Pelajaran 5
APRESIASI TERHADAP SENI RUPA TERAPAN NUSANTARA
A. Seni Rupa Terapan Nusantara
Apresiasi merupakan kemampuan mengenal atau memahami suatu nilai estetika
yang mengandung daya pesona, kaghum, masyur, dan agung.
Dalam bahasa sederhana, apresiasi merupakan cara seseorang menilai hasil karya
orang lain sengan melihatnya dari sudut pandang keindahan. Dalam apresiasi seni ada
beberapa pendekatan yang dapat dipilih :
Pendekatan Deskriptif : pendekatan dilakukan dengan mengamati dan memaparkan
karya seni apa adanya. Misalnya, mengenai objek gambar, penggubnaan warna,
komposisi warna, tema, judul, orang yang membuatnya, tahun pembuatan, media yang
digunakan, ukuran karya, dan waktu yang diperlukan untuk membuat karya seni
tersebut.
Pendekatan Analitik : pendekatan yang dilakukan dengan mengamati karya seni
berdasarkan kaidah kaidah estetika yang baku, Misalnya, melalui aspek tematik, teknik
pengerjaan, penerapan asas kesenirupaan, serta makna atau arti yang tersirat
didalamnya.
Pendekatan Penilaian : pendekatan yang dilakukan melalui proses pengukuran, baik
objektif maupun subjektif.
Interdisiplin : pendekatan dilakukan untuk menilai suatu karya seni dilihat dari
berbagai disiplin keilmuan seperti antropologi, psikologi, kebudayaan, filsafat,
ekonomi, dan linguistic (kebahasaan)
1
d. Bordir
Teknik
Alat dan bahan
Daerah penghasil
e. Kulit
Teknik
Alat dan bahan
Daerah penghasil
f. Ukiran
Teknik
Alat dan bahan
Daerah penghasil
g. Keramik
Teknik
Alat dan bahan
Daerah penghasil
: teknik sulam
: mesin border
: Tasikmalaya (taplak, kerudung, dan mukena)
: teknik bentuk dan temple.
: kulit hewan (sapi, kambing, kerbau, ular, dan buaya)
: Garut, Yogyakrta< dan Bali.
: mengukir dan memahat
: Pahat, pisau, raut, gergaji, batu, kayu, dan tulang.
: Jawa Tengah, Papua, dan Bali.
: cetak tekan, lempeng, pilin, dan pijat.
: tanah liat, butsir, pisau, dan alat putar.
: Plered, Cirebon, Kasongan, Yohyakrta, dan Malang.
h. Lukis
Teknik
: sapuan kuas
Alat dan bahan
: kuas, pisau, palet, beludru, kaca, dan pewarna (cat).
Daerah penghasil : Jawa Barat, Jawa Tengah, dan bali.
Pelajaran 6
EKSPRESI DIRI MELALUI KRIYA TEKSTIL
DAN GAMBAR ILUSTRASI
A. Pengertian seni kriya
Secara umum seni rupa dibagi menjadi dua, yaitu seni murni (fine art/pure art)
menekankan pada bentuk ekspresi, dan seni terapan (applied art/useful art)
mengedepankan aspek ekonomis dan aplikasi atau nilai guna bagi kehidupan manusia..
Seni murni dibagi menjadi seni lukis dan seni patung. Aadapun seni terapn dibagi
menjadi seni desain, seni arsitektur, seni dekorasi, seni ilustrasi, dan seni kriya.
Seni kriya atau kerajinan cenderung bersifat praktis fungsional. Seni kerajinan
sangat beraneka ragam bentuk, motif teknik, dan medianya. Beberapa contoh seni kriya
adalah kerajinan anyaman, keramik, batik, ukiran, topeng, wayang, tenun, dan logam
aplikasi.
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menciptakan karya yang
layak dan bermutu, yaitu syarat kegunaan dan syarat keindahan.
