Anda di halaman 1dari 13

1.

2 Rumusan Masalah

a. Bagaimanakah manajemen seni rupa?

b. Bagaimanakah tata cara pameran seni rupa?

c. Bagaimanakah contoh proposal seni rupa?

1.3 Tujuan

a. Untuk mengetahui manajemen seni rupa.

b. Untuk mengetahui tata cara pameran seni rupa.

c. Untuk mengetahui contoh proposal seni rupa.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Manajemen Seni Rupa

A. Metode Penciptaan Karya Seni

Menurut terminologi kata metode dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan sebagai cara teratur
yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki;
cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan. Terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, di dalamnya terdapat
metode/cara dalam mencapainya, karena untuk mencapai suatu kebenaran yang obyektif dalam
mengungkapkan obyek ilmu, tidak dapat dikerjakan secara acak, melainkan dikerjakan secara terstruktur.
Untuk itu diperlukan cara tertentu yang tepat, salah satu cara yang tepat adalah dengan metode/cara
sesuai dengan jenis keilmuannya. Cara itu harus memberi jaminan bagi tercapainya persesuaian antara
yang diketahui atau yang diungkapkan dengan kenyataan dalam obyeknya. Metode keilmuan harus
mampu mengungkapkan bukti-bukti atau tanda kebenaran dari pengalaman yang direspon manusia.
Dengan kata lain metode yang dipergunakan merupakan cara kerja yang tepat, terarah atau teratur dan
benar. Metode dari berbagai disiplin ilmu mempunyai kesamaan, hanya saja yang membedakan adalah
jenis obyek keilmuannya saja. Metode/cara yang digunakan dalam penciptaan seni juga tidak jauh beda
dengan ikmu lain, karena dalam penciptaan seni terdapat tahapan-tahapan yang terstruktur, tertata
melalui perencanaan yang matang.

Berdasarkan obyek penelitiannya, ilmu dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar sebagai berikut :
1. Ilmu yang obyeknya benda alam dengan hukum-hukumnya yang relatif bersifat pasti dan berlaku
umum disebut Ilmu Alam. Obyeknya adalah fakta-fakta alam yang tidak dipengaruhi oleh manusia. Di
samping itu karena hasilnya dirumuskan sebagai kepastian, maka disebut juga Ilmu Pasti atau Ilmu
Eksakta.

2. Ilmu yang obyeknya dipengaruhi oleh manusia termasuk juga manusia itu sendiri, sehingga hukum-
hukumnya tidak sama dengan hukum-hukum alam karena bersifat secara relatif kurang pasti disebut
Ilmu Sosial. Bukti kebenaran ilmu ini tidak dapat diulang-ulang karena dalam setiap pengulangan selalu
terdapat perubahan. Di samping itu karena pendekatannya dipandang sebagai hasil kebudayaan
manusia, maka ilmu ini disebut Ilmu Budaya. Penciptaan karya seni, jika direnunungkan sebenarnya tidak
ada bedanya dengan sebuah penelitian ilmiah. Dalam kajian budaya seni atau seorang peneliti
menganalisis surface structure untuk memperoleh deep structure untuk selanjutnya memaparkan
konteks. Bidang kegiatan penciptaan karya seni rupa, seniman memikirkan dan merenungkan bagaimana
konteks sebagai fenomena yang dipikirkan dapat hadir di dalam surface structure melalui pertimbangan
yang tepat. Dengan demikian ada totalitas dalam berkarya untuk menghadirkan wujud/konteks yang
terwujud tematik. Penciptan karya seni rupa diperlukan metode (cara), atau sebuah perencanaan yang
setimatis sehingga dapat terdeteksi dari tahapan-tahapan yang jelas. Walaupun dalam kenyataan
mengalami perubahan-perubahan yang secara sadar maupun tidak disadari oleh senimannya, hal
tersebut wajar terjadi karena sebuah proses pencipaan. Namun perencanaan menjadi penting untuk
dilakukan seorang seniman dalam menciptakan karya seni karena syarat dengan catatan-catatan
peristiwa penciptaan yang sangat berguna bagi sebuah judul, tema, nilai dan wacana.

