Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kami mencoba mengupas lebih dalam kesenian indukan, agar kita dapat mengenal
kesenian di daerah sendiri. Karena menurut kami, bila kita ingin melestarikan
kebudayaan nasional, maka kita harus memulai mengenal kebudayaan yang
lingkupnya lebih sempit dahulu. Kemudian baru setelah kita menguasai atau paling
tidak tahu, kita dapat berlaku sama pada kebudayaan kita yang lain, kebudayaan
nasional.
Pepatah mengatakan tak kenal, maka tak sayang, yang juga berlaku pada seni. Kita
harus mengenalnya secara dekat agar segalanya dapat tetap dinikmati oleh anak cucu
kita dan semoga kesenian ini dapat dikenal secara luas oleh masyarakat luas.

B. Maksud dan Tujuan


Penyusunan makalah ini merupakan sebuah bentuk pengaplikasian dari bagian proses
pembelajaran yang cukup kompleks tentang Seni Nusantara. Untuk memperjelas
pengaplikasian tersebut, maka dapat di rumuskan sebuah maksud dan tujuan dari
penyusunan makalah ini.
a. Mengetahui pengertian Seni Nusantara
b. Mengidentifikasi teori Seni Terapan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Karakteristik Seni Terapan Nusantara


Seni Rupa adalah sebuah konsep atau nama untuk salah satu cabang seni yang
bentuknya terdiri atas unsur-unsur rupa yaitu: garis, bidang, bentuk, tekstur, ruang dan
warna. Unsur-unsur rupa tersebut tersusun menjadi satu dalam sebuah pola tertentu.
Bentuk karya seni rupa merupakan keseluruhan unsur-unsur rupa yang tersusun dalam
sebuah struktur atau komposisi yang bermakna. Unsur-unsur rupa tersebut bukan
sekedar kumpulan atau akumulasi bagian-bagian yang tidak bermakna, akan tetapi
dibuat sesuai dengan prinsip tertentu. Makna bentuk karya seni rupa tidak ditentukan
oleh banyak atau sedikitnya unsur-unsur yang membentuknya, tetapi dari sifat
struktur itu sendiri. Dengan kata lain kualitas keseluruhan sebuah karya seni lebih
penting dari jumlah bagian-bagiannya. Karya seni rupa dapat dibagi menjadi dua yaitu
karya seni rupa dua dimensi dan karya seni rupa tiga dimensi. Karya seni rupa dua
dimensi adalah karya seni rupa yang hanya memiliki dimensi panjang dan lebar atau
karya yang hanya dapat dilihat dari satu arah pandang saja. Contohnya, seni lukis,
seni grafis, seni ilustrasi, relief dan sebagainya. Karya seni rupa tiga dimensi adalah
karya seni rupa yang memiliki dimensi panjang, lebar dan tinggi, atau karya yang
memiliki volume dan menempati ruang. Contoh : seni patung, seni kriya, seni
keramik, seni arsitektur dan berbagai desain produk. Seni Rupa jika dilihat dari segi
fungsinya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu seni murni (fine art) dan seni
pakai / terapan (applied art). Seni murni adalah karya seni rupa yang dibuat semata-
mata untuk memenuhi kebutuhan artistik. Orang mencipta karya seni murni umumnya
berfungsi sebagai sarana untuk mengekspresikan cita rasa estetik. Kebebasan
berekspresi dalam seni murni sangat diutamakan. Yang tergolong dalam seni murni
yaitu: seni lukis, seni patung, seni grafis dan sebagian seni kerajinan. Seni
Terapan atau seni pakai (applied art) adalah karya seni rupa yang dibuat untuk
memenuhi kebutuhan praktis. Contoh seni terapan yaitu:arsitektur, poster, keramik,
baju, sepatu, dan lain-lain. Dalam pembuatan seni pakai biasanya faktor kegunaan
lebih diutamakan daripada faktor keindahan atau artistiknya. Membuat karya seni
terapan tampak lebih sulit dibandingkan karya seni murni. Hal itu mungkin karena
membuat karya seni murni terasa lebih bebas dibanding membuat karya seni terapan

2
karena tidak memperhitungkan fungsi. Akan tetapi sering pula terjadi sebaliknya,
melukis bisa lebih sulit daripada membuat rumah tinggal.

