MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas terstuktur
Mata Kuliah Pengembangan Estetika
Dosen Pengampu :
Dra. Yuyun Yulianingsih, M.pd.
Disusun Oleh :
Kelompok 3 / PIAUD-B/IV
Neng Ainul Fadillah (1152100044)
Ulya Latifah (1152100073)
Yuni Yuniasari (1152100078)
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan kita semua dalam bentuk yang sempurna
dan telah diamankan kepada kita sebagai manusia agar memelihara apa yang ada dimuka bumi,
oleh karena itu patutnya melaksanakan tugas yang diberikan Allah kepada kita dengan sungguh-
sungguh, sehingga menjadi manusia seperti yang telah Allah kodratkan.
Shalawat serta salam selalu terlimpah curahkan kepada Nabi kita semua yakni Nabi
Muhammad SAW. Beserta keluarga, sahabat, dan kita selaku umatnya yang InsyaAllah selalu
dalam lindungan Allah Swt. Amiin..
Alhamdulillah dengan berbagai macam kendala akhirnya kita dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul Estetika dan Seni. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu tugas terstruktur Mata Kuliah Pengembangan Estetika.
Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini. kami menyadari bahwa penullian makalah ini masih terdapat
kekeliruan yang sedikit mengganggu para pembaca, namun dengan adanya makalah ini
bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Penulisan
BAB II : NILAI ESTETIKA DAN SENI
A.PENILAIAN KEINDAHAN
B.SEJARAH PENILAIAN KEINDAHAN
C.TEORI-TEORI ESTETIKA DAN SENI
BAB III : SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa penilaian keindahan itu ?
2. Bagaimana sejarah penilaian keindahan ?
3. Apa saja teori estetika dan seni ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui penilaian keindahan
2. Untuk mengetahui sejarah penilaian keindahan
3. Untuk mengetahui teori estetika dan seni
BAB II
NILAI ESTETIKA DAN SENI
Nilai adalah ukuran derajat tinggi-rendah atau kadar yang dapat diperhatikan, diteliti atau
dihayati, dalam berbagai objek yang bersifat fisik konkrit maupun abstrak.
A. PENILAIAN KEINDAHAN
Seni memang menyangkut nilai dan yang disebut seni memang nilai, bukan bendanya.
Nilai adalah sesuatu yang selalu bersifat subjektif, tergantung pada manusia yang menilainya.
Karena subjektif, maka setiap orang, setiap kelompok, setiap masyarakat memiliki nilai-nilaina
sendiri yang disebut seni. Setiap seni itu memiliki nilai-nilai dasar yang sama. Nilai-nilai dasar
ini ialah nilai yang ada dalam hidup manusia, yaitu nilai agama, filsafat, seni dan ilmu
pengetahuan. Masing-masing nilai tadi mempunyai dasar, aturan, bentuk dan fungsinya sendiri
dalam hidup manusia.
Meskipun awalnya sesuatu yang indah dinilai dari aspek teknis dalam membentuk suatu
karya, namun perubahan pola pikir dalam masyarakat akan turut mempengaruhi penilaian
terhadap keindahan. Misalnya, pada masa romantisme di perancis, keindahan berarti kemampuan
menyajikan sebuah keagungan. Pada masa realisme, keindahan berarti kemampuan menyajikan
sesuatu dalam keadaan apa adanya. Pada masa maraknya de Stijl di Belanda, keindahan berarti
kemampuan mengkomposisikan warna dan ruang dan kemampuan mengabstraksi benda.
Keindahan seharusnya sudah dinilai begitu karya seni pertama kali dibuat.
Namun rumusan keindahan pertama kali yang terdokumentasi adalah oleh filsuf Plato yang
menentukan keindahan dari proporsi, keharmonisan dan kesatuan. Sementara menurut
Aristoteles menilai keindahan datang dari aturan-aruran, kesimetrisan, dan keberadaan.
3. PRINSIP DASAR
a. Kesatuan
b. Keselarasan
c. Keseimbangan
d. Irama
e. Proporsi
f. Penekanan
Seni adalah ekspresi pribadi yang divisualisasikan melalui sifat dasar seni sebagai berikut :
a. Kreatifitas, adanya pencipta “realitas baru” dari kegiatan yang terus menerus.
b. Individualitas, adanya ciri khas yang personal dari kristalisasi pengalaman dan kemampuan.
c. Relatichoritas yang langgeng, adanya ragam pengungkapan yang kaya akan pengertian.
d. Kesemestaan naluri, kehadirannya ada pada semua tingkat peradaban manusia, dari yang paling
primitive sampai yang paling modern, dan bisa dinikmati oleh manusia dari kultur yang berbeda.
Struktur seni adalah elemen yang membentuk karya seni. Elemen tersebut adalah :
a. Ide pokok : Tema atau gagasan utama yang ingin diungkapkan
b. Medium: bahan atau material yang sudah diperhitungkan kualitas dan karakter-karakter khusus
yang memiliki kolerasi antara jenis karya seni dengan gagasan ide pokok yang ingin
dikomunikasikan.
c. Metode: cara yang khusus dalam memadukan semua unsur ke dalam bentuk pengungkapan
yang utuh.
1. Pengertian intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan,
ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contohnya : pesan puisi yang ingin disampaikan
kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai intrinsik .Teori intrinsik berpendapat
bahwa nilai seni terdapat pada “bentuknya”. Bentuk adalah medium inderawi sebuah karya seni.
