Anda di halaman 1dari 9

RINGKASAN MATERI

Bab 3

KONSEP EKSPLORASI DAN EKSPERIMENTASI KARYA SENI RUPA

Bersamaan dengan perubahan dan kemajuan dalam dunia seni kriya, telah banyak
dilakukan eksplorasi dan eksperimentasi oleh para kriyawan di dalam penciptaan karya-
karyanya. Eksplorasi dan eksperimentasi banyak dilakukan pada berbagai aspek, seperti
dalam pemilihan sumber-sumber ide atau dasar-dasar penciptaan yang tidak hanya
berorientasi pada aspek fungsional saja, tetapi telah banyak digali potensi-potensi sumber ide
dari berbagai aspek kehidupan masyarakat. Banyak karya yang merupakan hasil dari
eksplorasi dan eksperimentasi yang merepresentasikan gejala-gejala atau fenomena-
fenomena yang berkembang di masyarakat. Perkembangan seni kriya, tersebut menunjukkan
adanya dinamika yang menarik, Karya-karya kriya yang dahulu hanya berorientasi pada segi
fungsional praktis dan keindahan ornamentasi saja, sekarang menunjukkan adanya fenomena
perubahan ke karya-karya yang lebih dinamis, konseptual, kreatif dan inovatif
Ada banyak kemungkinan. Para seniman hidup di langit yang begitu terbuka untuk dijelajahi,
untuk mencari kemungkinan-kemungkinan baru, lalu memilih dan memetik ide-ide yang
dianggap menarik untuk dirangkai dalam sebuah karya seni melalui eksperimen-eksperimen.
Penjelajahan itu biasa disebut eksplorasi. Eksplorasi menjadi bagian yang tak terpisahkan
dalam proses penciptaan karya seni. Eksplorasi menjadi jalan kreatifitas, menghindari
kegiatan pertukangan yang hanya tiru meniru dalam berkesenian.

Dalam bereksplorasi, seniman mencari dan mengumpulkan berbagai macam informasi,


mengamati berbagai gejala, menangkap tanda-tanda, merefleksikan pengalaman-pengalaman
estetika maupun ‘ideologi’.

Ada beberapa tahapan eksplorasi. Tahapan pertama, biasanya seniman menentukan dulu tema
karya yang akan diciptakan. Tema ini kemudian menjadi panduan untuk eksplorasi tahap
kedua, yaitu mencari ragam gerak, suara, dan sebagainya yang nantinya akan menentukan
“bentuk”. “Bentuk” inilah yang nantinya akan dapat ditangkap audiens melalui inderanya.

Banyak orang yang lebih tertarik pada bentuk dan mengabaikan hal-hal yang sifatnya
ideologis. Tidak salah memang. Orang umumnya menikmati kesenian dari segi keindahan
(perasaan), bukan kebenaran-kebenaran logika (akal). Oleh karena itu ada baiknya tema
hanya dijadikan titik acuan yang lentur, jangan sampai membebani karya dan memaksa
audiens berpikir keras. Apalagi karya seni tidak harus bisa dimengerti. Karya seni lebih
berorientasi untuk dirasakan, dinikmati keindahannya,membuat orang terpesona,atau
sebaliknya membuat audiens terkejut dan terteror.

Eksplorasi tahap ketiga dilakukan saat karya seni hendak ditampilkan di depan audiens.
Seniman perlu mengetahui siapa saja audiensya, bagaimana situasinya, lalu apa saja yang
bisa ditambahkan atau disesuakan dari naskah supaya pertunjukan
terasa aktual dan kontekstual.
Proses eksplorasi bisa dilakukan dalam waktu yang lama maupun singkat. Saya sendiri
pernah punya pengalaman membuat karya sehari jadi dan ada pula yang bertahun-tahun saya
rencanakan belum juga terwujud. Bagi saya, yang penting bukan seberapa lama sebuah karya
diciptakan melainkan seberapa kedalaman karya itu baik dari sisi bentuk maupun isi.
Selama bereksplorasi kadang mendapat banyak ide, dan kadang tak mendapat apa-apa. Ide
yang banyak itu pun saat diseleksi dan dirangkai ternyata kadang masih belum memadai
untuk menjadi karya yang lengkap. Tapi, Apa yang sekarang kita anggap tidak berguna siapa
tahu suatu saat akan berguna.

