Dalam kegiatan pembelajaran seni rupa kita dapat mengembangkan nilai karakter dengan
memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual. Pembelajaran kontekstual
menerapkan sejumlah prinsip belajar, diantaranya ialah :
A. Pembelajaran Seni Rupa berdasarkan prinsip kontuktivisme
Konstruktivisme adalah teori belajar yang menyatakan bahwa seseorang
membangun pemahaman mereka terhadap sesuatu berdasarkan pengalaman-
pengalaman baru dan pengetahuan awal serta kepercayaannya. Dalam
pembelajaran seni rupa, guru dapat mengembangkan pemahaman siswa tentang
konsep-konsep seni rupa secara mendalam melalui pengalaman-pengalaman
belajar otentik dan bermakna melalui pertanyaan-pertanyaan yang dapat
mendorong pemikiran siswa.
Secara umum, tugas guru dalam p-embelajaran konstruktivis adalah
memfasilitasi proses pembelajaran seni rupa dengan cara sebagai berikut:
1. Menjadikan pembelajaran apresiasi dan berkreasi seni rupa bermakna
dan relevan bagi siswa
2. Memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri
dalam berapresiasi maupun berkreasi seni rupa
3. Menyadarkan siswa agar menerapkan strateginya sendiri dalam belajar
berapresiasi dan berkreasi seni rupa.
D. Bertanya
Kegiatan bertanya digunakan untuk menuntun siswa berpikir daripada
sekedar memberi siswa informasi. Hal tersebut juga dilakukan untuk memperdalam
pemahaman siswa. Siswa belajar mengajukan pertanyaan tentang fenomena,
belajar bagaimana menyusun pertanyaan yang dapat diuji, dan belajar untuk saling
bertanya tentang bukti, interpretasi, dan penjelasan. Pertanyaan digunakan guru
untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa.
Dalam pembelajaran seni rupa yang produktif, kegiatan bertanya berguna
untuk:
1. menggali informasi, baik teknis maupun akademis tentang penciptaan dan
pameran seni rupa
2. mengecek pemahaman siswa tentang konsep-konsep seni rupa
3. membangkitkan respon siswa terhadap karya seni rupa
4. mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa tentang makna karya seni
rupa atau teknik penciptaan seni rupa
5. mengetahui konsep-konsep seni rupa yang sudah diketahui siswa
6. memfokuskan perhatian siswa pada karya seni rupa yang sedang dibahas
7. menyegarkan kembali pengetahuan siswa tentang konsep-konsep seni rupa
E. Inkuiri (Inquiry)
Inkuiri adalah proses pembelajaran yang diawali dengan pengamatan dari
pertanyaan-pertanyaan yang muncul. Dalam seni rupa, metode inkuiri dapat
digabungkan dengan kritik seni rupa. Kritik seni rupa mencakup unsur-unsur: (1)
deskripsi, (2) analisis, (3) interpretasi, dan (4) evaluasi. Penggabungan ini dapat
dilaksanakan dalam rangkaian kegiatan sebagai berikut:
1. Merumuskan Masalah
Dalam mengkaji karya seni rupa dapat dirumuskan pertanyaan-pertanyaan
seperti:
Apakah nama atau judulnya?
Siapa penciptanya?
Apakah objek atau temanya?
2. Pengamatan (Observasi) dan Deskripsi
a. Observasi
Observasi dapat dilakukan terhadap karya seni rupa dan proses
pembuatan karya seni rupa. Observasi terhadap hasil karya seni rupa
murni (lukisan, patung, dan seni grafis) dilakukan untuk mengidentifikasi
ciri-ciri objek, bentuk, dan teknik. Objek (tema) misalnya manusia,
pemandangan alam, alam benda, binatang, atau tumbuh-tumbuhan.
Bentuk (komposisi) adalah susunan unsur-unsur seni rupa (garis, bidang,
warna, gelap-terang, tekstur volume, dan ruang). Teknik adalah cara
menggunakan bahan dan alat untuk mewujudkan karya seni rupa.
b. Deskripsi
Deskripsi adalah uraian secara tertulis tentang apa saja yang dapat dilihat
atau diidentifikasi pada karya seni rupa.
Analisis, Interpretasi, dan Evaluasi
Analisis dilakukan untuk memahami hubungan antara objek
(tema), bentuk (komposisi), dan teknik pada suatu karya.
Interpretasi adalah menyimpulkan makna-makna yang
diungkapkan dalam karya tersebut, sedangkan evaluasi adalah
pertimbangan tentang kualitas karya.
Pembuatan Laporan
Deskripsi, analisis, interpretasi, dan evaluasi tersebut diuraikan
secara tertulis dalam bentuk laporan, yang dilengkapi dengan
gambar-gambar seperlunya.
Pengkomunikasian Hasil Kajian
Hasil pengkajian karya seni rupa dapat dikomunikasikan melalui
berbagai bentuk, seperti makalah untuk diskusi kelas, artikel
majalah dinding, artikel intuk blog internet, atau media lainnya.