Anda di halaman 1dari 5

5

KORELAT EMPAT LEMBAGA KEBENARAN MANUSIA:


Filsafat, Seni, Ilmu, dan Agama
Tri karYono

Abstract

Philosophy is a critical, rational, and radical reflection towards main things in human life.
Reflection (Re flekture) is referred to deeply critical self-contemplation. Thinking in a critical
manner is to mean to always place everything in consideration and awareness in order to find the
answers to the occurring questions. Thus, every philosopher will find their own alternatives with
differently speculative answers. When philosophy defined as a science which has the characteristics
mentioned above is related to art, another science which has its certain system, even to religion
which has absolute truth, it will become something interesting for a study. In this article the author
have made some comparison of them and found the tangent point where they complement each
other because they, basically, have scope of knowledge in common.

Keywords: speculative, absolute truth, critical way of thinking.


PENDAHULUAN: empiris ataupun formal, persoalan filsafati
Mengenali Filsafat bersifat mencengangkan dan
membingungkan, ini menandakan persoalan
Filsafat merupakan bidang pengetahuan itu tidak dapat dijawab dengan penyelidikan
yang senantiasa bertanya dan mencoba berdasarkan pengalaman maupun
menjawab gugusan persoalan yang sangat mengandalkan pengetahuan yang sifatnya
menarik perhatian manusia dari dulu hingga deduktif seperti halnya yang dilakukan dalam
kini. Seorang yang akan mempelajari ilmu empiris atau eksak. Setiap persoalan
persoalan filsafat hendaknya memahami yang membingungkan atau mencengangkan
benar persoalan-persoalan filsafati dan tidaklah selalu menjadi persoalan filsafat.
berperan serta merenungkan untuk Persoalan-persoalan itu harus memiliki
kemudian memikirkan serta menghasilkan “arti”dan secara intelektuil harus “subur”
alternatif-alternatif jawabannya. akan pengertian-pengertian baru dan jalur-
Karakteristik berfikir filsafat adalah: jalur baru untuk kesinambungan
penyelidikan selanjutnya. Lebih jauh lagi
1. Menyeluruh, hakikat ilmu dalam SuSanne k. lanGer (1993) menjelaskan suatu
konstelasi pengetahuan yang lainnya. persoalan merupakan persoalan pokok
apabila dalam memecahkan per soalan itu
2. Mendasar, menggali secara fundamental menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru
Persoalan filsafat itu bercorak sangat umum, yang menarik . Pemikiran-pemikiran yang
menyangkut masalah-masalah asasi dan tidak melahirkan jawaban-jawaban tersebut
berhubungan dengan kemanfaatan praktis memiliki simpulan yang dapat
serta tidak ada sistematika untuk mengembangkan gagasan-gagasan
menjawabnya, setiap orang bisa berfilsafat selanjutnya dan senantiasa memberikan titik
dan menemukan siapa dirinya.. Filsafat terang bagi pengertian-pengertian atau
merupakan konsepsi pikiran yang logis menjawab pertanyaan-pertanyaan
namun jelas persoalan filsafat tidak bersifat berikutnya.
Dalam kebudayaan Timur seni tidak penghargaan seni maka filsafat seni merupakan alat
merupakan cabang tersendiri, tapi masih menjadi telaahnya. Filsafat seni merupakan cabang dari dari
satu kompleks dengan unsur lain-lainnya: agama, rumpun estetik filsafati yang khusus menelaah
136
filsafat, ethika, tata negara, seperti tampak tentang seni. Menurut luciuS Garvin (The Lian
umpamanya pada wayang purwa . Disitu kesenian Gie:1979) batasan filsafat seni sebagai “the brach of
itu sendiri belum terpisah-pisah menjadi seni rupa, philosophy which deals with the theory of art
seni suara, seni sastra, seni gerak dan seorang dalang creation, art experience, and art criticism” Filsafat
ialah sekaligus seniman “allround”atau serba bisa, seni merupakan cabang filsafat yang berhubungan
Ia dalam hal ini sebagai seniman,filosof, guru, dengan teori tentang penciptaan seni, pengalaman
pendeta. seni dan kritik seni.
Menelaah seni dalam filsafat seni berarti
menggali kebenaran seni itu sendiri.
SENI DAN FILSAFAT SENI
“Kebenaran seni” oleh benede-
Kita awali dengan pertanyaan “apakah seni itu” para
filsuf dan ahli estetika awal abad 20 untuk To croce (Jacob SumardJo, Pikiran Rakyat:
menjawab hal ini menggunakan pendekatan ilmiah, 13/10/1996) disebut sebagai ”kebenaran
bekerja dengan ilmu-ilmu lain seperti dengan intuisi”, bukan kebenaran logik. Intuisi adalah
suatu jenis kebenaran yang hanya ditangkap
psikologi, antropologi, sosiologi, semiotik dan lain-
lain. Kemudian menghasilkan definisi yang lewat perasaan dan penghayatan, lewat
berbeda-beda. Namun bila kita teliti dari sekiangambaran-gambaran kongkrit indrawi atau
banyak definisi maka akan ditemukan definisi lazim disebut imaji. Persoalan-persoalan
terpenting meliputi: pokok dalam filsafat seni meliputi antara lain:
Seniman, benda seni, konteks seni dan publik
1. Skill /kemahiran. “art is skill in making or seni. Lebih jelas dijabarkan oleh Jacob SumardJo
doing”. dalam bentuk diagram sebagai berikut
2. Human Activity /kegiatan manusia
Work of Art /karya seni
Nilai-nilai Seni
Fine Art; seni indah; seni “murni” mengalami
perkembangan sejak istilah konsep “techne” KONTEKS SENI Pengalaman
zaman Yunani kuno hingga konsep “Fine Art” SENIMAN
Inggeris abad 18, baru awal abad 20 “seni”
PUBLIK SENI
dinyatakan sebagai padanan dari “Fine Art”dalam
bahasa melayu = seni halus. BENDA SENI

