Anda di halaman 1dari 9

Kritik dan Apresiasi Seni

Disusun oleh :
Kelompok 3

 Muhammad Ikhsan Fadillah


 Fellicia Ivana
 Ayu Sekaring Rembulan
 Laura Mariska
 Fera Septiani Putri
 Ericha Aprillia
 Fiolanda
 Zalza Mayu Octavian
 Rea Vanessa Ginting
 Kevin Rhesa
 Bob David

Seni
Budaya
A. Kritik Seni
1. Pengertian Kritik Seni

Kritik seni merupakan kegiatan menanggapi karya seni untuk menunjukkan kelebihan dan
kekurangan suatu karya seni. Salah satu keterangan kelebihan dan kekurangan ini untuk
menilai kualitas dari sebuah karyaTanggapan dan penilaian yang disampaikan oleh seorang
kritikus ternama dapat mempengaruhi kualitas sebuah karya bahkan bisa berpengaruh pada
harga jual karya tersebut.

Beberapa pengertian kritik seni menurut para ahli :

(Dewey, 1980; Stolnizt, 1971) Bahwa kritik seharusnya merupakan aktivitas evaluasi, karya seni
adalah objek pengamatan estetik, kritik tidak perlu sampai pada penyimpulan nilai, penghakiman
karena dengan deskripsi dan pembahasan yang lengkap sudah mencukupi bagi penangkapan
makna estetis

(Aschner,dkk. dalam Bangun, 2001:3)Kritik sebagai kajian rinci dan apresiatif dengan analisis yang
logis dan argumentatif untuk menafsirkan karya seni. Aktivitas evaluasi kritik seni harus sampai
pada pernyataan nilai baik dan buruk bahkan sampai penentuan kedudukan karya seni dalam
konteks karya yang sejenis.

(Kuspit, 1994)Aktivitas kritik merupakan seni tersendiri, artinya seorang kritikus adalah individu
kreatif yang mengungkap makna seni.

2. Fungsi Kritik Seni


a) mengenalkan pada pembaca/pemirsa kritik mengenai karya yang dikritik
b) mengenalkan juga tentang siapa pembuat karyanya
c) menjaga/menentukan standard dan kualitas dari karya-karya seni yang akan dibuat
seanjutnya
d) melestarikan tradisi kritik seni sendiri
e) mengetahui kualitas karya seni
f) menambah wawasan pembaca tentang nilai sebuah karya seni
3. Jenis – Jenis Kritik Seni

1. Kritik Jurnalistik (Journalistic Criticism)


Kritik jurnalistik adalah jenis kritik seni yang penilaian atau hasil tanggapannya disampaikan
secara terbuka kepada masyarakat melalui media massa. Kritik jurnalistik biasanya sangat
cepat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kualitas sebuah karya seni
2. Kritik Populer (Popular Criticism)
Kritik populer adalah jenis kritik seni yang tujuannya untuk konsumsi umum/ masyarakat.
Tanggapan yang disampaikan melalui kritik populer biasanya bersifat umum atau lebih kepada
pengenalan atau publikasi sebuah karya seni. Kritik jenis ini umumnya menggunakan gaya
bahasa dan istilah-istilah sederhana sehingga mudah dipahami masyarakat awam.
3. Kritik Keilmuan (Scholarly Criticism)
Kritik keilmuan adalah kritik seni yang bersifat akademis dengan wawasan pengetahuan,
kepekaan, serta kemampuan kritikus yang tinggi untuk menilai dan menanggapi sebuah karya
seni. Kritik keilmuan umumnya disampaikan oleh seorang kritikus yang sudah teruji
kemampuannya dalam bidang seni atau kritik yang disampaikan sudah mengikuti metodologi
atau kaidah-kaidah kritik secara akademis.
4. Kritik Pendidikan (Pedagogical Criticism)
Kritik pendidikan adalah kritik seni yang bertujuan untuk mengangkat atau meningkatkan
kepekaan artistik dan estetik subjek belajar seni. Kritik pendidikan umumnya digunakan di
lembaga pendidikan seni terutama untuk meningkatkan kualitas hasil karya seni yang dibuat
oleh peserta didiknya. Di sekolah umum termasuk kritik jenis inilah yang digunakan oleh guru
dalam penyelenggaraan mata pelajaran pendidikan seni.

