MAKALAH
Disusun Oleh :
NOVEMBER 2020
KATA PENGANTAR
Segala pujian syukur bagi Tuhan Yesus Kristus, yang telah menolong dalam
menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolonganNya
penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kiranya
kasih karunia Allah yang tiada batas terus tercurah dengan limpahnya dalam
kehidupan manusia. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang Estetika Musik, yang disajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail
yang cukup jelas bagi pembaca. Penyusun juga mengucapkan terimah kasih kepada
Dosen Mata Estetika Musik yaitu, Markus Bonatangkas Sirait, M.Sn yang telah
membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun
karya tulis ilmiah.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
mohon untuk saran dan kritiknya. Terimah kasih.
Penyusun.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I.
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu penilaian keindahan?
2. Apa ekspresi Artistik mengenai karya seni tersebut?
3. Apa itu Irasionalitas dalam seni?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui penilaian keindahan.
2. Untuk mengetahui ekspresi seorang Artistik terhadap karya seni.
3. Untuk mengetahui Irasionalitas dalam seni.
BAB II.
PERSOALAN ESTETIS YANG BERPUSAT PADA SENIMAN
A. PENILAIAN KEINDAHAN
Nilai Estetika (Aesthetic Value), adalah ukuran derajat tinggi-rendah atau
kadar yang dapat diperhatikan, diteliti atau dihayati dalam berbagai objek yang
bersifat fisik maupun abstrak.1 Nilai seni dan nilai estetis sangat sulit dibedakan dan
dipisahkan, karena keduanya menyangkut psikologi seni dan filsafat seni, dan ada
di dalam "dunia" yang sama yakni di dalam karya seni.
Menurut Immanuel Kant (seorang penggagas aliran kritisisme dalam tradisi
filsafat) mengatakan bahwa nilai estetis terbagi menjadi dua, yaitu:2
pertama, nilai estetis atau nilai murni. Oleh karena nilainya murni, maka bila
ada keindahan, dikatakan keindahan murni. Keindahan nilai estetis murni ini
terdapat pada garis, bentuk, warna dalam seni rupa. Gerak, tempo, irama dalam seni
tari. Suara, metrum, irama dalam seni musik. Dialog, gerak dalam seni drama.
Kedua, nilai ekstra estetis atau nilai tambahan. Nilai ekstra estetis (nilai luar
estetis) yang merupakan nilai tambahan terdapat pada bentuk-bentuk manusia,
alam, dan binatang. Sedangkan nilai seni terdiri dari: nilai intrinsik dan nilai
ekstrinsik, nilai musical dan nilai makna.
Nilai adalah ukuran derajat tinggi-rendah atau kadar yang dapat diperhatikan,
diteliti atau dihayati, dalam berbagai objek yang bersifat fisik konkrit maupun
abstrak. Seni memang menyangkut nilai dan yang disebut seni memang nilai, bukan
bendanya.
1
https://id.wikipedia.org/wiki/Estetika
2
http://kristina-putri-fib13.web.unair.ac.id/artikel_detail-157179
Etika%20dan%20Estetika Teori%20Keindahan,%20Nilai
%20dan%20Pengalaman%20Estetis.html
Nilai-nilai dasar dalam seni ialah sebagai berikut :3
1. Nilai penampilan (appearance) atau nilai wujud yang melahirkan benda seni.
Nilai ini terdiri dari nilai bentuk dan nilai struktur.
2. Nilai isi (content) yang dapat terdiri atas nilai pengetahuan/kognisi, nilai rasa,
Intuisi atau bawah sadar manusia, nilai gagasan dan nilai pesan atau nilai hidup
(values) yang dapat terdiri dari nilai moral, nilai sosial, nilai religi dan sebagainya.
3. Nilai pengungkapan (presentation) yang dapat menunjukkan adanya nilai bakat
pribadi seseorang, nilai keterampilan, dan nilai medium yang dipakainya.
Sebuah karya seni disebut seni, karena aspek intrinsik bentuknya dan karya
seni disebut besar dan mahakarya karena unsur ekstrinsiknya, yaitu mengangkat
persoalan-persoalan besar yang dilihat esensinya.
