Anda di halaman 1dari 13

TEKS EKSPOSISI

1. Pengertian teks eksposisi


Teks eksposisi adalah ragam teks yang berfungsi untuk menyampaikan atau memberikan
informasi atau gagasan-gagasan tentang suatu topik permasalahan. Ragam teks eksposisi
dapat dituangkan dalam bentuk lisan maupun tulis. misalnya, diskusi, seminar, debat, artikel
dan berita.
Teks eksposisi memiliki ciri atau karakteristik sebagai berikut:
a) Bersifat informatif (memberikan informasi)
b) Tidak memihak (tidak memaksakan kemauan penulis kepada pembaca).
c) Bersifat objektif, berdasarkan keadaan sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat penulis.
d) Penyampaiannya menggunakan bahasa yang lugas, logis, dan baku.
2. Unsur-unsur teks eksposisi: opini dan fakta
Fakta merupakan suatu peristiwa atau kejadian yang benar terjadi (bukan mitos).
Kebenaran tersebut dapat diverifikasi oleh siapa pun. Fakta bersifat mutlak dan tidak dapat
dibantah. Fakta memuat data, bahan, angka, dan sejumlah komponen informasi nyata.
Opini adalah suatu ide, pikiran atau pendapat yang bersifat subjektif dan kebenarannya
belum dapat dipastikan. Setiap orang bias saja membuat gagasan atau pengamatan yang sama
terhadap fakta, namun pandangan atau opini seseorang dapat berbeda-beda.

Perhatikan perbedaan fakta dan opini dalam tabel berikut!

No. Fakta Opini


1. Sudah teruji kebenarannya di depan Belum teruji kebenaranya.
khalayak umum.
2. Bersifat objektif. Bersifat subjektif.
3. Memiliki data atau bukti yang akurat. Tidak memiliki data atau bukti yang akurat.
4. Peristiwa atau kejadian pernah dilihat Peristiwa atau kejadian belum pernah
khalayak. terjadi, karena hanya pendapat.

3. Pola-pola pengembangan teks eksposisi


Pola Pengembangan yang digunakan dalam teks eksposisi antara lain:
a) Eksposisi Definisi
Pola ini menjelaskan informasi tentang definisi suatu istilah. Paragraf adalah kalimat
atau rangkaian kalimat yang mengungkapkan satu ide pokok boleh dilengkapi dengan ide
penjelas. Ide pokok dituangkan dalam kalimat topik. Ide penjelas dituangkan dalam
kalimat penjelas.
Contoh :
Ozone therapy adalah pengobatan suatu penyakit dengan cara memasukkan oksigen
murni dan ozon berenergi tinggi ke dalam tubuh melalui darah.
b) Eksposisi Proses
Pola ini menjelaskan suatu proses. Proses yang berhubungan dengan terjadinya
sesuatu atau yang berhubungan dengan cara melakukan sesuatu.
Contoh 1:
Terjadinya banjir berawal dari kebiasaan buruk masyarakat yang membuang
sampah di saluran air. Banyaknya sampah di saluran air membuat saluran tidak
berfungsi. Semakin banyak saluran air yang tidak berfungsi semakin besar potensi
terjadinya banjir pada musim penghujan.
Contoh 2:
Ada lima cara untuk mengatasi rasa takut. Pertama, persipankan diri Anda untuk
tidak panik menghadapi situasi apapun. Kedua, pelajari sebaik-baiknya apa yang Anda
hadapi. Ketiga, pupuk rasa percaya diri bahwa Anda mampu mengatasinya. Keempat,
pertebal keyakinan Anda bahwa setiap kesulitan pasti ada jalan kemudahan. Kelima,
belajarlah terus menerus menguasai diri dan mengembangkan kedewasaan berpikir.