4. Bentuk bentuk Kritik Seni

Pendekatan kritik seni rupa dibagi menjadi 3, berdasarkan titik tolak atau landasan yang
digunakan.

a) Pendekatan Formalistik Kritik seni formalistik mengasumsikan bahwa


kehidupan seni mempunyai dunia sendiri, artinya terlepas dari realitas
kehidupan keseharian yang kita alami.Kriteria kritik formalis untuk menentukan
ekselensi karya seni adalah significant form, yakni kapasitas bentuk seni yang
melahirkan emosi estetis bagi pengamat seni.
b) Pendekatan Ekspresivisme Teori seni ekspresif menganggap karya seni sebagai
ekspresi perasaan manusia. Kritik seni ekspresivisme menentukan kadar
keberhasilan seni atas kemampuannya membangkitkan emosi secara efektif,
intensif, dan penuh gairah.
c) Pendekatan Instrumentalistis Teori seni instrumentalistis menganggap seni
sebagai sarana untuk memajukan dan mengembangkan tujuan moral, agama,
politik, dan berbagai tujuan psikologis dalam kesenian.Seni dipandang sebagai
instrumen untuk mencapai tujuan tertentu, nilai seni terletak pada manfaat dan
kegunaannya bagi masyarakat.

Para kritikus instrumentalis berpendapat bahwa kreasi artistik tidak terletak pada kemampuan
seniman untuk mengelola material seni atau pun pada masalah internal karya seni.

5. Hal yang Harus diPerhatikan dalam Kritik Seni

ada empat aspek yang dapat dikritik pada sebuah karya seni, yaitu gaya perseorangan, tema,
kreativitas, dan teknik mewujudkan karya. Berikut ini adalah sajian pembahasan mengenai keempat
aspek tersebut.

a. Gaya Perseorangan

Manusia merupakan tokoh yang terbentuk dengan kokoh dan kuat, dan dibina oleh unsur
internal dan eksternal, atau unsur subjektik dan objektif. Berdasarkan hal tersebut maka
seorang seniman yang berkualitas akan menghasilkan karya-karya yang mempunyai ciri
khas dengan simbol-simbol pribadi dalam karya seninya. Seorang seniman pasti memiliki
gaya tersendiri yang sangat dipengaruhi oleh pengalaman dan lingkungan disekitarnya.
Lingkungan dan kebudayaan dimana seniman tinggal pastilah memiliki norma-norma,
kebiasaan, kesepakatan, dan berbagai cara penanggulangan yang dipranatakan dalam
kehidupan sosial, di mana perwujudan karya seni yang mencerminkan suatu kelompok juga
akan menjadi ciri umum yang mendasari ciri pribadi sang seniman. Hal ini juga
menunjukkan bahwa meskipun gaya individual seniman sangat menonjol dalam berkarya
seni, akan tetapi ia bisa diterima secara sosial jika terdapat asas-asas di dalamnya yang
dapat dipahami secara bersama.
Dalam perwujudan sebuah karya seni terkait dengan penggunaan kaidah dan simbol.
Penggunaan simbol dalam seni, sebagaimana dalam bahasa, mengisyaratkan suatu bentuk
pemahaman bersama di antara warga masyarakat. Sebuah karya seni sebagai satu kesatuan
karya, dapat menjadi sebuah ekspresi yang bermatra individual, sosial, maupun budaya, dengan
muatan substansi ekspresi yang merujuk pada berbagai tema, interpretasi, atau pengalaman
hidup senimannya. Pada prinsipnya, karya seni berisikan pesan dalam sebuah konteks
komunikasi, dan merangsang perasaan misteri di mana sebuah perasaan yang lebih dalam dan
kompleks dibanding apa yang tampak dari luar karya tersebut. Dengan demikian, gaya seniman
ini menjadi sesuatu yang sangat penting untuk dijadikan sebagai salah satu aspek yang dikritik
dalam konteks kritik seni.

b. Tema

Tema adalah suatu konteks yang sangat penting dalam sebuah karya seni. Pada prinsipnya tema
merupakan gagasan yang hendak dikomunikasikan pencipta karya seni kepada khalayak atau
penikmat seni. Dalam berkarya seni tema bisa menyangkut masalah sosial, budaya, religi,
pendidikan, politik, pembangunan dan lain sebaginya. Dalam hal ini, aspek yang dapat dikritisi
adalah sejauh mana tema tersebut mampu menyentuh penikmat seni, baik pada nilai-nilai
tertentu dalam kehidupan sehari-hari ataupun hal-hal yang bisa mengingatkan pada peristiwa
tertentu. Tema yang baik dikombinasi dengan hasil karya seni yang baik dapat membangkitkan
persepsi bahkan ingatan para penikmat seni yang melihatnya.