3
https://core.ac.uk/download/pdf/33514692.pdf (halaman. 13)
B. Ekspresi Artistik
Ekspresi artistik adalah intuitif, terjadi secara spontan dan segera, tanpa
dipikirkan, serta tanpa kepentingan logika. Pengetahuan itu timbul lewat perasaan,
tidak dipikirkan, irasional, serta merupakan sentuhan metafisik dengan sesuatu
yang nyata. Banyak penganut estetika dan seniman,mengatakan bahwa perspektif
artistik adalah intuitif.4
Kebebasan artistik merupakan ekspresi artistik juga dalam
mengekspresikan sebuah karya. “Artistic freedom” menurut wikipedia adalah
keleluasaan yang dimiliki seorang seniman untuk mewujudkan inspirasinya. 5
Definisi ini merujuk pada seniman, bukan semua orang. Adapun,
permasalahannya adalah di mana letak nilai isi atau kualitas ungkapan artistik
itu.
Contoh: “Jika ujaran kebencian, dan diskriminasi dianggap oleh seniman
sebagai karya seni dari salah satu karyanya, bagaimana?
4
https://ilmuseni.com/dasar-seni/pengertian-estetika-menurut-para-ahli
5
https://en.wikipedia.org/wiki/Artistic_freedom
C. Irasionalitas
Irasionalitas atau sesuatu yang tidak masuk akal, yang bertentangan dengan
rasional.6 Atau dalam Estetika dikenal dengan “Kesalahpahaman Seni”.7
Melalui pengalaman lewat alat indera manusia, terjadi proses pembentukan
pengalaman. Pada saat itulah terjadi proses pembentukan diri dari penerima seni,
ke dalam karya seni yang dilihatnya. Pada saat berlangsungnya kegiatan tersebut,
melibatkan pengalaman penginderaan yang di ikuti oleh tanggapan dari semua
aspek kejiwaan seseorang, yang melihatnya secara kasat mata. Seperti dalam
pengalaman hidup sehari hari, perasaan, pikiran, intuisi, rasional dan alam
irasional kita tergerak menanggapi karya seni yang dihadapi.
Contoh Kasus:
Orang boleh saja mengatakan pendapat tentang seni yang jelek atau seni
yang baik. Tetapi, pengalaman menunjukan bahwa sebuah Vas kuno, misalnya,
jauh kurang diminati dibandingkan dengan Vas modern yang lebih canggih dicetak
memakai print 3D dan dapat dipilih dan dimodifikasi sesuai keinginan.
Hal ini terjadi karena nilai pada Vas kuno tidak berbicara kepada penganut
nilai seni rakyat Vas Modern. Kesalahpahaman dalam seni terjadi karena perbedaan
konteks nilai. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk memperkecil wilayah
salah paham dan memperluas kepahaman yang benar adalah melalui pendidikan
non formal. Ini berarti merupakan bagian dari kerjakeras guru seni dan pemikir seni.
Kesalahpahaman yang berarti keliru mengartikan nilai, atau justru salah
mentafsirkan nilai (karena berdasarkan konteksnya masing-masing) dapat berakibat
fatal bagi perkembangan kebudayaan masyarakat itu sendiri. Kalau soal ketidak-
perdulian, mungkin masih tidak begitu dipermasalahkan. Tapi kalau
kesalahpahaman itu berakibat pelarangan, pembasmian dan seterusnya. Maka
proses penghacuran karya seni kedepan dapat terjadi.
6
https://en.wikipedia.org/wiki/Irrationality
7
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JPKS/article/download /2532/1975
#:~:text=Kesalahpahaman%20dalam%20seni%20terjadi%20karena%20perbedaan%20konteks%20nilai.&text=Maka%2
0proses%20pengalaman%20seni%20akan,diri%20dengan%20konteks%20nilai%20senimannya.
BAB III.
KESIMPULAN
Buku;
Leo Tolstoy, Apakah Seni Itu?. Yogyakarta, BasaBasi. 2020
Link;
https://en.wikipedia.org/wiki/Irrationality
http://linggaagung.staff.telkomuniversity.ac.id/estetika/
https://nadjaneruda.wordpress.com/2013/10/30/keindahan-yang-
mengandung-nilai-ekstrinsik-dan-nilai-intrinsik/
http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-artistik/