Salah satu kendala dalam membuat karya seni rupa yaitu terbatas dan tidak tersedianya
berbagai perangkat, peralatan dan perlengkapan berkarya.
Dalam unit ini, siswa diajak untuk berpikir memanfaatkan potensi di sekitar mereka untuk
menjawab keterbatasan dan ketidaktersediaan
berbagai perangkat, peralatan dan perlengkapan berkarya. Setelah itu siswa diajak untuk
berani bereksperimen dalam berkarya.
Beberapa pertanyaan pemantik yang dapat dijadikan panduan saat memulai untuk melakukan
eksperimen dalam berkarya:
• Fase Penemuan: Benda/bahan apakah ini? Barang apa yang bisa dibuat dari
benda/bahan ini?
• Fase Eksplorasi: Dengan menggunakan bahan ini, benda apa saja yang dapat
dihasilkan?
• Fase Ekspansi: Variasi barang apa saja yang bisa dihasilkan dengan bahan ini?
• Fase Manifestasi: Jenis barang seperti apa yang akan terlihat estetik jika dibuat
menggunakan bahan ini?
• Fase Transisi: Jika bahan ini digabungkan dengan bahan lainnya, bisa
menghasilkan barang apa?
• Fase Pencerahan: Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan sebelumnya,
akhirnya bisa didapatkan sesuatu pencerahan tentang barang apa yang paling
menarik dan estetik jika dibuat dari bahan tersebut? tidak hanya indah, namun juga
berfungsi dengan baik dan dapat berguna bagi masyarakat luas.
Dengan bereksperimen, siswa dimungkinkan untuk mengeksplorasi kemungkinan-
kemungkinan baru dengan tanpa batasan, dengan bebas dan menemukan sesuatu yang belum
pernah dilakukan sebelumnya.
Dengan menggabungkan bahan yang tersedia di sekitar siswa,
dikombinasikan dengan berbagai macam teknik yang telah dipelajari, sangat memungkinkan
untuk siswa membuat karya seni yang menarik dan kontekstual.
RINGKASAN MATERI
Bab 4
Prinsip Desain dalam karya seni rupa

Pengertian Desain

Desain adalah proses merencanakan dan membuat sesuatu dengan tujuan tertentu. Secara
umum, desain mencakup perencanaan dan pengembangan produk, sistem, atau lingkungan
untuk memenuhi kebutuhan atau memecahkan masalah yang ada. Desain dapat diterapkan
pada berbagai bidang, termasuk arsitektur, desain interior, desain produk, desain grafis, dan
lain-lain. Desain merupakan suatu proses kreatif dalam mengatur elemen visual yang
diintegrasikan dengan prinsip-prinsip estetika dan fungsi. Dan orang yang
memiliki peran penting dalam desain disebut sebagai Desainer. Desainer biasanya bekerja
dengan klien atau pemangku kepentingan untuk memahami kebutuhan dan tujuan mereka,
kemudian merancang dan mengembangkan solusi yang efektif dan efisien. Dalam proses
desain, desainer menggabungkan berbagai elemen seperti bentuk, warna, tekstur, dan fungsi
untuk menciptakan produk atau sistem yang memiliki nilai estetika, fungsionalitas, dan
kesesuaian dengan tujuan yang ditentukan. Desain juga dapat mencakup aspek-aspek lain
seperti pengalaman pengguna, keberlanjutan, dan keselamatan. Desainer harus
mempertimbangkan faktor-faktor lain contohnya keinginan klien juga dalam merancang
produk atau sistem yang memenuhi kebutuhan dan persyaratan yang ada. Dalam konteks
bisnis, desain dapat menjadi faktor yang sangat penting dalam membedakan produk atau jasa
dari pesaing dan mempengaruhi keputusan pembelian pelanggan. Oleh karena itu, banyak
perusahaan berinvestasi dalam desain untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan
mereka.