1
Syarat Kegunaan
Proses penciptaan karya seni kriya harus mempertimbangkan beberapa faktor,
diantaranya faktor :
a. Kenyamanan : Setiap benda kriya yang dibuat sebaiknya memberi kenyamanan bagi
pemakainya, misalnya sebuah cangkir, pembuatnya harus memperhitungkan bentuk
yang sesuai dengan mulut dan tangan pemakainya.
b. Keluwesan : Keluwesan benda terapan terdapat pada hubungan yang serasi antara
bentuk benda dengan nilai gunanya. Contoh nilai keluwesan dalam hasil seni kriya
misalnya dapat dilihat dari sepatu.Pembuat sepatu harus mempertimbangkan si
pengguna sepatu. Bentuk sepatu yang dibuat disesuaikan dengan kebutuhan si
penggunanya. Misalnya, sepatu olah raga digunakan untuk olah raga, sedangkan
sepatu pesta digunakan untuk berpesta.
c. Keamanan : Keamanan penggunaan sebuah benda dipertimbangkan dengan matang
agar tidak mencelakakan pemakainnya. Contohnya, ketajaman sebuah pisau harus
diimbangi pertimbangan keselamatan kerja pengguna pisau tersebut.
Batik
Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia (Jawa) yang sampai saat ini masih
ada. Pembuatan batik dilakukan dengan cara :
a. Tulis : menggunakan alat canting, lilin cair dan warna
b. Cap: menggunakan alat berupa cap dan lilin cair warna.
c. Cetak (printing) :menggunakan mesin cetak yang memiliki motif batik
Tenun
Kegiatan menenun merupakan proses menjalin dua set benang dengan menggunakan alat
tenun. Motif yang terdapat pada kain tenun ada yang berupa flora, fauna, rupa geometri,
dan abstrak. Benang untuk menenun ada yang disebut lungsin (benang bujur) karenan
benang ini diletakan membujur pada alat tenun, dan pakan (benang pengisi) yang
berfdungsi untuk melengkapi benang bujur untuk membentuk motif pada kain tenun yang
dihasilkan.
Jenis-jenis Gambar
a. Gambar bentuk adalah gambar dengan meniru objek gambar nyata (realistis) yang
ada dialamatau benda buatan
b. Gambar ekspresif adalah gambar yang dibuat secara bebas berdasar imajinasi,
persepsi, dan penafsiran penggambaran pada objek.
c. Gambar dekoratif adalah : gambar yang berpedoman pada pola pola atau motif
tertentu.
Menggambar ilustrasi
Kata ilustrasi dari bahasa Inggris illustration, yang artinya gambar, foto atau
lukisan. Dalam perkembangannya tidak hanya berbentuk gambar tetapi bisa berbentuk
bunyi, kata-kata, dan music. Sebagai contoh, ilustrasi mjusik atau bunyi banyak
ditemukan dalam penyajian pertunjukan film, drama, atau pementasan.
2)
3)
a.
b.
c.
4)
atau bagian dengan keseluruhan. Anatomi adalah kedudukan struktur tulang dan
otot-otot yang menentukan besar kecil dan cekung cembung (menonjoltidaknya)tubuh manusia sehingga menentukan bentuk keseluruhan.
Menggambar Tumbuh-tumbuhan : banyak kamu temukan bermacam tumbuhtumbuhan yang ada di sekitarmu, bentuk pohon mempunyai ciri khas bentuk daun,
batang sendiri sendiri.
Gambar Tokoh Binatang : hampir sama seperti gambar manusia, yaitu
memperhatikan proporsi dan anatominya. Ada 3 kelompok binatang :
Binatang darat : sapi, kerbau, kucing, macan dan sebagainya.
Binatang udara : burung, kupu-kupu, capung dan sebagainya.
Binatang air : ikan, buaya, anjing laut dan sebagainya
Benda (stil llife) : kamu dapat memperhatikan benda-benda di sekitarmu
Pe;ajaran 7
RAGAM SENI RUPA TERAPAN NUSANTARA
A. Mengapresiasi Seni Rupa Terapan
Secara umum, seni rupa terapan dibagi menjadi dua, yaitu :
1
Setelah itu cetakan dibakar sehingga lilin yang terbungkus dengan tanah akan
mencair, dan keluar dari lubang yang bagian bawah. Untuk selanjutnya melalui
lubang bagian atas dimasukan cairan perunggu. Apabila sudah dingin, cetakan
tersebut dipecah sehingga keluarlah benda yang diinginkan.
b. Teknik bivalve atau setangkap, caranya yaitu menggunakan cetakan yang
ditangkupkan dan dapat dibuka sehingga setelah dingin cetakan tersebut dapat
dibuka, maka keluarlah benda yang dikehendaki. Cetakan tersebut terbuat dari
batu atau kayu.
Bahan baku kriya logam berupa : fiber glass, perunggu, kuningan,
tembaga, emas, dan perak. Hasilnya bisa berupa alat rumah tangga, alat musik
(kenong, gong), perhiasan (cincin dan gelang), serta senjata.
