan masuk ke dalam plasma dengan perantara
transferin, atau diubah menjadi feritin dan disimpan dalam sel
mukosa usus. Secara umum, bila cadangan dalam tubuh tinggi
dan kebutuhan akan zat besi rendah, maka lebih banyak fe

29

0 0
diubah menjadi feritin. Bila cadangan rendah atau kebutuhan
meningkat, maka fe yang baru diserap akan segera diangkut
dari sel mukosa ke sumsum tulang untuk eritropoesis.

→ Distribusi
Setelah di absorpsi, fe dalam tubuh akan diikat dalam
transferin (siderofilin), suatu beta 1 globulin glikoprotein,
untuk kemudian diangkut ke beberapa jaringan, terutama ke
sumsum tulang dan depot fe.

→ Metabolisme
Bila tidak digunakan untuk eritropoesis, fe meningkat suatu
protein yang disebut apoferitin dan membentuk feritin. Fe
disimpan terutama pada sel mukosa usus halus dan dalam sel-
sel retikuloendotelial (di hati, limpa dan sumsum tulang ).
Cadangan ini tersedia untuk digunakan oleh sumsum tulang
dalam proses eritropoesis; 10% di antaranya terdapat dalam
labile pool yang cepat dapat dikerahkan untuk prose ini,
sedangkan sisanya baru digunakan bila labile pool telah
kosong. Besi yang terdapat dalam parenkim jaringan tidak
dapat digunakan untuk eritropoesis. Bila fe diberikan IV, cepat
sekali diikat oleh apoferitin (protein yang membentuk feritin)
dan di simpan terutama di dalam hati.
Sedangkan setelah pemberian per oral terutama akan
disimpan di limpa dan sumsum tulang. Fe yang berasal dari
pemecahan eritrosit akan masuk ke dalam hati dan limpa.
Penimbunan fe dalam jumlah abnormal tinggi dapat terjadi
akibat transfusi darah yang berulang-ulang atau akibat
penggunaan preparat fe dalam jumlah berlebihan yang diikuti
absorpsi yang berlebihan pula.

30

0 0
→ Ekskresi
Jumlah fe yang disekresi setiap hari sedikit sekali, biasanya
sekitar 0,5-1 mg sehari. Ekskresi terutama berlangsung melalui
sel epitel kulit dan saluran cerna yang terkelupas, selain itu
juga melalui keringat, urin, feses, serta kuku dan rambut yang
dipotong. Pada proteinuria jumlah yang dikeluarkan dengan
urin dapat meningkat bersama dengan sel yang mengelupas.
Pada wanita usia subur dengan siklus haid 26 hari. Jumlah fe
yang diekskresikan sehubungan dengan haid diperkirakan
sebanyak 0,5-1 mg sehari.

c. Indikasi
Sediaan fe hanya diindikasikan untuk pencegahan dan
pengobatan anemia defisiansi fe menggunakan diluar indikasi
ini, cenderung menyebabkan penyakit penimbunan besi dan
keracunan besi. Anemia defisiensi fe paling sering disebabkan
oleh kehilangan darah.
Selain itu, dapat pula terjadi misalnya pada wanita hamil
(terutama multipara) dan pada masa pertumbuhan, karena
kebutuhan yang meningkat. Banyak anemia yang mirip anemia
defisiensi fe. Sebagai pegangan untuk diagnostik dalam hal ini
adalah, bahwa pada anemia defisiensi fe dapat terlihat granula
berwarna kuning emas di dalam sel-sel retikuloendotelial
sumsum tulang

d. Efek Samping
Efek samping yang paling sering timbul berupa intoleransi
terhadap sediaan oral, dan ini sangat tergantung dari jumlah fe
yang dapat larut dan yang diabsorpsi pada tiap pemberian.
Gejala yang timbul dapat berupa mual dan nyeri lambung (+7-
20%), konstipasi (± 10%), diare (±5%) dan kolik. Gangguan ini
biasanya ringan dan dapat dikurangi dengan mengurangi dosis

