Anda di halaman 1dari 9

SENI DAN BUDAYA

SENI RUPA

Guru Pengajar : H. Mukoddas, S. Pd

Nama :..........................................................
Kelas :......................................

SMK NEGERI 1 SAMPANG


 Pengenalan Seni Rupa di Sekitar Kita
 Mengamati dan Mendeskripsikan karya Seni Rupa
 Pengenalan Bahan dan Aneka teknik berkarya Seni Rupa

Menelaah semua materi harapannya kita dapat mengasah kemampuan bernalar kritis,
mampu melihat segala sesuatu hal dari berbagai perspektif dan terbuka terhadap pembuktian
baru. Diharapkan juga bisa menjadi lebih kreatif dalam menghasilkan gagasan atau ide yang
orisinil. Gagasan ini terbentuk dari yang paling sederhana seperti ekspresi pikiran atau perasaan
sampai dengan gagasan. Perkembangannya erat kaitannya dengan perasaan, emosi, pengalaman
dan pengetahuan dengan harapan menjadi pembelajar sepanjang hayat.

 PENGENALAN SENI RUPA DI SEKITAR KITA

Seni sudah menjadi salah satu bagian dalam kehidupan manusia dari zaman ke zaman
dari masa pra sejarah hingga sekarang, keberadaan seni sangat melekat dalam setiap sendi
kehidupan dan jiwa manusia sehingga tidak dapat terpisahkan sampai saat ini. Seni rupa sangat
dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Kita bisa menyaksikan seni rupa sejak kita bangun dari
tidur, melihat ornamen pakaian yang kita kenakan, lukisan yang terpajang di rumah, desain
cangkir yang kita gunakan untuk minum, gambar yang kita lihat di layar tayangan di televisi,
gedung-gedung di perkotaan, alam yang penuh warna dan semua yang tampak dalam kehidupan
manusia.
Dari berbagai benda seni rupa tersebut dapat membuat perasaan kita tergugah, hampir
semua benda, bangunan, pakaian dan berbagai peralatan dirancang dengan mempertimbangkan
nilai-nilai estetika.

Fungsi Seni Rupa dalam Kehidupan Manusia


Fungsi seni rupa sangat beragam, tergantung kepada latar belakang terciptanya karya
seni rupa. Misalnya seni rupa terapan (Applied art) memiliki fungsi untuk memenuhi nilai
guna atau fungsi praktis dalam kehidupan sehari-hari, dan seni murni (Fine art) memiliki
fungsi sebagai sarana kepuasan batin akan keindahan.
Secara umum, seni memiliki banyak fungsi seperti merangsang masyarakat untuk
meningkatkan kualitas hidupnya, sebagai proses pembelajaran masyarakat terhadap segala
sesuatu, baik nilai-nilai maupun fenomena alam, sebagai penyadaran terhadap peristiwa, baik
sejarah, sosial, politik dan budaya. Seni mampu mengisi dan mempengaruhi zamannya dan seni
sebagai penjaga nilai keindahan dan kemanusiaan dalam kehidupan masyarakat.
Keberadaan seni rupa menurut Feldman, memiliki 3 fungsi dalam kehidupan manusia,
yaitu: Fungsi Individual, Fungsi sosial kemasyarakatan dan Fungsi fisik kebendaan.

 Fungsi Individual
Seni untuk mengungkapan rasa atau emosi dengan cara memberi tanggapan dan
penghayatan seseorang terhadap lingkungannya.

 Fungsi sosial kemasyarakatan


Seni untuk kepentingan masyarakat luas seperti untuk penerangan, pendidikan,
kesehatan, agama dan sebagainya.

 Fungsi fisik kebendaan


Seni untuk keindahan di berbagai benda keperluan manusia, seperti; arsitektur,
interior, eksterior, serta benda pakai lainnya.

