Anda di halaman 1dari 10

PERSOALAN ESTETIS YANG BERPUSAT PADA SENIMAN

(Ekspresi Artistik & Irasionalitas)

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester


Mata Kuliah Estetika Musik

Disusun Oleh :

Riandly Saliareng (190301002)

PROGRAM STUDI MUSIK GEREJA

FAKULTAS SENI DAN ILMU SOSIAL KEAGAMAAN

INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI MANADO

NOVEMBER 2020
KATA PENGANTAR

Salam Sejahtera dalam kasih Tuhan Yesus Kristus,

Segala pujian syukur bagi Tuhan Yesus Kristus, yang telah menolong dalam
menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolonganNya
penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kiranya
kasih karunia Allah yang tiada batas terus tercurah dengan limpahnya dalam
kehidupan manusia. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang Estetika Musik, yang disajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail
yang cukup jelas bagi pembaca. Penyusun juga mengucapkan terimah kasih kepada
Dosen Mata Estetika Musik yaitu, Markus Bonatangkas Sirait, M.Sn yang telah
membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun
karya tulis ilmiah.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
mohon untuk saran dan kritiknya. Terimah kasih.

Manado, 20 November 2020

Penyusun.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II : PERSOALAN ESTETIS YANG BERPUSAT PADA SENIMAN


A. Penilaian Keindahan
B. Ekspresi Artistik
C. Irasionalitas

BAB III : KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I.
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap orang mempunyai apresiasi terhadap suatu seni yang berbeda-beda.


Perbedaan itu diakibatkan oleh perbedaan latar belakang yang dibawa oleh masing-
masing orang.
Di dalam kehidupan sehari-hari manusia pada umumnya menggunakan tolak
ukur “keindahan” pada suatu karya seni atau objek agar mendapatkan rasa kepuasan
tersendiri. Keindahanpun tidak dapat dipandang sama oleh setiap orang, karena
apabila seseorang memandang atau menilai bahwa benda itu memiliki keindahan
yang tinggi belum tentu orang lain memandang bahwa benda tersebut memiliki
keindahan yang sama, sehingga nilai keindahan dapat dikatakan relatif.
Seorang seniman harus mengerti pentingnya apa itu kebebasan artistik dan
Irasionalitas dalam seni.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu penilaian keindahan?
2. Apa ekspresi Artistik mengenai karya seni tersebut?
3. Apa itu Irasionalitas dalam seni?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui penilaian keindahan.
2. Untuk mengetahui ekspresi seorang Artistik terhadap karya seni.
3. Untuk mengetahui Irasionalitas dalam seni.
BAB II.
PERSOALAN ESTETIS YANG BERPUSAT PADA SENIMAN

Adapun pokok persoalan estetis pada seniman, antara lain:

A. PENILAIAN KEINDAHAN
Nilai Estetika (Aesthetic Value), adalah ukuran derajat tinggi-rendah atau
kadar yang dapat diperhatikan, diteliti atau dihayati dalam berbagai objek yang
bersifat fisik maupun abstrak.1 Nilai seni dan nilai estetis sangat sulit dibedakan dan
dipisahkan, karena keduanya menyangkut psikologi seni dan filsafat seni, dan ada
di dalam "dunia" yang sama yakni di dalam karya seni.
Menurut Immanuel Kant (seorang penggagas aliran kritisisme dalam tradisi
filsafat) mengatakan bahwa nilai estetis terbagi menjadi dua, yaitu:2
pertama, nilai estetis atau nilai murni. Oleh karena nilainya murni, maka bila
ada keindahan, dikatakan keindahan murni. Keindahan nilai estetis murni ini
terdapat pada garis, bentuk, warna dalam seni rupa. Gerak, tempo, irama dalam seni
tari. Suara, metrum, irama dalam seni musik. Dialog, gerak dalam seni drama.
Kedua, nilai ekstra estetis atau nilai tambahan. Nilai ekstra estetis (nilai luar
estetis) yang merupakan nilai tambahan terdapat pada bentuk-bentuk manusia,
alam, dan binatang. Sedangkan nilai seni terdiri dari: nilai intrinsik dan nilai
ekstrinsik, nilai musical dan nilai makna.

