Seniman juga akan sampai pada titik menanyakan apa yang dimaksud dengan
seni itu. Pada kondisi inilah, insting untuk berfilsafat akan tumbuh.
Filsafat Seni berbicara mengenai ide, makna, pengalaman, intuisi dan semua yang
menunjukkan sifat simbolik dari seni.
Panggilan filosofis dalam konteks filsafat seni menuntut kerelaan, keterbukaan dan
tidak pernah menggunakan prasangka apriori artinya persoalan seni dapat dibahas dari
sudut pandang disiplin ilmu manapun.
FILSAFAT SENI
Ilmu seni tidak secara otomatis lahir dan bertumbuh, diperlukan proses dalam mencapai hal
tersebut. Ilmu seni didahului oleh sejumlah penelitian yang menghasilkan data seni dan
kesimpulan ilmiah. Berbeda dengan pencipta karya seni yang tidak perlu menunggu dalam
mencipta karya seni. Ilmuwan seni tidak dapat bekerja sendiri karena selalu membutuhkan
referensi. Semakin banyak referensi yang didapat, diharapkan analisisnya semakin tajam dan
objektif.
TAKSONOMI ILMU-ILMU SENI
Pengetahuan tentang seni bukan hanya berhubungan dengan penciptaan karya
seni dan penghayatan seni tetapi juga pemahaman tentang karya seni untuk
menghasilkan evaluasi terhadap seni. Penghayatan seni merupakan perilaku
apresiasi yang akan menghasilkan pengalaman seni yang khas. Sementara
penciptaan seni merupakan persoalan kreativitas yang sifatnya sangat subjektif.
• Menjelaskan esensi dari seni sebagai • Necessary conditions dari seni pada mulanya adalah semua
buatan manusia menjadi necessary condition yang tidak lagi
sesuatu yang fundamental yaitu memiliki memadai ketika kayu apung ( driftwood ) dapat menjadi seni tanpa
sifat-sifat alami yang membedakan dari modifikasi secara fisik.
• Necessary conditions lain seperti keindahan, kreatif dan
benda-benda lain. orisinalitas tidak memadai lagi ketika karya seni yang tidak indah,
kreatif dan tidak orisinal pada era kontemporer.
• Menggolongkan jenis seni tertentu dengan • Perlu menjelaskan koherensi dari konsep seni tanpa menunjukkan
berdasarkan pada prinsip atau pola. esensi dasar seni.
• Seni tidak selalu berhubungan karena esensi dari setiap seni
• Contoh perdebatan pandangan: seni karena adanya family resemblances (keserupaan) di antara seni-
merupakan temuan budaya Eropa pada seniman.
abad 18 dengan seni merupakan perilaku • Cluster theory menyatakan ada sekelompok kualitas yang dapat
mengindikasikan seni yaitu: kualitas estetis, ekspresif, bentuk atau
dasar biologis. representasional, memiliki kapasitas mengkomunikasikan makna
yang kompleks, pembuatannya membutuhkan keterampilan,
• Mendasarkan seni pada suatu hakikat membutuhkan imajinasi, dll. Defenisi seni baru dapat tercapai jika
9 atau 10 kualitas tersebut di atas terpenuhi.
misalnya seni merupakan ekspresi, seni • Radical Stipulativism: tidak ada esensi yang mendasari hanya
merupakan intuisi atau seni merupakan keputusan aribitrer. Jika diterapkan dalam seni, maka yang disebut
bentuk. karya seni adalah sesuatu yang telah didaftar sebagai seni oleh
ahli (subjektivitas ahli).
PENDEKATAN LAIN
FUNGSIONALISME ESTETIS
• Sesuatu disebut karya seni jika bertujuan agar seseorang berkontemplasi
dalam pengalaman seni untuk kepentingan seni itu sendiri bukan untuk
kepentingan praktis tertentu.
• Menekankan kualitas kesenangan yang diberikan oleh seni.
INSTITUSIONAL
• Defenisi seni ditentukan oleh publik seni.
• Karya seni untuk menjadi seni harus ditempatkan dalam jaring praktek,
peran dan bingkai kerja yang terdiri dari institusi yang diorganisir secara
informal yaitu dunia kesenian.
POKOK BAHASAN FILSAFAT SENI
1. Benda Seni / Karya Seni / Produk: Persoalan Subjektivitas dalam Seni
(Ekspresi) dan Persoalan Objektivitas dalam Seni (Mimesis), berlangsung di
dunia penciptaan (seniman) dan pengamatan (evaluasi kritikus), analisis
bentuk dan isi seni.
2. Pencipta Seni / Seniman: masalah kreativitas dan ekspresi, representasi,
gender, kepribadian, gaya / style.
3. Publik Seni / Masyarakat: komunikasi seni, apresiator, pengakuan
masyarakat seni atau masyarakat umum, status, seni itu publik, apresiasi,
institusi, jarak estetik, empati, karakteristik masyarakat.
4. Konteks Seni:
5. Nilai-Nilai Seni: Benedetto Croce berpendapat bahwa karya seni atau benda
seni tidak pernah ada karena seni itu terdapat pada jiwa setiap
penanggapnya, nilai-nilai yang diciptakan, nilai-nilai yang dikomunikasikan,
kajian tentang nilai.
6. Pengalaman Seni: seni tidak hanya komunikasi, seni tidak hanya
menyampaikan informasi. Komunikasi seni adalah komunikasi nilai-nilai
berkualitas, baik kualitas perasaan maupun kualitas medium seni.
Komunikasi seni adalah komunikasi pengalaman yang melibatkan kegiatan
nalar, emosi dan intuisi.