Anda di halaman 1dari 8

[25/12 17:24] -: Unsur Paragraf

1. Topik / gagasan utama

Topik atau gagasan utama yaitu unsur yang paling penting karena unsur inilah yang menjadi jiwa atau isi
dari keseluruhan paragraf. Unsur – unsur ini biasanya berupa masalah atau gagasan pengarang yang
ingin disampaikan kepada para pembacanya.

2. Kalimat Utama

Unsur pembangun paragraf yang kedua adalah kalimat utama. Kalimat ini adalah kalimat yang
mengandung suatu gagasan utama yang diletakan secara tersirat. kalimat utama adalah sebuah kalimat
yang sifatnya umum. Hal ini dikarenakan supaya dapat dikembangkan kembali dengan kalimat – kalimat
penjelas.

3. Kalimat pendukung

Kalimat pendukung yaitu suatu kalimat yang mengandung gagasan – gagasan penjelas. Kalimat ini
mempunyai fungsi untuk menguatkan atau mendukung gagasan utama yang ada pada kalimat utama
dengan cara memberikan data berupa fakta, contoh, opini, dan lain – lain.

4. Transisi

Supaya menjadi sebuah paragraf yang padu, kalimat – kalimat di dalam paragraf disusun dengan
menggunakan transisi atau konjungsi. Ada dua macam konjungsi yang biasa dipakai, yakni konjungsi
antar kalimat dan konjungsi intra kalimat.

Konjungsi intra kalimat yaitu kata sambung yang menghubungkan antara induk kalimat dan anak
kalimat. Contohnya yaitu “dan”, “tetapi”, “karena”, “agar”, dan lain sebagainya.

Konjungsi antar kalimat yaitu sebuah konjungsi yang menghubungkan antara kalimat – kalimat yang ada
di dalam paragraf. Contohnya yaitu ; “Lagi pula”, “Oleh karena itu”, “Terlebih lagi”, “Namun”,
“Disamping itu”, dan lain – lain.

5. Penegas

Unsur yang terakhir yaitu penegas. Unsur ini tidak terlalu penting di dalam sebuah pargraf karena tidak
semua paragraf mempunyai penegas. Fungsi dari penegas ini yaitu untuk menambah daya tarik sebuah
paragraf , menghindari kebosanan saat membacanya, dan sebagai penegas atau pengulang gagasan
utama.

Syarat Paragraf

Paragraf yang baik merupakan paragraf yang dapat menyampaikan pikiran dengan baik kepada
pembaca. Adapun syarat dari paragraf yakni harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :.

1. Kesatuan (Unity)

Yang dimaksud kesatuan yakni suatu paragraf harus dibangun dengan satu pikiran yang jelas. Satu
pikiran tersebut diuraikan ke dalam bentuk pikiran pokok dan beberapa pikiran jelas. Hubungan pikiran
yang satu dengan pikran lainnya menandakan bahwa paragraf tersebut sudah mempunyai kesatuan

2. Kepaduan (Koherensi)

Kepaduan terwujud dari hubungan kompak antar kalimat pembentuk paragraf. Kepaduan yang baik
terjadi jika hubungan timbal balik antar kalimat wajar dan mudah dipahami. Ada beberapa cara supaya
paragraf mempunyai kepaduan yang kompak, yakni dengan memakai kata ganti, kata penghubung, serta
perincian dan urutan pikiran.

3. Kelengkapan

Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang
kalimat pokok.

[25/12 17:36] -: Kalimat efektif adalah jenis kalimat yang disusun berdasarkan dengan kaidah – kaidah
yang berlaku, dan juga unsur – unsur penting yang harus dimiliki dalam setiap kalimat yaitu subjek dan
predikat (kata kerja). Kalimat ini sangat memperhatikan ejaan kata yang disempurnakan dan juga
pemilihan kata yang digunakan.

Dengan bentuk kalimat yang sesuai dengan kaidah atau aturan tersebut diharapkan pembaca akan
dengan mudah memahami maksud dari kalimatnya

Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak sesuai dengan kaidah – kaidah atau tata bahasa baik
dalam penulisan dalam dan dalam pengucapan.
Contoh: Diana anak tercantik di keluarganya (kalimat efektif)

Diana anak paling tercantik di keluarganya (kalimat tidak efektif)