31

0 0
atau dengan cara ini diabsorpsi dapat berkurang. Perlu
diterangkan kemungkinan timbulnya feses yang berwarna
hitam kepada pasien.
Pemberian fe secara IM dapat menyebabkan reaksi lokal
pada tempat suntikan yaitu berupa rasa sakit, warna coklat pada
tempat suntikan, peradangan lokal dengan pembesaran kelenjar
inguinal. Peradangan lokal lebih sering terjadi pada pemakaian
IM dibanding IV, selain itu dapat pula terjadi reaksi sistemik
yaitu pada 0,5-0,8% kasus.
Reaksi yang dapt terjadi dalam 10 menit setelah suntikan
adalah sakit kepala, nyeri otot dan sendi, hemolisis, takikardia,
flushing, berkeringat, mual, muntah, bronkospasme, hipotensi,
pusing dan kolaps sirkulasi, sedangkan reaksi yang lebih sering
timbul dalam ½-24 jam setelah suntikan misalnya sinkop,
demam, menggigil, rash, urtikaria, nyeri dada, rasa sakit pada
seluruh badan dan ensefalopati. Reaksi sistemik ini lebih sering
terjadi pada pemberian IV, demikian pula syok atau henti
jantung.

e. Dosis
Sediaan oral besi dalam bentuk fero paling mudah
diabsorpsi maka preparat besi untuk pemberian oral tersedia
dalam bentuk berbagi garam fero seperti fero sulfat, fero
glukonat, dan fero fumarat. Ketiga preparat ini umumnya
efektif dan tidak mahal. Tidak ada perbedaan absorpsi di antar
garam-garam fe ini. Jika da, mungkin disebabkan oleh
perbedaan kelarutannya dalam asam lambung. Dalam bentuk
garam sitrat, tartrat, karbonat, pirofosfat, ternyata fe sukar
diabsorpsi: demikian pula sebagai garam ferri (Fe3+). Perlu
diingat dalam meminum pil atau tablet Fe yaitu :
 Diminum sesudah makan malam atau menjelang tidur.

32

0 0
 Hindari minum dengan air teh, kopi dan susu karena
dapat mengganggu proses penyerapan.
 Hendaknya meminum dengan vitamin c misalnya
dengan air jeruk.
 Segera minum pil setelah rasa mual, muntah
menghilang.

2.5 Pengertian Air

Air adalah zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar
tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun
dapat bertahan hidup lebih dari 4 – 5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga
dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran
yang ada di sekitar rumah. Air juga digunakan untuk keperluan industri,
pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi, dan lain-lain
(Chandra, 2007)
Menurut Indarto (2010) dalam Udayani (2018) Air dapat berwujud
padatan (es), cairan (air) dan gas (uas air). Air merupakan satu-satunya zat
yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya
tersebut. Air adalah substansi kimia dengan rumus H2O, satu atom oksigen.
Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi
standar. Menurut Oviantari, (2011) air merupakan bagian dari kehidupan kita,
diantaranya dimanfaatkan untuk berbagai keperluan rumah tangga, menjaga
kesehatan, dan untuk kelangsungan hidup. Meskipun sumber daya air secara
geofisik dikatakan melimpah, hanya sebagian kecil saja yang bisa
dimanfaatkan secara langsung. Seiring bertambahnya penduduk dan eskalasi
semakin kritisnya suplai air, sementara permintaan terus meningkat. Karena
air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia, sehingga ketersediaan dan
keberadaan sumber air mestinya dapat dijaga dan terhindar dari pencemaran.

33

0 0
2.6 Air Sebagai Zat Esensial

Air dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang paling banyak dibandingkan


