Anda di halaman 1dari 31

Kalimat Efektif

Oleh Widya Prana Rini, S.Pd., M.A.


Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun untuk
mencapai daya informasi yang tepat dan baik.
atau
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili
gagasan pembicara atau penulis sehingga pembaca
atau pendengar dapat menerima maksud/arti serta
tujuannya seperti yang dimaksud penulis/pembicara.

2
Menurut Parera (Ekosusilo,1995:63) kalimat dikatakan
efektif apabila didukung oleh:

a. kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran


yang logis;
b. keparalelan, untuk tujuan efektivitas tertentu;
c. ketegasan dalam menonjolkan pikiran utama;
d. kehematan dalam pilihan kata;
e. kevariasian dalam penyusunan kalimat;
f. kelogisan.
a. Kesepadanan

Kesepadanan adalah kemaksimalan struktur


bahasa untuk mendukung gagasan atau ide
yang dikandung.

Atau
Kesepadanan adalah keseimbangan antara pikiran
(gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai.
Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh adanya
kesatuan gagasan yang kompak dan padu.
Kesepadanan dalam kalimat dapat diwujudkan dengan
adanya unsur-unsur kalimat yang harus ada seperti
subjek dan predikat dan dapat berfungsi dengan baik.
4
 KESATUAN GAGASAN
 SUBJEK
 PREDIKAT
 Boleh ada OBJEK dan KETERANGAN

 SUBJEK KALIMAT
Bagian kalimat yang menandai apa yang dinyatakan
penulis (bagian kalimat yang diterangkan).

 PREDIKAT
Bagian kalimat yang menandai apa yang dinyatakan
penulis tentang subjek (bagian kalimat yang
menerangkan)
OBJEK

Bagian kalimat yang melengkapi kata kerja sebagai


◦ Hasil perbuatan
◦ Yang menerima
◦ Yang diuntungkan

PELENGKAP
Bagian dari kalimat yang melengkapi kata kerja agar
predikatnya menjadi utuh
KETERANGAN
Bagian kalimat yang tidak merupakan
bagian inti kalimat
Berbagai Keterangan
 Keterangan akibat  Keterangan asal
 Keterangan kuantitas  Keterangan subjek
 Keterangan perwatakan  Keterangan tujuan
 Keterangan alasan  Keterangan kualitas
 Keterangan objek  Keterangan syarat
 Keterangan tempat  Keterangan perlawanan
 Keterangan alat  Keterangan waktu
 Keterangan sebab  Keterangan peserta
Contoh Kesepadanan

Dalam musyawarah itu menghasilkan lima


keputusan.
Dengan mempertanyakan apa atau siapa yang menghasilkan lima
keputusan? maka jawabnya adalah dalam musyawarah. Dengan
demikian, subjek kalimat tersebut adalah dalam musyawarah.
Subjek yang benar adalah musyawarah, sebab musyawarahlah
yang menghasilkan lima keputusan, bukan dalam musayawarah.
Dengan adanya preposisi dalam di depan kata musyawarah,
maka subjek kalimat tersebut (musyawarah) menjadi tidak jelas.
Agar menjadi efektif, kalimat di atas dapat diperbaiki dengan cara
menghilangkan preposisi dalam sehingga subjek kalimat menjadi
berfungsi dalam mendukung satu kesatuan gagasan. Kalimat
efektifnya menjadi:
Musyawarah itu menghasilkan lima keputusan.
Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh
para dosen.

Subjek pada kalimat tunggal di atas ganda (lebih dari


satu), yaitu penyusunan laporan dan saya. Agar menjadi
efektif, kalimat tunggal di atas perlu diubah menjadi
kalimat berikut ini.

Dalam penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para


dosen.

Kehadiran preposisi dalam pada kalimat di atas


menyebabkan subjek pertama tidak berfungsi sehingga
subjeknya hanya satu, yaitu saya.
Di rumah adat para tetua mendiskusikan
masalah kejahatan yang terjadi. (Salah)
Para tetua adat mendiskusikan masalah
kejahatan yang terjadi di rumah adat.
(Benar)

Hindari menggunakan kata depan (di,


ke, sebagai, dll) sebelum subjek.
Iswandi berangkat ke sekolah,
kemudian Iswandi berangkat ke
perpustakaan.

