Anda di halaman 1dari 29

NAMA :

1. Annisa Rimayandini
2. Arya Naufal
3. Hasna Farida
4. Muhammad Rifqi
5. Nur Asikin
6. Rafif Pradipta
Pengertian Teks Editorial

Fungsi Teks Editorial

Tipe Teks Editorial

Struktur Teks Editorial

Ciri dan Kaidah Kebahasaan Teks


Editorial
PENGERTIAN TEKS
EDITORIAL

Teks editorial adalah teks


yang berisi pendapat pribadi
seseorang terhadap suatu
isu/masalah aktual. Isu
tersebut meliputi masalah
politik, sosial, atau pun
masalah ekonomi yang
memiliki hubungan secara
signifikan dengan politik.
FUNGSI TEKS EDITORIAL

1. Menjelaskan berita dan akibatnya kepada


masyarakat
2. Mempersiapkan masyarakat akan
kemungkinan yang terjadi
3. Mengisi latar belakang dari isu dengan
kenyataan sosial dan faktor yang
mempengaruhinya.
4. Meneruskan penilaian moral tentang isu
tersebut.
1. Interpretative editorial, yang misi utamanya adalah untuk
menjelaskan isu atau topik dengan memberikan fakta-fakta dan
figur untuk memberikan pengetahuan.

2. Controversial editorial, yang dibuat untuk meyakinkan pembaca


pada keinginan atau kepercayaan pada suatu isu. Biasanya dalam
editorial jenis ini, pendapat yang berlawanan akan digambarkan
lebih buruk.

3. Explanatory editorial, adalah editorial yang menyajikan masalah


untuk dinilai para pembaca. Biasanya tujuan teks ini adalah untuk
mengidentifikasi masalah, dan membuka mata masyarakat untuk
lebih memperhatikan suatu isu.
STRUKTUR TEKS EDITORIAL

1. Pernyataan pendapat

Pernyataan pendapat atau tesis adalah bagian yang berisi


tentang pandangan atau sudut pandang penulis pada
permasalahan yang dibahas. Biasanya ini mengacu pada
bentuk pernyataan atau teori yang diperkuat dengan
argumen.
2. Argumentasi
Argumentasi adalah bentuk bukti atau alasan yang dapat
digunakan untuk memperkuat pernyataan dalam sebuah tesis,
walaupun begitu argumentasi juga dapat digunakan untuk
menolak sebuah pendapat. Argumentasi dapat berupa generalisasi
atau pernyataan umum, data hasil pernyataan, pernyataan para
ahli ataupun fakta yang didasari oleh referensi yang terpercaya.
Pernyataan Ulang Pendapat

Pernyataan/penegasan ulang pendapat atau Reiteration


adalah bagian teks editorial yang berisi tentang
penguatan kembali pendapat yang sudah di tunjang oleh
fakta dalam argumentasi. Pernyataan ulang pendapat
terdapat pada bagian akhir teks.
CIRI CIRI TEKS EDITORIAL
• Teks Editorial merupakan tulisan yang berisi fakta umum atau
juga pendapat pribadi dari penulis terhadap suatu pembahasan.
• Tulisan yang terkandung dari teks editorial bersifat analisis.
• Tertulis secara logis di dalam penyampaian pendapat.
• Penulisannya dalam perspektif tertentu bertujuan untuk
mengungkapkan suatu pendapat. Dimana jika kita melihat dari
perspektif yang berbeda, sebuah kebenaran yang dituliskan
tersebut dapat bermakna lain ataupun sebaliknya.
• Penulisan teks editorial biasa dimulai dengan pemaparan fakta
secara umum, lalu dilanjutkan dengan pemaparan pendapat.
Namun hal ini bisa saja terjadi sebaliknya. Untuk lebih mengerti
hal ini kalian bisa menyimak di bagian struktur teks editorial.
• Teks editorial hamper sama dengan teks argumentatif karena
berisi pemaparan sebuah argument, gagasan, ataupun
pendapat.
• Penggunaan kaidah kebahasaan yang berbeda sehingga kalian
lebih mudah dalam membedakannya. Untuk kaidah
kebahasaan bisa kalian simak pada penjelasan berikut di
bawah.
KAIDAH KEBAHASAAN TEKS EDITORIAL

 Adverbia
1. Kata keterangan tempat
Keterangan tempat adalah suatu jenis kata yang memberikan/
menjelaskan informasi tentang suatu tempat atau lokasi. Contoh kata
keterangan tempat adalah sebagai berikut :
a. Ayah menjemur sepatu diteras.
b. Aisyah jogging ditaman.
c. Ibu menaruh sendal di rak.
d. Disini tempat aisyah dan ogi bertemu.