Pembahasan mengenai tema pada dasarnya tidak dapat lepas dari latar belakang seniman.
Selain itu, tema juga akan menuntun pada sanjian pembahasan mengenai pesan yang ingin
disampaikan oleh seniman kepada khalayak. Tema di sini tidak terbatas dan cakupannya sangat
luas bergantung pada pengetahuan dari sang seniman.

c. Kreativitas

Kreativitas merupakan sebuah proses. Kreativitas adalah proses mengelola informasi,


melakukan sesuatu atau membuat sesuatu. Selain itu, kreativitas adalah proses yang melibatkan
penggunaan keterampilan dan imajinasi untuk menghasilkan sebuah karya seni yang bersifat
baru. Kreatif berarti orang yang selalu berkreasi, sedangkan pengertian berkreasi itu sendiri
adalah membuat sesuatu yang belum pernah ada, atau mengembangkan sesuatu yang telah ada
dengan sesuatu yang baru. Prisip dasar kreativitas sama dengan inovasi, yaitu memberi nilai
tambah pada benda-benda, cara kerja, cara hidup dan lain sebagainya, agar senantiasa muncul
karya-karya baru yang lebih baik dari karya sebelumnya. Dalam penciptaan sebuah karya seni
kreativitas mengandung pengertian, arti, dan nilai baru.

Seniman kreatif adalah orang yang selalu mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk membuat
sesuatu yang baru dan asli. Untuk mewujudkan keinginan semacam itu, maka diperlukan
intensitas percobaab yang sering dengan menghubungkan beberapa hal menjadi suatu karya
yang baru dan lebih berarti.

Kreativitas dalam konteks unsur kritik seni sangat berkaitan dengan gaya perseorangan, karena
proses penciptaan karya seni merupakan perpaduan faktor internal dan eksternal. Kreativitas
membutuhkan sebuah kebaruan yang bersifat lebih baik dari karya sebelumnya. Maka dari itu,
kreativitas sekiranya menjadi konteks pembahasan kritik seni yang harus diperhatikan,
khususnya terkait dengan gaya perseorangan. Hal ini dikarenakan seniman yang memiliki
kreativitas tinggi akan menemukan jati dirinya melalui gaya yang ia temukan atau yang telah
melekat para dirinya, baik dari sisi teknik maupun bahasa rupa yang digunakan untuk
menyampaikan pesannya kepada penikmat seni.

d. Teknik Mewujudkan Karya

Seniman yang memiliki gagasan dalam pikirannya untuk sebuah karya seni, maka diperlukan
juga sebuah pemikiran yang membahas mengenai tata cara mewujudkan gagasan tersebut, atau
cara mentransformasikannya menjadi wujud yang nyata, sehingga memiliki nilai yang tinggi.
Dalam proses perwujudan karya ada berbagai macam teknik yang dapat digunakan, seperti
teknik cor, teknik kerok, teknik tempel, teknik tuang untuk seni patung, dan lain sebagainya
yang berhubungan cara mewujudkan karya seni menjadi wujud nyata. Aspek yang dapat dinilai
dalam hal ini adalah sejauh mana penggunaan teknik-teknik tersebut dapat menghasilkan efek-
efek visual yang estetis dan khas, dan seberapa jauh teknik tersebut dapat memenuhi atau
mewakili keinginan senimannya dalam mewujudkan karyanya.