Klasifikasi Karya Seni Rupa Berdasarkan Waktu Perkembangannya


Seni Rupa Tradisional berkaitan erat dengan lokal budaya di daerah tertentu. Sehingga
berbagai daerah biasanya memiliki karya Seni Rupa Tradisional yang unik dan beragam. Karya
Seni Rupa Traditional umumnya diwarnai dengan pelambangan (simbolis), baik dalam bentuk
binatang, tumbuhan, bangunan, atau figur manusia. Simbol tersebut banyak ditemui di candi-
candi, motif hias kain tenun, bahkan perabotan sehari-hari.
Seni Rupa Modern mulai menanggalkan pakem-pakem suatu tradisi, dan
mengutamakan eksperimen demi kemajuan seni, yang tergolong dalam Seni Rupa Modern yaitu
Seni Murni (Fine Art) dengan mengutamakan sifat estetikanya. Seni rupa murni terdiri dari Seni
lukis, Seni patung dan Seni grafis. Seni rupa Kontemporer berkembang pada masa kini,
merespon dan mempresentasikan situasi sosial dan budaya kekinian.
Seni rupa Kontemporer berorientasi bebas dengan medium yang tidak terbatas, dan
dapat menggabungkan nilai-nilai tradisional dan modern. Karya seni ini berkaitan dengan
perkembangan teknologi yang berkembang di masa kini.

Perkembangan Karya Seni Rupa


 Seni Rupa Tradisional
 Seni Rupa Modern
 Seni Rupa Kontemporer

Memilah seni rupa ditinjau dari masa perkembangannya menjadi Seni Rupa
Tradisional, Seni Rupa Modern, dan Seni Rupa Kontemporer. Ketiga jenis seni rupa tersebut
memiliki ciri khas tersendiri dari penciptanya dan sosial budaya yang melatar belakangi lokasi
penciptaannya. Contoh-contoh karyanya menentukan perbedaan ketiganya.

Seni Rupa Tradisional


Seni Rupa Tradisional berkaitan erat dengan lokal budaya di daerah dimana karya itu
diciptakan. Sehingga berbagai daerah biasanya memiliki karya seni rupa tradisional yang unik
dan beragam. Karya seni traditional umumnya diwarnai dengan pelambangan (simbolis), baik
dalam bentuk metafora binatang, tumbuhan, bangunan, atau figur manusia. Simbol tersebut
banyak ditemui di candi-candi, ragam hias kain tenun, bahkan perabotan sehari-hari, biasanya
bersifat spiritual, religius, dan mitologis.

Seni Rupa Modern


Seni Rupa Modern mulai menanggalkan pakem-pakem suatu tradisi, dan
mengutamakan eksperimen demi kemajuan seni, yang tergolong dalam Seni Rupa modern yaitu
Seni murni (Fine art) dengan mengutamakan sifat estetikanya. Seni murni terdiri dari; Seni
lukis, Seni patung dan Seni grafis.

Seni Rupa Kontemporer


Seni Rupa Kontemporer berkembang pada masa kini, merespon dan mempresentasikan
situasi sosial dan budaya kekinian. Seni Rupa Kontemporer berorientasi bebas dengan medium
yang tidak terbatas, dan dapat menggabungkan nilai-nilai tradisional dan modernitas. Karya
Seni Rupa Kontemporer berkaitan dengan perkembangan teknologi yang berkembang di masa
kini.
 MENGAMATI DAN MENDISKRIPSIKAN KARYA SENI

Mengamati Karya Seni Rupa


Semua orang tentu memiliki pengalaman dalam mengamati karya seni. Berdasarkan
pengalaman tersebut, setiap orang mendapatkan pembelajaran dari karya yang diamatinya.

Mendeskripsikan Karya Seni Rupa


Hal-hal yang perlu diperhatikan saat mendeskripsikan karya seni adalah:
a. Medium (teknik dan bahan)
Jika kita melihat sebuah lukisan kanvas yang menggunakan cat minyak, maka teknik
yang digunakan adalah melukis dan bahannya adalah cat minyak dan kanvas.

b. Unsur (obyek yang terlihat)


Warna-warna yang nampak, bentuk yang terlihat.