2. Kata keterangan waktu


Keterangan waktu adalah suatu jenis kata keterangan yang
memberikan/ menjelaskan tentang suatu informasi berlangsungnya
sesuatu pada waktu tertentu. Contoh kata keterangan waktu
adalah sebagai berikut :
a. Besok siang saya akan berangkat.
b. Siang nanti saya akan berkunjung ke taman safari.
c. Saya akan ke samarinda lusa nanti.
d. Pembukaan acara market job fair dimulai besok pagi.
3. Kata keterangan alat
Keterangan alat adalah suatu jenis kata keterangan yang memberikan/
menjelaskan tentang alat apa yang digunakan seseorang dalam melakukan
sesuatu hal. Contoh kata keterangan alat adalah sebagai berikut :
a. Ayah berangkat kerja dengan mobil.
b. Aisyah membawa buah dengan keranjang.
c. Azriel pergi ke kampus dengan motor.
d. Rian memukul bola kasti dengan tongkat.

4. Kata keterangan syarat


Keterangan syarat adalah suatu jenis kata keterangan yang memberikan/
menjelaskan tentang hubungan persyaratan. Contoh kata keterangan syarat
adalah sebagai berikut :
a. Seandainya kamu tidak berbohong, aku pasti memilihmu.
b. Aku akan menerimamu asalkan kamu mau berubah.
c. Seandainya dia menerimaku, aku sangat merasa bahagia.
d. Aku bisa saja kembali ke rumahmu jikalau kamu memaafkan semua kesalahanku
5. Kata keterangan sebab
Keterangan sebab adalah suatu jenis kata keterangan yang memberikan/
menunjukkan tentang penyebab mengapa sesuatu hal bisa terjadi. Contoh kata
keterangan sebab adalah sebagai berikut :
a. Ayah marah karena azriel bertengkar dengan adiknya.
b. Aisyah sangat sedih sekali karena bonekanya hilang.
c. Aisyah tidak diterima kerja di toko itu lagi, sebab sering melakukan kesalahan.
d. Azriel takut keluar malam, sebab sering dimarahi oleh ibu.
 Konjungsi
Konjungsi atau dikenal sebagai kata sambung merupakan suatu bentuk kata yang
digunakan untuk menghubungkan antara kata/ungkapan/kalimat satu dengan yang
lainnya serta tidak memiliki maksud dan tujuan tertentu.
Konjungsi tidak dihubungkan dengan objek, konjungsi tidak menerangkan kata,
konjungsi hanya menghubungkan kata-kata atau kalimat-kalimat dan sebagainya.
Adapun beberapa contoh terebut adalah sebagai berikut:

 Konjungsi Antar Kalimat (

1. Konjungsi yang menyatakan pertentangan, biasanya digunakan untuk


mengungkapkan gagasan dan tanggapan dalam diskusi.
Contoh katanya :
• biarpun demikian/begitu,
• sekalipun demikian/begitu,
• walaupun demikian/begitu,
• meskipun demikian/begitu.
Contohnya dalam kalimat “Kami kurang setuju dengan usulan dia. Biarpun begitu kami
tetap menghargainya”.
2. Konjungsi yang menyatakan lanjutan dari peristiwa atau keadaan pada
kalimat sebelumnya.
Contoh katanya :
• sesudah itu,
• setelah itu,
• selanjutnya.
Contohnya dalam kalimat, “Kami akan memulai perjalanan ini dengan berjalan ini
dengan berjalan kaki, sesudah itu, kami akan beristirahat di rumah penduduk”.