Teknik dalam mewujudakan karya juga dapat menunjukkan keterampilan dan pengalaman sang
seniman dalam mewujudkan sebuah karya seni. Kecerdasan untuk mengkombinasikan atau
mengolah berbagai bahan dengan berbagai teknik seningga mampu menghasilkan sebuah karya
dengan kualitas yang tinggi disertai dengan sesuatu yang mencirikhaskan dari seniman itu
sendiri. Aspek teknik juga merupakan aspek yang sepatutnya menjadi salah satu domain untuk
dikritik. Dengan demikian, hal itu akan menunjukkan kepada para panikmat seni mengenai
berbagai keteknik dalam membuat karya seni dan juga menumbuhkan rasa apresiasi kepada
apresiator seni mengenai kesulitan dan kerumitan dalam pembuatan karya seni, sehingga
apresiasi yang disampaikan tidak sekedar pada batas yang sangat dangkal.

6. Tahapan Kritik Seni


 Deskripsi
Deskripsi adalah tahapan dalam kritik untuk menemukan, mencatat dan
mendeskripsikan segala sesuatu yang dilihat apa adanya dan tidak berusaha melakukan
analisis atau mengambil kesimpulan. Agar dapat mendeskripsikan dengan baik, seorang
pekritik harus mengetahui istilah-istilah tehnis yang umum digunakan dalam dunia seni
rupa. Tanpa pengetahuan tersebut, maka pekritik akan kesulitan untuk
mendeskripsikan fenomena karya yang dilihatnya.
 Analisis formal
Analisis formal adalah tahapan dalam kritik karya seni untuk menelusuri sebuah karya
seni berdasarkan struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya. Pada tahap ini
seorang kritikus harus memahami unsur-unsur seni rupa dan prinsip-prinsip penataan
atau penempatannya dalam sebuah karya seni.
 Interpretasi
Interpretasi yaitu tahapan penafsiran makna sebuah karya seni meliputi tema yang
digarap, simbol yang dihadirkan dan masalah-masalah yang dikedepankan. Penafsiran
ini sangat terbuka sifatnya, dipengaruhi sudut pandang dan wawasan pekritiknya.
Semakin luas wawasan seorang pekritik biasanya semakin kaya interpretasi karya yang
dikritisinya.
 Evaluasi atau penilaian
Apabila tahap 1 sampai 3 ini merupakan tahapan yang juga umum digunakan dalam
apresiasi karya seni, maka tahap ke 4 atau tahap evaluasi merupakan tahapan yang
menjadi ciri dari kritik karya seni. Evaluasi atau penilaian adalah tahapan dalam kritik
untuk menentukan kualitas suatu karya seni bila dibandingkan dengan karya lain yang
sejenis. Perbandingan dilakukan terhadap berbagai aspek yang terkait dengan karya
tersebut baik aspek formal maupun aspek konteks. Mengevalusi atau menilai secara
kritis dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

7. Tujuan kritik seni

Tujuan kritik seni rupa :


- Memberikan laporan ulasan tentang karya seni.
- Memberikan penilaian dan tanggapan terhadap karya yang ditampilkan.
- Mendorong masyarakat (penikmat) untuk mengapresiasi karya seni secara lebih baik
- Memberikan evaluasi seni, apresiasi seni, dan pengembangan seni ke taraf yang lebih kreatif
dan inovatif

B. Apresiasi Seni
1. Pengertian

Apresiasi berasal dari Bahasa Latin, “appretiatius” yang artinya penghargaan atau penilaian
terhadap sesuatu. Sedangkan, seni adalah sesuatu yang memiliki nilai keindahan atau estetika
dan diciptakan oleh manusia biasanya disebut dengan karya seni. Seseorang yang sedang
melakukan apresiasi biasanya disebut apresiator.Dapat diartikan bahwa apresiasi seni rupa
merupakan suatu bentuk pengakuan, penghargaan, atau penilaian untuk sebuah karya seni
berupa objek yang dapat dinikmati dengan melihat dan merasakannya.

Selain pengertian di atas, berikut merupakan beberapa pengertian kata apresiasi yang coba
diutarakan oleh para ahli.

I. Kamus Besar Bahasa Indonesia

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, apresiasi adalah setiap penilaian baik; penghargaan;
seperti misalnya terhadap karya – karya sastra atau pun karya seni.

II. Hornby

Menurut Hornby, dalam Sayuti, pengertian apresiasi mengacu kepada pengertian pengenalan
dan pemahaman yang tepat, pertimbangan, penilaian, dan pernyataan yang memberikan
penilaian.

III. Aminuddin

Menurut Aminuddin, apresiasi mengandung makna pengenalan melalui perasaan atau pun
kepekaan batin dan pengakuan terhadap unsur-unsur keindahan yang diungkapkan oleh
pengarangnya.