Desain dalam seni adalah elemen penting dalam menciptakan karya seni yang menarik dan
berkesan. Desain dalam seni mencakup berbagai aspek seperti pengaturan unsur visual seperti
warna, bentuk, tekstur, dan ruang yang digunakan dalam sebuah karya seni. Desain dalam
seni juga berperan penting dalam menciptakan kesan dan emosi pada pemirsa. Karya seni
yang didesain dengan baik akan memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi pemirsa.
Desain dalam seni juga melibatkan teknik pewarnaan dan penggunaan tekstur. Teknik
pewarnaan seperti teknik cat air, cat minyak, pastel, dan lain-lain dapat memberikan efek
yang berbeda pada karya seni. Dalam kesimpulan, desain dalam seni sangat penting untuk
menciptakan karya seni yang menarik dan berkesan. Perlu pemahaman yang baik dalam
pembuatan Desain agar dapat menciptakan karya yang terbaik.
Prinsip Prinsip Seni Rupa

Berikut adalah beberapa prinsip seni rupa yang umum digunakan dan diperkuat oleh pendapat
beberapa ahli. Beberapa pendapat mengenai prinsip lainnya akan dibahas pada tulisan lain
atau akan ditambahkan disini jika memang diperlukan.

Keseimbangan

Keseimbangan adalah kesan kestabilan dari obyek berdasarkan tumpuan atau berat (fisik
maupun meta fisik). Menurut KBBI dalam konteks ilmu fisika (KBBI, 2016)”2. keadaan
yang terjadi apabila semua gaya dan kecenderungan yang ada tepat diimbangi atau
dinetralkan oleh gaya dan kecenderungan yang sama, tetapi berlawanan”. Hal tersebut
berlaku juga bagi karya seni / desain, hanya saja tidak merujuk pada keadaan fisik, tapi lebih
ke kesan visual. Karya yang tidak seimbang akan memberi perasaan yang tidak nyaman saat
dilihat. “Karya seni/desain harus memiliki keseimbangan, agar enak dilihat, tenang, tidak
berat sebelah, tidak menggelisahkan, tidak nggelimpang (jomplang, jw).” (Sadjiman Ebdi
Sanyoto, 2009: 237). Ada beberapa jenis keseimbangan, diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Keseimbangan simetris (symmetrical balance).

contoh keseimbangan simetris – salah satu prinsip seni rupa dan desain

2. Keseimbangan tersembunyi / asimetris (asymmetrical balance).

Meskipun ukuran lingkaran lebih kecil dari persegi, kedua unsur tersebut tetap
seimbang karena lingkaran yang memiliki warna yang jauh lebih kontras.

3. Keseimbangan memancar (radial balance).

contoh keseimbangan memancar

4. Keseimbangan sederajat (obvious balance).

kedua unsur tetap seimbang walaupun berbeda bentuk karena memiliki tinggi dan
lebar yang relatif sama. Jika dilakukan dengan benar, melawan prinsip keseimbangan
dapat menciptakan karya yang dinamis dan memberikan pengalaman estetis yang
berbeda.

Kesatuan / Keselarasan / Harmony

Kesatuan menjadi salah satu prinsip yang penting agar sebuah karya terlihat apik.
Kesatuan/keutuhan adalah kepaduan hubungan antar semua elemen yang disusun dalam
sebuah karya. “Prinsip kesatuan sesungguhnya ialah adanya saling hubungan antarunsur yang
disusun”(Sadjiman Ebdi Sanyoto, 2009, hlm. 213). Kesatuan dapat dicapai dengan berbagai
prinsip seni rupa yang lain seperti yang dipaparkan dibawah ini.
1. Pendekatan kesamaan-kesamaan unsur.
2. Pendekatan kemiripan-kemiripan unsur.
3. Pendekatan keselarasan-keselarasan unsur.
4. Pendekatan keterikatan-keterikatan unsur.
5. Pendekatan keterkaitan-keterkaitan unsur.
6. Pendekatan kerapatan-kerapatan unsur.

Penekanan/Emphasis/Center of Interest

Penekanan adalah area atau obyek yang menarik perhatian lebih dominan dari unsur lain.
Karya yang memiliki fokus utama cenderung akan menarik perhatian pemirsa, dengan
paduan unsur lain seperti irama penekanan akan memancing apresiator untuk memperhatikan
seluruh unsur karya.