Nilai adalah ukuran derajat tinggi-rendah atau kadar yang dapat diperhatikan,
diteliti atau dihayati, dalam berbagai objek yang bersifat fisik konkrit maupun
abstrak. Seni memang menyangkut nilai dan yang disebut seni memang nilai, bukan
bendanya.

1
https://id.wikipedia.org/wiki/Estetika
2
http://kristina-putri-fib13.web.unair.ac.id/artikel_detail-157179
Etika%20dan%20Estetika Teori%20Keindahan,%20Nilai
%20dan%20Pengalaman%20Estetis.html
Nilai-nilai dasar dalam seni ialah sebagai berikut :3
1. Nilai penampilan (appearance) atau nilai wujud yang melahirkan benda seni.
Nilai ini terdiri dari nilai bentuk dan nilai struktur.
2. Nilai isi (content) yang dapat terdiri atas nilai pengetahuan/kognisi, nilai rasa,
Intuisi atau bawah sadar manusia, nilai gagasan dan nilai pesan atau nilai hidup
(values) yang dapat terdiri dari nilai moral, nilai sosial, nilai religi dan sebagainya.
3. Nilai pengungkapan (presentation) yang dapat menunjukkan adanya nilai bakat
pribadi seseorang, nilai keterampilan, dan nilai medium yang dipakainya.

Keindahan yang menyangkut seni, mengandung nilai-nilai universal dan


sekaligus juga kontekstual-budaya. Nilai dapat diartikan esensi, pokok yang
mendasar yang akhirnya dapat menjadi dasar-dasar normatif.
Nilai sebagai esensi ini dalam seni, dapat masuk kedalam aspek instrinsik seni
yaitu struktur bentuk seni. Dan aspek ekstrinsiknya juga berupa nilai dasar agama,
moral, sosial, psikologi dan politik. Jadi, nilai esensi ekstrinsik sudah umum
dikenal lewat karya seni. Karya seni besar tidak hanya mempunyai arti instrinsik
tetapi juga ekstrinsik.

Sebuah karya seni disebut seni, karena aspek intrinsik bentuknya dan karya
seni disebut besar dan mahakarya karena unsur ekstrinsiknya, yaitu mengangkat
persoalan-persoalan besar yang dilihat esensinya.

3
https://core.ac.uk/download/pdf/33514692.pdf (halaman. 13)
B. Ekspresi Artistik

Ekspresi artistik adalah intuitif, terjadi secara spontan dan segera, tanpa
dipikirkan, serta tanpa kepentingan logika. Pengetahuan itu timbul lewat perasaan,
tidak dipikirkan, irasional, serta merupakan sentuhan metafisik dengan sesuatu
yang nyata. Banyak penganut estetika dan seniman,mengatakan bahwa perspektif
artistik adalah intuitif.4
Kebebasan artistik merupakan ekspresi artistik juga dalam
mengekspresikan sebuah karya. “Artistic freedom” menurut wikipedia adalah
keleluasaan yang dimiliki seorang seniman untuk mewujudkan inspirasinya. 5
Definisi ini merujuk pada seniman, bukan semua orang. Adapun,
permasalahannya adalah di mana letak nilai isi atau kualitas ungkapan artistik
itu.
Contoh: “Jika ujaran kebencian, dan diskriminasi dianggap oleh seniman
sebagai karya seni dari salah satu karyanya, bagaimana?

Jadi, masalah tentang artistik tersebut. Memberi kita suatu kesempatan


untuk berpikir. Bahwa di sinilah kita bisa merenungkan tentang keindahan. Jika
estetika sama dengan artistik, maka inilah kesempatan kita untuk mengetahui
apa yang tidak selesai dibahas oleh bapak-bapak Filsafat seperti Kant, Hegel,
Schiller; yaitu bahwa keindahan bisa menjadi pilihan selain hukum dan nalar.
Dengan sulit menyelesaikan pokok permasalahan bahwa mendekati masalah
dengan logika benar-atau-salah, kita bisa mendekatinya dengan estetika.
Penilaian estetik tidak menghasilkan keputusan akhir tentang benar atau
salah, melainkan baik atau buruk dalam suatu proses. Seperti contoh
pendekatan estetika dalam sejarah bahwa hanya Hitler yang bisa membunuh
orang karena buruk rupa.