IV. Elliyati

Menurut Elliyanti, apresiasi merupakan setiap kegiatan mengakrabi karya sastra secara
bersungguh-sungguh. Berkaitan dengan hal itu, apresiasi membutuhkan kesungguhan penikmat
sastra untuk mengenali, menghargai, dan menghayati, sehingga ia dapat menemukan penjiwaan
yang benar-benar dalam.

V. Effendi

Menurut Effendi, apresiasi merupakan aktivitas menggauli cipta sastra dengan sungguh-
sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan
perasaan yang baik terhadap karya sastra.

VI. Albert R. Candler

Menurut Albert R. Candler, apresiasi merupakan kegiatan mengartikan serta menyadari


sepenuhnya seluk beluk karya seni, serta menjadi sensitif mengenai gejala estetis dan artistik,
sehingga dapat menikmati dan menilai karya tersebut secara semestinya.

VII. Prayogi

Menurut Prayogi, apresiasi merupakan setiap aktivitas penghargaan yang dilakukan sebagai
hasil penggunaan, peresapan, dan penilaian seseorang terhadap sebuah karya sastra atau pun
karya seni tertentu. Apresiasi juga dapat diartikan sebagai bentuk rasa kagum atau pun
kekaguman yang keluar dari diri pengguna atau pun penikmat karya seni.

2. Jenis Jenis Apresiasi

Apresiasi terhadap karya seni sendiri dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

 Apresiasi empatik, yaitu menilai atau menghargai suatu karya seni yang dapat ditangkap
dengan sebatas indrawi saja.
 Apresiasi estetis, yaitu menilai atau menghargai suatu karya seni dengan melibatkan
pengamatan dan penghayatan yang mendalam.
 Apresiasi kritik, yaitu menilai atau menghargai suatu karya seni dengan melibatkan klasifikasi,
deskripsi, analisis, tafsiran, dan evaluasi serta menyimpulkan hasil penilaian atau
penghargaannya. Apresiasi yang satu ini dapat dilakukan dengan mengamati suatu benda
secara langsung dan nyata.

Menurut Brent G. Wilson dalam bukunya yang berjudul Evaluation of Learning in Art Education,
apresiasi sendiri memiliki 3 konteks utama, yakni:

 Feeling (Perasaan) : Berkaitan dengan perasaan mengenai suatu keindahan.


 Valuing (Penilaian) : Sangat erat kaitannya dengan penilaian suatu karya seni.
 Emphatizing (Empati) : Berkaitan dengan penghormatan atau penghargaian terhadap dunia
seni dan profesi seperti pelukis, pepatung, pemahat, pegrafis, pedesain, pekria, dan lain-lain.

Siapa yang dapat melakukan apresiasi seni rupa? Siapa saja dapat melakukan apresiasi
terhadap karya seni rupa. Apresiasi juga dibedakan menjadi dua tipe, yakni:

 Apresiasi pasif; pelaku dari apresiasi ini adalah orang yang masih awam terhadap seni, namun
memiliki minat yang baik terhadap suatu karya seni.
 Apresiasi aktif; apresiasi yang dilakukan muncul setelah seseorang itu menilai suatu karya seni.
3. Tahapan Tahapan Apresiasi Seni
o Pengamatan : Pengamatan terhadap suatu karya seni ini tidak dilakukan dengan satu
indera saja. Namun, dengan memberdayakan seluruh pribadi. Maksudnya, apresiasi ini
juga dilakukan dengan ketajaman pengamatan seseorang serta pengetahuan ilmu seni.
o Aktivitas Fisiologis : Aktivitas fisiologis adalah tindakan nyata dalam melakukan suatu
pengamatan.
o Aktivitas Psikologis : Aktivitas psikologis merupakan persepsi dengan evaluasi yang
kemudian dapat menimbulan suatu interpretas imajinatif sebagai pendorong
kreativitas.
o Aktivitas Penghayatan : Aktivitas penghayatan dapat dilakukan dengan mengamati
suatu objek karya seni secara mendalam.
o Aktivitas Penghargaan : Aktivitas penghargaan merupakan suatu evaluasi terhadap
objek dengan menyampaikan saran atau kritikan.

