MMMMMMMMMMMMMM COVER
KATA PENGANTAR
Puji syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisanmakalah ini
walaupun terdapat hambatan kecil yang berasal dari diri penulis dalam pengerjaan
makalah ini. Tanpa bantuan dari berbagai pihak tentunya makalah ini tidak
mungkin terselesaikan.
ì
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................ì
DAFTAR ISI.......................................................................................................ìì
A. MENURUT SUMBERNYA..............................................................................1
1. Hukum Perundang-undangan.........................................................................1
2. Hukum kebiasaan (Adat)................................................................................1
3. Hukum Traktat................................................................................................1
4. Hukuk Juris Prudence.....................................................................................1
5. Hukum Doktrina.............................................................................................1
B. MENURUT BENTUKNYA..............................................................................1
1. Hukum Tertulis................................................................................................
2. Hukum Tidak Tertulis.......................................................................................
C. MENURUT WAKTU BERLAKUNYA.........................................................
1. Ius Constitutum.................................................................................................
2. Ius Contituandum.............................................................................................
3. Hukum Asasi....................................................................................................
D. MENURUT WILAYAH BERLANGSUNGNYA..............................................
1. Hukum Nasional...............................................................................................
2. Hukum Internasional........................................................................................
3. Hukum Asing...................................................................................................
E. MENURUT FUNGSINYA.................................................................................
1. Materiil.............................................................................................................
2. Formil ..............................................................................................................
F. MENURUT SIFAT.............................................................................................
1. Memaksa (imperatif)........................................................................................
2. Mengatur (fakultatif)........................................................................................
ìì
A. MENURUT SUMBERNYA
1. Hukum Perundang-undangan
Hukum Perundang-undangan (wetten recht) ialah hukum yang tercantum
dalam peraturan-peraturan perundang-undangan.
2. Hukum Traktat
Hukum Traktat (tractatenrecht) ialah hukum yang ditetapkan oleh negara-
negara yang bersama-sama mengadakan suatu perjanjian (traktat).
3. Hukum Kebiasaan
Hukum Kebiasaan atau Hukum Adat (gewoonte en adat recht) ialah hukum
yang terletak dalam peraturan kebiasaan atau suatu peraturan adat istiadat,
dan yang mendapat perhatian dari para penguasa masyarakat (perhatian itu
ternyata dari keputusan para penguasa masyarakat itu).
4. Hukum Yurisprudensi
Hukum Yurisprudensi (yurisprudensi-recht) ialah hukum terbentuk dari
hakim.
5. Hukum Doktrina
Hukum ilmu (wetenschapsrecht) yaitu hukum sebetulnya saran-saran, yang
dibuat oleh para ahli hukum dan yang berkuasa dalam pergaulan
hukum.hukum inin terdapat dalam pandangan-pandangan para ahli hukum
yang terkenal dan yang sangat berpengaruh.
B. MENURUT BENTUKNYA
1. Hukum Tertulis
Hukum Tertulis dibagi lagi dalam hukum tertulis yang dikodifikasikan dan
yang tidak. Hukum tertulis (statue law atau Written law) adalah hukum yang
dicantumkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan;
1) Hukum tertulis yang dikodifikasikan adalah tertulis yang dikodifikasikan
seperti :
(a) Hukum pidana yang telah dikodifikasikan adalah Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana (KUHP) tahun 1918,
(b) Hukum Sipil yang telah dikofikasikan dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Sipil (KUHS) pada tahun 1847.
(c) Hukum dagang yang telah dikodifikasikan dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Dagang (KUHD) pada tahun 1847.
1
2) Hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan misalnya :
(a) Peraturan Undang-Undang Hak Merek Perdagangan.
(b) Peraturan Undang-Undang Hak Oktroi/ hak menemukan di bidang
industri.
(c) Peraturan Undang-Undang Hak Cipta (auteursrecht).
(d) Peraturan Undang-Undang Hak Ikatan perkreditan.
2. Hukum tak tertulis/hukum kebiasaan common law, di Indonesia Adat Law
2
E. MENURUT FUNGSINYA
1. Hukum Materiil
Hukum Materiil ialah hukum yang mengatur isi perhubungan antara kedua
belah pihak atau yang menerangkan perbuatan mana yang dapat dihukum dan
hukuman apa yang dapat dijatuhkan.
Contoh:
Buruh wajib yang melakukan tugasnya seperti apa yang ditetapkan dalam
perjanjian kerjanya dengan bekerja sebaik-baiknya sesuai dengan kecakapannhya.
( pasal 1603 baru KUH Perdata)
2. Hukum Formil
Hukum Formil ialah hukum yang menunjuk cara menjalankan.
Misalnya : dalam hal perselisihan, hukum formil menunjuk cara menyelesaikan
perkara itu dimuka hakim.
Selanjutnya mengenai hubungan antara hukum materiil dan hukukm formil
dapat dikatakan, bahwa (misalnya dalam suatu perjanjian, suatu utangan/atau
suatu perbuatan) hukum materiil menentukan “isinya”, sedangkan hukum formil
menunjukkan cara bagaimana perjanjian dan sebagainya tersebut dapat
dilaksanakan dan dipertahankan di muka pengadilan. Hukum formil juga
dinamakan hukum acara.
F. MENURUT SIFAT
3
Sebagai contoh :
- Pasal 1334 ayat 2 KUH Perdata.
“Seorang ahli waris tidak dapat menolak bagiannya dari warisan, sebelum
warisan itu terbuka atau mengadakan perjanjian mengenai warisan itu”. Kalau ada
seorang ahli waris menolak baginya pada waktu pewaris masih hidup atau pada
waktu sebelum pembagian warisan diadakan maka penolakan tersebut tidak dapat
diakui sah.
2. Hukum Mengatur
Hukum Mengatur atau hukum tambahan adalah hukum yang dalam keadaan
konket dapat dikesampingkan oleh perjanjian yang dibuat oleh kedua belah pihak.
Jadi pelaksanaannya oleh yang berkepentingan dapat dijalankan dengan
menyimpang daripada isinya secara mengadakan tindakan hukum (perjanjian).
Dengan lain perkataan apabila kedua belah pihak dapat menyelesaikan
masalah mereka dengan membuat sendiri suatu peraturan, maka peraturan hukum
yang tercantum dalam pasal yang bersangkutan tidak perlu dijalankan.
Maka hukum mengatur ialah hukum yang biasanya dijalankan, bilamana
kedua belah pihak tidak membuat sendiri suatu peraturan atau membuatnya tetapi
tidak lengkap.
Hukum mengatur atau hukum tambahan ini disebut aanvullend recht. Pada
umumnya peraturan hukum yang termuat dalam KUH Perdata dan KUH Dagang
adalah hukum tambahan :
Contoh 1 : Pasal 1559 KUH Perdata
“Penyewa tidak boleh menyewakan lagi barang yang disewa, dan
seterusnya”.
Dalam keadaan konkret, maka penyewa dapat juga menyewakan lagi sebagian
yang disewa.
Pasal 1393 KUH Perdata.
“Sewa rumah itu harus dibayar pada alamat dari yang menyewakan
rumah yang bersangkutan”.
Contoh 2 : Dapat dikemukakan lagi contoh-contoh bilamana (dalam suasana
werkelijkheid), kedua belah pihak telah memilih suatu penyelesaian
sendiri yang memuaskan, maka tidak perlu pasa 1393 KUH Perdata
dijalankan.
4
DAFTAR PUSTAKA