Evaluasi/Apresiasi

Improfisasi

Eksplorasi

Konsep

Eksekusi

Karya Seni

Esperimen

Dari bagan di atas dapat dipahami bahwa; Metode atau cara penciptaan memuat uraian yang rinci
tentang cara-cara penciptaan karya seni berikut antisipasi terhadap apa yang mungkin terjadi dalam
sepanjang proses dan bagaimana mengatasinya. Tahapan-tahapan yang perlu dilakukan adalah:
Eksplorasi-Konsep yang dipengaruhi dari faktor intern dan eksteren dan perlu melakukan Improfisasi dan
eksperimen-Eksekusi-Karya Seni rupa-dan Apresiasi/ evaluasi. Seorang seniman perlu untuk melakukan
eksplorasi, karena dalam proses eksplorasi terdapat penggalian sumber penciptaan melalui studi pustaka
dan pengamatan langsung di lapangan untuk memperoleh ide-ide secara empirik (pengalaman). Data
yang diperoleh ditransformasikan ke dalam konsep kekaryaan, yang diteruskan improfisasi dan
eksperimentasi. Eksplorasi yang dilakukan menghasilkan sebuah tema dalam sebuah atau beberapa
karya, dan dapat juga digunakan untuk dijadikan ke dalam sebuah judul pameran tunggal.

B. Konsep Karya Seni

Konsep adalah sebuah pemikiran global kreator yang dituangkan dalam teks secara sestimatis dan
praktis. Konsep diperoleh dari eksplorasi/pengamatan kongkrit dan pengalaman secara empirik sehingga
keperpihakannya jelas. Menurut Mike Susanto dalam bukunya Diksi Rupa dikatakan bahwa; konsep
adalah pokok pertama yang mendasari keseluruhan pemikiran. Konsep biasanya hanya ada dalam pikiran
atau kadang-kadang tertulis secara singkat. Dalam penyusunan ilmu pengetahuan diperlukan
kemampuan menyusun konsep-konsep dasar yang dapat diuraikan terus-menerus, kemampuan abstrak
tersebut dinamakan pemikiran konseptual. Pembentukan konsep merupakan konkritisasi indra, suatu
proses pelik yang mencakup penerapan metode, pengenalan seperti perbandingan, analisis, abstraksi,
idialis, dan bentuk-bentuk deduksi yang pelik. Keberhasilan konsep tergantung pada ketepatan
pemantulan realitas obyektif di dalamnya. Konsep sangat berarti dalam berkarya seni. Ia dapat lahir
sebelum, bersamaan, maupun setelah pengerjaan sebuah karya seni. Konsep dapat menjadi pembatas
berfikir kreator maupun penikmat dalam melihat dan mengapresiasi dalam karya seni. Sehingga kreator
dan penikmat dapat memiliki persepsi dan kerangka berfikir yang sejajar (Mike Susanto, 2002;65).
Konsep yang memuat stetemen seniman tersebut akan memudahkan eksplorasi-eksplorasi selanjutnya
dalam setiap tindakan yang sesuai dengan pandangan atau arah pemikiran kreator sehingga penikmat
(apresiator) bahkan masyarakat luas dapat memahami konsep tersebut. Kegagalan sebuah karya seni
dikarenakan tidak sambungnya komunikasi antara karya maupun konsep perupa/kreator dengan
apresiator. Perkembangan karya seorang perupa/kreator tidak akan dikenali oleh masyarakat seni,
pengamat seni, pecinta seni, dan masyarakat secara umum apabila tidak diinformasikan melaui iven
pameran, maka karya yang telah diciptakan tersebut tidak akan dikenali pula. Di era digital ini memang
pameran tidaklah mutlak untuk dijadikan sarana promosi si-perupa/kreator, masih ada cara lain yaitu
melalui media masa dan internet. Pada kenyataan perupa/kreator tidaklah mampu untuk melakukan
sendiri, ada komponen-komponen lain yang tidak bisa dikerjakan sendiri, diperlukan tim kerja yang dapat
melaksanakan tugas selaras dengan tujuan awal. Perupa/kreator tidak dituntut untuk bisa semuanya,
namun perupa/kreator dapat secara cerdas melihat dan mengetahui fenomena dan perkembangan yang
ada di luar kita. Perlu untuk disadari bahwa pameran yang digelar tidak saja dibarengi dengan wacana
yang bagus, tetapi kata serius sangat diperlukan sekali. Kendati demikian, tidaklah itu saja yang perlu,
melainkan masih perlu dipenuhi antara lain infrastuktur lain yang seperti; gedung pameran yang
repesentatif, media, dan masyarakat. Di Indonesia gedung pameran yang representatif masih dapat
dihitung dengan jari. Bahkan di Jawa Timur dapat dikatakan tidak ada gedung pameran yang memenuhi
persyaratan untuk sebuah pameran seni rupa. Gedung-gedung pameran yang ada di Surabaya saja masih
menggunakan gedung-gedung lama yang disulap menjadi gedung untuk memajang karya-karya
dibeberapa iven pameran sekalipun gawe besar yang bernama festival. Sering kali kita kebingungan
dalam mengawali penciptan karya seni, karena kurangnya data atau respon terhadap fenomena yang
terjadi pada diri kita dan lingkungan. Untuk menciptakan karya seni diperlukan metode/cara yang tepat,
guna memberikan kenyamanan dalam proses, karena dalam proses tersebut dirancang dengan cermat
dan syarat-syarat yang sudah ditentukan terlebih dahulu. Dengan demikian berarti metode penciptaan
tidak saja bertujuan untuk memberikan peluang sebesar-besarnya terhadap terciptanya karya seni,
tetapi juga tidak lepas dari nilai-nilai visual yang mengandung makna.