4. Manfaat Apresiasi Seni


o Agar kita dapat mengenal suatu bentuk karya seni. Artinya, kita tidak hanya tahu bahwa
itu adalah karya seni, tapi kita memahami karya seni tersebut dari segala sisi.
o Agar kita dapat meningkatkan serta memupuk kecintaan kita terhadap suatu karya seni,
baik itu karya seni dari bangsa sendiri maupun dari luar. Serta, juga dapat
meningkatkan dan memupuk kecintaan kepada sesama manusia.
o Juga sebagai sarana untuk melakukan penilaian, penikmatan, empati, hiburan, serta
edukasi.
o Apresiasi juga mampu menimbulkan hubungan timbal-balik yang positif antara
penikmat karya seni dan pencipta.
o Selain itu, agar kita juga dapat memperoleh suatu pengalaman dan ilmu baru ketika
menikmati karya seni rupa dan sebagai suatu bekal untuk menciptakan serta
mengembangkan suatu karya seni yang lebih baik dan berkualitas di kemudian hari.

5. Fungsi Apresiasi Seni


o Sebagai sarana meningkatkan rasa cinta terhadap karya anak bangsa Indonesia,
sekaligus peduli terhadap sesama.
o Sarana untuk penilaian, penikmatan, empati, hiburan dan edukasi.
o Sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan manusia dalam beberapa hal.

Selain itu, apresiasi juga mampu menimbulkan hubungan timbal-balik yang positif antara
penikmat karya seni (apresiator) dan pembuat (seniman). Karena hal inilah, diharapkan
seniman mampu menciptakan karya seni yang jauh lebih baik dan berkualitas dari
sebelumnya.

6. Tujuan Apresiasi Seni

Tujuan pokok (utama) dari apresiasi seni yang sebenarnya adalah agar publik tahu maksud dan
tujuan dari pembuatan karya seni tersebut. Akhirnya, masyarakat pun dapat menilai,
menanggapi dan menikmati suatu karya seni yang telah ada.
Adapun tujuan akhir apresiasi seni antara lain yaitu :

o Untuk mengevaluasi dan mengembangkan nilai keindahan karya seni ;


o Untuk mengembangkan daya kreasi dan imajinasi ;
o Untuk menyempurnakan karya seni.

7. Pebedaan Kritik dan Apresiasi Seni

1. Dari segi pegertian


Apresiasi adalah memahami seluk-beluk Kritik seni adalah penyampaian pendapat
karya seni serta menjadi sensitif(peka) tentang karya seni
terhadap segi-segi estetikanya

2. Dari segi tujuan


Tujuan pokok penyelenggaran apresiasi Kritik seni bertujuan untuk menunjukkan
seni adalah menjadikan masyarakat kekurangan dan kelebihan suatu karya
“melek seni” sehingga dapat menerima seni.
seni sebagaimana mestinya.
3. Dari segi fungsi
Apresiasi kritik
1. Agar kita dapat meningkatkan dan 1. Untuk menjembatani persepsi dan
memupuk kecintaan kepada karya bangsa apresiasi, artistik dan estetik karya seni rupa,
sendiri dan sekaligus kecintaan kepada antara pencipta(perupa), karya, dan penikmat
sesama manusia. karya seni rupa.
2. Sebagai penikmatan, penilaian, empati 2. Bagi perupa, kritik seni berfungsi untuk
dan hiburan. mendeteksi kelemahan,mengupas kedalaman
serta membangun kekurangan pada karyanya.
3. Bagi penikmat, kritik seni berfumgsi
membantu memahami karya, meningkatkan
wawasan dan pengetahuan terhadap seni
yangberkualitas
4. Dari sudut pandang
Apresiasi seni lebih cenderung kepada Kritik seni lebih cenderung kepada
bagaimana apresiator(penikmat) seni bagaimana penikmat dapat menilai dan
dapat memahami seluk-beluk tentang seni menunjukkan kekurangan dan kelebihan
suatu karyaseni

8. Persamaan Kritik dan Apresiasi Seni

Sama sama melihat kelebihan dan kekurangan dari sesuatu. dan hal itu kemudian dapat
dievaluasi untuk memperbaiki seseuatu apabila ada kesalahan dalam pembuatan agar
dapat lebih baik kedepannya

Anda mungkin juga menyukai