B. Fungsi dan Tujuan Seni Terapan


Sebagai unsur budaya, seni hadir atau diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia
baik lahir maupun batin. Sebuah unsur budaya akan tetap terpelihara keberadaannya
jika unsur budaya tersebut masih berfungsi dalam kehidupan sosial. Dalam kehidupan
sehari-hari kita dapat merasakan betapa kita sangat membutuhkan sarana berekspresi
dalam menikmati keindahan bentuk. Berdasarkan fungsinya dalam memenuhi
kebutuhan manusia, seni dipilah menjadi beberapa kelompok.
a) Fungsi Individual
Manusia terdiri dari unsur fisik dan psikis. Salah satu unsur psikis adalah
emosi. Maka fungsi individual ini dibagi menjadi fungsi fisik dan fungsi
emosi.
1) Fisik
Fungsi ini banyak dipenuhi melalui seni pakai yang berhubungan
dengan fisik, seperti; busana, perabot, rumah alat transportasi dan
sebagainya.
2) Emosional
Fungsi ini dipenuhi melalui seni murni, baik dari senimannya maupun
dari pengamat atau konsumennya. Contoh: lukisan, patung, film dan
sebagainya.
b) Fungsi Sosial
Fungsi sosial artinya dapat dinikmati dan bermanfaat bagi kepentingan orang
banyak dalam waktu relative bersamaan. Fungsi ini dikelompokkan dalam
beberapa bidang.
1) Rekreasi / hiburan
Seni dapat digunakan sebagai sarana untuk melepas kejenuhan atau
mengurangi kesedihan. Contoh: film, komedi, tempat rekreasi dan
sebagainya.
2) Komunikasi
Seni dapat digunakan untuk mengkomunikan sesuatu seperti pesan,
kritik, kebijakan, gagasan, dan produk kepada orang banyak. Contoh:
iklan, poster, spanduk, dan lain-lain.
3
3) Edukasi / Pendidikan
Pendidikan juga memanfaatkan seni sebagai sarana penunjangnya,
contoh; gambar ilustrasi pada buku pelajaran, poster ilmiah, foto dan
sebagainya.
4) Religi / Keagamaan
Karya seni dapat dijadikan ciri atau pesan keagamaan. Contohnya;
kaligrafi, arsitektur tempat ibadah, busana keagamaan dan sebagainya.