c) Eksposisi Klasifikasi
Pola ini menjelaskan pengklasifikasian sesuatu secara rinci.
Contoh 1:
Pemerintah akan memberikan bantuan pembangunan rumah atau bangunan
kepada korban gempa. Bantuan pembangunan rumah atau bangunan tersebut
disesuaikan dengan tingkat kerusakannya. Warga yang rumahnya rusak ringan
mendapat bantuan sekitar 10 juta. Warga yang rumahnya rusak sedang mendapat
bantuan sekitar 20 juta. Warga yang rumahnya rusak berat mendapat bantuan sekitar 30
juta. Calon penerima bantuan tersebut ditentukan oleh aparat desa setempat dengan
pengawasan dari pihak LSM.
Contoh 2:
Para peserta lomba olimpiade yang diajukan oleh setiap sekolah dikelompokan
dalam tiga kategori. Kelompok olimpiade fisika, kimia dan biologi diikuti masing-
masing 2 peserta siswa dari kelas XI IPA. Kelompok olimpiade Astronomi dan Ilmu
kebumian diikuti oleh masing-masing 2 peserta siswa kelas XI IPS. Kelompok
olimpiade komputer dan matematika diikuti masing- masing oleh 2 peserta siswa dari
kelas X.
d) Eksposisi Ilustrasi
Pola ini menjelaskan informasi dengan ilustrasi atau contoh agar informasinya mudah
dipahami.
Contoh 1:
Sampai hari ke-8, bantuan untuk para korban gempa Yogyakarta belum merata.
Hal ini terlihat di beberapa wilayah Bantul dan Jetis. Misalnya, di Desa Piyungan.
Sampai saat ini, warga Desa Piyungan hanya makan singkong. Mereka mengambilnya
dari beberapa kebun warga. Jika ada warga yang makan nasi, itu adalah sisa-sisa beras
yang mereka kumpulkan di balik reruntuhan bangunan. Kondisi seperti ini
menunjukkan bahwa bantuan pemerintah kurang merata.
Contoh 2:
Berbagai upaya dilakukan pemerintah DKI untuk mengatasi kemacetan. Misalnya,
dibangun jalur Bus away yang didesain dengan armada khusus yang cepat, aman dan
nyaman. Dibangun jalan-jalan tol yang membuka banyak akses jalan. Diberlakukan
berbagai kebijakan seperti tri in one (satu mobil minimal berisi tiga penumpang),
penertiban parkir di berbagai tempat dan sebagainya. Meskipun demikian, kemacetan
masih terus terjadi dan menjadi pemandangan sehari-hari di DKI.
e) Eksposisi Perbandingan
Pola ini menjelaskan perbedaan atau persamaan dua hal yang dibandingkan.
Contoh :
Sebenarnya, bukan hanya ITS yang menawarkan rumah instan sehat untuk Aceh
atau dikenal dengan Rumah ITS untuk Aceh (RI-A). Pusat Penelitian dan
Pengembangan Permukiman Departemen Pekerjaan Umum juga menawarkan “Risha”
alias Rumah Instan Sederhana Sehat. Modelnya hampir sama, gampang dibongkar-
pasang, bahkan motonya “Pagi Pesan, Sore Huni”. Bedanya, sistem struktur dan
konstruksi Risha memungkinkan rumah ini berbentuk panggung. Harga Risha sedikit
lebih mahal, Rp 20 juta untuk tipe 36. akan tetapi, usianya dapat mencapai 50 tahun
karena komponen struktur memakai beton bertulang, diperkuat pelat baja di bagian
f) Eksposisi Laporan
Pola ini melaporkan kronologi peristiwa yang terjadi dengan runtut dan rinci.
Contoh :
Pascagempa dengan kekuatan 5,9 skala richter, sebagian Yogyakarta dan Jawa
Tengah luluh lantak. Keadaan ini mengundang perhatian berbagai pihak. Bantuan pun
berdatangan dari dalam dan luar negeri. Bantuan berbentuk makanan, obat-obatan, dan
pakaian dipusatkan di beberapa tempat. Hal ini dimaksudkan agar pendistribusian
bantuan tersebut lebih cepat. Tenaga medis dari daerah- daerah lain pun berdatangan.
Mereka memberikan bantuan di beberapa rumah sakit dan tenda – tenda darurat.

4. Simpulan teks eksposisi berdasarkan gagasan utamanya


Beberapa langkah dalam membuat kesimpulan isi teks eksposisi, antara lain:
a) Membaca teks eksposisi dengan cermat dan teliti.
b) Menentukan informasi-informasi penting.
c) Mencatat pokok-pokok isi teks eksposisi.
d) Menyusun pokok-pokok informasi dalam bentuk kesimpulan.