2.2 Pameran Karya Seni Rupa

A. Manfaat Pameran

Pameran memiliki arti yang penting bagi siswa, yaitu sebagai kegiatan penyajian visual untuk
menyampaikan ide kreatifnya kepada khalayak umum. Melalui apresiasi dari khalayak umum, karya seni
yang ditampilkan akan mendapat penilaian, penghargaan, tanggapan, respon, atau kritikan sehingga
dapat meningkatkan kualitas karya berikutnya. Pameran karya seni rupa tidak hanya dilakukan oleh para
seniman besar saja, namun saat ini sudah banyak seniman cilik yang menampilkan karyanya lewat
pameran kelas atau sekolah. Pameran kelas atau sekolah merupakan kegiatan studi untuk menampilkan
hasil karya siswa.

Kegiatan pameran kelas atau sekolah sangat penting bagi siswa dan memberikan manfaat sebagai
berikut :

· Siswa mampu menunjukkan apresiasinya melalui kreativitas di bidang seni, khususnya seni rupa.

· Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkarya sekaligus sebagai ajang prestasi dan kompetisi di
bidang seni.

· Memperbesar rasa percaya diri siswa sehingga dapat memotivasi kreativitasnya untuk berkarya.

· Melatih siswa berorganisasi dan bekerjasama, mengambil mufakat dengan bermusyawarah, dan
menghormati pendapat orang lain.

B. Jenis-Jenis Pameran

Menurut jenisnya, pameran dapat digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :

1. Pameran umum.

Pameran umum adalah pameran yang diselenggarakan oleh masyarakat luas. Karena pameran ini
bersifat umum, maka siapapun bisa menyelenggarakannya, misalnya seniman atau instansi.

2. Pameran khusus.

Pameran khusus adalah pameran yang diselenggarakan oleh kalangan tertentu, misalnya sekolah
mengadakan pameran kelas atau sekolah. Kegiatan pameran kelas atau sekolah merupakan bagian dari
proses pembelajaran siswa dalam bidang pendidikan seni rupa.

C. Tahapan Persiapan Pameran

Untuk menyelenggarakan pameran kelas atau sekolah dibutuhkan persiapan yang matang agar kegiatan
pameran dapat berjalan dengan lancar. Berikut tahapan persiapan pameran kelas atau sekolah :
1. Tahap perencanaan (persiapan awal)

Tahap perencanaan (persiapan awal) meliputi pembentukan panitia, pembuatan proposal, penyusunan

jadwal, dan tempat.

a. Pembentukan panitia

Panitia adalah kelompok orang yang ditunjuk atau dipilih untuk mengurus suatu kegiatan. Pembentukan
panitia hendaknya dilakukan melalui musyawarah di tingkat kelas yang dipimpin ketua kelas dan di
tingkat sekolah yang dipimpin oleh ketua OSIS. Kepanitiaan pameran di sekolah dapat disusun sebagai
berikut.