C. Seni Rupa Terapan Daerah Setempat


1) Seni Bangun / Arsitektur
Seni bangun merupakan salah satu hasil budaya masyarakat. Masyarakat
Nusantara membuat bangunan dalam berbagai fungsi, yaitu tempat tinggal,
lumbung padi, dan tempat beribadah. Di Jawa Tengah terdapat rumah Joglo yang
berfungsi sebagai tempat tinggal dan sekaligus menjadi ciri khas budaya
masyarakatnya. Demikian pula dengan masjid Demak yang struktur bangunannya
sangat dekat dengan struktur rumah joglo.
2) Pakian Adat
Pengaruh budaya setempat juga sangat terlihat pada pakaian adat. Pada masa
sekarang busana adat Jawa Tengah sering kita lihat pada upacara-upacara
perkawinan Di Jawa Tengah pakaian adat menjadi pakaian resmi yang
terpengaruh dari kalangan istana yang biasa digunakan untuk upacara kerajaaan
atau upacara-upacara Keraton. Misalnya pada busana kenegaraan abdi dalem yang
mengiringi kereta kuda Sultan Yogyakarta dan Surakarta dalam iring-iringan
upacara. Busana tersebut berupa kaos kaki sutera, sepatu, gesper, dan jas beludru
yang dihiasi dengan jalinan berpita emas. Busana adat Jawa Tengah mendapat
pengaruh dari Eropa pada era Kolonial Belanda.
3) Wayang
Pertunjukan wayang di Indonesia bukan saja sebuah kesenian, melainkan juga
sumber nilai. Wayang dalam perkembangannya sebagai sumber nilai, menyerap
berbagai ajaran tentang penghormatan kepada alam, nenek moyang dan para
Dewa-Dewi. Penghormatan itu dilakukan oleh manusia sebagai keinginan dasar
untuk berhubungan dengan kekuatan adikodrati (supranatural), kepemimpinan dan
kepahlawanan.Selain itu penghormatan semacam itu dilakukan sebagai bentuk
hubungan manusia dengan Tuhan, dan juga hubungan manusia dengan manusia
4
lain. Kesenian wayang umumnya memuat ajaran keagamaan dan kehidupan.
Wayang selalu berubah dan menyesuaikan diri dengan konteks keagamaan dan
zamannya. Pada masa penyebaran agama Hindu-Budha dan juga Islam dan
Kristen, kesenian wayang selalu dimanfaatkan sebagai media yang popular dan
efektif untuk dakwah keagamaan. Meskipun sudah berkembang sejak masa
Hindu-Buddha, kesenian wayang di Jawa mendapat sentuhan kreatif pada masa
Islam. Sentuhan itu bukan saja terlihat dalam bentuknya melainkan juga pada
tema-temanya. Meskipun begitu, wayang tetap mengandung pakem-pakem cerita
utama, seperti Ramayana dan Mahabarata. Kesenian wayang di Jawa menjadi alas
dakwah dan pendidikan paling efektif dan telah diterima masyarakat sehingga
tetap hidup dalam berbagai bentuk perkembangannya sampai sekarang. Dari
kesenian wayang yang bernafaskan Islam tersebut lahirlah sejumlah jenis wayang
antara lain Wayang Kulit, Wayang Beber, Wayang Kayu, Wayang Krucil,
Wayang Golek, bahkan Wayang Suket.
4) Perabot dan Benda Rumah Tangga
Perabot rumah tangga di Indonesia khususnya di Jawa banyak dipengaruhi gaya
Eropa dan muncul pertama kali di kalangan istana. Perabot rumah tangga mulai
digunakan di kalangan istana karena pada masa itu Sultan tidak dapat menerima
perbedaan yang kontras antara dirinya dengan orang-orang Eropa. Orang Eropa
duduk di tempat yang tinggi, seperti kursi atau sofa sedangkan dirinya duduk di
lantai atau tikar. Akhirnya Sultanpun mulai menggunakan kursi, terutama di
tempat kegiatan, serta saat Sultan dan pegawai belanda muncul bersamaan.
Perabot rumah tangga asli didatangkan kalangan istana dan orang-orang Eropa
serta dipakai sebagai lambang kebesaran. Pola-pola hiasnya kemudian ditiru oleh
para perajin lokal. Hingga sekarang rumah-rumah dan perabotan orang Indonesia
banyak mengandung unsur arsitektur yang mencerminkan kebesaran pemerintah
Belanda. Selain kursi, perabot rumah tangga yang lain banyak juga yang disertai
hiasan dengan motif gaya Eropa.
5) Batik
Seperti halnya kesenian wayang, batik telah menjadi bagian dari kekayaan seni
rupa tradisional di Nusantara, jauh sebelum masuknya Islam. Mitos awal tentang
batik sudah ada sejak sekitar taun 700 Masehi. Mitos tersebut bercerita tentang
istri Pangeran Jenggala, Lembu Ami Luhur. Dia seorang putrid dari Coromandel.
Ia mengajari orang Jawa menenun, membatik dan mewarnai kain. Sejak itu kain
5
batik dengan berbagai motif tertentu menjadi bagian dari identitas busana dan
budaya raja, permaisuri dan keluarga istana pada masa kerajaan Hindu. Namun
catatan tertulis tentang batik baru muncul pada tahun 1518, di wilayah Galuh di
wilayah Barat laut Jawa. Pada masa Islam batik terus berkembang, terutama
dalam kekayaan motif dan arti perlambangannya. Pada masa Islam motif
animisme dan Hinduisme yang muncul pada masa kerajaan Hindu diperkaya
dengan motif Kaligrafi Arab, Masjid, Kakbah dan permadani. Di samping itu
motif Cina sangat kental pada motif batik. Dalam sebuah cerita disebutkan bahwa
Sultan Agung, Raja Islam pertam Mataram (1613-1645) memakai batik dengan
motif burung Huk. Dalam mitologi Cina, burung Huk melambangkan
keberuntungan. Pada masa Islam dan masa sebelumnya, tradisi batik memang
cenderung menjadi bagian dari tradisi istana. Namun dalam perkembangannya,
ketika nilai-nilai keistanaan meluntur, nilai-nilai batik menjadi memasyarakat.
Batikpun dibuat dan dipakai oleh banyak kalangan. Hasanuddin dalam bukunya
yang berjudul Batik Pesisiran menyebutkan bahwa kegiatan membatik didasarkan
pada lima motivasi dasar, yaitu:
a) Membatik sebagai kegiatan sambilan wong cilik.
b) Kegiatan membatik sebagai komoditas.
c) Membatik sebagai tradisi kalangan bangsawan.
d) Kegiatan membatik sebagau usaha dagang orang Cina dan Indo-
Belanda yang ragam hias dan fungsinya diperuntukan bagi kalangan
terbatas.
e) Membatik sebagai kebutuhan seni atau desain dengan konsep
kontemporer.
6) Ragam Hias / Pola Wastra
Pada abad ke 18 dan 19, perdagangan batik di Indonesia berkembang pesat. Oleh
karena kepesatan tersebut mulailah orang-orang Cina terjun sebagai pedagang
batik dalam skala kecil maupun besar. Selain terjun sebagai pengusaha, orang-
orang Cina mulai merintis dan membuka peruahaan batik sendiri. Para pekerjanya
adalah warga pribumi dengan disiplin kerja yang ketat. Oleh sebab itu mutu
batiknya cukup baik. Batik produksi pengusaha Cina cenderung menggunakan
warna terang dan beraneka ragam. Pewarna yang digunakan adalah indigosol yang
cukup tahan gosokan dan sinar matahari. Ragam hias yang batik yang paling
popular adalah burung funiks yang berekor panjang, meander dan swastika.
6
Ragam hias model ini banyak dipakai pada selendang lokcan berbahan sutera.
Perkembangan ragam hias batik Cina dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan
selera konsumen. Di daerah Lasem misalnya, ragam hias batik Cina lebih rumit
dan datar. Warna yang digunakan antara lain merah, biru, ungu, kuning, dan
cokelat. Dalam proses perkembangannya susunan corak, ragam hias, dan warna
batik Cina dan pribumi saling mempengaruhi dan melengkapi. Batik yang dibuat
di daerah Pantai Utara Laut Jawa menggunakan corak terang, serta memadukan
lukisan burung dan bunga. Hal itu jelas menandakan adanya pengaruh Cina. Batik
Cirebon juga dikenal karena penggunaan pola ragam hias Cina, yaitu awan dan
batu. Pengaruh Cina juga terdapat pada sarung songket yang berbenang emas dari
Bali dan Sumatera serta kain perada Bali.