4
https://ilmuseni.com/dasar-seni/pengertian-estetika-menurut-para-ahli
5
https://en.wikipedia.org/wiki/Artistic_freedom
C. Irasionalitas

Irasionalitas atau sesuatu yang tidak masuk akal, yang bertentangan dengan
rasional.6 Atau dalam Estetika dikenal dengan “Kesalahpahaman Seni”.7
Melalui pengalaman lewat alat indera manusia, terjadi proses pembentukan
pengalaman. Pada saat itulah terjadi proses pembentukan diri dari penerima seni,
ke dalam karya seni yang dilihatnya. Pada saat berlangsungnya kegiatan tersebut,
melibatkan pengalaman penginderaan yang di ikuti oleh tanggapan dari semua
aspek kejiwaan seseorang, yang melihatnya secara kasat mata. Seperti dalam
pengalaman hidup sehari hari, perasaan, pikiran, intuisi, rasional dan alam
irasional kita tergerak menanggapi karya seni yang dihadapi.

Contoh Kasus:
Orang boleh saja mengatakan pendapat tentang seni yang jelek atau seni
yang baik. Tetapi, pengalaman menunjukan bahwa sebuah Vas kuno, misalnya,
jauh kurang diminati dibandingkan dengan Vas modern yang lebih canggih dicetak
memakai print 3D dan dapat dipilih dan dimodifikasi sesuai keinginan.
Hal ini terjadi karena nilai pada Vas kuno tidak berbicara kepada penganut
nilai seni rakyat Vas Modern. Kesalahpahaman dalam seni terjadi karena perbedaan
konteks nilai. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk memperkecil wilayah
salah paham dan memperluas kepahaman yang benar adalah melalui pendidikan
non formal. Ini berarti merupakan bagian dari kerjakeras guru seni dan pemikir seni.
Kesalahpahaman yang berarti keliru mengartikan nilai, atau justru salah
mentafsirkan nilai (karena berdasarkan konteksnya masing-masing) dapat berakibat
fatal bagi perkembangan kebudayaan masyarakat itu sendiri. Kalau soal ketidak-
perdulian, mungkin masih tidak begitu dipermasalahkan. Tapi kalau
kesalahpahaman itu berakibat pelarangan, pembasmian dan seterusnya. Maka
proses penghacuran karya seni kedepan dapat terjadi.

6
https://en.wikipedia.org/wiki/Irrationality
7
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JPKS/article/download /2532/1975
#:~:text=Kesalahpahaman%20dalam%20seni%20terjadi%20karena%20perbedaan%20konteks%20nilai.&text=Maka%2
0proses%20pengalaman%20seni%20akan,diri%20dengan%20konteks%20nilai%20senimannya.
BAB III.
KESIMPULAN

Pengalaman seni (persoalan estetis pada seorang seniman) dapat berbeda


terhadap penghayatan sebuah karya seni yang sama. Seni adalah nilai, yaitu nilai
estetika, nilai sesuatu yang disebut `bagus` atau `indah`. Membuat penerima karya
seni dalam keadaan rohani yang seimbang, tenang dan larut dalam suatu
pengalaman seni. Seorang Seniman yang baik, seharusnya dapat mempertanggung-
jawabkan ekspresi artistik dan Irasionalitas sebuah karya seni kedalam masyarakat
sosial.
Seseorang yang merenungkan hidup yang dapat menuntun menciptakan
karya seni, disebut juga seorang filsuf (ada proses berpikir dan tujuan dari hasil
perenungan tersebut).

“Seni bukan hanya menciptakan karya. Seni juga merupakan


komunikasi dengan masyarakatnya.”
DAFTAR PUSTAKA

Buku;
Leo Tolstoy, Apakah Seni Itu?. Yogyakarta, BasaBasi. 2020

Mudji Sutrisno, Teks-teks Kunci Estetika: Filsafat Seni. Yogyakarta,


Galang Press (Anggota IKAPI). 2005

Djohan, Psikologi Musik. Yogyakarta, Best Publisher.2009

Tri Aru Wiratno, Kritik Seni Rupa Berbasis Budaya Kritis.


Surabaya, Scopindo Media Pustaka. 2020

Link;

https://en.wikipedia.org/wiki/Irrationality

http://linggaagung.staff.telkomuniversity.ac.id/estetika/

https://nadjaneruda.wordpress.com/2013/10/30/keindahan-yang-
mengandung-nilai-ekstrinsik-dan-nilai-intrinsik/

http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-artistik/

Anda mungkin juga menyukai