Pelindung dijabat oleh kepala sekolah. Tugasnya sebagai penanggung jawab terlaksananya kegiatan
pameran di kelas atau sekolah, baik yang menyangkut urusan ke dalam maupun ke luar.

Penanggung jawab dijabat oleh guru mata pelajaran Kesenian. Tugasnya memberikan arahan dan
bimbingan tentang kegiatan yang akan dilakukan.

Ketua dijabat oleh ketua kelas atau ketua OSIS. Tugasnya mengoordinasi dan memimpin semua kegiatan
yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan pameran.

Wakil ketua dijabat oleh siswa. Tugasnya membantu ketua untuk kelancaran kegiatan pameran.

Sekretaris dijabat oleh siswa. Tugasnya menangani bidang administrasi.

Bendahara dijabat oleh siswa. Tugasnya menangani bidang keuangan.

Seksi-seksi dijabat oleh siswa. Seksi penyeleksi, bertugas menyeleksi karyakarya yang akan dipamerkan.
Seksi dekorasi, bertugas mengatur dan membuat ruang pameran menjadi lebih indah dan menarik. Seksi
dokumentasi, bertugas mendokumentasikan semua yang berhubungan dengan kegiatan pameran. Seksi
publikasi, bertugas mempublikasikan kepada masyarakat tentang pelaksanaan kegiatan pameran. Seksi
keamanan, bertugas menjaga keamanan selama pameran berlangsung sampai berakhirnya pameran.
Seksi usaha, bertugas mencari dana yang dibutuhkan, misalnya dengan mencari sponsor atau donatur.
Seksi perlengkapan, bertugas mempersiapkan semua perlengkapan dan alat-alat yang dibutuhkan
selama pameran berlangsung. Tanggung jawab ini dimulai dari pengadaan sampai pengembalian barang.
Seksi konsumsi, bertugas dan bertanggung jawab berbagai hal yang berkaitan dengan konsumsi.

b. Pembuatan proposal

Sebelum pelaksanaan kegiatan pameran kelas atau sekolah, perlu dibuatkan proposal untuk mendapat
persetujuan pimpinan sekolah. Proposal kegiatan berisi tentang semua hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan pameran kelas atau sekolah mulai dari awal sampai akhir kegiatan.

c. Penentuan tema
Tema merupakan pokok pikiran yang menjiwai seluruh kegiatan. Dalam menentukan tema harus
disesuaikan dengan maksud dan tujuan pameran. Misalnya, “Dengan Pameran Seni Rupa Kita Tingkatkan
Prestasi Belajar dan Kreativitas”. Isi tema bisa disesuaikan dengan momen hari-hari tertentu, misalnya
hari-hari besar nasional.

d. Penyusunan jadwal

Jadwal kegiatan pameran perlu disusun dengan baik dan terprogram agar pelaksanaan kegiatan dapat

berjalan dengan lancar. Pada jadwal tertera hari dan tanggal, waktu, dan jenis kegiatan yang dilakukan.

e. Tempat

Tempat pameran perlu dipersiapkan dengan baik sebelum pelaksanaan kegiatan. Syarat-syarat tempat

pameran yang baik, antara lain strategis, mudah dijangkau, luas, aman, bersih, dan dekat keramaian.

2. Tahap pengumpulan karya

Karya-karya seni yang akan dipamerkan dikumpulkan pada panitia, ketua kelas, atau guru kesenian. Hasil
karya yang terkumpul perlu dikelompokkan sesuai dengan jenis karyanya, baik karya dua dimensi
maupun tiga dimensi.

3. Tahap seleksi karya

Karya yang terkumpul diseleksi kelayakannya sebelum dipamerkan. Dalam proses penyeleksian, dapat
meminta pertimbangan guru kesenian, siswa yang memiliki kelebihan di bidang seni rupa, atau bisa juga
melibatkan seniman, agar karya yang dipamerkan berkualitas.

4. Tahap persiapan akhir (gladi bersih)

Sebelum pelaksanaan pameran, perlu diadakan persiapan akhir atau gladi bersih untuk mengecek
kesiapan akhir panitia. Dengan gladi bersih akan dapat diketahui hal-hal yang perlu diperbaiki.
Pelaksanaan gladi bersih dapat dilakukan satu hari menjelang pelaksanaan pameran.