Irama/Ritme/Rythm

Definisi irama menurut KBBI: “gerakan berturut-turut secara teratur; turun naik lagu (bunyi
dan sebagainya) yang beraturan; ritme”(KBBI, 2016). Pada seni rupa dan desain (kecuali
media video atau pertunjukan) tidak ada irama yang benar-benar terlihat, karena rupa tidak
bergerak dan tidak memiliki durasi. Tetapi pergerakan maya dan statis dapat terjadi seperti
motif sama yang di salin dan direpetisi/diulang-ulang dengan aturan transformasi tertentu
yang berirama. Irama yang dimaksud adalah perbedaan arah motif, perbedaan posisi unsur
(atas bawah membentuk lengkungan) dan lain-lain. Perhatikan ilalang yang terayun oleh
angina dan membentuk irama visual, meskipun dalam media foto, irama ayunan angin
tersebut tetap tampak

Proporsi

Proporsi adalah perbandingan porsi antar unsur dari suatu obyek. Salah satu contohnya
adalah sudah jelas proporsi antara kepala dan tubuh balita berbeda dengan proporsi orang
dewasa. Perbandingan yang seimbang diperlukan agar obyek tidak terlihat aneh dan lebih
menarik untuk dipandang. Terkadang memainkan proporsi yang tidak seimbang dengan
sengaja akan memberikan dampak yang positif dalam konteks tertentu.

Kontras

Kontras adalah penyusunan dari dua unsur yang saling tumpang tindih (terang lawan gerap
atau tekstur lembut disandingkan dengan tekstur kasar). Ketidakselarasan ini justru
membangun harmony tersendiri karena keduanya saling melengkapi satu sama lain. Kontras
berhubungan dekat dengan unsur gelap terang. Kontras sering digunakan untuk membangun
gaya komunikasi ironi. Kontras juga merupakan salah satu prinsip yang sering digunakan
untuk membangun penekanan.
Kesederhanaan/Simplicity

“Definisi sederhana adalah tidak lebih dan tidak kurang, jika ditambah terasa menjadi ruwet
dan jika dikurangi terasa ada yang hilang.”(Sadjiman Ebdi Sanyoto, 2009: 263). Semakin
sederhana karya/desain yang kita buat tapi tercapai tujuannya, maka semakin efektif karya
yang kita buat. Efektifitas akan memberikan nilai lebih bagi karya kita, karena kecerdasan
seniman/desainer tampak disana.

Kejelasan/Clarity/Discoverability

“Kejelasan (clarity) artinya mudah dipahami, mudah dimengerti, tidak memiliki dua atau
banyak arti.” (Sadjiman Ebdi Sanyoto, 2009, hlm. 263). Prinsip kejelasan lebih cocok untuk
dipakai untuk tata desain. Karena desain adalah seni rupa yang diterapkan untuk kepentingan
orang lain, karena itu desain harus dimengerti oleh orang lain. Walaupun begitu kejelasan
juga dapat diterapkan pada mazhab seni murni tertentu.

7 Prinsip Dasar Desain Grafis:

1. Kesatuan (Unity)
Prinsip pertama adalah kesatuan, yang memiliki arti sebegai salah satu prinsip dasar desain
grafis yang sangat penting.

Apabila tidak adanya kesatuan dalam sebuah karya desain akan terlihat kacau dan tidak
sedap dipandangnya. Prinsip dari kesatuan dalam komposisi adalah semua bagian bentuk
harus saling memiliki keterkaitan.

Keterkaitan bisa diciptakan dari sebuah bentuk lainnya yang saling menghubungkan seluruh
bentuk tersebut atau disebut dengan prinsip hubungan.

Kesatuan membantu membuat elemen-elemen pada sebuah objek saling berdekatan,


sehingga mereka akan terlihat bersatu/milik bersama.

2. Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan secara visual diartikan sebagai suatu kondisi yang sama, baik itu secara
horizontal (kanan-kiri) maupun vertikal (atas-bawah.)