kebutuhan zat gizi lainnya, sehingga air dikategorikan sebagai zat gizi makro
bersama karbohidrat, lemak, dan protein. Air juga diperlukan dalam jumlah
besar, yaitu sekitar 2.000 ml/hari bagi orang dewasa. Oleh karena itu, kita
tidak boleh kekurangan air atau dehidrasi. Karenanya jelas manusia harus
minum air sepanjang hari untuk memenuhi kebutuhan hariannya, dan sudah
sepantasnya komponen air ada dalam piramida makanan. Penelitian
membuktikan bahwa dehidrasi 2% saja sudah akan menurunkan konsentrasi
dan daya ingat seseorang. Bila pada anak-anak akan berdampak buruk pada
kecerdasan dan pendidikan anak.
Air tidak dapat diproduksi oleh tubuh, karena itu air disebut sebagai zat
gizi esensial. Air sesungguhnya juga merupakan zat gizi, karena memenuhi
persyaratan sebagai zat gizi yaitu zat yang diperlukan tubuh terutama untuk
mengatur proses kehidupan. Pemenuhan kebutuhan air bagi tubuh manusia
pada umumnya berasal dari minuman, sebagian lagi berasal dari makanan dan
dari air hasil metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein di dalam tubuh
dalam jumlah yang sedikit.

2.7 Fungsi Air dalam Tubuh

Berikut adalah fungsi air dalam tubuh manusia, seperti disampaikan dr.
Nurul Ratna Mutu Manikam, M. Gizi, Sp. GK dalam sebuah acara di kawasan
Menteng. Kedelapan fungsi itu adalah:

1. Mengatur suhu tubuh

Salah satu fungsi utama air adalah mengatur suhu supaya tubuh tetap
stabil dalam kondisi panas.

2. Melembapkan dan membasahi mukosa

Fungsi lain air adalah melembapkan mukosa, terutama di mulut,


hidung, dan mata. Saat bernapas, ada kandungan air dalam udara.

34

0 0
3. Lubrikan pada sendi

Air dalam tubuh juga berfungsi untuk melubrikasi alias pelumas sendi.
Kalau kurang cairan, ya bisa tidak nyaman saat bergerak.”

4. Melindungi organ dan jaringan dalam tubuh

Fungsi air lainnya adalah melindungi organ dan jaringan dalam tubuh.
Sel-sel di dalam tubuh itu semuanya isinya adalah air. Jadi, sangat
penting kecukupan air

5. Mencegah konstipasi

Konstipasi, kebanyakan masalah serat. Jangan lupa, air juga berperan di


sini. Sebelum dibuang menjadi kotoran, air itu diabsorbsi oleh tubuh
kalau kurang minum. Absorbsi di dalam tubuh di usus besar juga akan
berkurang. Akibatnya, konsistensi kotoran juga akan menjadi lebih
keras dan mempersulit untuk BAB.

6. Melarutkan zat gizi

Air juga berfungsi untuk melarutkan zat gizi dan membawanya ke


berbagai bagian tubuh. Zat gizi itu dibawa oleh siapa? Tentu saja oleh
darah, dan darah itu komponennya 80 persen lebih adalah air. Jadi bisa
dibayangkan kalau kekurangan air, tentu saja proses membawa nutrisi
di dalam semua organ tubuh akan terganggu.

7. Membawa oksigen ke jaringan tubuh lain

Di samping membawa nutrisi, darah juga menyalurkan oksigen dan zat


besi ke berbagai jaringan tubuh. Transfer oksigen pada orang yang
mengalami kekurangan cairan juga akan terhambat

8. Membuang sisa metabolisme

Salah satu kerja darah adalah membawa air, membuang sisa


metabolisme, dan membantu proses biokimia. Jadi di dalam tubuh
manusia itu ada proses biokimia untuk mencerna karbohidrat, protein,
lemak. Semuanya itu butuh air sebagai buffer. Tanpa air, tubuh tidak
dapat memetabolisme zat-zat tersebut. Dan, tentu saja, metabolisme
tubuh juga akan terganggu.

35

0 0
2.8 Dampak Kekurangan dan Kelebihan Air

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kurang air akan berdampak pada


kesehatan yaitu gangguan mood (sekitar 1%), menurunkan kemapuan fisik
(2%), psikomotor dan pada wanita mengalami kelelahan. Oleh karena itu,
dibutuhkan jumlah air yang optimal untuk berfungsi dalam tubuh, karena
kekurangan dan kelebihan air tidak memberikan dampak yang baik bagi
tubuh.

Apabila tubuh kekurangan air akan berakibat hipovalemia dan dehidrasi.