5. Tahap pelaksanaan pameran

Setelah semua persiapan selesai, pameran kelas atau sekolah dapat dilaksanakan sesuai jadwal yang
telah dibuat. Keberhasilan suatu pameran tergantung darikesiapan dan kerjasama panitia. Jangan sampai
jalannya pameran kacau karena kurangnya koordinasi yang baik.

Pada pameran sekolah, bisa disediakan pemandu pameran untuk memandu pengunjung melihat
kegiatan pameran. Pemandu pameran akan memberikan penjelasan tentang karya-karya yang dipajang
serta menunjukkan tempat dan posisi suatu karya. Salah satu tanda keberhasilan suatu pameran seni
rupa dapat dilihat dari jumlah pengunjung. Maka tiap kelas yang mengadakan pameran dapat berusaha
untuk menarik pengunjung sebanyak mungkin melalui poster dan selebaran.

D. Peralatan dan Perlengkapan Pameran

Ketersediaan peralatan dan perlengkapan sangat diperlukan dalam penataan karya seni rupa yang
hendak dipamerkan. Beberapa peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam pameran kelas atau
sekolah adalah sebagai berikut :

· Sketsel atau panil, digunakan untuk meletakkan karya seni dua dimensi, seperti lukisan, gambar,
atau karya kerajinan hiasan.

· Level, digunakan untuk meletakkan karya seni tiga dimensi, seperti patung, keramik atau kriya.
Bentuk level bisa bervariasi, yang penting dapat membantu penampilan karya agar lebih menarik. Level
bisa dipakai untuk meletakkan satu atau beberapa karya sesuai ukuran.

· Meja dan kursi, digunakan untuk buku tamu dan kursi digunakan untuk para undangan pada saat
acara pembukaan pameran.

· Tata lampu atau pencahayaan, penataan pencahayaan perlu ditata sedemikian rupa agar berfungsi
sebaikbaiknya demi penerangan terhadap karya yang dipamerkan. Tingkat pencahayaan dilakukan
sewajarnya, tidak terlalu terang dan atau terlalu redup. Pencahayaan terutama diarahkan ke karya yang
dipamerkan, bukan ke arah pengunjung. Arah pencahayaanyang tepat juga sangat membantu keindahan
karya.

· Dekorasi ruangan, dibuat untuk mempercantik ruangan pameran, terlebih untuk pameran yang
diadakan di dalam gedung (in door).

· Katalog, dapat dibuat berbentuk brosur atau buku yang berisi informasi tentang materi yang
ditampilkan dalam pameran. Katalog memuat kata sambutan, jenisjenis karya, data peserta pemeran
beserta hasil karyanya (bisa juga diikuti foto).

· Brosur, digunakan untuk sarana informasi dan promosi tentang adanya kegiatan pameran yang
ditulis secara singkat tetapi lengkap. Brosur berupa cetakan kertas yang umumnya terdiri atas beberapa
halaman dalam bentuk lipatan. Brosur dicetak sesuai kebutuhan untuk disebarkan ke masyarakat atau
lingkungan sekolah.

· Buku tamu atau buku kesan dan pesan, diletakkan di meja dekat pintu masuk pengunjung dan
pintu keluar. Dalam buku tamu berisi kolom catatan yang diisi oleh pengunjung tentang kesan dan pesan
atau kritikan terhadap pelaksanaan kegiatan pameran.

· Sound system, diperlukan pada saat acara pembukaan pameran dan selama acara berlangsung bila
ada pemberitahuan penting yang perlu disampaikan kepada panitia ataupun pengunjung.

E. Penataan Karya Seni Rupa


pada penempatan karya sekaligus ruangannya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penataan karya, yaitu sebagai berikut.

1. Penempatan karya seni rupa hendaknya mempertimbangkan rasa aman dan nyaman bagi
pengunjung.

2. Karya dua dimensi dapat dipajang pada sketsel (panil) atau dinding.

3. Karya tiga dimensi diletakkan di atas meja (level). Bila ukurannya terlalu besar, boleh diletakkan di
lantai.

4. Karya kerajinan tangan dapat ditempatkan di meja khusus yang telah disediakan.

5. Penataan lampu diatur agar karya yang dipajang dapat terlihat jelas dan menarik.

Penataan karya seni rupa harus tepat sehingga dapat dinikmati secara optimal oleh pengunjung. Dengan
demikian, proses apresiasi berlangsung dengan baik. Penempatan karya yang kurang tepat akan
menghambat terjadinya proses apresiasi.