Isinya adalah tidak relevan. Misalnya, lukisan pemandangan alam; nilai keindahan dibentuk dari
hubungan garis-garis, warna-warna, dan bentuk-bentuk yang dapat disadari. Sedangkan
pepohonan, gunung, awan, matahari, dan mungkin sungai tidaklah relevan dengan keindahan
yang sesungguhnya sebagai objek real. Teori intrinsik secara subtansif menyadur konsep idea
Plato yang dikembangkan oleh Kant.
2. Pengertian ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu
hal lainnya, yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu.Teori ekstrinsik berpendapat
bahwa susunan dari arti-arti di dalam dan susunan medium inderawi yang menampung proyeksi
dari makna dalam harus dilebur. Nilai-nilai keindahan mencakup semunya, meliputi semua arti
yang diserap dalam seni dari cita yang mendasarinya. Contohnya : puisi, bentuk puisi yang
terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik.
3. Teori serba intelektual didasari filsafat Aristoteles yang menyatakan bahwa “keindahan adalah
kebenaran, keindahan yang benar atau kejujuran!” kebenaran yang dimaksud adalah manifestasi
prinsip universal dalam kehidupan yang nyata ataupun khayali. Disebut pula sebagai kebenaran
baru (new reality)dan kebenaran kedua (second reality). Intelektual merupakan suatu kumpulan
kemampuan sesorang untuk meperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkannya dalam
hubungannya dengan lingkungan dan maslah-masalah yang timbul. Artinya, ilmu pengetahuan
dan seni memiliki tujuan yang sama hanya berbeda dalam prosesnya: ilmu pengetahuan
menyajikan bayangan dalam bentuk nilai-nilai abstrak, sedangkan seni menyediakan bayangan
nyata dan merupakan perumpamaan.
4. Katharsis merupakan penyaluran emosi dan agresi yang bias berupa kekesalan, kesedihan,
kebahagiaan, impian dan lainnya ini dilakukan dengan pengalaman wakilan (Vicarious
experience) seperti mimpi, lelucon, fantasi atau khayalan.
Teori katarsis yang diintrodusir oleh Aristoteles bertolak dari efek seni drama/teater
terhadap khalayaknya yang mendapatkan kepuasan dan kedamaian. Baginya, keindahan adalah
ekspresi dan ekspresi adalah “muatan” atau “isi” seni. Seni adalah representasi bukan realitas
sehingga seniman dapat mengatasi pelbagai masalah dengan karyanya tersebut.
Dalam konteks ini, seseorang tidak melakukan penyaluran emosi dan agresi-nya secara
nyata oleh individu tersebut, melainkan dilakukan hanya melihat atau membayangkan sesuatu
tersebut dilakukan, atau dengan istialah lain yaitu pengalaman wakilan.
Seperti contoh seorang remaja sambil mendengarkan musik Rock favoritnya,
membayangkan dirinya menjadi seorang bintang musik Rock yang sedang pentas dihadapan
ribuan penonton.Atau contoh lainnya seorang ibu yang menonton sebuah serial TV yang
menggambarkan sosok seorang anak yang baik dan berbakti pada orang tuanya, ibu tersebut
merasa tenang dan merasa puas karena emosinya tersalurkan, meskipun dalam kenyataannya ibu
tersebut tidak memiliki anak yang baik tersebut.
1. Teori bentuk, Teori ini dikenal sebagai pandangan formalism dalam estetika. Mengutamakan
bentuk dari pada pokok soal, tema, dan muatan isinya.
5. Teori penandaan, seni merupakan suatu lambing atau tanda-tanda perasaan manusia.
BAB III
SIMPULAN
Nilai adalah ukuran derajat tinggi-rendah atau kadar yang dapat diperhatikan, diteliti atau
dihayati, dalam berbagai objek yang bersifat fisik konkrit maupun abstrak.
Nilai-nilai dasar dalam seni ialah sebagai berikut :
4. Nilai penampilan(appearance)
5. Nilai isi (content)
6. Nilai pengungkapan (presentation)
Semua dasar-dasar nilai itu menyatu padu dalam wujud seni dan tak terpisahkan hanya dapat
dibedakan bagi kepentingan analisis seni oleh para kritikus.
Teori-teori tentang estetika berkembang, diantaranya, misalnya teori intrinsik, teori
ekstrinsik, teori serba intelektual, teori katarsis. Teori intrinsic berpendapat bahwa nilai seni
terdapat pada “bentuknya”. Bentuk adalah medium inderawi sebuah karyaseni. Isinya adalah
tidak relevan. Misalnya, lukisan pemandangan alam; nilai keindahan dibentuk dari hubungan
garis-garis, warna-warna, dan bentuk-bentuk yang dapat disadari. Sedangkan pepohonan,
gunung, awan, matahari, dan mungkin sungai tidaklah relevan dengan keindahan yang
sesungguhnya sebagaiobjek real. Teori intrinsic secara subtansif menyadur konsep idea Palto
yang dikembangkan oleh Kant. Teori ekstrinsik berpendapat bahwa susunan dariarti-arti didalam
dan susunan medium inderawi yang menampung proyeksi dari makna dalam harus dilebur.
Nilai-nilai keindahan mencakup semunya, meliputi semua arti yang diserap dalam seni dari cita
yang mendasarinya.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber buku :
Hidayatullah, Riyan. Dkk. 2016. Estetika Seni. Yogyakarta: Arttex
Sumardjo, Jacob. 2000. Filsafat Seni. Bandung: ITB
Sumber website :
http://linggaagung.staff.telkomuniversity.ac.id/estetika/
https://nadjaneruda.wordpress.com/2013/10/30/keindahan-yang-mengandung-nilai-ekstrinsik-dan-nilai-
intrinsik/