Menganalisis Karya Seni Rupa


Ada beberapa metode analisis atau kritik yang dapat digunakan dalam mengapresiasi
karya seni seperti yang dikemukakan oleh Chapman, yaitu: metode induktif, metode
deduktif, metode empatik, dan metode interaktif.
Selain itu, kita juga dapat menggunakan jenis kritik seni rupa yang lain. Menurut
Feldman kritik seni rupa terdiri dari:
 Kritik Jurnalistik
 Kritik Pedagogik
 Kritik Akademik
 Kritik Populer
Feldman juga menulis cara membuat kritik seni, tahapannya adalah:
 Deskripsi
 Analisis
 Interpretasi
 Evaluasi (penilaian).
Sementara itu Barrett menyoroti hal tersebut dengan istilah fungsi kritik seni sebagai
“the description, interpretation, and evaluation of new art”.

Jadi apa itu apresiasi


Apresiasi seni rupa adalah aktivitas mengindra karya seni rupa, merasakan, menikmati,
menghayati dan menghargai nilai-nilai keindahan, dalam karya seni serta menghormati
keberagaman konsep dan artistik dunia seni rupa. Mengapresiasi suatu karya seni sebagaimana
dikemukakan Brent G. Wilson dalam bukunya yang berjudul “Evaluation of Learning in Art
Education”, bahwa apresiasi memiliki 3 konteks utama:

• Apresiasi Empatik
Menilai, menghargai suatu karya seni yang dapat ditangkap sebatas indrawi saja.

• Apresiasi Estetis
Menilai, menghargai suatu karya seni dengan melibatkan pengamatan dan penghayatan
yang mendalam.

• Apresiasi Kritik
Menilai, menghargai suatu karya seni dengan melibatkan klasifikasi, deskripsi, analisis
tafsiran, dan evaluasi.

Proses pembelajaran apresiasi seni, dapat dilakukan melalui metode dan pendekatan seperti
dikemukakan oleh Sahman dan Soedarso, yaitu metode;

Pendekatan aplikatif
Pendekatan dilakukan melalui proses penciptaan seni secara langsung.

Pendekatan Historis
Pendekatan dilakukan pengenalan sejarah seni. Penciptaan demi penciptaan, peristiwa
demi peristiwa yang masing-masing memiliki problema sendiri, dibicarakan dan
dibahas secara urut.

Pendekatan problematik
Pendekatan dilakukan untuk menyoroti masalah serta liku-liku seni sebagai sarana
untuk dapat menikmatinya secara semestinya, kemudian deretan problem-problem
senilah yang harus dibahas satu persatu.

Masih menyoroti apresiasi, menurut Sobandi ada beberapa model apresiasi, di antaranya
apresiasi karya seni melalui;
 Reproduksi atau Media Film
 Pameran atau kunjungan ke Museum
 Presentasi hasil karya Seniman
 Apresiasi saat berkarya
 Apresiasi saat praktek
 Kritik Seni

Apresiasi terdiri dari dua jenis kegiatan, yaitu:

 Apresiasi Pasif, Kegiatan menonton dan menikmati tanpa memberi umpan


balik untuk wacana seni rupa.

 Apresiasi Aktif, dapat dilakukan melalui beberapa alternatif kegiatan sebagai


berikut;

Tempat mengapresiasi Karya Seni Rupa (Galeri, Museum, Ruang publik)


 Galeri,
Ruang untuk menyimpan, merawat, benda-benda bersejarah dan berfungsi sebagai
tempat publik untuk mengakses karya seni secara edukatif.

 Museum
Dikelola oleh pemerintah dan terbuka untuk publik.