3. Konjungsi yang menyatakan kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya.


Contoh katanya :
• sebaliknya.
Contohnya dalam kalimat, “Kita jangan terus menebang pohon-pohon di hutan
ini. Sebaliknya, kita harus menanam pohon baru”.

4. Konjungsi yang menyatakan keadaan yang sebenarnya.


Contoh katanya : sesungguhnya dan bahwasannya.
Contohnya dalam kalimat “Kita dilanda banjir besar tahun ini. Sesungguhnya,
bencana ini telah kita ramalkan tahun kemarin”.
5. Konjungsi yang menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya.
Contoh katanya :
• malahan
• bahkan.
Contohnya : “Rumah-rumah di Kalimantan kebanyakan didirikan di tepi
sungai. Bahkan, ada kampung di tengah laut yang dangkal”.

6. Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya.


Contoh katanya :
• namun
• akan tetapi.
Contoh kalimatnya, “Keadaannya memang sudah aman. Akan tetapi, kita
tetap harus waspada”.

7. Konjungsi yang menyatakan konsekuensi.


Contoh katanya :
• dengan demikian.
Contoh dalam kalimat “Kamu telah setuju dengan persyaratan ini. Dengan
demikian, kamu pun harus menanggung semua risikonya”.
8. Konjungsi yang menyatakan akibat.
Contoh katanya :
• oleh karena itu
• oleh sebab itu.
Contoh dalam kalimat “Kami sudah melarang mereka berburu di hutan, tetapi mereka
tetap nekat. Oleh karena itu, biar mereka rasakan sendiri akibatnya”.

9. Konjungsi yang menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya.
Contoh katanya :
• sebelum itu.
Contoh dalam kalimat, “Polisi hutan menangkap dua pemburu liar. Sebelum itu, mereka
menangkap lima orang pemburu liar.
 Konjungsi Koordinatif
Kata penghubung koordinatif berfungsi sebagai penghubung unsur kalimat yang
kedudukannya sama. contohnya :
• dan,
• Namun
• tetapi,
• atau,
• padahal,
• Sedangkan,
• serta.
Contoh kalimat:
1. Ibu membeli semangka, jeruk, dan apel.
2. Udin ingin membeli ponsel, sedangkan Reza ingin membeli komputer.
3. Ridho bingung mau memilih jurusan IPA atau IPS.
 Konjungsi Korelatif

Kata penghubung korelatif adalah konjungsi yang dalam penggunaannya berupa


kata berpasangan. Fungsinya sebagai sama seperti konjungsi koordinatif.
Contoh:
• jangankan …, … pun
• baik … maupun
• sedemikian rupa … sehingga
• bukan hanya …, melainkan
• tidak hanya …, tetapi juga
• apakah … atau

Contoh kalimat:
1. Jangankan motor, mobil pun bisa ia beli.
2. Baik Lena maupun Reina, keduanya sama-sama pintar bahasa Inggris.
 Kosakata
Kosakata adalah perbendaharaan kata-kata. Supaya teks opini mampu
meyakinkan pembaca, diperlukan kosakata yang luas dan menarik. Biasanya
konten teks opini yang menarik tersebut mencakup hal-hal sebagai berikut.


Aktual : sedang menjadi pembicaraan orang banyak atau baru saja terjadi.
• Fenomenal : luar biasa, hebat, dan dapat dirasakan pancaindra.
• Editorial : artikel dalam surat kabar yang mengungkapkan pendirian editor atau
pemimpin surat kabar.
• Imajinasi : daya pikir untuk membayangkan (dalam angan-angan).
• Modalitas : cara pembicara menyatakan sikap terhadap suatu situasi dalam
komunikasi antar pribadi (barangkali, harus, dan sebagainya).
• Nukilan : kutipan atau tulisan yang dicantumkan pada suatu benda.
• Tajuk Rencana : karangan pokok dalam surat kabar.
• Teks Opini : teks yang merupakan wadah untuk mengemukakan pendapat atau
pikiran.
• Keterangan Aposisi : keterangan yang memberi penjelasan kata benda. jika
ditulis, keterangan ini diapit tanda koma atau tanda pisah atau tanda kurung.
• Keterangan Pewatas : keterangan tambahan yang memberi keterangan kata
benda, tetapi tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan seperti kata
keterangan aposisi.
 Verba
Di materi ini kita diperkenalkan verba baru lagi yaitu Verba Material , Verba
Mental, dan Relasional.
• Verba Material
verba material adalah kata kerja yang menunjukan aktifitas fisik yang dapat
dilihat secara nyata contohnya menari,membaca, dan menulis. struktur kalimat
dari verba material adalah