D. Contoh Seni Terapan yang ada di Indonesia


1. Seni Terapan di Jawa Barat
Batik cirebonan yaitu batik yang mengandung motif megamendung. Ciri khas dari
batik megamendung ini ada motif megamendung China, garis awan berupa
bulatan atau lingkaran, sedangkan yang dari Cirebon, garis awan cenderung
lonjong, lancip dan segitiga.
2. Seni Terapan Jawa Tengah
Di antara batik di Solo saya memilih batik yang bermotif sekar jagad padahal dari
berbanyak motif batik yang ada di solo seperti sido asih, ratu ratih, parang kusuna,
bokor kencana dan lain-lain. Saya akan menjelaskan dari motif sekar jagad. Sekar
berarti bunga dan jagad adalah dunia. Paduan kata yang tercermin dari nama motif
ini adalah kumpulan bunga sedunia. Motif ini merupakan perulangan geometris
dengan cara ceplok (dipasangkan bersisian), yang mengandung arti keindahan dan
keluhuran kehidupan di dunia. Motif ini mulai berkembang sejak abad ke-18.
3. Seni Terapan di Jawa Timur
Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian
barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya.
Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan gemblak, dua sosok yang
ikut tampil pada saat reog dipertunjukkan. Reog adalah salah satu budaya daerah
di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu
kebatinan yang kuat.