Hipovalemia adalah kondisi terjadi pengurangan volume cairan ekstrasel,
keadaan ini terjadi bila keluaran airnya adalah cairan yang isotonik (air dan
natrium keluar dalam jumlah yang sebanding sehingga osmolalitas plasma
tidak berubah atau kadar natrium plasma tetap normal) biasanya terjadi pada
perdarahan dan diare. Sedangkan dehidrasai adalah keadaan yang terjadi bila
keluaran airnya yaitu cairan yang hipotonik (volume air yang keluar jauh lebih
besar dari jumlah natrium yang keluar), biasanya terjadi pada pasien diabetes
insipidus(keluaran air tanpa natrium melalui ginjal)dan pada usia lanjut yang
kurang minum atau lupa minum (keluaran air tanpa natrium melalui
penguapan kulit dan saluran nafas)

Selain kekurangan air kelebihan air dalam tubuh tidak baik pada kesehatan
karena ada penyakit tertentu yang harus ada pembatasan cairan dalam
tubuhnya seperti penyakit ginjal kronik (PGK), gagal jantung, dan kadar
albumin dalam serum rendah. Pada usia lanjut tidak di anjurkan meminum
banyak air dalam tubuhnya karena akan menimbulkan hiponatremia yang
dapat menurunkan kesadaran, kejang-kejang, dan bahkan kematian.

36

0 0
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa peran vitamin dan mineral sangat penting dalam
proses metabolisme tubuh manusia. Penggunaan vitamin yang utama adalah untuk
pengobatan terhadap defisiensi (kekurangan), dan penyakit-penyakit menurun.
Selain itu vitamin juga digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit,
misalnya kanker (vit. A, C, dan E), jantung dan saluran napas (vit. E dan C),
skizofrenia (vit. B3). Defisiensi vitamin dan mineral dapat berdampak negative
dalam tubuh. Penggunaan vitamin dan mineral dalam jumlah yang berlebihan
dapat menyebabkan gangguan pada system kerja tubuh sehingga diperlukan
pengambilan keputusan yang tepat dalam mengkonsumsi vitamin dan mineral.
Pemenuhan kebutuhan akan vitamin dan mineral dapat dipenuhi dari konsumsi
makanan yang banyak mengandung vitamin dan mineral misalnya daging,
sayuran hijau dan biji-bijian.
Air adalah zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar
tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat
bertahan hidup lebih dari 4 – 5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga
dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang
ada di sekitar rumah. Air juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian,
pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi, dan lain-lain. Air dibutuhkan
tubuh dalam jumlah yang paling banyak dibandingkan kebutuhan zat gizi lainnya,
sehingga air dikategorikan sebagai zat gizi makro bersama karbohidrat, lemak,
dan protein. Air juga diperlukan dalam jumlah besar, yaitu sekitar 2.000 ml/hari
bagi orang dewasa. Oleh karena itu, kita tidak boleh kekurangan air atau
dehidrasi. Karenanya jelas manusia harus minum air sepanjang hari untuk
memenuhi kebutuhan hariannya, dan sudah sepantasnya komponen air ada dalam
piramida makanan

37

0 0
Beri-beri dapat terjadi karena kekurangan thiamin dalam
jangka panjang. Penyakit ini ditemukan pertama kali di Timur
Jauh saat pembuatan beras 'poles' (polish rice) tersebar luas.
Beras yang dipoles mengakibatkan pembuangan kulit yang
kaya akan thiamin. Beri-beri dapat merusak sistem syaraf dan
keracunan otot. Gejala kekurangan yang lain adalah irama
jantung yang tidak normal, gagal jantung, kelelahan, susah
berjalan, kebingungan, dan kelumpuhan.

b. Keracunan
Pemakaian thiamin yang melebihi normal mempengaruhi
sistem saraf. Hal ini karena reaksi hipersensitif yang dapat
berpengaruh pada kelelahan, sakit kepala, sifat lekas marah dan
susah tidur. Sistem darah dapat terpengaruh, karena denyut nadi
menjadi cepat. Perhatian: dapat terjadi syok anafilaktik pada
pemberian thiamin injeksi. Tidak aman bagi ibu menyusui.

c. Dosis

21

0 0

Anda mungkin juga menyukai