Pameran kelas atau sekolah merupakan kegiatan studi untuk menampilkan hasil karya siswa. Menurut
jenisnya, pameran dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pameran umum dan pameran khusus. Tahapan
persiapan pameran kelas atau sekolah meliputi tahap perencanaan (persiapan awal), tahap
pengumpulan karya, tahap seleksi karya, persiapan akhir (gladi bersih), dan pelaksanaan pameran. Tahap
perencanaan meliputi pembentukan panitia, pembuatan proposal, penyusunan jadwal, dan tempat.
Susunan kepanitiaan terdiri atas pelindung, pembimbing, ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan
seksi-seksi. Peralatan dan perlengkapan pameran terdiri atas sketsel (panil), level, tata lampu, dekorasi,
katalog, brosur, buku tamu (buku kesan dan pesan), dan sound system.

2.3 Contoh Proposal Pameran Seni Rupa

I. Pendahuluan

Kita mengetahui bahwa perkembangan seni lukis di Negara ini sangatlah pesat berbagai jenis lukisan
baru bermunculan dimana-mana, ,mereka berlomba menunjukan keunggulan dari setiap lukisan yang
mereka temukan. Maka dari itu kita harus bias melestarikan lukisan tradisional.

Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan prasejarah
memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah mulai membuat
gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan. Sebuah
lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang sederhana seperti arang,
kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua
adalah dengan menempelkan tangan di dinding gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan dedaunan
atau batu mineral berwarna. Hasilnya adalah jiplakan tangan berwana-warni di dinding-dinding gua yang
masih bisa dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini memungkinkan gambar (dan selanjutnya lukisan) untuk
berkembang lebih cepat daripada cabang seni rupa lain seperti seni patung dan seni keramik.

Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti dinding, lantai, kertas, atau
kanvas. Dalam pendidikan seni rupa modern di Indonesia, sifat ini disebut juga dengan dwi-matra (dua
dimensi, dimensi datar).

Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, binatang, dan objek-objek alam
lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari objek yang digambar tidak selalu serupa
dengan aslinya. Ini disebut citra dan itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis terhadap
objeknya. Misalnya, gambar seekor banteng dibuat dengan proporsi tanduk yang luar biasa besar
dibandingkan dengan ukuran tanduk asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang
menganggap tanduk adalah bagian paling mengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra mengenai
satu macam objek menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman budaya masyarakat di daerahnya.

Jadi dalam rangka meningkatkan kemampuan dibidang seni, khususnya seni rupa serta untuk memenuhi
tugas akhir pelajaran seni rupa, karya siswa kelas IX perlu dipandang untuk dipamerkan kreativitas,
kemampuan, dan bakat siswa dibidang seni dan juga perlu terus diasah, ditingkatkan, dan disalurkan
dalam bentuk pameran baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah.

Karena dengan diadakannya pameran ini diharapkan orang yang berkunjung dalam pameran ini dapat
mengapresiasikan karya tersebut, sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuannya untuk menjadi
yang lebih baik .

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka kami selaku kelas IX SMP Negeri 02 Brangsong perlu
memandang untuk mengerjakan kegiatan pameran seni rupa di dalam sekolahan dalam rangka
“Melestarikan seni lukis tradisional”.

II. Nama Kegiatan

“Pameran Seni Lukis Tradisional” SMP Negeri 02 Bandung

III. Waktu Pelaksanaan

1) Hari : Senin - Rabu

2) Tanggal : 24-26 Februari 2016

3) Waktu : 08.00 sampai selesai

IV. Tempat

SMP Negeri 02 Bandung

V. Tema
Melalui kegiatan pameran seni rupa dalam rangka “Melestarikan Seni Lukis Tradisional” di SMP Negeri 02
Bandung, semoga kita dapat meningkatkan kemampuan dan kreativitas siswa dibidang seni khususnya
seni rupa.

VI. Tujuan

1) Sebagai sarana hiburan/rekreasi bagi pemerhati seni, siswa, dan masyarakat

2) Memberikan motivasi pengujung untuk mengambil langkah kongkrit yang bermanfaat dalam
mempelajari kesenian.