7
4. Seni Terapan di Bali
Di Bali terkenal dengan kain tenun yang dibuat menggunakan teknik teknik dobel
ikat dan memerlukan waktu 2-5 tahun. Kain ini berasal dari Desa Tenganan, Bali.
Umumnya masyarakat Tenganan memiliki kain gringsing berusia ratusan tahun
yang digunakan dalam upacara khusus. Kata gringsing berasal dari gring yang
berarti 'sakit' dan sing yang berarti 'tidak', sehingga bila digabungkan menjadi
'tidak sakit'. Maksud yang terkandung di dalam kata tersebut adalah seperti
penolak bala. Di Bali, berbagai upacara seperti upacara potong gigi, pernikahan,
dan upacara keagamaan lain, dilakukan dengan bersandar pada kekuatan kain
gringsing.
5. Seni Terapan di Aceh
Rumah tradisional Aceh oleh warga setempat disebut Rumoh Aceh. Struktur
bangunannya yang unik membuat Rumoh Aceh menjadi rumah yang tahan
terhadap gempa. Bentuknya Rumoh Aceh seragam, yakni persegi empat
memanjang dari timur ke barat. Konon, letak yang memanjang itu dipilih untuk
memudahkan penentuan arah kiblat. Rumoh Aceh di berbagai kabupaten
di Provinsi Aceh memiliki ukir-ukiran yang berbeda, akan tetapi komponen utama
rumah sama, yakni: Seuramou-keu(serambi depan), Seuramou-likoot (serambi
belakang), Rumoh-Inong (rumah_induk), Rumoh
dapu (dapur), Seulasa (teras),Kroong-padee (lumbung padi), Keupaleh (gerbang),
dan Tamee(tiang)
6. Seni Terapan di Sumatra Utara
Lumpang batu merupakan bejana yang terbuat dari batu untuk
menumbuk padi, kopi ataupun bahan makan lainnya. Alu adalah alat
penumbuknya yang terbuat dari kayu dengan bagian tengah yang mengecil untuk
pegangan. Pesatnya mekanisasi pertanian membuat lumpang tidak lagi populer
namun sesekali masih digunakan untuk menumbuk singkong dalam proses
pembuatan getuk.
7. Seni Terapan di Sumatra Barat
Rumah Gadang sebagai tempat tinggal bersama, mempunyai ketentuan-ketentuan
tersendiri. Jumlah kamar bergantung kepada jumlah perempuan yang tinggal di
dalamnya. Setiap perempuan dalam kaum tersebut yang telah bersuami
memperoleh sebuah kamar. Sementara perempuan tua dan anak-anak memperoleh
tempat di kamar dekat dapur. Gadis remaja memperoleh kamar bersama di ujung
8
yang lain. Seluruh bagian dalam Rumah Gadang merupakan ruangan lepas kecuali
kamar tidur. Bagian dalam terbagi atas lanjar dan ruang yang ditandai oleh tiang.
Tiang itu berbanjar dari muka ke belakang dan dari kiri ke kanan. Tiang yang
berbanjar dari depan ke belakang menandai lanjar, sedangkan tiang dari kiri ke
kanan menandai ruang. Jumlah lanjar bergantung pada besar rumah, bisa dua, tiga
dan empat. Ruangnya terdiri dari jumlah yang ganjil antara tiga dan sebelas.
8. Seni Terapan di Bengkulu
Badik atau badek adalah pisau dengan bentuk khas yang dikembangkan oleh
masyarakat Bugis dan Makassar. Badik bersisi tajam tunggal atau ganda, dengan
panjang mencapai sekitar setengah meter. Seperti keris, bentuknya asimetris dan
bilahnya kerap kali dihiasi dengan pamor. Namun demikian, berbeda dari keris,
badik tidak pernah memiliki ganja (penyangga bilah).
9. Seni Terapan di Riau
Berfungsi sebagai senjata pada zaman dahulu pedang ini berguna untuk
perlindungan dari serang musuh yang ada di sekitar.
10. Seni Terapan di Kepulauan Riau
Tumbuk Lada ialah sejenis senjata Melayu tradisional dari daerah Kepulauan
Riau dan Semenanjung Tanah Melayu. Bentuk bilah senjata ini seakan badik
dari Sulawesi, tetapi bentuk sarungnya berbeza. Pada pangkal sarung Tumbuk
Lada terdapat bonjolan bundar yang selalunya dihias dengan ukiran yang dipahat.
Sarung senjata ini selalunya dilapis dengan kepingan perak yang diukir dengan
pola-pola rumit.
11. Seni Terapan di Jambi
Berfungsi sebagai tempat tinggal setempat, kenapa rumah di Jambi pada
panggung konon katanya pada zaman dahulu rumah yang pada tinggi-tinggi itu
untuk menghindari ancaman dari binatang buas yang datang dari hutan.
12. Seni Terapan di Sumatra Selatan
Trisula atau trishula atau serampang (Sanskerta: trishul) adalah tombak bermata
tiga yang secara harfiah berarti tiga tombak. Juga disebut trident dalam Bahasa
Inggris. Trisula juga digunakan oleh retarii, gladiator dengan penampilan seperti
nelayan (membawa jaring).
13. Seni Terapan di Bangka Belitung
Kain cual adalah kain adat Bangka Belitung. Bentuknya seperti songket, tapi
mempunyai motif khas tersendiri yang membedakannya dari Songket. Pada saat
9
sekarang kain cual sering digunakan oleh anak-anak sekolah dari SD sampai SMA
pada saat hari jumat sebagai busana muslim yang diwajibkan di daerah itu pada
hari tersebut.
14. Seni Terapan DKI Jakarta
Golok adalah pisau besar dan berat yang digunakan sebagai alat berkebun
sekaligus senjata yang jamak ditemui di Asia Tenggara. Hingga saat ini kita juga
bisa melihat golok digunakan sebagai senjata dalam silat.
15. Seni Terapan di Banten
Batik Banten memiliki warna yang sangat meriah yang sangat cocok di gunakan
oleh masyarakat banten dan batik ini di pakai oleh sultan di Banten.