5) Kriya lukis : lukisan dibuat missal dan dalam jumlah yang sama, dibuat secara
berulang-ulang gambar pada lukisan sama.
6) Kriya kulit : jenis karya seni yang bahan bakunya menggunakan kulit. Kulit yang
digunakan adalah kulit kerbau, sapi, kambing, buaya, dan ular. Hasil kriya kulit
berupa tas,sepatu, ikat pinggang, pakaian (jaket), dompet, dan tempat HP.
7) Kriya ukiran : merupakan jenis karya seni yang dilakukan dengan mengolah
permukaan suatu benda sehingga dihasilkan suatu bentuk yang indah. Bahan dasar
kriya ukiran seperti kayu, gading, tulang, logam, batu, dan kulit.
8) Kriya batu : merupakan jenis karya seni yang dilakukan dengan mengolah
permukaan bahan batu yang memiliki tekstur keras dan cenderung kaku untuk
dibentuk ternyata dapat diolah menjadi seni kerajinan yang indah.
2
10
2) Desain produk adalah cabang seni rupa yang berupaya memenuhi kebutuhan
masyarakat akan benda dan peralatan untuk menunjang kegiatan sehari-hari. Desain
ini merancang berbagai produk yang sesuai dengan kegiatan manusia, seperti sepatu
olah raga,sepatu kantor, tas, pakaian, perangkat militer, alat transportasi, dan alat
kedokteran.
3) Desain interior : cabang seni rupa yang berupaya memenuhi kebutuhan akan segala
bentuk dan permasalahan seputar ruangan. Desain ini berhubungan dengan penciptaan
penataan ruang dalam (interior)
4) Desain tekstil : cabang seni rupa yang berupaya memenuhi kebutuhan yang
menyangkut pertekstilan. Desainer tekstil ini biasanya berhubungan dengan masalah
kain, baik dari teknik pembuatannya, pewarnaan, pembuatan dan penerapan motif
yang sesuai pada kain. Desain tekstil juga berhubungan dengan perancangan pakaian.
B. Apresiasi Seni Rupa Terapan nusantara.
Apresiasi memiliki beberapa fungsiyang berkaitan dengan kegiatan mental, yaitu :
1
2
Penikmatan Karya Seni : tahap penikmatan karya seni merupakan tahap yang akan
menimbulkan rasa puas, kecewa, atau bahkan tidak menimbulkan perasaan apa-apa.
Penilaian Karya Seni : tahap penilaian berlangsung untuk mencari nilai-nilai seni,
memahami isi dan pesan dari karya seni, mengadakan perbandingan-perbandingan hingga
didapatkan kesimpulan. Tahap ini merupakan tahap yang kompleks karena menangkap
makna suatu karyamerupakan pekerjaan sulit.
Empati : tahap ini merupakan tahapn dimana si pengamat turut merasakan suka duka,
pikiran, perasaan, watak, dan pandangan hidup yang tercermin dalam karya seni.
Apresiasi dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Apresiasi pasif : jika penikmat hanya mencapai tahap implementasi.
2) Apresiasi aktif : proses apresiasi pasif disertai dengan melakukan pembuatan karya.
Dalam mengapresiasi sebuah karya seni ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan ,yaitu :
1) Aspek fisik : berhubungan dengan hal yang yang sifatnyaindrawi, artinya penerapan
dilakukan secara visual (kasat mata). Bentuk karya dapat dipresepsi olehmata
pengamatdan wujudnya berupa unsure-unsur fisik seperti garis, bidang, dan warna.
2) Aspek Psikis : berkaitan dengan unsur-unsur non fisik berupa pesan dan gagasan
seniman yang terkandung pada karya, seperti komposisi, pesan, gagasan, tema, gaya,
simbolik (perlambang), kemampuan dan bakat senimandalam mengelola, serta
mengolah nilai fisik (bentuk).
Adapun sebagai landasan berpijak dalam menilai sebuah karya seni bisa
dilakukan dengan berbagai pendekatan, antara lain :
Pendekatan mimetik : mengaitkan karya seni dengan alam (nature) atau segala
sesuatu yang berhubungan dengan unsure-unsur alamiah. Contohnya ganmbar
pemandangan alam yang lebih menekankan pada kemiripan dengan alam
sesungguhnya.
Pendekatan ekspresif : menekankan pada menilai ungkapanatau ekspresi seniman.
Hal ini dapat dilihat dari spontanitas dan kelugasan dalam menggunakan media.