5. Jenis-jenis paragraf dalam teks eksposisi


Terdapat dua jenis teks eksposisi,yakni :
a) Teks eksposisi Analitik
Teks eksposisi analitik adalah teks yang memaparkan atau menjelaskan mengenai suatu
topik permasalahan. Dalam teks eksposisi analitik juga disajikan pendapat-pendapat atau
argument-argumen yang mendukung topik permasalahan yang dibahas.
Tujuan teks ini adalah meyakinkan pembaca bahwa topik permasalahan yang dibahas
penting dan perlu mendapat perhatian khalayak.
b) Teks eksposisi Hortatori
Teks eksposisi hortatori adalah teks yang memaparkan suatu topik permasalahan
dengan tujuan membujuk pembaca untuk melakukan hal-hal yang disampaikan penulis.
Penulis memengaruhi dan meyakinkan pembaca dengan menyajikan pendapat-pendapat
mengenai topik permasalahan yang dibahas dalam bagian argumentasi.
Tujuannya untuk memberikan pengaruh pembaca agar bersedia melakukan hal-hak
tersebut.

6. Struktur teks eksposisi


Bagan struktur pembangun teks eksposisi:
a. Tesis
Merupakan pendapat atau opini yang menjadi pokok pembicaraan dalam suatu teks
eksposisi.
b. Argumentasi
Merupakan penjelasan pokok permasalah yang dibicarakan dalam suatu teks eksposisi.
Argumentasi adalah isi dari teks eksposisi.
c. Penegasan ulang
Berisi penegasan kembali dari paragraf sebelumnya yang merupakan bagian dari
penutup.
7. Kaidah kebahasaan teks ekposisi

Teks eksposisi menggunakan ciri-ciri kebahasaan. Ciri-ciri kebahasaan apa saja yang digunakan
dalam teks eksposisi? Ciri-ciri kebahasaan yang digunakan dalam teks eksposisi akan diuraikan
berikut.
a. Istilah
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan suatu makna,
konsep proses, keadaan, atau sifat khas dalam bidang tertentu. Dalam teks eksposisi istilah-
istila teknis sering digunakan. Istilah-istilah tersebut digunakan untuk memaparkan argumen
dalam teks eksposisi.
Kadang-kadang arti istilah teknis ini jarang diketahu yai oleh pembaca. Pembaca dapat
menemukan arti istilah-istilah teknis tersebut dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Jika tidak ada, pembaca dapat mencarinya di kamus istilah. Kamus istilah adalah kamus khusus
berisi istilah-istilah di bidang tertentu. Istilah-istilah teknis juga sering diganti menjadi istilah-
istilah populer. Penggantian ini dilakukan agar pembaca awam mudah memahami teks.
Istilah dalam bahasa Indonesia bersumber pada kosakata umum bahasa Indonesia,
kosakata bahasa serumpun, dan kosakata bahasa asing. Proses pembentukan istilah dilakukan
melalui tiga cara sebagai berikut.
1) Pemadanan atau penerjemahan, misalnya busway menjadi jalur bus.
2) Penyerapan kosakata asing, misalnya camera menjadi kamera.
3) Gabungan penerjemahan dan penyerapan, misalnya subdivision menjadi subbagian.

b. Adjektiva

Adjektiva atau kata sifat adalah kata yang menerangkan nomina (kata benda) dan secara

umum dapat bergabung dengan kata lebih dan sangat. Banyak adjektiva dipakai dalam teks

eksposisi. Makna dari kata adjektiva dapat diketahui dengan menggunakan Kamus Besar Bahasa

Indonesia.

C. Afiksasi

Afiksasi atau pengimbuhan adalah proses pembentukan kata dengan cara pemberian

imbuhan baik berupa awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks) afiks gabung, maupun

konfiks pada kata dasar.

Afiksasi memiliki beberapa jenis. Jenis afiksasi sebagai berikut.

1) Prefiks adalah imbuhan yang diletakkan di depan kata.

Contoh: ber, meN-, se, per, pe, dan ter-.

2) Infiks (sisipan) adalah imbuhan yang diletakkan di dalam kata dasar.

Contoh:-el, -er, -em-, dan -in-.