Subjek(aktor) + Verba Material + objek(sasaran)

Contoh kalimat :
Ibu memasak nasi
Kata Ibu sebagai Subjek(aktor), memasak sebagai verba materialnya, dan nasi
adalah sebagai objek(sasaran).
• Verba Relasional
verba relasional lebih menekankan pada verba atau kata kerja yang
berfungsi sebagai penghubung antara subjek dan pelengkap. kalimat yang
mengandung verba relasional harus memiliki pelengkap, jika tidak maka
kalimatnya akan terlihat rancu. struktur kalimat dari verba relasional adalah :

Subjek + Verba relasional + pelengkap

Contoh Kalimat :
Kakak merupakan anak tertua
Kakak sebagai Subjek, merupakan sebagai verba relasional, dan anak tertua
merupakan pelengkap yang harus ada.

• Verba Mental
verba mental adalah verba yang digunakan untuk mengajukan klaim.

Contoh
1. Banyak orang tua yang merasa khawatir terkena demam
2. Menurut pendapat saya, pengedaran narkoba di indonesia sudah
dikategorikan siaga satu
Pernyataan pendapat/tesis

Di bawah ini merupakan sudut pandang penulis terhadap


isu/masalahnya. Isu yang diangkat yaitu pelaksanaan ujian
nasional daring. Kemudian ditambahkan beberapa kalimat
yang menegaskan sudut pandang penulis.

Beberapa bulan lagi ujian nasional akan dilaksanakan di


tingkat SD hingga SMA. Kemendikbud menambahkan aturan
baru yaitu pelaksanaan ujian nasional secara online di
beberapa sekolah. Dilihat dari keadaan dan situasi lapangan
saat ini, rencana ini belum tepat dan perlu dipertimbangkan
kembali karena permasalahan seperti infrastruktur yang
belum merata dan kurangnya pengetahuan dari tenaga ahli di
beberapa sekolah.
Argumentasi
Di bawah ini merupakan argumen yang berisi pernyataan umum
yang menguatkan pernyataan pendapat/tesis.

Padahal hal ini sangatlah baik. Jika pelaksanaan ujian nasional


online tetap dilaksanakan, maka beberapa sekolah akan kesulitan karena
tidak adanya infrastruktur yang memadai seperti komputer, akses
internet, dan listrik. Coba bayangkan ketika ada sebuah sekolah yang
mempunyai 250 siswa yang akan mengikuti ujian nasional, maka berapa
jumlah komputer yang dibutuhkan oleh pihak sekolah untuk
melaksanaan ujian nasional ini?

Tentunya membutuhkan komputer yang banyak. Apabila tetap


dipaksakan, maka salah satu caranya yaitu dengan menggunakan
komputer secara bergiliran. Tetapi hal ini rentan akan timbulnya
kecurangan dalam ujian nasional. Selain itu kurangnya tenaga ahli di
beberapa sekolah juga menjadi masalah, karena pasti beberapa sekolah
akan bingung dalam pelaksanaan karena tidak mengerti bagaimana
melaksanakannya.
Penegasan Ulang Pendapat
(Reiteration)
Di bawah ini merupakan penegasan ulang pendapat yang
sudah dibicarakan diawal. Terutama dalam hal infrastruktur.

Sudah semestinya jika pemerintah ingin melaksanakan


ujian nasional secara online, pemerintah harus menjamin
ketersediaan infrastruktur yang mendukung serta tidak
terburu-buru dalam melaksanakannya. Pemerintah juga harus
melakukan sosialisasi langsung ke sekolah-sekolah yang jauh
sebelum ujian nasional agar tidak menimbulkan masalah
seperti yang telah diuraikan di atas.

Anda mungkin juga menyukai