16. Seni Terapan di Daerah Istimewa Yogyakarta
Keris adalah senjata tikam golongan belati (berujung runcing dan tajam pada
kedua sisinya) dengan banyak fungsi budaya yang dikenal di kawasan Nusantara
bagian barat dan tengah. Bentuknya khas dan mudah dibedakan dari senjata tajam
lainnya karena tidak simetris di bagian pangkal yang melebar, seringkali bilahnya
berliku-liku, dan banyak di antaranya memiliki pamor (damascene), yaitu guratan-
guratan logam cerah pada helai bilah. Jenis senjata tikam yang memiliki
kemiripan dengan keris adalah badik. Senjata tikam lain asli Nusantara
adalah kerambit.
17. Seni Terapan di Kalimantan Barat
Mandau adalah senjata tajam sejenis parang berasal dari
kebudayaan Dayak di Kalimantan. Mandau termasuk salah satu senjata tradisional
Indonesia. Berbeda dengan arang, mandau memiliki ukiran - ukiran di bagian
bilahnya yang tidak tajam. Sering juga dijumpai tambahan lubang-lubang di
bilahnya yang ditutup dengan kuningan atau tembaga dengan maksud
memperindah bilah mandau.
18. Seni Terapan di Kalimantan Tengah
Rumah Betang (sebutan untuk rumah adat di Provinsi Kalimantan
Barat dan Kalimantan Tengah), merupakan rumah yang dihuni oleh
masyarakat Dayak. Rumah betang mempunyai ciri-ciri yaitu bentuk panggung,
memanjang. Pada suku Dayak tertentu, pembuatan rumah panjang bagian hulunya
haruslah searah dengan matahari terbit dan sebelah hilirnya kearah matahari
terbenam, sebagai simbol kerja-keras untuk bertahan hidup mulai dari matahari
tumbuh dan pulang ke rumah di matahari padam.
10
19. Seni Terapan di Kalimantan Selatan
Rumah Banjar atau Rumah ba-anjung adalah rumah tradisional suku Banjar.
Arsitektur tradisional ciri-cirinya antara lain memiliki perlambang, memiliki
penekanan pada atap, ornamental, dekoratif dan simetris.
20. Seni Terapan di Kalimantan Timur
Rumah yang setinggi 3 meter ini dan berpenghuni sampai 30 orang , rumah ini
dihiasi kepala naga yang konon katanya itu simbol keagungan.
21. Seni Terapan Nusa Tenggara Barat
Serunai atau juga disebut puput serunai, adalah nama alat musik aerofonik (tiup)
yang dikenal di Indonesia sebagai alat musik tradisional di masyarakat Minang.
Bagian unik dari serunai adalah ujungnya yang mengembang, berfungsi untuk
memperbesar volume suara.
22. Seni Terapan di Nusa Tenggara Timur
Sasando adalah sebuah alat instrumen petik musik. Instumen musik ini berasal
dari pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Secara harfiah nama Sasando menurut
asal katanya dalam bahasa Rote, sasandu, yang artinya alat yang bergetar atau
berbunyi. Konon sasando digunakan di kalangan masyarakat Rote sejak abad ke-
7. Bentuk sasando ada miripnya dengan instrumen petik lainnya seperti gitar,
biola dan kecapi.
23. Seni Terapan di Sulawesi Barat
Keris adalah senjata tikam golongan belati (berujung runcing dan tajam pada
kedua sisinya) dengan banyak fungsi budaya yang dikenal di kawasan Nusantara
bagian barat dan tengah. Bentuknya khas dan mudah dibedakan dari senjata tajam
lainnya karena tidak simetris di bagian pangkal yang melebar, seringkali bilahnya
berliku-liku, dan banyak di antaranya memiliki pamor (damascene), yaitu guratan-
guratan logam cerah pada helai bilah. Jenis senjata tikam yang memiliki
kemiripan dengan keris adalah badik. Senjata tikam lain asli Nusantara
adalah kerambit.
24. Seni Terapan di Sulawesi Tengah
Sable adalah pedang yang melengkung , dan sable ini berfungsi untuk perang
melawan penjajah.
25. Seni Terapan di Sulawesi Selatan
Badik atau badek adalah pisau dengan bentuk khas yang dikembangkan oleh
masyarakat Bugis dan Makassar. Badik bersisi tajam tunggal atau ganda, dengan
11
panjang mencapai sekitar setengah meter. Seperti keris, bentuknya asimetris dan
bilahnya kerap kali dihiasi dengan pamor. Namun demikian, berbeda dari keris,
badik tidak pernah memiliki ganja (penyangga bilah).
26. Seni Terapan di Gorontalo
Parang adalah senjata tajam yang terbuat dari besi biasa. Bentuknya relative
sederhana tanpa pernak pernik. Kegunaannya adalah sebagai alat potong atau alat
tebas (terutama selak belukar) kala penggunanya keluar masuk hutan. Parang juga
digunakan untuk pertanian.
27. Seni Terapan di Papua dan Papua Barat
Belati adalah sejenis senjata tajam yang fungsinya untuk menusuk atau menikam.
Ukurannya tidak lebih besar dari pisau.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Seni rupa terapan adalah hasil karya seni rupa yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari dan mempunyai fungsi atau manfaat. Fungsi karya seni rupa dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi estetis dan fungsi praktis. Fungsi estetis adalah
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia tentang rasa keindahan. Misalnya lukisan,
patung,dan benda hias. Fungsi praktis adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia akan benda pakai. Misalnya vas bunga, kursi ukir, dan bingkai foto.