Kalimat di atas tidak efektif karena subjek dan


predikat ganda yang terdiri atas kata yang sama,
yaitu Iswandi (subjek) dan berangkat (predikat).

 Agarmenjadi efektif, kalimat di atas dapat


diperbaiki menjadi:

Iswandi berangkat ke sekolah, kemudian ke


perpustakaan.
Di sekolah kami mengadakan lomba baca
puisi.

“Apa atau siapa yang mengadakan lomba


baca puisi?”, maka diperbaiki menjadi

 Sekolah kami mengadakan lomba baca


puisi.
Di sekolah kami diadakan lomba baca
puisi.
Tidak terdapat subjek ganda

Pembangunan jalan itu kami dibantu oleh


warga desa. (Salah)
Dalam membangun jalan itu, kami
dibantu oleh warga desa. (Benar)
Predikatkalimat tidak didahului oleh
kata yang

Bahasa Indonesa yang berasal dari


bahasa Melayu.(Salah)
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa
Melayu.(Benar)
Tidak menggunakan kata penghubung
intrakalimat dalam kalimat tunggal

Kami datang agak terlambat. Sehingga


kami tidak dapat mengikuti acara
pertama. (Salah)
Kami datang agak terlambat. Oleh karena
itu, kami tidak dapat mengikuti acara
pertama. (Benar)
KEPADUAN
Berkaitan dengan
hubungan timbal balik
yang ada di antara
unsur-unsur pembentuk kalimat

PENALARAN
Adalah alur berpikir yang
berusaha agar kalimat dapat
dipertanggungjawabkan, dipahami, dan
tidak menimbulkan kesalahpahaman
b. Kepaduan
1) Setiap kalimat mayor harus memiliki subjek dan predikat.
contoh:
Mereka membahas rencana malam keakraban.

Kalimat di atas memiliki S, P, O, yaitu fungsi S diisi oleh kata


mereka, fungsi P diisi oleh kata membicarakan, dan fungsi O
diisi oleh frasa rencana malam keakraban.
2) Ide pokok harus terdapat dalam induk kalimat
contoh:
Ia meninggalkan kelas ketika kuliah sedang berlangsung.

Ide pokok dari kalimat di atas adalah ia meninggalkan kelas.


Apabila ide pokok yang dimaksud adalah kuliah sedang
berlangsung maka kalimat di atas menjadi berikut ini.
Kuliah sedang berlangsung, ketika ia meninggalkan kelas. 17
c. Keparalelan

Keparalelan adalah penggunaan bentuk-bentuk


bahasa atau konstruksi bahasa yang sama dalam
susunan serial, dapat juga dikatakan sebagai
kesejajaran pengungkapan ide-ide dalam suatu
kalimat.

18
Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.

Kedua kata yang bergaris bawah pada kalimat di atas


adalah predikat. Namun, kedua kata yang sejenis
tersebut tidak paralel.
Kata dibekukan adalah verba yang berafiks di--kan,
sedang kenaikan adalah nomina yang berafiks ke--an.
Kedua kata itu seharusnya paralel.
Agar menjadi kalimat efektif, kalimat di atas dapat
diperbaiki menjadi kalimat berikut.
Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.
Contoh lain:
Penghapusan pangkalan asing dan penarikan
kembali pasukan AS dari Filipina akan
mempercepat perwujudan cita-cita segenap
bangsa Filipina.
atau
Dihapuskannya pangkalan asing dan ditariknya
kembali pasukan AS dari Filipina akan
mempercepat terwujudnya cita-cita segenap
bangsa Filipina.

20
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu
adalah kegiatan pengecatan tembok,
memasang penerangan, pengujian sistem
pembagian air, dan pengaturan tata
ruang.