 Ruang Publik,
Tempat-tempat umum seperti jalanan, taman, dan gedung-gedung yang digunakan oleh
masyarakat luas.
Cara mengapresiasi Karya Seni Rupa
Berbagai cara dapat dilakukan dalam mengapresiasi karya seni rupa dipameran, contoh:
 Berbicara langsung dengan seniman.
 Mendengarkan penjelasan atau membaca penjelasan dari setiap karya seni yang
dipamerkan.
 Tidak menyentuh karya kecuali diperkenankan.
 Mematuhi peraturan yang diberlakukan di ruang pameran.
 Membagikan wawasan dan apresiasi melalui media sosial.

Dampak karya seni bagi diri sendiri dan lingkungannya


 Memiliki muatan emosional
 Memberikan nilai keindahan dan kepuasan tersendiri
 Memberikan dampak psikologis dan kesenangan hati
 Meningkatkan dan mengasah kreativitas dan daya imajinasi
 Melepas penat dan stress

 PENGENALAN BAHAN
DAN ANEKA TEKNIK BERKARYA SENI RUPA DUA DIMENSI

Definisi, Fungsi, Unsur dan Ragam Karya Dua Dimensi


Karya seni rupa dua dimensi adalah karya seni yang memiliki dua ukuran atau dua sisi.
Karya seni ini hanya memiliki panjang dan lebar saja, tanpa dimensi ketiga yaitu ruang. Karya
seni rupa dua dimensi ada yang memiliki fungsi pakai, fungsi hias dan fungsi ekspresi saja. Ada
berbagai aspek dalam karya seni rupa dua dimensi. Berbagai unsur rupa seperti garis, bentuk,
bidang, warna disusun sedemikian rupa sehingga membentuk obyek tertentu pada karya seni
rupa dua dimensi tersebut. Untuk mewujudkan karya seni rupa dua dimensi ini digunakan
berbagai bahan, medium, dan teknik sesuai dengan obyek dan fungsi yang diinginkan.

Fungsi Karya Dua Dimensi


Fungsi karya dua dimensi yaitu sebagai elemen estetik pada permukaan datar. Sebagai
bentuk rupa yang mudah dibuat dari segi media dan teknis karena hanya perlu mengisi bidang
panjang dan lebar saja.

Unsur Fisik Seni Rupa Dua Dimensi


Seni rupa dua dimensi berasal dari berbagai unsur pembentuk kesatuan yang diolah
sedemikian rupa oleh perupa atau desainer. Unsur tersebut kita awali dari titik (sentuhan awal)
adalah;
 Garis,
Garis adalah unsur fisik yang mendasar dan penting dalam mewujudkan sebuah karya
seni rupa. Garis memiliki dimensi memanjang dan mempunyai arah serta sifat-sifat
khusus seperti; pendek, panjang, vertikal, horizontal, gelombang, zigzag, melengkung,
berombak, kaku, sentral, ritmis dan seterusnya.

 Bidang,
Untuk menunjuk wujud benda yang cenderung pipih atau datar sedangkan bentuk
lebih menunjukkan kepada wujud benda yang memiliki volume ( objek ).
 Ruang,
Dalam sebuah karya seni rupa dua dimensi ruang menunjukan kesan dimensi dari
obyek yang terdapat pada karya seni rupa tersebut. Pada karya dua dimensi kesan
ruang dapat dihadirkan dalam karya dengan pengolahan unsur-unsur kerupaan lainnya
seperti perbedaan intensitas warna (Ruang itu kosong tapi berisi).

 Tekstur,
Unsur rupa yang menunjukan kualitas dari suatu permukaan atau penggambaran
struktur permukaan suatu objek pada karya seni rupa. Berdasarkan wujudnya, tekstur
dapat dibedakan atas tekstur asli dan tekstur buatan.

 Gelap-Terang,
Unsur ini dalam karya seni rupa timbul karena adanya perbedaan intensitas cahaya
(kekuatan cahaya) yang jatuh pada permukaan benda. Perbedaan ini menyebabkan
munculnya tingkat nada warna (value) yang berbeda. Bagian yang terkena cahaya
akan lebih terang dan bagian yang kurang atau terkena cahaya akan tampak lebih
gelap.