B. Saran
Jangan hanya terfokus dengan hal-hal yang sudah dilakukan. Carilah Inspirasi yang
baru demi kemajuan karya seni di Indonesia khususnya seni lukis. Pemerintah juga
harus mendukung dan memfasilitasi berbagai keggiatan seni agar masyarakat lebih
inspiratif.

13
Soal-Soal Beserta Jawabannya
1. Jelaskan pengertian dari seni terapan sertakan dengan contohnya!
Terapan atau seni pakai (applied art) adalah karya seni rupa yang dibuat untuk
memenuhi kebutuhan praktis. Contoh seni terapan yaitu:arsitektur, poster, keramik,
baju, sepatu, dan lain-lain.
2. Berdasarkan fungsinya dalam memenuhi kebutuhan manusia, seni dipilah menjadi
beberapa kelompok, sebutkan dan jelaskan!
a) Fungsi Individual
Manusia terdiri dari unsur fisik dan psikis. Salah satu unsur psikis adalah
emosi. Maka fungsi individual ini dibagi menjadi fungsi fisik dan fungsi
emosi.
1) Fisik
Fungsi ini banyak dipenuhi melalui seni pakai yang berhubungan
dengan fisik, seperti; busana, perabot, rumah alat transportasi dan
sebagainya.
2) Emosional
Fungsi ini dipenuhi melalui seni murni, baik dari senimannya maupun
dari pengamat atau konsumennya. Contoh: lukisan, patung, film dan
sebagainya.
b) Fungsi Sosial
Fungsi sosial artinya dapat dinikmati dan bermanfaat bagi kepentingan orang
banyak dalam waktu relative bersamaan. Fungsi ini dikelompokkan dalam
beberapa bidang.
1) Rekreasi / hiburan
Seni dapat digunakan sebagai sarana untuk melepas kejenuhan atau
mengurangi kesedihan. Contoh: film, komedi, tempat rekreasi dan
sebagainya.
2) Komunikasi
Seni dapat digunakan untuk mengkomunikan sesuatu seperti pesan,
kritik, kebijakan, gagasan, dan produk kepada orang banyak. Contoh:
iklan, poster, spanduk, dan lain-lain.
3) Edukasi / Pendidikan