Menjadi

Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah


kegiatan pengecatan tembok,
pemasangan penerangan, pengujian sistem
pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
d. Ketegasan dan Keutamaan

Untuk mencapai ketegasan dan keutamaan dalam suatu tulisan,


seorang penulis harus memperhatikan posisi bagian yang
diutamakan. Hal itu dapat ditempuh dengan:

1) Meletakkan bagian yang penting pada awal kalimat,


contoh:
Masalah kenaikan harga itu dapat dibicarakan pada
kesempatan yang lain.
atau
Pada kesempatan yang lain masalah kenaikan harga itu
dapat dibicarakan.

22
2) Mengulang gagasan yang penting,
contoh:
Untuk menambah iklim yang sejuk di negara kita maka perlu
kesadaran moral, kesadaran politik, kesadaran agama,
kesadaran bermasyarakat, dan kesadaran berbudaya.

3) Mempertentangkan gagasan yang satu dengan yang lain,


contoh:
Perusahaan menghendaki perbaikan secara menyeluruh bukan
setengah-setengah.

4) Menekankan gagasan yang penting dengan partikel–lah


contoh:
Kitalah yang bertanggung jawab atas kejadian itu.

23
d. Kehematan dapat ditempuh dengan cara

1) Menghindari pengulangan subjek kalimat

contoh:

Mereka naik pentas begitu mereka tiba. (ada pengulangan S)

Mereka naik pentas begitu tiba. (tanpa pengulangan)

24
2) Menghindari kata hari, tanggal, bulan, dan tahun dalam
hubungannya dengan nama hari, tanggal, bulan, dan
tahun.

contoh:
Pemberontakan itu meletus pada tanggal 30 bulan September
tahun 1965.

Kalimat di atas diperbaiki sebagai berikut.


Pemberontakan itu meletus pada 30 September 1965.

25
3) Menghindari pemakaian hipernim

Hiponim adalah suatu kata atau frasa khusus, atau memiliki


arti khusus yang terkandung dalam kelompok, jenis, atau
satuan tertentu. Hipernim adalah kata umum. Mencakup
makna yang terkandung dalam hiponim. 

contoh:
Pakaiannya berwarna merah menyala.
Pakaiannya merah menyala.(hemat)

Di rumah Andi terdapat berbagai macam kendaraan seperti


sepeda motor, mobil, becak, dan truk. (KURANG HEMAT)

26
4) Menghindari pemakaian kata penghubung
yang berlebihan

contoh:

 Walaupun sakit, tetapi ia berangkat juga.


Walaupun sakit, ia berangkat juga.
5) Menghindari pemakaian kata yang berlebihan
(kata-kata yang memiliki makna sama)

contoh:

Kita harus belajar dari Jepang agar supaya dapat maju dan
berkembang.

Kalimat di atas diperbaiki menjadi berikut ini.

Kita harus belajar dari Jepang agar dapat maju dan


berkembang.
atau
Kita harus belajar dari Jepang supaya dapat maju dan
berkembang.

28
e. Variasi
Untuk membuat kalimat yang tidak monoton dan
menjemukan, diperlukan adanya variasi.

Kevariasian dapat ditempuh dengan berbagai cara


berikut.
1) Variasi penggunaan kata
contoh:
Pembicaraan itu membicarakan kenakalan mahasiswa.
(monoton)
Pembicaraan itu membahas kenakalan mahasiswa. (variatif)

29
2) Variasi dalam pembukaan kalimat

a) Frasa keterangan tempat atau keterangan waktu diletakkan


di awal kalimat.
contoh:
Dari desa yang terpencil ia merantau ke Bandung.

b) Penggunaan frasa verbal :


contoh:
Merombak kendaraan tua adalah kegemarannya.

c) Penempatan klausa anak kalimat :


contoh:
Ketika ujian berlangsung, mahasiswa itu jatuh sakit.

30
f. Kelogisan
1) Kambing sangat senang bermain hujan.
2) Ibu memakan rumput.
3) Karena lama tinggal di asrama putra,
anaknya semua laki-laki.
4) Tumpukan uang itu terdiri atas pecahan
ribuan, ratusan, sepuluh ribuan, lima puluh
ribuan, dua puluh ribuan.
5) Kepada Bapak Rektor, waktu dan tempat
kami persilakan.
6) Dengan mengucapkan syukur kepada
Tuhan, selesailah makalah ini tepat pada
waktunya.

Anda mungkin juga menyukai