Unsur keseimbangan desain meliputi bentuk, tekstur, nilai, ukuran, dan warna.
Keseimbangan dalam sebuah desain, dibuat agar orang yang dapat dengan nyaman
melihatnya.

Keseimbangan terbagi menjadi dua macam, yakni keseimbangan simetris dan


keseimbangan asimetris.

a. Keseimbangan simetris (formal balance) adalah susunan elemen yang meratakan sisi
pusat atas ke bawah atau dari kiri ke kanan. Keseimbangan ini sifatnya sederhana dan
formal.

b. Keseimbangan asimetris (informal balance) adalah pengaturan berbeda dengan berat yang
sama dari komposisinya pada setiap sisi halaman. Keseimbangan asimetris biasanya banyak
digunakan untuk desain kontemporer atau desain modern.

3. Proporsi (Proportion)
Desain juga harus memenuhi prinsip proporsi yakni perbandingan ukuran yang digunakan
untuk membantu membandingkan panjang dan lebar, antara gambar dengan bidang
gambarnya.

Untuk membuat desain yang proporsional, kalian bisa menggunakan kotak untuk membuat
kerangka dengan margin, kolom, dan jarak sehingga membentuk suatu kekeserasian.

4. Irama (Rhythm)
Selanjutnya ada prinsip irama yang menjadi sebuah pola pengulangan terus menerus secara
teratur, yang dibuat dari adanya unsur-unsur yang berbeda.

Irama dapat mengajak mata kita untuk mengikuti pergerakan objek. Dalam desain, prinsip
irama sesungguhnya adalah hubungan pengulanya dari berbagai bentuk-bentuk indir rupa,
yang menjadi kunci visual ritme.

5. Kontras
Tak kalah penting, terdapat hal untuk menghindari elemen desain dalam satu halaman yang
terlihat sama atau serupa yang disebut dengan kontras.

Kontras diciptakan dari suatu hal yang berbeda, perbedaan tersebut bisa dilihat dari warna
perbedaan ukuran sekarang bentuk dan lain sebagainya.

Terkadang, kontras menjadi visualisasi yang paling menarik perhatian orang dalam melihat
sebuah halaman tersebut.

6. Harmoni
Selanjutnya ada prinsip harmoni atau keserasian yang memiliki fungsi sebagai faktor yang
mengamankan agar suatu desain tidak terkesan terlalu raman.

Jika, kontras memberikan kesan kuat dan aktif sehingga menarik perhatian, harmoni justru
akan menunjukan kesan pasif.

7. Penekanan (Emphasis)
Terakhir, desain perlu memiliki prinsip penekanan yang berarti suatu hal yang menjadi
fokus atau yang mendapatkan perhatian pertama.
RINGKASAN MATERI

Bab 4
Medium Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi

Mengutip buku Pendidikan Seni Rupa Estetik karya Arina Restian (2020: 74), dalam
membuat satu karya seni rupa dua dimensi, medium sangatlah penting. Seorang seniman
harus memiliki keterampilan dan mampu berkreasi berdasarkan inspirasi dalam mengolah
medium seni.
Medium berasal dari kata “media” yang berarti perantara. Istilah medium biasanya
digunakan untuk menyebut berbagai hal yang berhubungan dengan bahan (alat dan bahan)
yang dipakai dalam berkarya seni.
Adapun medium berkarya seni rupa dua dimensi di antaranya:
1. Pensil
Pensil merupakan alat yang sering digunakan dalam membuat gambar secara utuh
ataupun hanya membuat sebuah sketsa. Pensil dibedakan berdasarkan tingkat
kekerasan dan kehitaman yang dihasilkan. Contohnya pensil berkode B, seperti
2B, 3B, sampai 6B. Sementara untuk pensil berkode H dari 2H sampai 6H.
2. Pastel atau Crayon
Jenis media yang satu ini memiliki sifat yang sama walaupun terbuat dari bahan
yang berbeda. Pastel menghasilkan karya dengan warna yang tajam dan kuat,
sedangkan Crayon memiliki warna lebih mengkilap.
3. Pena
Alat gambar dengan media pena biasanya menggunakan media tinta yang terbuat
dari sebiah logam yang memiliki banyak bentuk dan ukuran.
4. Tinta Bak atau Tinta Cina
Tinta yang satu ini memiliki warna yang pekat dan tidak mudah luntur dari air.
Untuk membuat sebuah seni rupa dengan median ini yakni dengan cara
menggunakan sebuah kuas.
5. Cat Bahan
Cat bahan terdiri dari cat air yang bersifat transparan dan cat minyak yang
memiliki sifat mudah kering dan tahan lama.
6. Kuas
Kuas merupakan alat untuk menggoreskan karya pada sebuah kertas atau
kanvas. Adapun ukutan dari sebuah kuas mengikuti kebutuhan sang seniman.
Kuas terbuat dari kayu dengan ujung terbuat dari bulu yang meruncing.
7. Kanvas
Kanvas adalah salah satu media untuk membuat sebuah karya dua dimendi yang
paling lumrah digunakan seorang seniman. Kanvas memiliki bentuk persegi
yang berwarna putih.
8. Palet
Palet merupakan bidang datar yang dibuat untuk mengolah cat. Palet cat air
terbuat dari plastik, sengkan palet untuk cat minyak terbuat dari kayu.
9. Komputer
Komputer menjadi media membuat sebuah karya dua dimensi dengan bantuan
teknologi yang sedang populer. Komputer memungkinkan seorang seniman
membuat teknik gambar beragam
Macam-macam media gambar