Pendekatan struktural : dilakukan dengan menilai aspek-aspek structural pembentuk
karya seni, baik aspek bentuk maupun unsure pendukungnya.
11
Apresiasi selain bertujuan untuk mengenal, mengamati, dan menilai karya seni,
juga merupakan sebuah ajang komunikasi antara perupa dan pemakai
(penikmat/konsumen). Hal itu sebagai landasan pemenuhan kebutuhan sosial. Pada
akhirnya hal tersebutakan menjadi hubungan timbal balikbagi perupa itu sendiridalam
mengungkapkankekurangan dan kelebihan karya di mata masyarakat untuk perbaikan
mutu, kualitas, atau harga karya.
12
Pelajaran 8
SENI RUPA GRAFIS
Seni grafis adalah merupakan salah satu bentuk ungkapan visual ke dalam bidang dua
dimensi. Menciptakan karya seni rupa yang memanfaatkan media cetak sehingga satu bentuk
karya dapat direproduksi atau dilipatgandakan dalam jumlah tertentu.
Menurut tekniknya seni grafis dapat dibedakan menjadi empat prinsip teknik cetak, yaitu
seni grafis :
1) Cetak dasar (lithography)
2) Cetak tinggi/timbul (woodcut)cara membuat acuan cetak dengan membentuk gambar
pada permukaan media cetak secara timbul. Contoh paling sederhana adalah stempel atau
cap.media yang banyak digunakan untuk melakukan cetak tinggi yaitu, kayu lapis/triplek,
hardboard, metal, karet (linoleum), dan papan kayu. Teknik cetak tinngi yang popular
adalah seni grafis cukilan kayu. Alat dan bahan cetak tinggi, antara lain :
Triplek, lempengan karet sol(linoleum)
Pisau woodcut atau cutter
Tinta cetak atau cat poster water-based
Rol karet a
Kertas HVS atau kertas gambar
Sendok
Tokoh seniman (grafikus) yang menggunakan teknik cetak tinggi adalah Albrech
Duree, Granach, Hans Holbein, Grien (Jerman), Kastuhista Hokusai, Ando Hirosige
(Jepanag), Kaboel Suadi, Edi Sunaryo, dan Andang Supriadi (Indonesia).
3) Cetak saring (silkscreen) atau cetak sablon
1. Perlengkapan Sablon : membuat sablon memerlukan beberapa bahan dan peralatan :
a. Perlengkapan pokok :
Screen (Kain Gasa/monyl) : Screen (kain Gasa) adalah kain sablon yang berfungsi
sebagai sarana untuk membentuk gambar diatas benda-benda yang akan di
sablon.Screen dibagi menjadi 3 macam :
1. Monyl berukuran halus no. 180 T-200 T untuk mencetak diatas dasar yang
tidak meresap tinta/cat, misalnya : kaca, botol, mika, plastic, seng, dan lainlain.
2. Monyl berukuran halus no. 120 T-150 T untuk mencetak diatas dasar yang
menyerap sedikit cat/tinta, misalnya : kertas, karton, kayu, kulit, dan lain-lain.
3. Monyl berukuran halus no. 60 T-90 T untuk mencetak diatas dasar yang paling
banyak menyerap cat/tinta, misalnya : kaos, kain, dan lain-lain.
Pori-pori atau lubang screen
Sebelum dipasang pada kerangka alat cetak, monyl haruslah direndam atau
dibasahi dengan air dingin dahulu agar tidak pecah bila dijemur.
Pemasangan monyl di kerangka alat cetak sebaiknya dalam keadaan masih
basah.
Pori-pori kain screen bias dilalui oleh cairan apa saja, misalnya : air, minyak
kental atau encer, cat tembok/duko, dan lain-lain.
Bila mencetak stiker, kain, maupun kaos, kekuatan afdruk atau gambar di
monyl itu tidak begitu kuat.
13
Karena, lem stiker mengandung cairan dan obat afdruk juga mengandung air.
Kalau pembuatan stiker banyak, kita harus menyediakan dua buah alat cetak
yng afdrukannya sama, supaya dalam pengerjaannya bisa lancar.
Meja cetak
Bingkai atau kerangka alat cetak yang terdiri dari bingkai aluminium dan kayu.
Engsel catok atau penyekat, agar bingkai dan kain tidak bergoyang sewaktu disablon.
Pelapis, untuk menyerap tinta yang berlebih.