3) Sufiks (akhiran) adalah imbuhan yang diletakkan di belakang bentuk dasar.


Contoh:-an-, -kan-, dan -i-

4) Konfiks adalah imbuhan yang terdiri atas dua unsur, yaitu di depan dan di belakang bentuk

dasar. Konfiks berfungsi sebagai suatu morfem terbagi.

Contoh: ke-an, peN-an, per-an, dan ber-an.

d. Verba dalam Teks Eksposisi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, verba mempunyai arti kata yang menggambarkan proses,
perbuatan, atau keadaan. Verba biasa disebut kata kerja. Menurut bentuknya, verba dapat dibagi
menjadi dua yaitu verba dasar dan verba turunan. Verba dasar merupakan verba yang belum mengalami
proses morfologis (afiksasi, reduplikasi, dan komposisi). Verba dasar masih berupa kata dasar. Contoh
verba dasar adalah mandi, pergi, makan, jatuh, dan turun.

Verba turunan merupakan verba yang telah mengalami perubahan bentuk dasar karena telah
mengalami proses mortologis (baik afiksasi, reduplikasi, maupun komposist). Jadi, verba turunan adalah
verba yang sudah menjadi kata turunan. Contoh verba turunan adalah meminta, membaca, meminum,
dan mengambil.

Verba memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan kata lain. Cirl-ciri verba sebagai berikut.

1) Dalam kalimat, verba berfungsi sebagai predikat atau predikat inti.

2) Verba mengandung makna dasar perbuatan (aksi), proses, atau perbuatan yang bukan sifat
atau kualitas.

3) Verba, khususnya yang bermakna keadaan, tidak dapat diberi imbuhan ter- yang bermakna
‘paling’.

Verba sering digunakan dalam teks eksposisi. Verba yang dipakai dalam teks eksposisi biasanya
mempunyal arti persepsi, misalnya meyakini, percaya, dan optimistis.

Perhatikan contoh berikut!

Kita harus tetap optimistis bahwa abrasi itu bisa dicegah dengan mangrove.

Kata optimistis digunakan untuk memengaruhi atau mengubah persepsi pembaca agar pembaca
mengikuti atau menerima pendapat penulis teks. Dengan demikian, pembaca akan memiliki keyakinan
yang sama dengan penulis, yang akhirnya usulan penulis dapat diterima.

e. Pronomina

Pronomina atau kata gantí adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina.
Pronomina dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu pronomina persona dan pronominal
nonpersona. Berikut akan dijelaskan lebih lanjut mengenai pronomina persona dan pronominal
nonpersona

1) Pronomina Persona

Pronominal persona adalah kata ganti yang mengacu pada seseorang. Pronominal
pesona dapat dibagi menjadí tiga jenis. Jenis-jenis pronomina pesona ronomina persona sebagai
berikut.

a. Pronomina Persona yang Menunjuk Orang Pertama

Pronomina persona tunggal dapat digunakan dalam bentuk tunggal dan jamak. Dalam
bentuk tunggal, bentuk pronomina yang digunakan adalah saya, daku, ku–, dan –ku. Dalam
bentuk jamak, bentuk pronomina yang digunakan adalah kami dan kita.

b. Pronomina Persona yang Menunjuk Orang Kedua

Pronomina persona yang menunjuk pada orang kedua dapat digunakan dalam bentuk
tunggal dan jamak. Dalam bentuk tunggal, bentuk pronomina yang digunakan adalah
engkau, kamu, Anda, dikau, dan -mu. Dalam bentuk jamak, bentuk pronominal yang
digunakan adalah kalian, kamu (sekalian), dan Anda sekalian.

c. Pronomina Persona yang Menunjuk Orang Ketiga

Pronomina persona yang menunjuk orang ketiga dapat digunakan dalam bentuk tunggal dan
jamak. Dalam bentuk tunggal, bentuk pronomina yang digunakan adalah ia, dia, beliau, -nya.
Dalam bentuk jamak, bentuk pronomina yang digunakan adalah mereka dan -nya.