[25/12 18:26] -: penyebab kesalahan penyusunan kalimat majemuk terjadi karena siswa kurang
mengerti tentang contoh-contoh kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat, kesalahan
penyusunan hubungan poly kalimat majemuk terjadi karena sulitnya responden membedakan konjungsi
dari sebuah kalimat majemuk, sedangkan kesalahan penentuan hubungan antara induk kalimat dan
anak kalimat dalam kalimat majemuk tersebut responden kurang mengerti kedudukan induk kalimat

kesalahan penulisan kalimat efektif yang terlihat dalam karangan argumentasi siswa disebabkan oleh 1)
ketidaksepadanan atau ketidaksatuan gagasan sebanyak 20 kesalahan, 2) ketatabahasaan yang kurang
benar sebanyak 16 kesalahan, 3) ketidakhematan kata sebanyak 13 kesalahan, 4) ketidakpaduan kalimat

[25/12 18:29] -: Kms

Contoh (7):

Bu Rini mengalami muntah darah dan pingsan secara tiba-tiba. (Kalimat Majemuk Setara Rapatan
Subjek)

Randy melanjutkan kuliah ke Belanda sedangkan saudara kembarnya ke London. (Kalimat Majemuk
Setara Rapatan Predikat)

Kmr

Contoh (1):

Ibu membeli tempe.

Ibu membeli ikan.

Kata “Ibu” pada kedua kalimat tersebut menduduki jabatan sebagai subjek. Kedua kalimat tersebut
dapat diubah menjadi kalimat majemuk rapatan subjek seperti berikut.

Ibu membeli tempe dan ikan.

Konjungsi yang digunakan dalam kalimat majemuk rapatan subjek ini adalah “dan”.
Contoh (2):

Ani sedang duduk di teras.

Ani sampai melamun.

Kata “Ani” pada kedua kalimat tersebut menduduki jabatan sebagai subjek. Kedua kalimat tersebut
dapat diubah menjadi kalimat majemuk rapatan subjek seperti berikut.

Ani sedang duduk di teras bahkan sampai melamun.

Konjungsi yang digunakan dalam kalimat majemuk rapatan subjek ini adalah “atau”.

Contoh (4):

Relawan tim Alpha membebaskan sandera dengan senjata.

Para duta besar membebaskan sandera dengan diplomasi politik.

Kata “membebaskan” pada kedua kalimat tersebut menduduki jabatan sebagai predikat. Kedua kalimat
tersebut dapat diubah menjadi kalimat majemuk rapatan predikat seperti berikut.

Relawan tim Alpha membebaskan sandera dengan senjata sedangkan para duta besar dengan diplomasi
politik.

Konjungsi yang digunakan dalam kalimat majemuk rapatan predikat ini adalah “sedangkan”.

Contoh (5):

Romi menolong korban bencana dengan ikhlas.

Anita membantu korban bencana sambil bermuka masam.


Objek pada kedua kalimat di atas adalah “korban bencana”. Kedua kalimat tersebut dapat diubah
menjadi kalimat majemuk rapatan objek seperti berikut.

Romi menolong korban bencana dengan ikhlas, tetapi Anita membantu sambil bermuka masam.

Konjungsi yang digunakan dalam kalimat majemuk rapatan predikat ini adalah “tetapi”.

Contoh (6):

Setelah ujian selesai Andi akan pergi tamasya ke pantai.

Setelah ujian selesai Rani akan mengunjungi nenek di desa.

Frasa “Setelah ujian selesai” pada kedua kalimat tersebut menduduki jabatan sebagai keterangan.
Kedua kalimat tersebut dapat diubah menjadi kalimat majemuk rapatan keterangan seperti berikut.

Setelah ujian selesai Andi akan tamasya ke pantai sedangkan Rani akan mengunjungi nenek di desa

Konjungsi yang digunakan dalam kalimat majemuk rapatan keterangan ini adalah “sedangkan”.

Kmb

Contoh (8):

Ibu membersihkan semua ruangan di rumah walaupun sedang sakit. (Kalimat Majemuk Bertingkat
Rapatan Subjek)

Hari Minggu kemarin, bapak-bapak membersihkan saluran air karena air sungai meluap. (Kalimat
Majemuk B

[25/12 18:31] -: Berdasarkan predikatnya, kalimat majemuk campuran terbagi menjadi 2 jenis, antara
lain :

Kalimat verbal : kalimat majemuk campuran yang predikatnya terdiri dari kata kerja.
Contoh : Ibu memasak.

Kalimat nominal : kalimat majemuk campuran yang predikatnya terdiri dari kata benda, keadaan, dan
kata ganti.

Contoh : Nia rajin dan disiplin.