Visual Art /seni penglihatan/ seni rupa Definisi Gambar 1. Taksonomi Masalah-mas-
tersebut diatas memiliki perumusan yang berbeda- alah Filsafat Seni
beda. Menurut hemat saya ada rumusan yang lebih
luas cakupan bidang-bidangnya, tentang persoalan Antara seniman, benda seni, konteks seni dan
pengertian seni ini, yaitu “Art is an expresion of publik seni ke empatnya memiliki kai tan satu-
feeling through a medium” - seni adalah sebuah sama lain begitu kuat tidak dapat terpisahkan
pengungkapan melalui sesuatu sarana. Rumusan ini (sinergi).
tentu saja tidak mengistimewakan satu bidang seni
melainkan semua cabang seni masuk didalamnya Dengan demikian bahan kajian filsafat seni
termasuk seni tari, musik,drama dan lain-lainnya. meliputi:
Untuk lebih memahami lebih jauh lagi penelaahan 1. Benda/karya seni (material/medium,
mengenai asas-asas umum dari penciptaan dan dan segala sesuatu yang menyangkut
bahasa rupa)
2. Seniman (kreativitas, ekspresi- reprentasi, membedakan ilmu dari pengetahuan lainnya
gaya seni, orisinalitas, genius) yang bukan ilmu? kriteria apa yang akan kita
137 Jurnal Budaya Nusantara, Vol.1 No.2, (Desember 2014): 136-140
3. Publik seni (apresiasi, kritik) pakai dalam menentukan kebenaran secara
ilmiah? apa kegunaan kita mempelajari ilmu
4. Konteks seni (nilai-nilai yang setempat dan yang paling ekstrim untuk apa kita
atau sezaman) mempelajari ilmu?.
5. Nilai-nilai seni (muatan-muatan yang di Ilmu dipelajari untuk memahami objek dan
kandung dalam karya seni) dikuasai untuk kepentingan subjektif misalnya
6. Pengalaman seni (pengalaman estetik- untuk teknologi, agama , seni dll.
artistik, disinterestedness, pengalaman Filsafat melengkapkan ilmu yang dapat menjawab
religi, pengalaman transendental, tentang fenomena dunia fisik. Untuk menjangkau
“meaning” masyarakat atau individu apa yang ada dibelakang fenomena tersebut,
pencipta karya seni) memahami latar belakangnya, maksud dan tujuan
serta nilainya. Dunia pengetahuan membutuhkan
dan menoleh kepada filsafat, sebab filsafat sifatnya
Ilmu dan Filsafat Ilmu spekulatif dan sangat memungkinkan untuk
Ilmu (science) dan pengetahuan (knowledge) menjawab persoalan itu.
mempunyai pengertian yang berbeda.
Ilmu adalah pengetahuan yang telah
memiliki sistematika tertentu, atau memiliki Agama dan Filsafat Agama
ciri-ciri khas, serta merupakan species dari Agama adalah semua sistem religi yang secara resmi
genus yang disebut pengetahuan. Demikian diakui oleh negara (koenTJaraninGraT.: 1994) ada pula
dikatakan oleh dedi Supriadi (1997: 120). Jadi yang memakai istilah “religi” supaya lebih netral
semua ilmu pastilah terdiri atas pengetahuan, dan sistem religi merupakan suatu agama hanya
tetapi tidak semua pengetahuan adalah ilmu. bagi penganutnya. Kedua pendapat tersebut sama
Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan benarnya namun saya sendiri lebih setuju dengan
yang disusun secara konsisten dan pendapat Kuntjaraningrat. Hal ini saya lakukan
kebenarannya telah teruji secara empiris. supaya meluruskan wacana yang akan saya bahas
Proses pembuktian dalam ilmu tidak bersifat ini.
absolut. Agama hanya berbicara pada manusia yang ber-
(JUJUN S. SURIASUMANTRI: 1998). Misalnya iman sebagai dasar utamanya.
bila sekarang kita mengumpulkan fakta-fakta
yang mendukung hipotesis kita maka bukan Dasar agama adalah kepercayaan (iman) manusia
berarti bahwa unutk selamanya kita akan kepada agama sebagai kebenaran mutlak yang harus
mendapatkan hal yang sama. Mungkin saja dipatuhi dengan secara mutlak pula (taqwa).
suatu waktu, baik secara kebetulan ataupun Bertolak dari definisi filsafat sebagai acuan berfikir
karena kemajuan dalam peralatan pengujian, maka sistem kebenaran agama dapat diartikan
maka kita akan mendapatkan fakta yang sebagai hasil berfikir secara radikal, sistematis dan
menolak hipotesis yang selama ini kita universal. Dasar-dasar agama bisa dipersoalkan
anggap benar. Ilmu merupakan pengetahuan dipikirkan menurut logika (teratur dan disiplin).
yang didapatkan melalui metode ilmiah. Misalnya dalam agama Islam kita mengenal rukun
Berfilsafat tentang ilmu berarti kita berterus iman. Logika dapat berjalan manakala kita
terang kepada diri kita sendiri. Dengan mempertanyakan yakin pada Allah akibat logisnya
demikian kita akan bertanya kepada diri kita yakin pula pada malaikat-malaikat Allah dan
sendiri: apakah yang sebenarnya yang kita seterusnya.
ketahui tentang ilmu? apakah ciri-ciri yang