3) Memupuk rasa cinta dan mengembangkan budaya nasional.

4) Disekolah sebagai perwujudan hasil praktek akhir dari mata pelajaran seni rupa.

5) Sarana untuk menunjukkan dan mengembangkan talenta (bakat) seni pada siswa dan masyarakat
dengan harapan mendapat pengakuan umum.

6) Sarana prestasi artinya pameran seni rupa merupakan ajang berprestasi, kompetisi, dan timbul
pemikiran untuk berbuat dan berkarya yang baik.

7) Sarana apresiasi artinya dengan melihat pameran seni rupa akan muncul berbagai tanggapan, kritik,
penilaian, sarana penghargaan, dan rangsangan seseorang untuk berkreasi dalam berkarya dan berolah
seni.

8) Sarana edukatif artinya sarana pembelajaran kepada orang lain, menanamkan akan nilai-nilai
keindahan (estetika) dalam lingkup luas, dan mendidik siswa akan keseimbangan batin/rasa dengan
akal/pikiran.

9) Sarana rekreasi artinya pameran dapat untuk sarana hiburan. Dengan melihat pameran timbul rasa
senang, segar, dan menghilangkan kejenuhan dan ketegangan batin dan fisik.

10) Sarana motivasi

11) Sarana komunikasi

VII. Susunan Kepanitiaan

Pelindung : Kepala Sekolah (Lusiana S.Pd.)

Penanggung jawab : Guru Seni Rupa (Asfiyah S.Pd.)

Ketua : Muhammad Choiril Atho’

Wakil ketua : M. Fawwaz Muzakki


Sekretaris : Elok Dwi Fatmawati

Bendahara : Miftachul Huda

Seksi-seksi terdiri dari :

Seksi karya : Zeli Nugroho

Seksi tempat & perlengkapan : Totok Purnomo

Seksi dekorasi & dokumentasi : Hari Mulyono

Seksi acara & konsumsi : Anisa Pratiwi

VIII. Anggaran

1) Pemasukan

Iuran siswa Rp. 10.000 x 214 siswa = Rp. 2.140.000

Subsidi dari sekolah (BDS) = Rp. 1.000.000

Sponsor = Rp. 1.000.000

____________+

Rp. 4.140.000

2) Pengeluaran

Perlengkapan (sounds system, tratak, panggung, kursi, dll) = Rp. 1.900.000

Pergelaran (kerta, figura, paku, kawat, lem, lakban, dll (Pameran))= Rp. 200.000

ATK ( Alat tulis kertas) = Rp. 115.000

Dokumentasi (Video) = Rp. 500.000

Komsumsi Rp. 5.000 x ( 214 siswa + 51 guru) = Rp. 1.325.000

Lain-lain = Rp. 100.000

___________+

Rp. 4.140.000
IX. Susunan Acara Dan Jadwal

Hari I

Hari, tanggal : Senin, 24 Februari 2014

Acara : 1) 08.00-09.00

Pembukaan oleh Kepala sekolah dan Dewan guru

2) 09.00-11.00

Istirahat I : Kunjungan kelas 7A-7C

3) 11.00-14.00

Istirahat II : Kunjungan kelas 7D-7G

Hari II

Hari, tanggal : Selasa, 25 Februari 2014

Acara : 1) 08.00-10.00

Istirahat I : Kunjungan kelas 8A-8C

2) 10.00-13.00

Istirahat II : Kunjungan kelas 8D-8G

Hari III

Hari, tanggal : Rabu, 26 Februari 2014

Acara : 1) 08.00-10.00

Istirahat I : Kunjungan kelas 9A-9C

2) 10.00-13.00

Istirahat II : Kunjungan kelas 9D-9G

3) 13.00-14.00

Penutupan oleh Wakil kepala sekolah

X. Penutup
Demikian proposal ini kami ajukan sebagai laporan. Kami mohon saran dan petunjuk dari kepala sekolah
agar pelaksanaan kegiatan pameran ini dapat berlangsung lancar dan sukses. Amin.

Bandung, 10 Februari 2016

Sekretaris Ketua

(Elok Dwi Fatmawati) Penanggung Jawab (Muhammad Choiril Atho’)

Guru Kesenian

(Asfiyah S.Pd.)

Anda mungkin juga menyukai