Teks eksposisi merupakan teks ilmiah. Dalam teks eksposisi, penulis harus berhati-hati
menggunakan pronomina atau kata ganti seperti saya dan kita. Sebenarnya penulis dapat
menggunakan pronomina kita atau saya dalam teks ilmiah. Akan tetapi, penulis tidak boleh
meletakkan pronomina itu di sembarang tempat.

Perhatikan kutipan berikut ini!

a. Dengan menjaga sungai agar tetap bersih, kita harus melakukannya dengan tindakan yang
terkecil terlebih dahulu, misalnya tidak membuang sampah di sungai.

b. Saya yakin kabut asap akibat kebakaran hutan di Indonesia dapat diatasi secara perlahan jka
seluruh pihak menjaga dan merawat hutan.

2) Pronomina Nonpersona (Pronomina Penunjuk)


Pronomina penunjuk adalah pronomina yang dipakai untuk menunjukkan sesuatu.
Pronomina penunjuk dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu pronomina penunjuk umum,
pronomina penunjuk tempat, dan pronomina penunjuk ihwal.

Pronomina penunjuk umum menggunakan kata ganti ini atau itu. Kata ganti ini
digunakan untuk mengacu pada acuan yang dekat dengan pembicara, ke masa yang akan
datang, atau ke informasi yang akan disampaikan. Kata ganti itu digunakan untuk mengacu pada
acuan yang agak jauh dari pembicara atau penulis, ke masa lampau, atau ke informasi yang jauh
dari pembicaraan penulis.

Pronomina penunjuk tempat digunakan untuk menunjuKan letak suatu tempat.


Pronomina penunjuk tempat menggunakan kata ganti sini, situ, atau sana. Kata ganti sini
digunakan untuk menunjukkan tempat yang dekat dari pembicara. Kata ganti situ digunakan
untuk menunjukkan tempat agak jauh dari pembicara. Kata ganti sana digunakan untuk
menunjukkan tempat yang jauh dari pembicara.

Pronomina penunjuk ihwal digunakan untuk mengacu suatu kejadian. Pronomina


penunjuk ihwal menggunakan kata ganti begini, begitu, atau demikian. Kata ganti begini
digunakan untuk menunjuk sesuatu yang dekat. Kata ganti begitu digunakan untuk menunjuk
sesuatu yang jauh. Kata gantu demikian digunakan untuk menunjuk sesuatu yang dekat dan
jauh. Dekat dan jauh dalam hal ini ditinjau dari aspek psikologi.

Perhatikan kutipan berikut ini!

Kawasan perairan di Laut Selatan Jawa saat ini sudah mulai mengalami pemutihan (bleaching) terumbu
karang yang diikuti oleh kawasan perairan di sekitar Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Nusa Tenggara
Barat (NTB). Kondisi itu terjadi karena saat ini terjad peningkatan suhu di perairan lepes yang menandai
dimulainya musim Super El Nino. Pemutihan karang terjad kalika zooxanthella keluar dari karang karena
penyebab utama naiknya suhu laut. Kondisi ini ditendai dengan memudarnya warna seluruh karang
menjadi putih. Pada tingkat lanjut memutihnya karang ini akan diikuti oleh kematian karang.

f. Konjungsi dalam Teks Eksposisi

Konjungsi adalah kata yang digunakan untuk menghubungkan satu unsur dengan unsur

lain. Konjungsi disebut juga kata penghubung. Dalam tataran kata, konjungsi termasuk kategori

ata tugas. Sebagai bagian kata tugas, konjungsi merupakan kata nonreferensial. Dengan kata

lain, konjungsi tidak mengacu benda tertentu di luar bahasa. Dalam teks eksposisi, konjungsi

digunakan untuk memperkuat argumentasi, menata argumentasi dari yang paling kuat ke yang

paling lemah atau sebaliknya, dan menciptakan struktur teks eksposisi yang bagus. Konjungsi
yang digunakan dalam teks eksposisi adalah konjungsi antarkalimat, konjungsi koordinatit,

konjungsi subordinatif, dan konjungsi korelatif.

Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang menghubungkan kalimat dengan kalimat.

Konjungsi antarkalimat terletak di awal kalimat. Konjungsi tersebut diakhiri dengan tanda

Koma untuk memisahkan dengan kalimat yang menyertai. Konjungsi antarkalimat terdiri atas

beberapa bagian sebagai berikut.