Rakel, untuk menyapukan dan meratakan tinta pada kain atau bahan lain yang di
sablon.
Rak jemur atau rak susun untuk mengangin-anginkan hasil sablonan.
b. Perlengkapan penunjang adalah : hair dryer atau kipas angin dan penyemprot air.
Selain itu ada bahan pracetak yang terdiri dari kaporit, ulano,lakban,krim deterjen,
dan screen laquer. Bahan untuk proses cetak antara lain obat-obatan, tinta, dam kain
screen yang banyak ukuran.
2. Proses Pembuatan Klise Positif :
Sebelum proses mencetak, langkah awal yang perlu dilakukan adalah membuat gambar
rancangan (klise positif). Dalam membuat gambar rancangan ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan :
a. Bahan untuk membuat gambar : kertas,palstik,mika, atau palstik film. Syaratnya
adalah tarnsparan, agar pada waktu pengeksposan (penyinaran) bagian yang
seharusnya tidak tembus tinta akan terkena sinar secara utuh tanpa dikurangi
intensitasnya oleh keburaman bahan (opasitas). Setelah disinari, bagian ini akan
tertutup sempurna/hitam pekat sehingga tinta tidak akan tembus pasa saat proses
pengeksposan.
b. Membuat model dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu : menggambar langsung
di kertas putih polos, langsung pada screen setting lewat computer, dan dengan
fotografi.
Manual : Menggambar langsung diatas kertas polos putih biasanya menggunakan
rapido atau drawing pen.Gambar yamg sudah jadi diolesi dengan menggunakan
minyak kelapa agar kertas polos putih tadi tarnsparan. Kemudian minyak yang
ada dikertas tersebut dibersihkan dengan kertas sejenis. Setelah kering bias
dilakukan pengeksposan gambar atau afdruk.
Langsung di screen : Setelah gaza jadi, bersihkan dari kotoran seperti minyak dan
debu. Caranya mencucinya didalam air panas dan bila perlu beri sedikit soda abu
supaya bersih. Pekerjaan selanjutnya areal yang tidak diinginkan tembus tinta,
diolesi dengan emulsi yang sudah dicampur sensitizer. Dengan semikian, hanya
daerah yang diolesi emulsi yang nantinya tidak tembus tinta. Setelah selesai
proses pengolesan, dikeringkan di terik matahari dan langsung bisa digunakan
untuk mencetak.
Setting computer : dimulai dengan pembuatan desain model untuk kemudian
dicetak dengan menggunakan printer jenis laser jet, supaya kualitas gambarnya
baik dan kualitas tintanya tajam (hitam pekat). Cara relative lebih praktis dan
mudah menghasilkan gambar yang bervariasi.
Fotografi : Gambar yang akan dibuat terlebih dahulu dirancang/didesain dengan
computer secara manual. Setelah gambar sesuai dengan yang kita harapkan,
gambar dipotret. Cara ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas gambar dari
model yang akan dicetak. Gambar akan lebih tajam dengan detail yang jelas.
Hasil gambar yang dihasilkan berupa positif film.
14
3. Afdruk/Pengeksposan :
Berikut ini tahapan afdruk, antara lain :
1. Pelapisan (coating)
a. Campurlah emulsi dengan sensitizer (obt afdruk siap pakai) bermerek
yang punyai, lalu aduk hinga rata.
b. Campurlah emulsi tadi dioleskan pada permukaaan screen dengan
menggunakan alat Bantu coater (pelapis). Selain itu, juga dapat
menggunakan mika atau penggaris plastik yang panjangnya sesuai dengan
kebutuhan sampai benar-benar rata(usahakan pengadukan dan pengolesan
dilakukan didalam ruang yang gelap).
2.
Pengeringan awal (start drying) dapat dilakukan dengan bantuan hair dryer, atau
didiamkan saja sampai kering sendiri.Saat pengeringan usahakan agar tidak terkena
sinar matahari atau lampu yang mengandung ultar violet seperti neon.
3.
Sinar matahari
Kaca bening
Bantalan busa
Kain gelap
DAFTAR PUSTAKA
Rahmat Suhernawan, Rizal Ardhya Nugraha. Seni Rupa untuk SMP/MTs kelas VII, VII dan IX,
Jakarta 2010. Kementerian Pendidikan Nasional : CV. Adi Perkasa
Tim Abdi Guru, 2005. Kesenian Untuk SMP Kelas VIII. Buku Guru Sekolah
menenengah Pertama. Jakarta:Erlangga