BAHAN AJAR
1. Nilai objektif khusus mengkaji gejala visual karya seni, aktivitas ini mendasarkan kriteria
ekselensi seni pada kualitas integratif tatanan formal karya seni. Tata formal ini maksudnya
adalah bagaimana kualitas setiap unsur pada karya. Apakah seniman menerapkan penggunaan
unsur garis yang tepat? Bagaimana pengaplikasian kontrasnya? Apakah karya cukup tampak
jelas atau justru sengaja dibuat kuat kontras untuk menampilkan nuansa romantis? Berbagai
pertanyaan ini dapat dinilai secara objektif dan tidak mengenai selera semata. Seorang seniman
yang telah berpengalaman mampu mengolah garis, bidang, gempal, warna, serta prinsip seni
rupa seperti kontras, keseimbangan yang apik dan menghasilkan karya yang apik secara bentuk
atau konkretnya (formal).
2. Sementara itu, nilai subjektif kita peroleh dari pengalaman mengamati karya seni, misalnya
tentang “pesan seni” dan nilai keindahan berdasarkan reaksi dan respons pribadi kita sebagai
pengamat. Dalam hal ini, nilai estetis sangatlah subjektif. Setiap orang atau bahkan suatu
masyarakat pada suatu region tertentu akan memiliki interpretasi yang berbeda. Misalnya suku
Sunda menganggap warna putih adalah warna suci sehingga digunakan oleh pengantin pada
pesta pernikahan. Sementara masyarakat Sulawesi justru menganggap warna putih bukanlah
warna yang baik untuk digunakan pada acara besar seperti pernikahan.