1) Konjungsi antarkalimat 'pertentangan'

Contoh:

akan tetapi, namun, biarpun demikian, sekalipun demikian, walaupun demikian, meskipun

demikian, sungguhpun demikian

2) Konjungsi antarkalimat 'waktu'

Contoh:

kemudian, sesudah itu, setelah itu, sebelum itu, selanjutnya

3) Konjungsi antarkalimat 'penambahan'

Contoh:

tambahan pula, lagi pula, selain itu

4) Konjungsi antarkalimat 'pembalikan'

Contoh:

sebaliknya

5) Konjungsi antarkalimat 'keadaan'

Contoh:

sesungguhnya, sebenarnya

6) Konjungsi antarkalimat 'penguatan'

Contoh:

malahan, bahkan
7) Konjungsi antarkalimat "keeksklusifan' dan 'keinklusifan'

Contoh:

kecuali itu

8) Konjungsi antarkalimat 'konsekuensi'

Contoh:

dengan demikian

9) Konjungsi antarkalimat 'akibat'

Contoh:

oleh karena itu, oleh sebab itu

Konjungsi lain adalah konjungsi subordinatif. Konjungsi subordinatif adalah konjungsi

yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang tidak berkedudukan sama. Satu klausa

berkedudukan sebagai induk kalimat. Klausa lain berkedudukan sebagai anak kalimat. Induk

kalimat adalah kalimat yang dapat berdiri sendiri. Sementara itu, anak kalimat tidak dapat

berdiri sendiri sehingga harus bergabung dengan induk kalimat. Konjungsi subordinatif

digunakan pada kalimat nomor 7), yaitu konjungsi jika.

Konjungsi subordinatif memiliki jumlah anggota lebih banyak daripada konjungsi lain.

Konjungsi subordinatif dapat dibagi sebagai berikut.

1) Konjungsi subordinatif 'waktu

Contoh:

sejak, semenjak, sedari, sewaktu, ketika, tatkala, sementara, begitu, seraya, selang, selama

sambil, demi, setelah, sesudah, sebelum, sehabis, selesai, seusai, hingga, sampai

2) Konjungsi subordinatif'syarať'

Contoh:

jika, kalau, jikalau, asalkan, bila, manakala

3) Konjungsi subordinatif 'pengandaian'


Contoh:

andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya

4) Konjungsi subordinatif 'tujuan

Contoh:

agar, supaya, biar

5) Konjungsi subordinatif 'konsesif

Contoh:

biarpun, meskipun, walaupun, sekalipun, sungguhpun, kendatipun

6) Konjungsi subordinatif 'pembandingan'

Contoh:

seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, alih-

alih

7) Konjungsi subordinatif 'sebab'

Contoh:

sebab, karena, oleh karena, oleh sebab

8) Konjungsi subordinatif 'hasil'

Contoh:

sehingga, sampai-sampai, makanya

9) Konjungsi subordinatif 'alat

Contoh:

dengan, tanpa

10) Konjungsi subordinatif'cara'

Contoh:

dengan, tanpa

11) Konjungsi koordinatif "komplementasi


Contoh:

bahwa

12) Konjungsi subordinatif 'atributif'

Contoh:

yang

13) Konjungsi subordinatif'perbandingan

Contoh:

Selain konjungsi dinatif, subordinatif, antarkalim

sama...dengan, lebih...daripada imat, dan an arparagraf, adap

onjungsi kor

Kan dua bagian yang berstatus sama. ntn KOnjungsi koKonjunesDula

konjungsi lain, yakni konjungsi korelatif.

menghubungkan dua bagian yang bersd uskan hanya..., melainkan f adalah

..; dan jangankan...

bd aa.. sehingga.. sedemikian. rupa.. . sehingga.. .; entan . entah

maupun,.,.; tidak hanya..., tetapi jugu*

Juga di c ass di kutub utara tidak hanya memengaruhi ek

l pun ruhi ekosistem di kutuh

Perhatikan contoh berikut inil

Fenomena mencairnya es

utara, tetapl Juga di dunia pada umumnya


8. Langkah-langkah menyusun teks eksposisi
9. Menyunting teks eksposisi

Anda mungkin juga menyukai