Tri karYono, Korelat Empat Lembaga Kebenaran Manusia ... 138


Agama menjangkau “Kebenaran mendasar”, Bagian irisan tengah merupakan keselarasan
universal, menyeluruh , mutlak dan abadi. “Hanya hingga keduanya saling mendukung dan
Kebenaran agama yang menggunakan K besar memperkuat (ilmu terhadap filsafat, seni
karena mutlak, absolut” demikian ditegaskan oleh terhadap filsafat dan agama terhadap filsafat
Garnadi praWiroSudirdJo dalam endanG SaiFuddin atau sebaliknya ; dalam hal ini filsafat menjadi
(1979:174). kajian utamanya yang kemudian berkembang
menjadi
Ada dua bentuk fisafat agama:
filsafat ilmu, filsafat seni dan filsafat agama )
1. Filsafat agama pada umumnya dihasilkan oleh untuk lebih mudah di katagorikan kesamaan
pemikiran dasar-dasar agama secara analitik dan sbb:
kritik, dengan membebaskan diri dari ajajaran
• Keempatnya menunjukan sifat kritis dan
agama tapi tujuannya bukanlah untuk
terbuka memberikan perhatian yang tidak
membenarkan suatu agama.
berat sebelah terhadap kebenaran.
2. Filsafat suatu agama. Hasil pemikiran
• Keempatnya tertarik terhadap
dasardasar suatu agama secara analitik dan
pengetahuan yang terorganisir dan
kritik, dengan tujuan memberikan alasan-alasan
tersusun secara sistematis
rasional untuk membenarkan agama itu.
• Agama memberikan landasan moral bagi
aksiologi keilmuan sedangkan dipihak lain
KESIMPULAN
ilmu dapat memperdalam keyakinan
Kedudukan dalam kontelasi antara filsafat, agama, beragama. Jadi tepat seperti apa yang
seni dan ilmu digambarkan dalam diagram ven dikatakan Einstein Ilmu tanpa agama
sebagai berikut: (bimbingan moral) adalah buta.dan
kebutaan moral dari ilmu akan membawa
kemanusiaan kejurang malapetaka.
FILSAFAT
Dalam kedudukan kontelasi tergambarkan
pada bagian diluar irisan atau ada perbedaan
AGAMA SENI antara lain sbb:
Filsafat, ilmu, seni dan agama memiliki tujuan
ILMU yang sama, yaitu memahami dunia, tetapi
dalam kedalaman pemahaman berbeda-beda,
Gambar 2. Taksonomi Masalah-mas-
alah Filsafat Seni • Dalam ilmu tujuan itu hanya teori atau
pengetahuan untuk pengetahuan itu
sendiri, umumnya pengetahuan itu
Keempat lembaga kebenaran ini mempunyai ciri- diabadikan untuk tujuan-tujuan ekonomi
ciri tersendiri dalam mencari, menghampiri, dan praktis
menemukan kebenaran. Lembaga kebenaran ini
memiliki persamaan, titik perbedaan, dan titik • Dalam filsafat tujuan itu ialah cinta kepada
singgung yang satu terhadap yang lainnya. pengetahuan yang bijaksana, dengan hasil
kedamaian dan kepuasan jiwa.
Dalam lembaga seni, dikembangkan studi filsafat
seni dan ilmu-ilmu seni. Dalam lembaga agama • Dalam agama tujuan itu damai,
dikembangkan filsafat agama, ilmu-ilmu agama dan keseimbangan, keselarasan, penyesuaian,
seni - agama. Dari semua lembaga kebenaran keselamatan (dirangkum dalam satu istilah
tersebut di atas, lembaga filsafat selalu hadir sebagai Islam yang berarti selamat)
“pelita” yang dapat menemukan titik terang atas • Dalam seni tujuannya ekspresi diri, yang
pertanyaan-pertanyaan manusia tentang kebenaran memanfaatkan logika imaji.
yang sifatnya mendasar dan menyeluruh.