Salah satu unsur yang diperlukan dalam menciptakan karya seni adalah media, karena
hanya dengan menggunakan media seorang kreator dapat mewujudkan apa yang
diinginkannya. Dalam seni rupa ada bermacam-macam media yang dapat digunakan.

1. Kanvas

Kanvas adalah bidang datar (panil) yang dipergunakan untuk melukis. Di atas kanvas
tersebut, pelukis mengekspresikan dan memvisualkan segala imagenya. Biasanya
kanvas dibuat dengan bahan dasar kain yang dilapisi cat dasar untuk mencegah
penyerapan cat minyak oleh serat-serat kain dan untuk menutup pori-porinya.

Kita dapat memperolehnya di toko-toko seni rupa. Namun, kita dapat juga membuatnya
sendiri. Secara sederhana pembuatan kanvas dapat dilakukan sebagai berikut.
a. Siapkan selembar kain selebar yang kita inginkan.
b. Sediakan juga spanram (bingkai rentang) untuk membentangkan kain. Spanram ini
dibuat dari bilahan kayu.
c. Sediakan campuran pelapis (sebagai dasar) yang terdiri dari campuran singwit dan
lem sintetis yang biasa digunakan sebagai lem kayu. Dua bahan tersebut dicampur
menjadi pasta dengan perbandingan 3:1. Sebagai pengencer, gunakanlah air. Bahan
dasar tersebut dapat juga diganti dengan plamir kayu.
d. Basahi kain dengan air, kemudian bentangkan pada Spanram hingga kencang dan
rapi.
e. Bentangan kain tersebut kita tutup dengan campuran pelapis dasar dengan
menggunakan kuas hingga rata. Proses ini dilakukan secara berulang-ulang sampai
pori-pori kain tertutup semua.
f. Letakkan hasilnya di tempat yang terkena sinar matahari untuk pengeringan. Maka,
jadilah sudah sebuah kanvas.

2. Spanram
Spanram adalah bingkai yang berguna untuk merentangkan kain yang akan dibuat
kanvas. Spanram ini dibuat dari bilah kayu yang dibuat seperti pigura.

Selain Kanvas yang direntangkan pada spanram, masih ada ratusan jenis media untuk
menggambar baik berupa kertas, kalkir, plastik, karton, kain, kayu lapis, maupun bahan
sintetis. Masing-masing media memiliki karakteristik dan kelebihan masing-masing
tergantung kebutuhan menggambar. Bagi pemula sebaiknya memilih media kertas
terlebih dahulu, karena selain biaya ringan juga mudah banyak di jual di toko. Ada
beberapa jenis kertas yang sering digunakan, yaitu kertas HVS dengan berbagai ukuran,
kertas gambar, atau jenis kertas lain seperti karton, manila, dll.

Anda mungkin juga menyukai