 Warna,
Adalah unsur rupa yang paling menarik perhatian. Menurut teori Brewster, semua
warna yang ada berasal dari tiga warna pokok (primer) yaitu merah, kuning dan biru.
Masih ada warna skunder dan tersier. Warna hitam (gelap) dan putih (terang) tidak
termasuk dalam hukum warna karena masing-masing punya tugas yang kuat.

Ragam Teknik Berkarya Dua Dimensi


Beberapa macam teknik dalam membuat karya dua dimensi diantaranya;
 Teknik Gambar, Lukis, Cetak, Tempelan, Fotografi, Media campuran, Ragam hias,
Opaque dan Transparan.

Bahan dan Alat Dalam Karya Dua Dimensi


Bahan terdiri dari dua kriteria yaitu bahan utama atau disebut medium, dan kedua yaitu
bahan penunjang yakni bahan yang mendukung medium utamanya. Kertas, pensil, cat dan
kanvas merupakan bahan utama, kemudian kanvas, kayu dan paku sebagai bahan penunjang.

Peralatan Dalam Karya Dua Dimensi


Peralatan yang digunakan dalam karya dua dimensi dikenal dengan beberapa kategori yaitu alat
untuk menggambar, membentuk, mewarnai, mencetak, memotong, mengukur, dan sebagainya.

Konsep Eksperimentasi dan Eksplorasi dalam Membuat Karya Seni Rupa

Salah satu kendala dalam membuat karya seni rupa yaitu terbatas dan tidak tersedianya
berbagai perangkat, peralatan dan perlengkapan berkarya. Dalam unit ini, kita diajak untuk
berpikir memanfaatkan potensi di sekitar mereka untuk menjawab keterbatasan dan ketidak
tersediaan berbagai perangkat, peralatan dan perlengkapan berkarya. Setelah itu diajak untuk
berani bereksperimen dalam berkarya.
Beberapa panduan atau fase saat memulai untuk melakukan eksperimen dalam
berkarya, yaitu;

 Fase Penemuan
 Fase Eksplorasi
 Fase Ekspansi
 Fase Manifestasi
 Fase Transisi
 Fase Pencerahan

Dengan bereksperimen, kita dimungkinkan untuk mengeksplorasi kemungkinan-


kemungkinan baru dengan tanpa batasan, dengan bebas dan menemukan sesuatu yang belum
pernah dilakukan sebelumnya. Dengan menggabungkan bahan yang tersedia di sekitar,
dikombinasikan dengan berbagai macam teknik yang telah dipelajari, sangat memungkinkan
untuk membuat karya seni yang menarik dan kontekstual.

Penggunaan Elemen dalam Membuat Karya Seni Rupa


 Penggunaan warna untuk meningkatkan emosi dalam berkarya
 Menarik garis membentuk kesan bidang “Nirmana dan Ruang”.

Kreasi Karya Seni Rupa 2 Dimensi


 Menentukan Alat, Bahan dan Teknik untuk Membuat Karya Dua Dimensi
 Merealisasikan Konsep Karya Dua Dimensi dengan Alat, Bahan dan Teknik yang
Dipilih

*****************************************************************************
*************
Wacana
Memahami dalam materi karya seni dua dimensi

Konsep eksperimentasi dan eksplorasi dalam membuat karya seni rupa


Penggunaan alat dan bahan dalam membuat karya seni rupa
Penggunaan elemen seni rupa dalam membuat karya seni rupa
Menentukan alat, bahan dan teknik untuk membuat karya dua dimensi
Merealisasikan konsep karya dua dimensi dengan alat, bahan dan teknik
Penilaian dan evaluasi akhir
Penilaian dan Evaluasi Akhir Semester Ganjil
Untuk ujian semester ganjil, pemahaman materi (teori)
dan mempresentasikan hasil karya dari konsep dua dimensi

Selamat belajar

Anda mungkin juga menyukai