139 Jurnal Budaya Nusantara, Vol.1 No.2, (Desember 2014): 136-140


Perbedaan lainnya seni, ilmu, filsafat dan Agama: (Budaya 2, Pebruari 1958-Th. Ke-VII),
1) Ilmu dan filsafat sifatnya nisbi sedangkan Jogjakarta.
agama bersifat absolut (mutlak); 2) Ilmu
membatasi lingkup penjelajahannya pada batas driJarkara.
pengalaman manusia juga disebabkan metode 1989 Percikan Filsafat. Jakarta:
yang dipergunakan dalam penyusunan yang telah P.T. Pembangunan
teruji kebenarannya secara empiris; 3) Ilmu
GaZalba, Sidi.
mencoba mencarikan penjelasan mengenai alam,
memahami objek, menjadi kesimpulan yang 1973 Sistematika Filsafat. Jakarta:
bersifat umum dan impersonal. Sebaliknya seni Bulan Bintang
tetap bersifat individual dan personal, dengan koenTJaraninGraT.
memusatkan perhatiannya pada pengalaman
hidup manusia perseorangan. Pengalaman itu 1974 Kebudayaan Mentalitas dan Pembangu
diungkapkan agar dapat dialami orang lain dengan nan. Jakarta: Gramedia
jalan “menjiwai“ pengalaman tersebut. Karya seni LANGER, SUZZANE K. 1993 Problematika
bersifat “remarkable” memiliki nilai subjektif
Seni. Bandung: ASTI naSuTion, Harun.
yang luas, menghasilkan berbagai makna dan nilai
yang dititipkan melalui media bahasa rupa, gerak, 1973 Falsafat dan Mistisisme dalam Islam.
nyanyian, tulisan, musik dan lain-lain. Jakarta: Bulan Bintang
Seni merupakan ekspresi diri, yang SaeFuddin, endanG.
menggunakan logika imagi citra (dalam seni 1979 Ilmu Filsafat dan Agama. Surabaya:
rupa) sehingga produknya lebih menyentuh Bina Ilmu
wilayah makna (konotatif), lain halnya
dengan ilmu pengetahuan menggunakan SumardJo, Jacob.
logika konseptual, lebih bersifat verbal ---- Memahami Seni. (Kumpulan Artikel-ar tikel
(denotatif), berpretensi mengungkap hal-hal dari H U Pikiran Rakyat; Bandung)
eksternal mengungkap realitas di luar dirinya.
SumarJo, Jacob.
Ilmu pengetahuan cenderung menggunakan Sedikit Tentang Komunikasi Seni (Artikel
bahasa yang univokal sedangkan seni bersifat Ruang Budaya; H U Pikiran Rakyat, Bandung:
metaforis dengan menggunakan bahasa yang 13 Oktober 1996).
plurivokal.
SuriaSumanTri, JuJun S.
Titik temu keduanya merupakan “fusion of
horizon” dimana konseptual bagi seniman 1998 Filsafat Ilmu (Sebuah Pengantar
penting tapi bukan merupakan bahasa Populer). Jakarta: Pustaka Sinar
utamanya sebaliknya ilmuwan membutuhkan Harapan
imajinasi atau intuisi tapi bukan merupakan
Supriadi, dedi.
bahasa utama ilmuwan.
1997 Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkem
bangan Iptek, Bandung: CV. Alfa Beta.
DAFTAR PUSTAKA THe lian Gie.
anWar, WadJid. 1976 Garis Besar Estetik (filsafat Keindahan).
1980 Filsafat Estetika, Yogyakarta: Nur Yogyakarta: Fakultas
Fisafat UGM.
Cahaya
aldricH, virGil c.
dJokoSarWono, noToSubroTo.
1963 Philosophy of Art. USA: Prentice Hall,
1958 Mengupas Masalah Kesenian
Inc.
Tri karYono, Korelat Empat Lembaga Kebenaran Manusia ... 140

Anda mungkin juga menyukai