Berdasarkan pengucapannya, kalimat majemuk campuran terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :

Kalimat langsung : kalimat yang menuliskan kutipan secara langsung perkataan dari seseorang dengan
menggunakan tanda petik.

Contoh : Ayah bertanya padaku, “Dimana kamu menyimpan koran minggu lalu?”

Kalimat tidak langsung : kalimat yang tidak mengutip ucapan dari seseorang secara langsung.

Contoh : Ayah bertanya padaku, dimana aku menyimpan koran minggu lalu

[25/12 19:06] -: Menentukan Topik

Langkah pertama yang harus dilakukan saat membuat teks eksposisi adalah menentukan tema. Dengan
menentukan tema, pada saat menulis kita akan lebih terarah dalam menyelesaikan tulisan kita. Adapun
sifat topik-topik yang dikembangkan dalam teks eksposisi, sebagai berikut:

Data faktual, yaitu kondisi yang benar-benar terjadi dan bisa bersifat historis tentang bagaimana suatu
alat bekerja, bagaiman suatu peristiwa terjadi, dan sebagainya.

Suatu analisi atau penafsiran objektif terhadap seperangkat fakta.

Fakta tentang seseorang yang berpegang teguh pada suatu pendirian.

Menentukan Tujuan

Setelah menentukan topik yang akan dipaparkan, kita harus memiliki tujuan yang nantinya akan
memberikan penjelasan dan pemahaman kepada pembaca.

Memilih Data yang Sesuai dengan Tema

Setelah menentukan tema dan tujuan penulisan, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah
mengumpulkan data atau bahan yang diperlukan dalam penulisan teks eksposisi. Bahan dapat diperoleh
dari buku, majalah, pencarian di internet, surat kabar, maupun wawancara langsung.
Membuat Kerangka Karangan

Sebelum mulai menyusun karangan eksposisi, hal yang perlu disusun terlebih dahulu adalah membuat
kerangkanya secara lengkap dan sistematis. Dengan adanya kerangka karangan memudahkan kamu
dalam mengembangkan pembahasan sesuai dengan batasan-batasan kerangka karangan yang sudah
dibuat.

Pembahasan berdasarkan Kerangka Karangan

Setelah kerangka karangan tersusun, mengembangkan secara lebih lengkap lagi agar ciri-ciri eksposisi
dapat tersalurkan, eksposisi yang bersifat informatif, objektif, dan logis. Dalam karangan ini, pengarang
lebih menjelaskan maksud dari topiknya itu dengan menyertakan bukti-bukti yang konkret sebagai
penunjang dari pembahasan itu.

Membuat Kesimpulan

Sesuai dengan tujuan menuliskan sebuah karangan eksposisi, kesimpulan harus sejalan, bahkan harus
memperkuat tesis tersebut.

[25/12 19:10] -: Melakukan olahraga secara rutin akan membuat tubuh kita menjadi lebih sehat dan
membuat tubuh kita menjadi kuat untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Sehingga dapat memperlancar
kegiatan metabolisme di dalam tubuh.

Dampak yang dirasakan oleh tubuh adalah kita mendapatkan asupan energi yang lebih banyak guna
membantu melakukan kegiatan kita sehari-hari. Oleh karenanya, olahraga merupakan hal yang sangat
penting untuk membuat tubuh kita menjadi lebih sehat.

Kalimat Pendukung:

Melakukan olahraga secara rutin akan membuat tubuh kita menjadi lebih sehat dan membuat tubuh
kita menjadi kuat untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Sehingga dapat memperlancar kegiatan
metabolisme di dalam tubuh.

Dampak yang dirasakan oleh tubuh adalah kita mendapatkan asupan energi yang lebih banyak guna
membantu melakukan kegiatan kita sehari-hari.

Contoh 2
Tindakan yang dilakukan secara konsisten dapat memberi kita sejumlah keuntungan. Dengan adanya
sifat konsisten yang kita bangun, maka kita akan terbiasa untuk melakukan suatu hal secara rutin dan
juga terstruktur.

Tidak hanya itu saja, konsistensi juga bisa membuat diri kita menjadi pribadi yang lebih kuat dan juga
tangguh, serta teguh dalam melakukan suatu hal.

Kalimat Pendukung:

Dengan adanya sifat konsisten yang kita bangun, maka kita akan terbiasa untuk melakukan suatu hal
secara rutin dan juga terstruktur.

Tidak hanya itu saja, konsistensi juga bisa membuat diri kita menjadi pribadi yang lebih kuat dan juga
tangguh, serta teguh dalam melakukan suatu hal.

Anda mungkin juga menyukai