14
Pendidikan juga memanfaatkan seni sebagai sarana penunjangnya,
contoh; gambar ilustrasi pada buku pelajaran, poster ilmiah, foto dan
sebagainya.
4) Religi / Keagamaan
Karya seni dapat dijadikan ciri atau pesan keagamaan. Contohnya;
kaligrafi, arsitektur tempat ibadah, busana keagamaan dan sebagainya.
3. Jelaskan mengenai seni bangun/arsitektur!
Seni bangun merupakan salah satu hasil budaya masyarakat. Masyarakat Nusantara
membuat bangunan dalam berbagai fungsi, yaitu tempat tinggal, lumbung padi, dan
tempat beribadah. Di Jawa Tengah terdapat rumah Joglo yang berfungsi sebagai
tempat tinggal dan sekaligus menjadi ciri khas budaya masyarakatnya. Demikian pula
dengan masjid Demak yang struktur bangunannya sangat dekat dengan struktur rumah
joglo.
4. Sebutkan lima motivasi dasar dalam kegiatan membatik berdasarkan buku
Hasanuddin yang berjudul Batik Pesisiran!
a) Membatik sebagai kegiatan sambilan wong cilik.
b) Kegiatan membatik sebagai komoditas.
c) Membatik sebagai tradisi kalangan bangsawan.
d) Kegiatan membatik sebagau usaha dagang orang Cina dan Indo-Belanda yang
ragam hias dan fungsinya diperuntukan bagi kalangan terbatas.
e) Membatik sebagai kebutuhan seni atau desain dengan konsep kontemporer.
5. Sebutkan jenis-jenis seni rupa terapan daerah setempat!
a) Seni Bangun/arsitektur
b) Pakian Adat
c) Wayang
d) Perabot dan Benda Rumah Tangga
e) Batik
f) Ragam Hias / Pola Wastra
6. Jelaskan mengenai seni terapan di Jawa Barat!
Di Jawa Barat terkenal dengan seni terapan Batik Cirebonan. Batik Cirebonan yaitu
batik yang mengandung motif megamendung. Ciri khas dari batik megamendung
ini ada motif megamendung China, garis awan berupa bulatan atau lingkaran,
sedangkan yang dari Cirebon, garis awan cenderung lonjong, lancip dan segitiga.

15
7. Apakah yang dimaksud dengan Mandau?
Mandau adalah senjata tajam sejenis parang berasal dari
kebudayaan Dayak di Kalimantan. Mandau termasuk salah satu senjata tradisional
Indonesia. Berbeda dengan arang, mandau memiliki ukiran - ukiran di bagian
bilahnya yang tidak tajam. Sering juga dijumpai tambahan lubang-lubang di bilahnya
yang ditutup dengan kuningan atau tembaga dengan maksud memperindah bilah
mandau.
8. Jelaskan mengenai seni terapan yang ada didaerah Bangka Belitung!
Kain cual adalah kain adat Bangka Belitung. Bentuknya seperti songket, tapi
mempunyai motif khas tersendiri yang membedakannya dari Songket. Pada saat
sekarang kain cual sering digunakan oleh anak-anak sekolah dari SD sampai SMA
pada saat hari jumat sebagai busana muslim yang diwajibkan di daerah itu pada hari
tersebut.
9. Apakah yang dimaksud dengan Parang?
Parang adalah senjata tajam yang terbuat dari besi biasa. Bentuknya relative
sederhana tanpa pernak pernik. Kegunaannya adalah sebagai alat potong atau alat
tebas (terutama selak belukar) kala penggunanya keluar masuk hutan. Parang juga
digunakan untuk pertanian.
10. Jelaskan mengenai kain tenun yang terkenal di Bali!
Kain tenun yang terkenal di Bali dibuat menggunakan teknik dobel ikat dan
memerlukan waktu 2-5 tahun. Kain ini berasal dari Desa Tenganan, Bali. Umumnya
masyarakat Tenganan memiliki kain gringsing berusia ratusan tahun yang digunakan
dalam upacara khusus. Kata gringsing berasal dari gring yang berarti 'sakit'
dan sing yang berarti 'tidak', sehingga bila digabungkan menjadi 'tidak sakit'. Maksud
yang terkandung di dalam kata tersebut adalah seperti penolak bala. Di Bali, berbagai
upacara seperti upacara potong gigi, pernikahan, dan upacara keagamaan lain,
dilakukan dengan bersandar pada kekuatan kain gringsing.

16

Anda mungkin juga menyukai